Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya
Laporan
Pendahuluan
Ded
Peningkatan
Prasarana
Pelabuhan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................i
DAFTAR TABEL.....................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................vi
BAB 1PENDAHULUAN.........................................................................1-1
1.1
Latar Belakang.......................................................................1-1
1.2
1.2.1 Maksud.............................................................................1-2
1.2.2 Tujuan..............................................................................1-2
1.2.3 Sasaran............................................................................1-2
1.3
Ruang lingkup........................................................................1-3
1.5
Sistematika Pelaporan.........................................................1-18
2.1
Persiapan...............................................................................3-1
3.5
4.2
Survei Topografi.....................................................................4-2
Survei Batimetri...................................................................4-12
Survei Hidro-Oseanografi.....................................................4-15
Analisis Finansial..................................................................4-38
4.7
4.8
4.9
Tahapan Pekerjaan.................................................................5-1
5.2
Waktu Pelaksanaan................................................................5-3
5.3
5.4
DAFTAR TA
Tabel 2. 1 ............................Daftar Kabupaten/ Kota di Sumatera Utara
...........................................................................................2Tabel 2. 2 .............Jumlah pelabuahan kabupaten Kepulauan Mentawai
.........................................................................................2-13
Tabel 2. 3 ..........Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan laut Kabupaten
Kepulauan Mentawai........................................................2-14
Tabel 2. 4 ..........Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan laut Kabupaten
Kepulauan Mentawai........................................................2-15
Tabel 2. 5 ..................Jumlah penumpang naik-turun di pelabuhan laut
Kabupaten Kepulauan Mentawai......................................2-16
Tabel 2. 6 ......................................Jumlah Penduduk di Kabupaten Nias
.........................................................................................2-30
Tabel 2. 7 ......................................Hasil Perkebunan di Kabupaten Nias
.........................................................................................2-32
Tabel 2. 8 ...............Jumlah Perusahaan dan Industri di Kabupaten Nias
.........................................................................................2-33
Tabel 2. 9 ...................Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Nias
.........................................................................................2-34
Tabel 2. 10 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Nias
.........................................................................................2-36
Tabel 2. 11 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Sumatera Utara dan
Nias...................................................................................2-36
2.
15
Perkembangan
Banyaknya
Barang
Dimuat
dan
Dibongkar melalui
Pelabuhan.........................................................................2-39
Tabel 2. 16 Perkembangan Jumlah Penumpang Kapal Laut melalui
Pelabuhan.........................................................................2-46
Tabel
2.
17
Perkembangan
Banyaknya
Barang
Dimuat
dan
Dibongkar melalui
Pelabuhan.........................................................................2-46
Tabel 2. 18 Jumlah kunjungan kapal di Pelabuhan laut Tuapejat,
Kabupaten
Kepulauan Mentawai........................................................2-50
Tabel 2. 19 Jumlah penumpang naik-turun di pelabuhan laut
Tuapejat, Kabupaten
Kepulauan Mentawai........................................................2-51
Tabel 2. 20 Jumlah bongkar muat barang di pelabuhan Tuapejat,
Kabupaten
Kepulauan Mentawai........................................................2-52
4-4
DAFTAR GAMBA
8
2-5
3-
4-5
10
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
meningkatkan
ekonomi
masyarakat
di
suatu
daerah,
penyeberangan
adalah
salah
satu
bentuk
sistem
oleh
sungai
dan
laut.
Dengan
adanya
angkutan
ini
pembangunan/perkembangan
wilayah
yang
aspek-aspek
ekonomi
dan
sosial
yang
berada
dalam
dilalui
oleh
kendaraan
dan
penumpang.
Posisi
ke-tiga
dilakukan
studi
DED
Peningkatana
Prasarana
Pelabuhan
dari
peningkatan
pekerjaan
fasilitas
untuk
mendapatkan
suatu
arahan
ini
peningkatan
akan
fasilitas
digunakan
pengembangan
pelabuhan
sebagai
dasar
penyeberangan.
untuk
rencana
fasilitas
pelabuhan penyeberangan.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini untuk meningkatkan pelayanan pelabuhan
penyebrangan di wilayah perairan Barat Sumatera (Sibolga/Sumut,
Nias
dan
Tua
Pejat/Kep.
