Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Anterior cruciate ligament (ACL) adalah ligament yang menjaga kestabilan
sendi lutut. Cedera ACL sering terjadi pada olah raga high-impact, seperti
sepak bola, futsal, tenis, badminton, bola basket dan olah raga bela diri.
ACL adalah ligament yang paling sering mengalami cedera pada lutut.
Penyebab utama terjadinya ACL adalah aktivitas olah raga berat. Olah
raga yang sering menyebabkan cedera adalah olah raga dengan fisis foot
terfiksir dan badan berubah arah dengan cepat, misalnya pada pemain
sepak bola atau basket.
Insidensi cedera ACL berdasarkan AFL injury report: musim 2006 adalah
0,9 cedera baru/tim/musim dan cedera ini menyebabkan para pemain
sepak bola melewatkan 15.3 permainan/tim/musim. Setiap tahun di
Amerika serikat terjadi 250.000 cedera ACL, atau sekitar 1 dari 3000
populasi. Sekitar sepertiga dari pasien yang mengalami cederaACL
memerlukan pembedahan, dengan biaya 17.000 dollar amerika serikat.
Dengan demikian biaya yang dikeluarkan sangat besar sekali.
Pembahasan
Anamnesis
Anamnesis bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai penyakit
pasien dan membuat diagnosis banding. Anamnesis yang baik akan
sangat membantu dalam mengarahkan keluhan pasien ke diagnosis
penyakit tertentu.1
Pada kasus seperti ini dapat ditanyakan beberapa hal kepada pasien
untuk memastikan apa yang dialami oleh pasien. Pertanyaan yang dapat
diajukan antara lain:
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Pada kasus
seperti ini dicurigai adanya robekan pada ligamen cruciatum anterior.
Untuk memastikan kecurigaan dapat dilakukan beberapa metode
pemeriksaan untuk mengetahui apakah benar ada robekan pada ligamen
tersebut atau tidak. Metode pemeriksaan yang dilakukan antara lain
adalah anterior drawer test, pivot shift test, dan lachmans test.2
Pemeriksaan yang memberikan hasil paling akurat dalam menegakkan
diagnosis ruptur ligamen cruciatum anterior adalah tes lachman dengan
sensitivitas 87%-98% pada kasus akut. Sedangkan tes yang paling sering
dilakukan adalah anterior drawer test, akan tetapi anterior drawer test
hanya positif pada 50% kasus cedera ligamentum cruciatum anterior
(anterior cruciate ligamen/ACL) jika posterior horn dari meniscus medialis
dan kapsul posterior masih menempel.
Lachmans test dilakukan dengan cara memposisikan pasien berbaring
dengan keadaan femur sedikit eksorotasi dan lutut dalam keadaan sedikit
difleksikan untuk merelaksasikan otot otot hamstring. Pemeriksa
memegang femur dengan erat menggunakan satu tangan dan satu
tangan lagi memegang tibia di bawah persendian. Lalu pemeriksa
menarik tibia ke anterior dengan menahan femur pada posisi dengan
mendorongnya ke posterior. Jika terjadi ruptur pada ACL maka akan terjadi
pergeseran berlebihan dari tibia ke arah anterior jika dibandingkan
dengan keadaan normalnya.2
Anterior drawer test dilakukan dengan memposisikan pasien berbaring
dengan lutut difleksikan. Pemeriksa memegang tibia di atas caput medial
dan lateral dari musculus gastrocnemius dengan kedua tangan dengan
ibu jari diletakkan pada sisi dari ligamen patella. Pemeriksa harus
memastikan bahwa otot-otot hamstring dalam kondisi relaksasi sebelum
melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan dengan menarik tangan
ke arah anterior sehingga tibia tertarik ke arah anterior. Jika terjadi
perpindahan abnormal dari tibia ke arah anterior maka tes dikatakan
positif yang menunjukkan bahwa ada cedera dari ACL.2,3
Pivot shift test dilakukan dengan mengangkan tungkai pasien dengan
posisi fleksi dengan sendi lutut ekstensi. Pemeriksa melakukan sedikit
rotasi internal pada kaki lalu memfelksikan lutut pasien. Jika terjadi
.
Gambar 1. Lachmans test
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang bertujuan untuk memperkuat temuan yang
didapat pada pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan pada kasus cedera ligamen adalah:2,4
Foto rontgen 4 posisi untuk peninjauan lebih lanjut dari cedera yang
dialami
MRI untuk melihat kerusakan jaringan lunak
3
Working Diagnosis
Diagnosis dari kasus ini adalah ruptur dari ligamentum cruciatum anterior
pada genu sinistra. Dimana ruptur dari ligamen ini umumnya disebabkan
karena gerakan berputar yang mendadak.
Differential Diagnosis
Diagnosis banding untuk kasus ini adalah ruptur dari ligamentum colateral
medial dan ruptur dari ligamentum cruciatum posterior.
