Você está na página 1de 4

MAKALAH KAJIAN SEKSUALITAS

Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
Tingkat 1 reguler B
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fith Ayzura K. Sandy


Rizka Evadiana
Wiwik Hidayatun N.
Rifky Aditya Hanani P
Aldila Rizma Amalia
Siska Mei Wahyu U

(P27820114046)
(P27820114047)
(P27820114048)
(P27820114049)
(P27820114050)
(P27820114051)

PRODI KEPERAWATAN SOETOMO JURUSAN


KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN SURABAYA
Askep Keperawatan Seksualitas

A. Pengkajian Keperawatan
1. Riwayat seksual
Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic

dysfuntion, dll)
Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi

seksual (peny.jantung, DM, dll)


2. Pengkajian seksual mencakup :
Riwayat Kesehatan Seksual
Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien
mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan
3.

seksual secara langsung pertanyaan isyarat


Pengkajian fisik
Inspeksi dan palpasi
Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik misalnya
riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari

4.

genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urinaria, dll.


Identifikasi klien yang berisiko
Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
Adanya gangguan struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah
melahirkan, abnormalitas anatomi genital

5. Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual


6. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
7. Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan masalah seksual, kurangnya
pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
8. Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen, kehilangan pasangan
9. Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi

B.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seksual, antara lain :
1. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )
- Ketakutan tentang kehamilan
- Efek antihipertensi
- Depresi terhadap kematian atau perpisahan dengan pasangan

2. Disfungsi seksual b.d


- Cedera medulla spinalis
- Penyakit kronis
- Nyeri
- Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
3. Gangguan citra tubuh b.d
- Efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan
- Disfungsi seksual
- Perubahan pasca persalinan
4. Gangguan harga diri b.d
- cedera medulla spinalis
- penyakit kronis
- nyeri
- ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti
Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain
misalnya :
Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual
normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual
Nyeri b.d tidak adekuatnya lubrikasi vagina atau efek pembedahan genital
Cemas b.d kehilangan fungsi seksual
C.

Perencanaan Keperawatan.
1. Tujuan yang akan dicapai terhadap masalah seksual yang dialami klien, mencakup :
Mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual
Meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual
Mencegah terjadinya/menyebarnya PMS
Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan
Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
Memperbaiki konsep seksual diri

D.

Implementasi
Promosi kesehatan seksual -- penyuluhan / pendidikan kesehatan.
Perawat : keterampilan komunikasi yang baik, lingkungan&waktu yang mendukung
privasi dan kenyamanan klien.
Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik&faktor yang berhubungan --pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pada

klien usia subur, serta pendidikan tentang PMS pada klien yang memiliki pasangan
seks lebih dari satu.
Rujukan mungkin diperlukan
E.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat
seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai
--- Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan
kekuatiran, dan menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata, atau
postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran.
Klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan
jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif --- penting

DAFTAR PUSTAKA
-

Alimul, Aziz. 2009. Kebutuhan Dasar Manusia,. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
Patricia A.Potter, Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses, dan Praktik/; Edisi 4 Volume 1. Jakarta : EGC


http://macrofag.blogspot.com/2013/02/askep-kebutuhan-seksual_19.html

Você também pode gostar