Mentawai,
Sumbar)
dalam
upaya
dari
pekerjaan
acuan/pedoman
ini
dalam
adalah
tersedianya
pelaksanaan
data
sebagai
pembangunan
dan
Mentawai,
Sumbar).
studi
terletak
di
wilayah
perairan
barat
sumatera
Inventarisasi
sosial
ekonomi,
inventarisasi
inventarisasi
kebijakan
stakeholder
pelabuhan;
Analisa
dan
evaluasi
terhadap
perkiraan
permintaan
lahan,
ketersediaan
patok
dermaga;
Survey harga satuan setempat untuk bahan material konstruksi
berdasarkan dokumen harga satuan yang diterbitkan oleh
Doppler
Current
Profiler
(ADCP).
Prinsip
kerja
ADCP
akan
air
kecil;
dan
surut
waktu
laut.
Perubahan muka laut bisa disebabkan oleh pasang naik dan surut
muka
laut
dengan
dan
panjang
yang
permukaan
langsung
menunjukkan
air
kedudukan
laut.
harus
yang
dari
pembacaan
rambu
sebagai
pasut
yang
dipasang
skala
pembanding (standard).
yang
dan
(Skala
Beaufort). Sedangkan satuan meteorologi dari arah angin adalah 0 o Laporan Pendahuluan | 1-8
360o
serta
E.
Survey Bathimetri
Pembuatan
pengukuran arah
Titik
horizontal
tetap
dan
(referensi
pasang
surut
(peilschaal)
di
perairan
yang
horizontal poligon
dan
GPS.
Titik
ini
harus
tersebut
diukur
berdasarkan
sistem
koordinat
geografis;
Pemeruman (kedalaman air) dengan referensi kedudukan air
surut terendah (LLWS) sesuai dengan pengikatan pasang surut
(peilschaal);
Pengukuran dan penggambaran garis pantai berdasarkan
kedudukan
air
(LLWS);
Penandaan (marking)
posisi
benda-benda
yang
dapat
mengganggu
pecah
dan
yang
Menggambarkan
seluruh
data
tersebut
tempat-
tapak
hydrography
To,
Sextant
dipergunakan
antara
lain
Theodolite,
memenuhi
syarat
(TOR)
dan
mempunyai
F.
SurveyPenyelidikan Tanah
1.
2 lokasi di perairan;
Penyondiran dilakukan dengan pembacaan manometer tiap
interval 20 cm sampai tercapai kedalaman tanah keras (nilai
tahanan
conus
lebih
besar
dari
200
Kg/cm2).
Apabila
permukaan
tanah/sea
bed
tetapi
masih
belum
didapat nilai tahanan conus lebih besar dari 200 Kg/cm2 maka
dapat
dipertimbangkan
penyondiran
tersebut
untuk
bentuk
penetration test;
Peralatan sondir yang dipergunakan harus memenuhi syarat
ketelitian yang tinggi dan siap dipakai
berdasarkan
koreksi
2.
Tanah)
boring
log
yang
berupa
undisturbed
samples
dan disturbed
samples;
Pengeboran dilakukan sampai kedalaman 30 meter dibawah
permukaan tanah/ sea bed serta dilakukan uji Standard
Penetration Test (SPT) dan dilakukan pengambilan contoh
tanah, pengeboran dengan air (wash boring) tidak dibenarkan.
Pengeboran
dapat
dihentikan
apabila
nilai
Standard
contoh
dilakukan
setiap
undisturbed
interval
samples,
kedalaman
sedangkan
tanah
meter
ini
untuk
untuk disturbed
Sampling Soil.
Peralatan dan metode untuk pekerjaan pengeboran dan
pengambilan contoh tanah mengikuti standar ASTM D-420-87
Standard Guide for Investigation
Rock
dan
ASTM
and
Sampling
Soil
and
Investigation and Sampling by Auger Borrings dan ASTM D2488-84 Standard Practice for Description and Identification
of Soil (Visual - Manual Procedure).
