Você está na página 1de 26

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Penentuan Titik Kabut, Titik Beku dan Titik Tuang


Pada proses transportasi dari formasi menuju ke permukaan, minyak
mentah (crude oil) mengalami penurunan temperature , apabila hal ini tidak
diperhatikan akan menyebabkan pembekuan minyak mentah di dasar pipa
sehingga tidak bisa mengalir dengan sempurna. Dalam hal ini kita harus bisa
mengetahui kapan minyak mentah bisa mengalami pembekuan , agar dapat
mengantisipasi dan berfikir bagaimana cara yang terbaik agar minyak
mentah mengalir dari formasi dengan lancer . Untuk itu, kita sangat perlu
mengetahui berapa jumlah titik kabut , titik tuang dan titik beku dari suatu
minyak mentah yang terproduksi.
Definisi titik kabut, titik tuang, dan titik beku adalah Titik kabut
adalah temperatur dimana lilin parafin atau padatan lain mulai mengkristal
atau memisahkan diri dari larutan bila minyak didinginkan pada kondisi
tertentu, Titik beku adalah temperatur terendah dimana minyak sudah tidak
dapat bergerak lagi atau mengalir lagi, Titik tuang adalah temperatur terendah
dimana minyak masih dapat dituang atau mengalir bila minyak tersebut
didinginkan dengan tanpa diganggu pada kondisi yang ditentukan, Titik
kabut dan titik tuang berfungsi untuk mendeterminasi jumlah relatif
kandungan lilin pada crude oil, namun tes ini tidak menyatakan jumlah
kandungan lilin secara absolut, begitu juga kandungan materi solid lainnya di
dalam minyak.
8Analisa Fluida Reservoir

Minyak bumi merupakan campuran yang sangat kompleks dari


hidrokarbon-hidrokarbon penyusunnya. Oleh karena itu, analisis kadar
senyawa-senyawa penyusunnya yang bukan saja amat sulit dilakukan, juga
kurang berguna dalam praktek. Analisis elemental yang menentukan kadarkadar unsur karbon, hidrogen, belerang, nitrogen, oksigen dan logam-logam
juga tidak memberi gambaran mengenai karakter dan sifat minyak bumi yang
dihadapi. Padahal, dalam merancang proses pengolahan minyak bumi
mentah, informasi-informasi tersebut sangat dibutuhkan. Mengingat hal itu,
orang

mulai

mengembangkan

metode-metode

semi

empirik

untuk

mengkarakterisasi minyak bumi berdasarkan hasil-hasil pengukuran sifatsifat fisik dan kimia yang mudah ditentukan.
Minyak mentah adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang
terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Minyak mentah (crude oil) akan
mengalami perubahan bentuk ketika diproduksikan dari dalam sumur ke
permukaan karena perbedaan temperatur. Hal tersebut akan menimbulkan
masalah pada waktu proses transportasi jika minyak mentah (crude oil)
membeku di dalam flow line. Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan
heater agar temperatur tetap terjaga.
Teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul
minyak bumi adalah organic source materials. Kita memang lebih sering
mendengar bahwa minyak bumi tercipta dari organic compounds dari pada
anorganic compounds. Teori organik sendiri menyatakan bahwa minyak
bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang

Analisa Fluida Reservoir

berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan
sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran
senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan
tersebut, maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di
tempat yang berbeda.
Minyak mentah mengalami penurunan temperatur, apabila hal ini
tidak diperhatikan akan menyebabkan pembekuan minyak mentah didasar
pipa sehingga tidak bisa mengalir dengan sempurna. Dalam hal ini kita harus
bisa mengetahui kapan minyak mentah bisa mengalami pembekuan, agar
dapat mengantisipasi dan berfikir bagaimana cara yang terbaik agar minyak
mentah mengalir dari formasi dengan lancar. Untuk itu, kita sangat perlu
mengetahui berapa jumlah titik kabut, titik beku dan titik tuang dari suatu
minyak mentah yang terproduksi.
Seperti telah diketahui bahwa bumi ditemukan pada berbagai kedalaman
dengan berbagai tekanan dan temperatur.
Semakin dalam reservoir tersebut maka semakin besar tekanan dan
temperaturnya. Perbedaan keadaan tekanan dan temperatur dipermukaan dan
di reservoir serta terjadinya penurunan tekanan reservoir apabila minyak
diproduksikan akan mempengaruhi keadaan fasa dari minyak bumi, apakah
minyak bumi tersebut berupa gas, cair dan padat.
Perubahan keadaan suatu zat biasanya digambarkan dengan diagram
fasa. Diagram fasa adalah grafik tekanan yang diplot dengan temperatur yang
memperlihatkan dalam keadaan bagaimana berbagai fasa itu terjadi. Pada

