Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
54 54
BAB IV
AKUNTANSI DI
PEJABAT PENGELOLA
KEUANGAN DAERAH
(PPKD)
A. PENDAHULUAN
Sesuai definisi dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) adalah perangkat daerah
pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, yang juga
melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.
Khusus yang menyangkut peran akuntansi di SKPKD, ada dua fungsi yang dijalankan
oleh SKPKD, yaitu:
55 55
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
a. SKPKD sebagai Satuan Kerja yang dalam hal ini bertindak sebagai entitas akuntansi
yang mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di Satker tersebut oleh sekretariat.
b. SKPKD sebagai PPKD, yang dalam hal ini bertindak sebagai entitas pelaporan
yang mewakili transaksi Pemda secara keseluruhan. Jenis transaksinya meliputi:
pendapatan dana perimbangan, belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja
bagi hasil, bantuan keuangan, dan belanja tidak terduga, termasuk transaksi-transaksi
pembiayaan, pencatatan investasi, dan utang jangka panjang.
B. AKUNTANSI PENDAPATAN
B.1. Definisi
Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, pendapatan didefinisikan sebagai berikut:
“Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang
menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali.”
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006, mendefinisikan pendapatan
sebagai hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
Dari kedua definisi tersebut jelas terlihat bahwa pendapatan merupakan hak
pemerintah yang menambah nilai ekuitas dana pemerintah.
Kelompok pendapatan yang menjadi kewenangan PPKD adalah sebagai berikut:
- Dana Perimbangan (pendapatan transfer)
- Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
56
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
b. Koreksi atas pengembalian pendapatan (yang tidak berulang), yang terjadi atas
pendapatan tahun berjalan, dicatat sebagai pengurang pendapatan. Sedangkan
koreksi atas pengembalian pendapatan periode sebelumnya, dicatat sebagai belanja
tidak terduga.
c. Pengembalian yang sifatnya normal dan berulang atas penerimaan pendapatan
periode berjalan atau sebelumnya, dicatat sebagai pengurang pendapatan.
d. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto.
C. AKUNTANSI BELANJA
C.1. Definisi
Definisi belanja menurut PP No. 24 tahun 2005 adalah sebagai berikut:
“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.”
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 sebagai berikut:
57
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
“Belanja adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih.”
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan menu-
runkan ekuitas dana pemerintah daerah.
Kedua peraturan yang mengatur penatusahaan belanja tersebut, mengklasifikasikan
belanja dengan klasifikasi yang berbeda sebagai berikut:
No. PP No. 24 Tahun 2005 Permendagri No. 13 Tahun 2006
1 Belanja Operasi Belanja Tidak Langsung
- Belanja pegawai - Belanja pegawai
- Belanja barang - Belanja bunga
- Bunga - Belanja subsidi
- Subsidi - Belanja hibah
- Hibah - Belanja bantuan sosial
- Belanja bagi hasil kepada Provinsi/
- Bantuan sosial
Kabupaten/Kota/dan Pemerintah Desa
- Belanja bantuan keuangan kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota/dan Pemerintah desa
- Belanja tidak terduga
Belanja modal Belanja Langsung
- Belanja tanah - Belanja pegawai
- Belanja peralatan dan mesin - Belanja barang dan jasa
- Belanja gedung dan bangunan - Belanja modal
- Belanja jalan, irigasi, dan jaringan
- Belanja aset tetap lainnya
- Belanja aset lainnya
3 Belanja tidak terduga -
Transfer/bagi hasil pendapatan
4 -
ke kabupaten/kota
- bagi hasil pajak ke kab./kota
- bagi hasil retribusi ke kab./kota
- bagi hasil pendapatan lainnya ke
kab./kota
58
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
59
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, Fungsi Akuntansi PPKD mencatat potongan
pajak/Taperum/IWP untuk seluruh Satker yang pemotongannya dilakukan oleh PPKD.