B. Analisis dan Penyajian Data
1.
Analisis
dan
pemodelan
penyeberangan
Analisis peningkatan
penyeberangan
Analisis
kelayakan
fasilitas
lokasi
kebutuhan
dan
dan
operasi
transportasi
pelabuhan
ketersediaan
lahan
pengembangan
fasilitas
pelabuhan
terhadap
aspek
berdasarkan
prioritas
kebutuhan
fasilitas yang dikembangkan
2.
Penyusunan
dokumen
review
masterplan
pengembangan
dimaksud
Interaksi antara lokasi pembangunan dengan sistem kegiatan
kota/wilayah di sekitarnya hinterland (daerah belakang) yang
dilayani oleh fasilitas pembangunan yang dibuat kegunaan
pembangunan terhadap wilayah hinterland dan simpul/lintasan
di sekitarnya
Pengaturan konstruksi bangunan yang direncanakan
Pengaturan aspek perairan di sekitar lokasi pembangunan
Kondisi eksisting di sekitar lokasi pengembangan (sebelum
dibangun)
Kondisi rencana
(pengaturan
zonasi)
di
sekitar
lokasi
3.
Pembuatan peta
skala 1:1000
Laporan Pengamatan Pasang Surut meliputi tipe pasang surut,
ketinggian-ketinggian referensi pasang surut dan koefisien
pasang surut
Laporan Pengamatan Arus, Angin dan Gelombang meliputi
arus, angin dan gelombang dominan dalam waverose dan
windrose serta peramalannya dalam kurun waktu minimal 25
tahunan.
Laporan Pengamatan Garis Pantai meliputi letak abrasi dan
sedimentasi, arah sedimentasi atau abrasi dan estimasi
perubahan garis pantai minimal 25 tahunan.
4. Pengujian laboratorium
tanah.
Pengujian contoh tanah undisturbed, meliputi : Grain size
analysis, Atterberg limits, Insitu bulk and dry density, Natural
Moisture content, Consolidation
characteristic,
Share
untuk
kandungan
mineral
tanah,
meliputi:
Lithologic
C. Rekomendasi pembangunan
D. Pembuatan laporan desain dan dokumen tender
fisik
dan
lokasi
pola
pengembangan,
implementasi
indikasi
pengembangan
lingkungan
5. Album Gambar;
6. Nota Desain;
7. Executive Summary
Laporan
Pendahuluan
ini
akan
dilakukan
melalui
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran pekerjaan,
ruang lingkup,
pelaporan ini.
Bab II
Bab ini berisi gambaran umum wilayah provinsi (Letak geografis, Luas
wilayah, batas, dan Jumlah daerah Administrasi), gambaran umum
kabupaten(Letak
Pengembangan
dan
Wilayah
Transportasi,
Administrasi,
Identifikasi
Tinjauan
Sosial
Kebijakan
Kependudukan,
BAB 2
GAMBARAN UMUM
WILAYAH
2.1 Gambaran Umum Wilayah Provinsi
2.1.1 Provinsi Sumatera Utara
2.1.1.1
Letak Geografis
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1 - 4 Lintang Utara dan 98 100 Bujur Timur. Sumatra Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
Pesisir Timur
Pesisir Barat
Kepulauan Nias
daripada
wilayah
lainnya.