Analisa Fluida Reservoir

proses transportasi dari formasi menuju ke permukaan, minyak mentah


mengalami penurunan temperatur, apabila hal ini tidak diperhatikan akan
menyebabkan pembekuan minyak mentah didasar pipa sehingga tidak bisa
mengalir dengan sempurna. Dalam hal ini harus bisa mengetahui kapan
minyak mentah bisa mengalami pembekuan, agar dapat mengantisipasi dan
berfikir bagaimana cara yang terbaik agar minyak mentah mengalir dari
formasi dengan lancar. Untuk itu, sangat perlu mengetahui berapa jumlah
titik kabut, titik tuang dan titik beku dari suatu minyak mentah yang
terproduksi.
Titik kabut atau titik awan adalah temperatur saat minyak mulai
berkeruh bagaikan berkabut, tidak lagi jernih pada saat didinginkan. Jika
temperatur diturunkan lebih lanjut akan didapat titik beku.
Titik beku suatu cairan adalah temperatur ketika tekanan uap cairan
itu sama dengan tekanan uap dalam keadaan padat. Pada pembekuan suatu
larutan, yang mengalami pembekuan adalah hanya pelarutnya saja,
sedangkan

zat

terlarut

tidak

ikut

membeku. Adanya

zat

terlarut

mengakibatkan suatu pelarut semakin sulit membeku, akibatnya titik beku


larutan akan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut murninya.
Selisih antara titik beku larutan dengan titik beku pelarut murninya disebut
penurunan titik beku larutan.
Titik tuang adalah suhu terendah dimana minyak bumi masih bisa di
tuangkan atau suhu terendah dimana minyak bumi masih bisa mengalir oleh
beratnya sendiri. Dengan mengetahui titik tuang dari minyak bumi tersebut
kita dapat menghitung pada suhu berapa minyak bumi tersebut masih bisa di

Analisa Fluida Reservoir

pompa atau tidak bisa di pompa, bisa di hitung berapa jumlah uap air (steam)
yang di butuhkan sebagai pemanas untuk menjaga agar minyak tetap dapat di
pompa.
Seperti halnya dengan titik kabut, titik tuang dapat juga digunakan
sebagai petunjuk mengenai besarnya kandungan relatif dalam minyak bumi
dan produknya, disamping itu titik tuang juga menunjukkan suhu terendah
dimana minyak bumi dan produknya masih dapat dipompa.
Titik kabut dan titik tuang berfungsi untuk mendeterminasi jumlah relatif
kandungan lilin pada minyak mentah namun tes ini tidak menyatakan jumlah
kandungan lilin secara absolut, begitu juga kandungan materi solid lainnya
didalam minyak.
Titik kabut dan titik tuang dimaksudkan untuk memperkirakan jumlah
lilin yang terdapat didalam minyak. Semua minyak akan membeku jika
didinginkan pada suhu yang cukup rendah, maka pemeriksaaan ini tidak
menunjukkan adanya sejumlah lilin atau padatan lain dalam minyak. Ini
berarti pada pemeriksaan tersebut terlihat bahwa lilin akan meleleh diatas
titik tuangnya sehingga dapat dipisahkan dari minyaknya.
Dari penentuan titik kabut, biasanya didapatkan hasil untuk minyak
ringan bersuhu lebih redah dibandingkan minyak berat. Dari data titik kabut
pun, kita sudah mengetahui untuk titik beku dan titik tuang dari minyak
ringan pasti lebih rendah dari minyak berat. Dari bentuk fisiknya pun kita
dapat mengetahui perbedaan dari minyak berat dan minyak ringan. Minyak
berat cenderung lebih kental dan lebih pekat.

Analisa Fluida Reservoir

Dengan diketahui titik kabut, titik beku dan titik tuang dari minyak
mentah (crude oil) yang diproduksi, akan dapat ditentukan apakah flow line
memerlukan heater atau tidak dan setiap berapa feet sekali perlu dipasang
heater jika dibutuhkan. Titik kabut dan titik tuang dimaksudkan untuk
memperkirakan jumlah lilin yang terdapat dalam minyak. Semua minyak
akan membeku jika didinginkan pada suhu yang cukup rendah.
Dari penentuan titik beku, titik kabut dan titik tuang dapat melihat
skala yang diinginkan dengan ketentuan formulanya:
Skala yang diinginkan
kelvin
Celsius
Fahrenheit
Reaumur

Formula
K = Ra / 1,8
C = Ra / 1,8 + 273,15
F = Ra - 459,67
R = (Ra / 1,8 + 273,15) 0,8

Dari tabel diatas skala yang diinginkan adalah kelvin, Celcius


Fahrenheit, dan Reamur dengan formulanya.

2.2 Penentuan Specific Grafity (SG)

Analisa Fluida Reservoir

American Petroleum Institute Gravity adalah ukuran dari seberapa


berat atau lampu minyak cair dibandingkan dengan air. Jika gravitasi oAPI
lebih besar dari 10, itu lebih ringan dan mengapung di atas air, jika kurang
dari 10 lebih berat dan tenggelam. Gravitasi oAPI sehingga ukuran kebalikan
dari kepadatan relatif dari cairan minyak bumi dan kepadatan air, tetapi
digunakan untuk membandingkan kepadatan relatif dari cairan minyak bumi.
Misalnya, jika salah satu cairan minyak mengapung di atas yang lain dan
karena itu kurang padat, ia memiliki gravitasi lebih besar oAPI.
Dalam dunia perminyakan biasanya berat jenis dinyatakan dalam
specific gravity (SG), hal tersebut merupakan salah satu dari beberapa sifat
crude oil. Specific gravity crude oil didefinisikan sebagai perbandingan
antara densitas minyak dengan densitas air yang di ukur pada tekanan dan
temperatur yang sama, biasanya diukur pada kondisi standar.
Besarnya SG suatu crude oil sangat dipengaruhi oleh temperatur
lingkungannya, semakin besar temperatur maka semakin kecil nilai specific
gravity-nya. Hal tersebut terjadi karena komposisi crude oil akan berubah
seiring dengan berubahnya temperatur. Karena itu, besarnya SG yang
menjadi pembicaraan tentang sifat fisik crude oil adalah SG yang diukur
pada temperatur dan tekanan standar (60oF, 14.7 psi).
Berat jenis adalah salah satu sifat fisika Hydrocarbon yang dalam
Teknik Perminyakan umumnya dinyatakan dalam Specific Gravity (SG) atau
dengan oAPI. Specific Gravity (SG) didefinisikan sebagai perbandingan
antara densitas minyak dengan densitas air yang diukur pada tekanan dan