Standar jurnalnya adalah sebagai berikut:
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga
dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan
pajak), namun Fungsi Akuntansi PPKD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah
bruto. Fungsi Akuntansi PPKD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang,
dengan jurnal sebagai berikut:
60
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran
belanja dicatat sebagai pengurang belanja. Fungsi Akuntansi PPKD mencatat transaksi
pengembalian belanja tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Pengembalian kelebihan Dr. Kas di Kasda ............................................. xx
11
belanja Cr. Belanja ....................................................... xx
Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode berikutnya,
maka PPKD mencatat jurnal sebagai berikut:
Pengembalian kelebihan Dr. Kas di Kasda .......................................... xx
12 Belanja, diterima pada
periode berikutnya Cr. Pendapatan lain-lain ................................ xx
D. AKUNTANSI PEMBIAYAAN
D.1. Definisi
Pembiayaan didefinisikan di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun
2006 sebagai berikut:
“Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.”
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah,
mendefinisikan pembiayaan sebagai berikut:
“Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan
maupun pengeluaran, yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan
diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahun-tahun
anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.”
Dari kedua definisi tersebut, jelas terlihat bahwa pembiayaan merupakan transaksi
keuangan pemerintah yang mempunyai dampak terhadap penerimaan dan/atau
pengeluaran pemerintah pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya. Sedangkan tujuan dari transaksi ini adalah untuk menutup defisit
anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran.
Transaksi pembiayaan terbagi atas penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Selisih dari kedua transaksi tersebut merupakan pembiayaan neto.
Transaksi penerimaan pembiayaan berasal dari:
- penggunaan SiLPA tahun anggaran sebelumnya
- pencairan dana cadangan
- hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
61
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
62
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Lampiran
No. Jenis transaksi Dokumen sumber
dokumen sumber
Penggunaan SiLPA tahun Perda pertanggungjawaban - Nota kredit bank
1
anggaran sebelumnya pelaksanaan APBD
Pencairan dana - Nota kredit bank Kopi Surat perintah
2
cadangan - Perda dana cadangan pemindahbukuan
Hasil penjualan kekayaan - Berita acara
3 Bukti Penerimaan pembayaran
daerah yang dipisahkan
- Surat tanda bukti penerimaan/
Penerimaan pinjaman - Nota kredit bank
4 Bukti transfer
daerah
- Bukti penjualan obligasi
Penerimaan kembali - Surat tanda bukti penerimaan/
5 - Nota kredit bank
pemberian pinjaman Bukti transfer
63
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
64
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Lampiran dokumen
No. Jenis transaksi Dokumen sumber
sumber
- Surat Perintah Pencairan - SPD
Pengisian dana
1 Dana (SP2D) - SPM
cadangan
- Perda tentang dana Cadangan
Penyertaan modal Surat Perintah Pencairan Dana - SPD
2
pemerintah daerah (SP2D) - SPM
Pembayaran pokok Surat Perintah Pencairan Dana - SPD
3
pinjaman (SP2D) - SPM
- SPD
Pemberian pinjaman Surat Perintah Pencairan Dana
4 - SPM
daerah (SP2D)
- Perjanjian pinjaman
65
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
E. AKUNTANSI ASET
E.1. Definisi
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
mendefinisikan Aset sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh
Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi dan/
atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan
yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber
daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset terbagi ke dalam dua kelompok, yakni:
1. Aset Lancar (Current Asset); dan
2. Aset Tidak Lancar (Non-Current Asset)
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasi atau dimiliki
untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
66
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
67
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
Dari keseluruhan akun yang termasuk ke dalam ekuitas dana tersebut, dua di
antaranya merupakan contra account, yaitu:
- dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
- dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang
Dikarenakan kedua akun tersebut merupakan contra account dari ekuitas dana, maka
saldo normalnya berlawanan dengan saldo normal ekuitas dana. Saldo normal ekuitas
dana adalah kredit (Cr), sedangkan kedua akun tersebut bersaldo normal debit (Dr).