Wilayah
pesisir
timur
juga
Pulau
Samosir,
merupakan
daerah
padat
penduduk
yang
Pesisir
barat
komposisi
merupakan
penduduk
wilayah
yang
yang
terdiri
cukup
dari
sempit,
dengan
masyarakat
Batak,
2.1.1.2
Luas
Wilayah,
Batas,
dan
Jumlah
Daerah
Administrasi
Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 71.680 km dengan batas
wilayah sebagai berikut:
Utara
Selatan
Samudera Indonesia
Laporan Pendahuluan | 2-1
Barat
Timur
: Selat Malaka
Kabupaten/Kota
Kabupaten Asahan
Kabupaten Batubara
Kabupaten Dairi
Kabupaten Deli Serdang
Kabupaten Humbang
Hasundutan
Kabupaten Karo
Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhanbatu
Selatan
Kabupaten Labuhanbatu
Utara
Kabupaten Langkat
Kabupaten Mandailing Natal
Kabupaten Nias
Kabupaten Nias Barat
Kabupaten Nias Selatan
Kabupaten Nias Utara
Kabupaten Padang Lawas
Kabupaten Padang Lawas
Utara
Kabupaten Pakpak Bharat
Kabupaten Samosir
Kabupaten Serdang Bedagai
Kabupaten Simalungun
Kabupaten Tapanuli Selatan
Kabupaten Tapanuli Tengah
Kabupaten Tapanuli Utara
Kabupaten Toba Samosir
Kota Binjai
Kota Gunungsitoli
Kota Medan
Kota Padangsidempuan
Kota Pematangsiantar
Kota Sibolga
Kota Tanjungbalai
Kota Tebing Tinggi
Ibu kota
Kisaran
Limapuluh
Sidikalang
Lubuk Pakam
Dolok
Sanggul
Kabanjahe
Rantau
Prapat
Kota Pinang
Aek Kanopan
Stabat
Panyabungan
Gunung Sitoli
Lahomi
Teluk Dalam
Lotu
Sibuhuan
Gunung Tua
Salak
Pangururan
Sei Rampah
Raya
Sipirok
Pandan
Tarutung
Balige
Binjai Kota
-
Sumber : id.wikipedia.org
Pusat
pemerintahan
Sumatera
Utara
terletak
di
kota
Medan.
dari
Barat
Letak Geografis
2.1.2.2
Luas
Wilayah,
Batas,
dan
Jumlah
Daerah
Administrasi
Provinsi yang identik dengan kampung halaman Minangkabau ini
memiliki luas 42.297,30 km2, terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota
dengan jumlah penduduk lebih dari 4.800.000 jiwa, serta memiliki
391 pulau yang 191 diantaranya belum bernama. Sementara
pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di seluruh
kabupaten (kecuali kabupaten Kepulauan Mentawai) adalah bernama
nagarisebelumnya tahun 1979 diganti dengan nama desa, namun
sejak 2001 dikembalikan pada nama semula.
Luas Wilayah
2.2.2.2
Topografi
lahan kawasan kota ini bervariasi antara 0-2 % sampai lebih dari 40
%.
2.2.2.3
Klimatologi
perikanan
berlimpah.Nelayan
laut
yang
cukup
umumnya
yang
Aceh
Selatan,
bahkan
sampai
Angkutan Darat
dan
mendorong
kegiatan
perekonomian.
Makin
Angkutan Laut
Letak Geografis
Sebelah Barat
: Samudera Indonesia,
Sebelah Utara
Topografi
Perkebunan
dan
jasa.
Sektor
pertanian
komoditi
Pelabuhan
Muara
Siberut,
Pelabuhan
Muara
Sikabaluan,
Pelabuhan Sikakap.
Kimpraswil
kabupaten
kepulauan
Mentawai
mengenai
Letak Geografis
Aceh Darussalam
2.
3.
Tengah
4.
Luas Kabupaten Nias adalah 3.495,39 Km2 atau 4,8 persen dari Luas
Propinsi Sumatera Utara, sebagian besar berada di pulau daratan Nias
dan sebagian berada di beberapa pulau-pulau kecil.
2.4.1.2
= 14 Kecamatan
2. Kelurahan
3. D e s a
= 4 Kelurahan
= 439 Desa
= 18 Lorong
Topografi
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Pulau Nias
Lahewa
Sirombu
Bawolato
Tuhemberua
= 14 buah pulau
= 10 buah pulau
= 2 buah pulau
= 1 buah pulau
= 1 buah pulau
Jumlah
2.4.1.4
.= 28 buah pulau
Klimatologi
samping
struktur
batuan
dan
susunan
tanah
yang
labil
Pengembangan
sistim
transportasi
darat
ditujukan
untuk
yang
inginkan.