Analisa Fluida Reservoir

temperature standar (60F dan 14,5 psia). Persamaan untuk mendapatkan


gravitasi oAPI minyak cairan, dari Specific Gravity (SG), adalah:
API gravity =

141,5
- 131,5
SG

..................................(Persamaan 2.1)
Sebaliknya, berat jenis minyak bumi cairan dapat diturunkan dari nilai
gravitasi oAPI :

SG =

141,5
API gravity +13 1 ,5

...................................(Persamaan 2.2)
Dalam industri minyak, jumlah minyak mentah yang sering diukur
dalam metrik ton. Satu dapat menghitung perkiraan jumlah barel per metrik
ton untuk minyak mentah diberikan berdasarkan gravitasi API :
Barrels of crude oil per metric ton=

1[

141,5
x 0,135]
APIg ravity + 131,5

.........................(Persamaan 2.3)

Analisa Fluida Reservoir

Penentuan berat jenis minyak ( crude oil ) dilakukan dengan alat


hydrometer, dimana penunjuk specific gravity dapat dibaca langsung pada
alat. Untuk temperatur yang lebih dari 60 F, perlu dilakukan koreksi dengan
menggunakan chart yang ada. Kualitas dari minyak (minyak berat maupun
minyak ringan) ditentukan salah satunya oleh specific gravity. Temperatur
minyak mentah juga dapat mempengaruhi viskositas atau kekentalan minyak
tersebut. Hal ini yang dijadikan dasar perlunya diadakan koreksi terhadap
temperatur standart 60 F.
Sedangkan untuk menentukan Spesific Gravity gas, alat yang
digunakan adalah effusiometer, dengan memasukkan gas kedalam alat
tersebut dan menghitung waktunya saat menekan air keluar dalam alat
tersebut setelah sampai batas yang ditentukan, gas dihentikan sedangkan
perhitungan waktunya juga dilakukan untuk kembalinya air didalam alat
tersebut.
Kemudian melihat temperatur yang tertera di termometer. Untuk
waktu yang tercatat T1 dan T2 dimasukkan rumus T1 / T2 = T ( true ) dan
temperatur API. Kemudian mengkoreksi hingga menemukan SG-nya.
Penentuan SG gas sangat diperlukan mengingat gas yang terkandung dalam
minyak berbeda-beda.
Gas yang terkandung dalam minyak tersebut dapat mempengaruhi
harga minyak tersebut.
Harga

API untuk berat jenis minyak mentah (crude oil) antara lain :

- Minyak berat

= 10 20

Analisa Fluida Reservoir

API

10

- Minyak sedang

= 20 30

- Minyak ringan

= > 30

API
API

Specific Gravity dari minyak bumi adalah perbandingan antara berat


yang diberikan oleh minyak bumi tersebut pada volume tertentu dengan berat
air suling pada volume tertentu, dengan berat air suling pada volume yang
sama dan diukur pada temperatur 60

F. Sedangkan 0API (Amercan

Petroleoum Institute) gravity minyak bumi menunjukkan kualitas minyak


bumi tersebut berdasarkan standar dari Amerika. Makin kecil berat jenis
(SG) atau makin besar 0API-nya akan sedikit mengandung lilin atau residu
aspal, atau paraffin. Namun dewasa ini minyak berat dapat dibuat fraksi
bensin lebih banyak dengan menggunakan metode Cracking dalam
penyulingan, namun proses ini memerlukan banyak biaya.
Dari hubungan tersebut dapat diketahui bahwa minyak mentah dengan
o

API yang tinggi akan memberikan harga SG yang rendah dan sebaliknya

harga SG yang tinggi (minyak berat) akan memberikan oAPI yang rendah.
Sedangkan untuk menentukan specific gravity gas, alat yang digunakan
adalah effusiometer, dengan memasukkan gas kedalam alat tersebut dan
menghitung waktunya saat menekan air keluar dalam alat tersebut setelah
sampai batas yang ditentukan, gas dihentikan sedangkan perhitungan
waktunya juga dilakukan untuk kembalinya air didalam alat tersebut.
Kemudian melihat temperatur yang tertera di thermometer. Untuk waktu
yang tercatat T1 dan T2 dimasukkan rumus T1/T2 = T (true) dan temperatur
API. Kemudian mengkoreksi hingga menemukan SG-nya. Penentuan SG

Analisa Fluida Reservoir

11

gas sangat diperlukan mengingat gas yang terkandung dalam minyak


berbeda-beda. Gas yang terkandung dalam minyak tersebut dapat
mempengaruhi harga minyak tersebut.
o