Akun-akun ekuitas dana seperti di atas, hanya ada di dalam neraca PPKD sebagai
Pemda pada equity section-nya, sedangkan untuk neraca Satker atau SKPD tidak
terdapat akun-akun ekuitas dana seperti tersebut di atas. Hal ini disebabkan SKPD
merupakan bagian dari Pemda, dan SKPD tidak memiliki kekayaan bersih sendiri.
Hubungan antara Pemda dengan SKPD adalah hubungan Pusat – Cabang, dengan
seluruh aset dan utang SKPD adalah aset dan utang Pemda. Di neraca tingkat SKPD,
equity section-nya menggunakan akun Rekening Koran-PPKD. Akun ini merupakan
reciprocal account dengan akun Rekening Koran-SKPD yang dicatat di tingkat Pemda
pada kelompok aset.
68
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
69
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
d. Standar jurnal untuk dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang
jangka pendek
70
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
h. Standar jurnal untuk dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang
jangka panjang
Dari transaksi penerimaan Dr. Ekuitas dana – Dana yang harus
pembiayaan: disediakan untuk pembayaran utang
Penerimaan pinjaman daerah jangka jangka panjang ………….........….. xx
panjang Cr. Utang jangka panjang …...……. xx
Dr. Bagian lancar utang …............ xx
Dari transaksi pengeluaran
Cr. Ekuitas dana lancar – Dana yang
pembiayaan:
harus disediakan untuk Pembayaran
Pembayaran pokok pinjaman
utang jangka pendek ...................... xx
Catatan: jurnal pembayaran pokok pinjaman, menggunakan akun dana yang harus
disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek, karena utang yang dibayar adalah
bagian yang jatuh temponya saja, yaitu yang sudah menjadi utang jangka pendek.
71
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
72
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
PPKD sebagai PPKD/BUD/Pemda, yaitu dokumen transfer antara kedua kantor tersebut,
sebagai berikut:
73
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
H.1. Koreksi Kesalahan dan Penyesuaian, Pengakuan Aset Tetap, Utang Jangka
Panjang, dan Ekuitas; Depresiasi; Transaksi yang bersifat Accrual dan
Prepayment; serta Hibah selain Kas
Koreksi kesalahan pencatatan dan penyesuaian merupakan koreksi terhadap
kesalahan dalam membuat jurnal dan telah diposting ke buku besar.
Pengakuan Aset Tetap merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang
dilakukan oleh PPKD. Pengakuan aset tetap dan ekuitas sangat terkait dengan belanja
modal yang dilakukan oleh PPKD (lihat pada Akuntansi Belanja).
Pengakuan utang jangka panjang timbul dari transaksi pembiayaan penerimaan
yang dilakukan oleh PPKD (lihat pada Akuntansi Pembiayaan).
Depresiasi dilakukan untuk menyusutkan nilai aset yang dimiliki oleh PPKD (apabila
diperlukan).
Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment muncul karena adanya transaksi
yang sudah dilakukan PPKD namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau
terjadi pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan datang (prepayment). Pada
umumnya transaksi seperti ini jarang terjadi di Pemerintah Daerah.
74
BAB IV Akuntansi di Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)
Pengakuan depresiasi atas aset Dr. EDI – Diinvestasi dalam Aset Tetap .. xx
2
tetap Cr. Akumulasi depresiasi ……....……...… xx
PENUTUP
Transaksi akuntansi di PPKD secara umum terbagi atas Akuntansi Pendapatan,
Akuntansi Belanja, Akuntansi Pembiayaan, Akuntansi Aset, Akuntansi Ekuitas Dana,
akuntansi rekening PPKD dan SKPD, serta Akuntansi Transaksi Selain Kas. Terdapat
standar jurnal untuk setiap transaksi yang terjadi di PPKD. Di sini yang terpenting adalah
pengidentifikasian dari tiap transaksi tersebut (yang didukung oleh dokumen relevan)
untuk kemudian dapat dibuat jurnal yang benar. Jika dasar pemahaman atas pembuatan
jurnal ini sudah baik, maka untuk proses selanjutnya yakni pelaporan keuangan tidak
akan ditemui masalah yang berarti.
75
Modul Akuntansi Pemerintah Daerah
76