Belum
berkembangnya
struktur
ruang
yang
telah
ditetapkan
berkembang
yang
masing-masing
harus
bersaing
dengan
Kota
simpul
hubungan
eksternal,
perkembangan
wilayah
dan
geografis.
Pengembangan jaringan jalan tersebut juga disesuaikan dengan
hirarki sistim jaringan jalan yang berlaku, peraturan teknik jalan raya
walaupun belum dapat diterapkan sepenuhnya tetapi minimal dapat
di pakai sebagai acuan.
Pengembangan sistim jaringan jalan di Kabupaten Nias tersebut
diuraikan berikut :
a.
Nias. Pusat
Jalur Ombolata-Lotu
Jalur Mandrehe-Ombolata
Pengembangan
kecamatan
dan
dengan
peningkatan
desa-desa
hubungan
disekitarnya
antara
dengan
pusat
pelayan
jaringan
jalan
menuju
Jalur Bawolowalani-Bawomataluo
Jalur Moale-Gomo
primer.
b. Jaringan
utama
berupa
jalan
tengah
Pulau
Nias
yang
dengan
jaringan
transportasi
darat
termasuk
dalam
Untuk
hubungan
antar
desa
dan
desa
dengan
pusat
jarak
menengah
penumpang.
Untuk
angkutan
umum
dikembangkan
dengan
khusus
kapasitas
kegiatan
jenis
20-30
pariwisata
ton.
Untuk jaringan jalan arteri primer pada saat tertentu dapat
dilalui oleh jenis truk dengan beban gandar maksimum 5500
Terminal
Pengembangan terminal ditujukan untuk memperlancar pergerakan
penumpang dan barang, mendukung pergerakan secara regional dan
inter-regional
dan
meningkatkan
peran
pusat-pusat
pelayanan
untuk
menentukan
lokasi
terminal,
maka
prioritas
perdagangan
regional
dan
meningkatkan
peranan
pelabuhan laut sebagai simpul hubungan regional dan interregional dengan luas terminal minimum 4 Ha.
b. Pengembangan sub-terminal di pusat kecamatan yang merupakan
simpul internal jaringan jalan dan memiliki potensi pergerakan
penduduk yang tinggi, yaitu Kota Tetehosi, Lolowau, Tuhemberua
dengan luas terminal minimum 1,5 Ha.
c. Pembangunan terminal angkutan kota di daerh perkotaan, yaitu
Kota Gunung Sitoli dan Teluk Dalam.
d. Pengembangan
terminal
disekitar
kawasan
pariwisata
yang
peranan
sangat
penting
dalam
hubungan
Nias dipengaruhi
diseluruh
indonesi
terutama
simpul
pergerakan
peningkatan
kapasitas
angkutan
penyeberangan
b.
c.
d.
Berdasarkan
uraian
tersebut
dan
hasil
analisis
terhadap
berikut :
a.
dan
penumpang.
Pengembangan
tersebut
meliputi
sub
terminal
(angkutan
darat),
pelayanan
c.
Prioritas
ketiga
adalah
sebagai
pelabuhan
pengembangan
inter-regional
dan
pelabuhan
local.
Lahewa
Peningkatan
transportasi
laut,
alternative
lain
untuk
Transportasi
udara
inilebih
mempercepat
pergerakan
Angkutan Udara
Pengembangan
penerbangan
angkutan
dan
jenis
udara
meliputi
pelayanan
jalur
pengangkutan.Pengembangan
jalur
b.
Gunung Sitoli-Batam-Jakarta
Gunung Sitoli-Padang-Jakarta
Gunung Sitoli-Medan
Pengembangan jalur pengembangan internasional terutama jalur
jaringan kegiatan pariwisata, Yaitu Gunung Sitoli-Medan-Penang
(Malaysia)-Singapura.
Laporan Pendahuluan | 2-33
c.