API diukur dengan hydrometer yang dinyatakan dengan angka 0-100,

tujuan pemeriksaan oAPI Gravity dan berat jenis adalah untuk indikasi mutu
(kualitas) minyak. Semakin tinggi oAPI atau makin rendah berat jenis, maka
minyak tersebut semakin berharga karena banyak mengandung bensin.
Semakin rendah oAPI, maka mutu minyak makin rendah karena banyak
mengandung lilin. Makin tinggi berat jenis minyak berarti minyak tersebut
mempunyai kandungan panas (heating value) yang rendah.
Penentuan berat jenis minyak

dilakukan dengan alat hydrometer, dimana

penunjuk Specific Gravity (SG) dapat dibaca langsung pada alat. Untuk
temperatur yang lebih dari 60F, perlu dilakukan koreksi dengan
menggunakan chart yang ada. Kualitas dari minyak (minyak berat maupun
minyak ringan) ditentukan salah satunya oleh Specific Gravity. Temperatur
minyak mentah juga dapat mempengaruhi viskositas atau kekentalan minyak
tersebut. Hal ini yang dijadikan dasar perlunya diadakan koreksi terhadap
temperatur standar 60F. Harga API untuk berat jenis minyak mentah antara
lain: Untuk minyak berat sebesar 10-20API, untuk minyak sedang sebesar
20-30API dan untuk minyak ringan lebih dari 30API. Specific gravity dari
minyak bumi adalah perbandingan antara berat yang diberikan oleh minyak
bumi tersebut pada volume tertentu dengan berat air suling pada volume
tertentu, dengan berat air suling pada volume yang sama dan diukur pada

Analisa Fluida Reservoir

12

temperatur 60oF. Sedangkan oAPI (American Petroleoum Institute) gravity


minyak bumi menunjukkan kualitas minyak bumi tersebut berdasarkan
standar dari Amerika. Makin kecil berat jenis (SG) atau makin besar oAPInya akan sedikit mengandung lilin atau residu aspal atau paraffin. Namun
dewasa ini minyak berat dapat dibuat fraksi bensin lebih banyak dengan
menggunakan metode cracking dalam penyulingan, namun proses ini
memerlukan banyak biaya.
Specific Gravity (SG) dari minyak bumi adalah perbandingan antara
berat yang diberikan oleh minyak bumi tersebut pada volume tertentu dengan
berat air suling pada volume tertentu, dengan berat air suling pada volume
yang sama dan diukur pada temperatur 60 0F atau perbandingan anatara berat
jenis minyak pada tempratur standar dengan berat jenis air.
Kerapatan relatif dan gravitas API minyak bumi ditentukan dengan
menggunakan cara hydrometer ASTMD-1298. Uji ini dilakukan dengan
menempatkan hidrometer yang mempunyai skala kerapatan relatif atau
gravitas API pada contoh yang akan diuji yang mempunyai suhu tertentu, dan
selanjutnya baca skala hidrometer pada contoh sebagai kerapatan relatif atau
gravitas API contoh pada suhu 15oC (60oF), dengan menggunakan Petroleum
Measurement Table yang disiapkan oleh ASTM (American Society for
Testing

Materials)

dan

IP

(Institute

of

Petroleum).

Kualitas dari minyak (minyak berat maupun minyak ringan) ditentukan salah
satunya oleh specific gravity. Hal ini yang dijadikan dasar perlunya diadakan
koreksi terhadap temperatur standar 60F. Specific gravity (SG) minyak bumi

Analisa Fluida Reservoir

13

berkisar antara 0,8000 1,0000. Klasifikasi minyak bumi menurut specific


gravity ditunjukkan sebagai berikut:

2.3 Analisa Kimia Air Formasi I


Air formasi disebut juga dengan oil field water atau connate water
atau interstitial water adalah air yang terakumulasi dengan hidrokarbon yang
terletak pada kedalaman tertentu sesuai dengan zona produktif. Secara
langsung air formasi berfungsi untuk mendorong hidrokarbon naik ke
permukaan pada mekanisme water drive. Selain fungsi tersebut, air formasi
juga digunakan untuk menentukan saturasi air didalam batuan sehingga dapat
diperoleh data secara kualitatif mengenai jumlah cadangan hidrokarbon
didalam reservoir.
Dalam proses penambangan minyak bumi dan minyak yang keluar
dari sumur pengeboran bercampur dengan air, gas lumpur dan pasir.
Dibutuhkan beberapa jenis bahan kimia untuk memisahkan minyak dari
bahan-bahan lain tersebut. Air yang keluar bersama minyak dari dalam
sumur, umumnya mengandung padatan terlarut yang dapat membentuk
endapan atau kerak yang melekat pada bagian dalam pipa instalasi. Senyawa
dalam air tersebut yang berperan dalam pembentukan kerak ialah kalsium
karbonat, magnesium karbonat, kalsium sulfat dan barium sulfat.