Ruptur dari ligamentum colateral medial biasa terjadi jika terjadi trauma
kontak dengan objek dari arah lateral. Trauma dari arah lateral yang kuat
juga dapat mengakibatkan robekan ACL yang disertai dengan robekan
MCL dan meniscus medialis yang dikenal dengan terrible triad
ODonaughue.
Ruptur dari ligamentum cruciatum posterior (PCL) dapat terjadi jika terjadi
dorongan yang kuat dari depan tibia ke arah posterior. Pemeriksaan yang
dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis dari ruptur PCL adalah
posterior drawer test yang merupakan kebalikan dari anterior drawer
test.2
Gejala Klinis
Pasien pada umumnya akan mendengar suara pop saat cedera terjadi
dan diikuti dengan ketidakstabilan lutut (goyah) secara mendadak.4
Pembengkakan lutut pada beberapa jam pertama dapat merupakan tanda
adanya perdarahan dalam sendi. Gerakan sendi akan terbatas karena
bengkak dan rasa nyeri.
5
Tingkat I
Pada tingkat ini terdapat sedikit hematom dan hanya beberapa
serabut dari ligamen yang putus yang disertai dengan nyeri yang
ringan dan bengkak.
Tingkat II
Pada tingkatan ini lebih banyak serabut ligamen yang putus dan
ligamen tertarik dan diperpanjang disertai dengan rasa sakit yang
lebih dan memar. Ligamen biasanya akan pulih tanpa perlu operasi
dengan penurunan kekuatan dengan sedikit ketidakstabilan.
Tingkat III
Ligamen tertarik hingga sobek menjadi dua seringkali disertai
dengan rasa nyeri yang tidak begitu hebat akan tetapi sendi
menjadi sangat tidak stabil.
Penatalaksanaan
Pada kasus cedera ACL penatalaksanaan dapat dilakukan dengan tindakan
bedah maupun tidak tergantung dari seberapa parah cedera yang dialami.
Pada kasus ruptur total dari ACL diperlukan tindakan pembedahan untung
mengganti ACL yang sobek agar kestabilan sendi lutut dapat kembali
dipertahankan seperti keadaan semula.4
Untuk penanganan cedera ACL tepat setelah terjadinya cedera yang
bertujuan untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Selain itu penanganan
yang tepat setelah mengalami cedera dapat mengurangi komplikasi yang
timbul setelah operasi dilakukan. Tindakan yang dapat dilakukan setelah
cedera adalah:7
Rest
Lutut diistirahatkan dan tidak digunakan sampai bengkak hilang
Ice
Lutut dikompres dengan es atau air dingin yang bertujuan untuk
mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri
Compression
Lutut dibalut dengan compression bandage untuk mengurangi
bengkak
Elevation
Pasien berbaring dengan posisi tungkai lebih tinggi dari jantung
yang bertujuan untuk mengurangi pembengkakan
ACL yang rusak dibuang lalu dibuat lubang sedikit pada femur
bagian distal.
Insisi dilakukan pada lutut dari patella sampai ke tibia
Melakukan pengeboran pada bagian femur distal dan tibia.
Pengeboran ini bertujuan untuk melakukan penanaman transplan
yang akan dijadikan pengganti ACL yang rusak.
Graft diambil dari ligamentum patella.
Graft yang sudah diambil dimasukkan ke dalam lubang yang sudah
di bor di femur dan tibia lalu difiksasi.
Edukasi
Cedera ACL merupakan cedera yang sering dialami oleh atlet-atlet
maupun orang-orang yang menekuni bidang olahraga tertentu seperti
sepak bola. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari
terjadinya cedera pada ACL antara lain adalah:2
Prognosis
Prognosis untuk kasus ACL umumnya baik. Penanganan yang tepat dalam
kasus cedera ligamen dapat mengembalikan ligamen yang rusak kembali
ke kondisi yang optimal dengan tindakan pembedahan sehingga
tercapainya tujuan stabilisasi lutut dan pengembalian fungsi normal.
Umumnya penggunaan optimal kembali ligamen yang cedera untuk
berolahraga dapat dilakukan enam bulan setelah tindakan bedah
dilakukan.2
Penutup
Kesimpulan
Jika kita lihat dari kegiatan dan juga kejadiannya pasien tersebut
kemungkinan besar terkena rupture anterior cruciate ligament, karena ia
mengalami sakit setelah melakukan putaran ketika hendak menendang
bola. Tetapi tidak menutup kemungkinan juga ia terkena rupture pada
ligament lutut lainnya sehingga pemeriksaan penunjang penting dilakukan
untuk memperkuat diagnosis.
Daftar Pustaka
1. Supartondo, Setiyohadi B. Anamnesis. Dalam: Setiadi S, Alwi I,
Sudoyo AW, Simadibarata M, Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu
penyakit dalam. Ed ke-6. Jakarta: Interna Publishing; 2014.h.125-7.
10