Bandar Udara
Pengembangan bandara udara dipengaruhi oleh pengembangan jalur
transportasi udara dan perkembangan arus barang dan penumpang.
Pengembangan
tersebut
dimanifestasikan
dengan
kemampuan
sebagaimana
telah
telah
diuraikan
sebelumnya,
maka
b.
c.
d.
e.
Perkebunan
Komoditi yang terdapat di Kabupaten Nias saat ini antara lain karet,
kopi, coklat, kelapa, cengkeh, pala dan nilam. Pada tahun 2004, luas
tanaman kelapa rakyat di Kabupaten Nias sekitar 31.996 Ha dan
merupakan
komodiri
yang
paling
besar
dari
seluruh
komoditi
Tahun
2000
14.238,
0
42.820,
0
808,0
2001
14.090,
0
42.892,
0
772,0
2002
17.486,
0
43.817,
0
788,0
2003
11.415,
0
28.884,
0
515,0
2004
11398,
2
28796,
4
69,0
132,0
89,0
89,0
58,1
55,7
14,0
15,0
31,0
20,2
20,6
371,0
273,0
312,0
203,0
210,6
354,0
392,0
846,0
568,5
583,2
2.4.4.3
Kehutanan
Produk hasil hutan tahun 2004 di Kabupaten Nias hanya berupa kayu
bulat (plywood) sebesar 18.750 m3. Dimana hutan produksi hanya
terdapat di kecamatan Tuhemberua seluas 5.421 Ha.
2.4.4.4
Peternakan
2.4.4.5
Perikanan
Produksi ikan Kabupaten Nias pada tahun 2004 tercatat 5.675,73 ton
ikan laut dan 21,3 ton ikan air tawar (Tabel 5.5.1). Jumlah nelayan di
Kabupaten Nias pada tahun 2004 adalah 3.290 nelayan. Jenis alat
penangkap ikan yang digunakan di Kabupaten Nias pada umumnya
adalah Pukat Tepi, Jaring Ins. Hanyut, Jaring Ins. Tepi, Trammel Net dan
Bagan Tancap.
2.4.4.6
Perindustrian
2000
2001
2002
2003
2004
430
449
460
475
475
3. Perusahaan Kecil
1.795
1.869
1.973
1.687
1.826
Jumlah/Total
2.226
2.319
2.434
2.163
2.309
38
38
39
42
40
2. Koperasi
135
142
146
154
109
3. CV
324
361
530
563
487
1.637
1.680
1.765
1.873
1.575
16
16
16
16
14
Jumlah/Total
2.152
2.239
2.498
2.650
2.227
Jumlah Keseluruhan
4.378
4.558
4.932
4.813
4.536
4. Firma (Fa)
5. Perorangan
6. Badan Usaha Lain (BUL)
2.4.4.7
Salah
Pariwisata
satu
sektor
andalan
kabupaten
Nias
sebagai
sumber
sebanyak
3.455
wisatawan
yang
terdiri
dari
323
2000
Wisatawan
Domesti
Asing
k
3.541
8.675
2001
3.541
4.849
8.390
2002
3.565
8.692
12.257
2003
540
6.278
6.818
2004
323
3.132
3.455
Tahun
Jumla
h
Total
12.216
2.4.4.8
Fasilitas Umum
Air Minum
Pengadaan air minum untuk kabupaten Nias ditangani oleh 2
perusahaan air minum daerah yaitu PDAM Tirta Umbu dan PDAM Tirta
Nadi. Pada Tahun 2004 air bersih yang disalurkan PDAM Tirta Nadi
tercatat sebanyak 1.170.466 m3 untuk 3.660 pelanggan senilai
kurang lebih 1.170,9 juta rupiah. Sementara yang disalurkan oleh
PDAM Tirta Umbu sebesar 192.830 m3 untuk 895 pelanggan senilai
119,6 juta rupiah.
Laporan Pendahuluan | 2-39
Listrik
Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik kabupaten Nias dipenuhi
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian kecil lainnya
dipenuhi oleh listrik non PLN. Jumlah listrik yang terjual pada tahun
2004 sebesar 18,38 MWh, dengan nilai penjualan sebesar 10.365 juta
rupiah).