Analisa Fluida Reservoir

14

Salah satu parameter yang menyebabkan pembentukan kerak ialah


alkalinitas. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan asam.
Penyusun alkalinitas ialah anion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3-) dan
hidroksida (OH-).
Pengaruh ion bikarbonat sangat besar dalam pembentukan kerak. Di dalam
industri, air juga memegang peranan penting, misalnya sebagai pendingin,
pengangkut limbah, sebagai bahan baku untuk produksi uap didalam boiler
dan lain-lain (Gultom, J, 1993).
Air sangat dibutuhkan didalam industri penambangan minyak bumi
sebagai air pengencer maupun sebagai air umpan steam. Penggunaan air pada
penambangan minyak bumi memiliki persyaratan khusus yang harus
menggunakan perlakuan kimia yang aman. Pada penambangan minyak bumi
ini air yang keluar sangat banyak. Air tersebut merupakan air tanah. Kualitas
air tersebut tidak sama walaupun menggunakan sumber air sejenis, ini
dipengaruhi oleh lingkungan asal mata air tersebut. Sumber mata air
umumnya sudah mengalami pencemaran oleh penduduk atau industri, oleh
sebab itu pemurnian harus dilakukan.
Alkalinitas adalah pengukuran kapasitas air untuk menetralkan asamasam lemah, meskipun asam lemah atau basa lemah juga dapat sebagai
penyebabnya. Penyusun alkalinitas perairan adalah anion bikarbonat (HCO3),
karbonat (CO3-) dan hidroksida (OH-). Garam dari asam lemah lain seperti:
borat (H2BO3), Silikat (HSiO3), fosfat (HPO42- dan H2PO4-), sulfida (HS-) dan

Analisa Fluida Reservoir

15

amonia (NH3) juga memberikan kontribusi terhadap alkalinitas dalam jumlah


sedikit.
Meskipun banyak komponen penyebab alkalinitas perairan, penyebab utama
dari alkalinitas tersebut adalah hidroksida, karbonat dan bikarbonat.
Pengambilan sampel air formasi dilakukan di kepala sumur (well
head) atau di separator dengan menggunakan penampung tertutup terbuat
dari kaca atau plastik agar tidak terjadi kontaminasi. Keberadaan air formasi
akan menimbulkan gangguan pada proses produktivitas sumur, tetapi walau
demikian keberadaan air formasi juga mempunyai kegunaan cukup penting,
antara lain :
1. Untuk mengetahui penyebab korosi pada peralatan produksi suatu sumur.
2. Untuk mengetahui adanya scale formation.
3. Untuk dapat menentukan sifat lapisan dan dapat digunakan untuk
mengetahui adanya reservoir minyak yang cukup besar.
Adapun kesulitan karena adanya air formasi, antara lain :
1. Adanya korosi.
2. Adanya solid deposit.
3. Adanya scale formation.
4. Adanya emulsi.
5. Adanya kerusakan formasi.

Analisa Fluida Reservoir

16

Alkalinitas, CO3-, HCO3- dan OH- harus ditentukan ditempat


pengambilan contoh, karena ion-ion ini tidak stabil (dapat mengurai) seiring
dengan perubahan waktu dan suhu.
Untuk itu, pH perlu diturunkan sampai 1 dengan asam garam. Penentuan
kadar barium (Ba) harus dilakukan

segera

setelah contoh diterima,

karena unsur BaSO4 terbatas kelarutannya, karena reaksi barium cepat


dengan SO4, akan mengurangi konsentrasi barium dan akan menimbulkan
kasalahan dalam penelitian. Selain dengan barium, SO 4 juga cepat bereaksi
dengan kalsium menjadi CaSO4 pada saat suhu turun.
Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan
sistem klasifikasi dari formasi air, hal ini dapat memudahkan pengerjaan
pengindetifikasian sifat-sifat air formasi. Dimana kita dapat memplot hasil
analisa air formasi tersebut kedalam grafik, hal ini akan memudahkan kita
dalam korelasi terhadap lapisan-lapisan batuan dari sumur secara tepat.
Pengambilan sampel air formasi dilakukan di kepala sumur atau
separator dengan menggunakan penampung bertutup yang terbuat dari kaca
atau plastik agar tidak terjadi kontaminasi.
Keberadaan air formasi akan menimbulkan gangguan pada proses
produktifitas sumur. Alkalinitas dari suatu cairan biasa dilaporkan sebagai ion
CO3-, HCO3- dan OH- yaitu dengan menitrasi air sample dengan larutan asam
yang lemah dan larutan indikator. Larutan indikator (penunjuk) yang
digunakan dalam penentuan kebasahan CO3- dan OH- adalah phenolphthalin
(pp), sedangkan untuk menentukan menentukan HCO3- adalah indikator

Analisa Fluida Reservoir

17

methyl orange (MO). Sedangkan untuk menentukan kandungan Ca2+ dan


Mg2+ perlu terlebih dahulu ditentukan kesadahan total.
Air formasi hampir selalu ditemukan didalam reservoir hidrokarbon
karena memang dengan adanya air ini ikut menentukan terakumulasinya
hidrokarbon didalam suatu akumulasi minyak, air selalu menempati sebagian
dari suatu reservoir, minimal 10 % dan maksimal 100 % dari keseluruhan
pori. Air formasi selain berasal dari lapisan itu sendiri atau juga berasal dari
air formasi dari lapisan lain yang masuk kedalam lapisan produktif, biasanya
disebabkan oleh :
1. Penyemenan yang kurang baik.
2. Kebocoran casing yang disebabkan oleh :
a. Korosi pada casing.
b. Sambungan kurang rapat.
c. Pengaruh gaya tektonik rapat (patahan).
3. Sifat fisika, meliputi :
a. Kompresibilitas.
b. Kelarutan gas didalam air.
c. Viscositas air.
d. Berat jenis.
e. Konduktifitas..
4. Sifat kimiawi, meliputi :
a. Ion-ion negatif (Anion).
b. Ion-ion positif (Kation).
Untuk mengetahui air formasi secara cepat dan praktis digunakan
sistem klasifikasi dari air formasi air, hal ini dapat memudahkan pengerjaan
pengindetifikasian sifat-sifat air formasi.
Dimana kita dapat memplot hasil analisa air formasi tersebut kedalam
grafik, hal ini akan memudahkan kita dalam korelasi terhadap lapisan-lapisan
batuan dari sumur secara tepat.. Beberapa kegunaan yang paling penting dari
analisa air formasi ini adalah :

Analisa Fluida Reservoir

18

a. Untuk korelasi lapisan batuan


b. Menentukan kebocoran casing
c. Menentukan kualitas sumber air untuk proses water floding.
Karakteristik air formasi terutama salinitas dan resistivitas sangat erat
kaitannya dengan semua tahapan kegiatan industri perminyakan, diantaranya
dari sisi pemboran perlu diperhatikan karakteristik air formasi dalam
kaitannya dengan penggunaan lumpuf pemboran dan fluida komplesi guna
meminimalisasi kerusakan formasi, begitu pula pada saat pemilihan fluida
saat melakukan stimulasi sumur jika terjadi kerusakan formasi.
Dari segi evaluasi formasi/interpretasi log, harga salinitas dan
resistivitas sangat diperlukan dalam perhitungan saturasi air serta penentuan
zona! lapisan air. Dari sisi produksi dan proyek EOR , penentuan mobilitas
air sangat dipengaruhi oleh saturasi air, viskositas air dan faktor volume
formasi air. Dalam perhitungan fasilitas produksi di permukaan,juga perlu
memperhatikan data komposisi air, besarnya air yang terproduksi ("water
cut") ke permukaan. Alkalinitas, CO3, HCO3, dan OH harus ditentukan
ditempat pengambilan contoh, karena ion-ion ini tidak stabil (dapat
mengurai) seiring dengan perubahan waktu dan suhu. Untuk itu, pH perlu
diturunkan sampai 1 dengan asam garam.
Penentuan kadar barium (Ba) harus dilakukan segera setelah contoh
diterima, karena unsur BaSO4 terbatas kelarutannya, karena reaksi barium
cepat dengan SO4, akan mengurangi konsentrasi barium dan akan

Analisa Fluida Reservoir

19

menimbulkan kasalahan dalam penelitian. Selain dengan barium, SO4 juga


cepat bereaksi dengan kalsium menjadi CaSO pada saat suhu turun.

2.4 Analisa Kimia Air Formasi II


Air formasi atau disebut connate water mempunyai komposisi kimia
yang berbeda-beda antara reservoir yang satu dengan yang lainnya. Oleh
karena itu, analisa kimia pada air formasi perlu dilakukan untuk mengetahui
sifat-sifatnya. Dibandingkan dengan air laut, air formasi ini rata-rata
memiliki kadar garam yang lebih tinggi, sehingga studi mengenai ion-ion air
formasi dan sifat-sifat fisiknya ini menjadi penting artinya karena kedua hal
tersebut sangat berhubungan dengan terjadinya penyumbatan pada formasi
dan korosi pada peralatan di bawah dan di atas permukaan.
Air formasi merupakan faktor utama yang berkaitan dengan
pembentukan scale. Scale merupakan endapan kristal yang menempel pada
matrik batuan maupun pada dinding-dinding pipa dan peralatan di
permukaan, seperti halnya endapan yang sering kita jumpai pada panci
ataupun ketel untuk memasak air. Adanya endapan scale akan berpengaruh
terhadap penurunan laju produksi produksi.
scale adalah hasil kristalisasi dan pengendapan mineral dari air
formasi yang terproduksi bersama minyak dan gas. Terbentuknya endapan
scale pada lapangan minyak berkaitan erat dengan air formasi, dimana scale
mulai terbentuk setelah air formasi ikut terproduksi ke permukaan. Selain itu

Analisa Fluida Reservoir

20

jenis scale yang terbentuk juga tergantung dari komposisi komponenkomponen penyusun air formasi.
Mekanisme

terbentuknya

kristal-kristal

pembentuk

scale

berhubungan dengan kelarutan masing-masing komponen dalam air formasi.


Sedangkan kecepatan pembentukan scale dipengaruhi oleh kondisi sistem
formasi, terutama tekanan dan temperatur. Perubahan kondisi sistem juga
akan berpengaruh terhadap kelarutan komponen. Air formasi biasanya
disebut dengan
Oil field water atau connate water intertial water adalah air yang
diproduksikan ikut bersama-sama dengan minyak dan gas. Air ini biasanya
mengandung bermacam-macam garam dan asam, terutama NaCl sehingga
merupakan air yang asam bahkan asam sekali
Air formasi adalah air yang didapatkan dari formasi saat proses
drilling (pemboran). Walaupun secara kasat mata air formasi hampir sama
dengan air biasa, namun sebenarnya ada yang membedakan antara air formasi
dengan air biasa. Misalkan dari kadar keasamannya, air biasa cenderung
memiliki kadar keasaman (pH) yang netral (pH=7), namun jika pada air
formasi kadar keasamannya (pH) biasanya

berkisar 8.

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa air formasi terbentuk dari


air laut yang terendapkan di dalam formasi. Pendapat ini cukup beralasan
karena secara geografis letak drilling project biasanya tidak jauh letaknya dari
daerah laut. Apalagi pemboran untuk migas, terkecuali pemboran geothermal
karena pemboran geothermal dilakukan pada dataran tinggi dan batuan atau

Analisa Fluida Reservoir

21

formasi yang ditembus adalah batuan beku tidak seperti pemboran migas
yang biasanya formasi atau batuan yang ditembus adalah batuan sedimen.
Karakteristik air formasi terutama salinitas dan resistivitas sangat erat
kaitannya dengan semua tahapan kegiatan industri perminyakan, diantaranya
dari sisi pemboran perlu diperhatikan karakteristik air formasi dalam
kaitannya dengan penggunaan lumpur pemboran dan fluida komplesi guna
meminimalisasi kerusakan formasi, begitu pula pada saat pemilihan fluida
saat melakukan stimulasi sumur jika terjadi kerusakan formasi. Dari segi
evaluasi formasi atau interpretasi log, harga salinitas dan resistivitas sangat
diperlukan dalam perhitungan saturasi air serta penentuan zona atau lapisan
air. Dari sisi produksi dan proyek EOR, penentuan mobilitas air sangat
dipengaruhi oleh saturasi air, viskositas air dan faktor volume formasi air.
Dalam

perhitungan

fasilitas

produksi

di

permukaan,

juga

perlu

memperhatikan data komposisi air, besarnya air yang terproduksi water cut
ke permukaan.
Air formasi dapat didefinisikan sebagai air yang berakumulasi dengan
hidrokarbon yang terletak pada kedalaman tertentu sesuai dengan zona
produktif. Secara langsung air formasi berfungsi untuk mendorong
hidrokarbon naik ke permukaan pada mekanisme water drive. Selain fungsi
tersebut, air formasi juga digunakan untuk menentukan saturasi air didalam
batuan sehingga dapat diperoleh data secara kualitatif mengenai jumlah
cadangan hidrokarbon di dalam reservoir. Atas dasar masalah tersebut maka
tidak hanya hidrokarbon yang diteliti sifat fisik dan kimianya, tetapi air

Analisa Fluida Reservoir

22

formasi juga perlu sekali untuk dilakukan analisis baik secara fisik maupun
kimia.
Kalsium adalah sebuah elemen kimia dengan simbol Ca dan nomor
atom 20. Mempunyai massa atom 40,078. Kalsium merupakan salah satu
logam alkali tanah dan merupakan elemen terabaikan kelima terbanyak
dibumi. Kalsium juga merupakan ion terabaikan kelima terbanyak di air laut
dilihat dari segi molaritas dan massanya, setelah natrium, klorida, magnesium
dan sulfat.
Klorida

adalah

ion

yang

terbentuk

sewaktu

unsur

klorida

mendapatkan satu electron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan


negative) Cl-. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida,
contohnya adalah garam meja yaitu natrium klorida dengan formula kimia
NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl-. Kata klorida
dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom klornya
memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa
senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu
klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh
sederhana senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana
(CH3Cl) atau sering disebut metil klorida.
Kesadahan pada air mungkin disebabkan oleh adanya satu ion atau
lebih. Ini termasuk ion hidroksida, ion karbonat dan ion bikarbonat. Ion
hidroksida selalu ada didalam air, walaupun terkadang konsentrasinya sangat

Analisa Fluida Reservoir

23

kecil. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap


asam netral. Zat alkali didalam air termasuk ion hidroksida.
Nitrat mengganti anion dengan persamaan kimia yang seimbang
terhadap ion klorida. Kerugian dari proses ini adalah hampir semua
menghasilkan konsentrasi ion klorida yang tinggi. Pada titik kejenuhan, resin
memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan kembali konsentrasi yang
dibawa anion termasuk nitrat. Pemberian asam mineral akan menetralisir
alkalitas air.
Asam hidroklorin, asam sulfur atau kombinasi dari keduanya dapat
digunakan. Proses ini mengubah bikarbonat dan karbonat menjadi asam
karbon. Air formasi adalah air yang keluar bersama minyak bumi pada waktu
pengeboran minyak bumi. Air ini kemudian dibuang ke sungai sebagai
limbah ke laut. Berdasarkan sifat air untuk proses secara Metode Trona harus
bersifat asin.
Metode Trona mulai digunakan di Trona California sejak tahun 1945.
Metode ini prosesnya adalah air formasi dicampur dengan boraks dalam
komposisi volume yang sama, kemudian dipanaskan dengan uap air sehingga
mendidih dan mencapai volume campuran tertentu, pada volume ini akan
terlihat NaCl-nya akan terdapat sebagai emulsi yang dipisahkan dari
larutannya. Larutan didinginkan secara cepat yang KCl-nya akan mengendap.
Dampak air formasi merupakan peristiwa dimana air ikut terseret
ketika kita mengisolasi minyak dari dalam reservoir. Air formasi memiliki
dua sifat yaitu asam dan basa sifat asam mengakibatkan korosi yang dapat

Analisa Fluida Reservoir

24

menyebabkan produksi minyak terganggu dimana air yang melekatdi pipa


yang semakin mengeras dan mengakibatkan karat. Sedangkan yang basa akn
membentuk endapan yang berbentuk pasir dan sedimen dimana endapan ini
dapat merusak prodiksi minyak yang di hasilkkan.
Komposisi kandungan utama air formasi kalium, natrium, chor yang
dijumpai dalam jumlah yang sangat banyak, keberadaan air formasi
menimbulkan gangguan pada proses produktifitas
Proses pengkaratan pada pipa terjadi karana air formasi yang
mengandung oksigen mampu mengoksidasi pipa, sehimgga minyak dapat
merembes keluar pipa dan poros atau rekahan yang disebabkan oleh karat.
Keuntungan bukan hanya kerugian saja yang dii hasilkan oleh air
formasi, air formasi ini jiga mempunyai dampak positif yang di gunaka untuk
water injeksi, Produced water merupakan salah satu limbah terbesar yg
dihasilkan oleh sektor hulu migas. Terlebih untuk lapangan marjinal, water
cut produksinya saja bisa mencapai 90% (bahkan bisa lebih). Hal tersebut
menjadi concern utama untuk pengelolaannya sering bermasalah karena
jumlahnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Opsi pengelolaan
produced water ada 2 macam. Kita bisa treatment untuk di buang ke badan
air atau di-re-injeksi. Re-injeksi terbagi menjadi dua, yakni untuk enhance oil
recovery /EOR (pressure maintenance, water flooding dll) atau berupa sumur
disposal. Semua opsi mewajibkan pre-treatment dulu untuk memenuhi baku
mutu, kecuali sumur disposal. Semua opsi perlu perijinan dan pemantauan

Analisa Fluida Reservoir

25

rutin minimal per bulan dari instansi lingkungan, kecuali untuk re-injeksi
sebagai EOR.
Saat ini re-injeksi merupakan opsi yg paling banyak dipilih karena
praktis, tidak ribet bermaslah secara sosial lingkungan terutama juga
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi teknologi. Sebagai contoh,
beberapa lapangan akan sangat sulit memenuhi kriteria baku mutu TDS <
4.000 dengan teknologi konvensional.
Selain itu ada keuntungan yang didapatkan dari injeksi air terproduksi
kedalam formasi yaitu untuk mendorong kandungan crude oil dari dalam
formasi kesumur-sumur produksi dan menjaga tekanan fluida didalamnya,
namun ada criteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi terlebih dahulu.
Air untuk injeksi proses EOR memang perlu memenuhi kriteria
tertentu. Jika tidak, alih-alih mendorong produksi crude oil malah membuat
plug formasi. Fasprod pipa, pompa dan lain-lain juga cepat plugging, korosif
& rusak. Parameter yang biasa dijadikan indikator diantaranya pH, DO, TSS,
MPFT, SRB (Sulfur Reduction Bacteria), oil content, RPI, Fe dan turbidity.
Untuk kualitas air injeksi ke dalam formasi, ada fenomena swelling
atau deflocculating clay mineral dari batuan formasi. Clay merespon terhadap
kekurangan kation divalent yang terkandung di dalam air injeksi. Ada
beberapa tipe clay yang mempunyai korelasi langsung dengan kation divalent
ini, yaitu montmorilonite, illite, koalinite, dan mixed layer mont-illite.

Analisa Fluida Reservoir

26

Untuk kegiatan water injection, sebagai salah satu strategi EOR, juga
digunakan untuk menjaga tekanan dalam formasi, juga bisa digunakan untuk
mensiasati limbah produced water yang dihasilkan dari produksi oil/gas.

Analisa Fluida Reservoir

Você também pode gostar

  • Abstrak
    Abstrak
    Documento1 página
    Abstrak
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento1 página
    Kata Pengantar
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Documento1 página
    Kata Pengantar
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • 3.LEMBAR PENGESAHAN Nuha
    3.LEMBAR PENGESAHAN Nuha
    Documento1 página
    3.LEMBAR PENGESAHAN Nuha
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento5 páginas
    Daftar Isi
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento5 páginas
    Daftar Isi
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Skripsi Fix PDF
    Skripsi Fix PDF
    Documento168 páginas
    Skripsi Fix PDF
    Daniel Natio
    100% (1)
  • WIRELINE
    WIRELINE
    Documento3 páginas
    WIRELINE
    Luqman Hadi
    Ainda não há avaliações
  • Cover Putih
    Cover Putih
    Documento1 página
    Cover Putih
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • BAB 3 Metode
    BAB 3 Metode
    Documento2 páginas
    BAB 3 Metode
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Buku 3 Isi PDF
    Buku 3 Isi PDF
    Documento88 páginas
    Buku 3 Isi PDF
    irhamni
    Ainda não há avaliações
  • Cover Putih
    Cover Putih
    Documento1 página
    Cover Putih
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Cover Putih
    Cover Putih
    Documento1 página
    Cover Putih
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Documento1 página
    Daftar Isi
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações
  • IATMI 2001-01
    IATMI 2001-01
    Documento8 páginas
    IATMI 2001-01
    Haidir Ali
    Ainda não há avaliações
  • IATMI 2001-01
    IATMI 2001-01
    Documento8 páginas
    IATMI 2001-01
    Haidir Ali
    Ainda não há avaliações
  • BAB II Lanjutan
    BAB II Lanjutan
    Documento14 páginas
    BAB II Lanjutan
    Abanx Hamzah Q'cuoy
    Ainda não há avaliações