Pendidikan
Peningkatan partisipasi sekolah penduduk tentunya harus diimbangi
dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga pengajar
(guru) yang memadai.. memberikan gambaran yang jelas mengenai
jumlah sekolah, kelas, lokal, maupun jumlah tenaga pengajar (guru)
pada tahun ajaran 2004/2005 untuk seluruh jenjang pendidikan dasar
sampai menengah. Di tingkat Pendidikan Dasar jumlah sekolah pada
T.A. 2004/2005 ada sebanyak 419 buah dengan jumlah siswa
sebanyak 78.324 siswa dan
Sementara
(SMTP)
Keuangan daerah
2000
Menurut
Harga
Berlaku/Curr
ent
Market Price
1.324.377,50
2001
1.484.546,31
462.014,72
2002
1.627.700,40
481.929,14
2003
1.849.687,86
507.177,74
2004
2.093.675,49
536.753,16
Tahun
Year
Menurut Harga
Konstan/Constant
Market Price
455.933,83
2000
Kabupaten
Nias
3,73
Sumatera
Utara
4,83
2001
1,33
3,65
3,32
2002
4,31
4,07
3,38
2003
5,24
4,48
5,51
2004
5,83
5,58
Tahun
Indonesia
4,84
Angkutan Darat
dan
mendorong
kegiatan
perekonomian.
Makin
2001
2002
2003
2004
18
14
10
12
01.
Idano Gawo
02.
Bawolato
03.
Sirombu
04.
Mandrehe
05.
Gido
24
15
06.
Lolofitu Moi
07.
Hiliduho
08.
Alasa
09.
Namohalu Esiwa
10.
Lahewa
2001
2002
2003
2004
11.
Afulu
12.
Tuhemberua
17
12
13.
Lotu
61
22
30
46
11
43
25
60
32
35
Kab. Nias
1 - 10 orang
2.4.5.2
Angkutan Udara
penumpang
dan
yang
berangkat
berjumlah
12.221
200
0
200
1
2002
2003
2004
98
*)
274
457
592
- Datang
799
*)
2.781
8.161
11.374
- Berangkat
928
*)
3.110
8.403
12.221
- Transit
983
*)
269
356
563
1. Kunjungan Pesawat
Terbang
2. Penumpang (orang)
3. Barang (Kg)
Tahun
Perincian
200
0
1046
4
1074
5
- Dimuat
- Bongkar
2.4.5.3
200
1
*)
*)
2002
2003
2004
31.59
7
31.85
9
83.98
5
96.28
1
108.21
7
149.27
5
Angkutan Laut
Pada tahun 2004 jumlah pelabuhan laut yang ada di kabupaten Nias
tercatat ada 3 pelabuhan yang terletak di kecamatan Gunung Sitoli,
kecamatan Sirombu dan kecamatan Lahewa. Dari ketiga pelabuhan
tersebut tercatat 1.476 kunjungan kapal.
Jumlah penumpang melalui pelabuhan laut mengalami penurunan
pada tahun 2004 dibanding tahun sebelumnya. Dimana jumlah
penumpang pada tahun 2004 tercatat sebesar 230.361 penumpang
yang lebih sedikit dibanding angka tahun 2003 sebesar 265.656
penumpang. Sebaliknya untuk jumlah barang yang dibongkar dan
dimuat meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 186.851 ton
menjadi 189.806 ton pada tahun 2004.
- Datang
Berangkat
2. Gunung
Sitoli
- Datang
3. Lahewa
Berangkat
- Datang
Berangkat
Jumlah
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
92.731
110.802
119.726
130.243
122.291
98.977
116.733
119.780
133.749
107.191
2.025
612
153
1.133
620
1.452
1.422
557
531
259
212.853
242.384
240.216
265.656
230.361
Pelabuhan
1. Sirombu
2000
2001
2002
2003
2004
175
747
1.819
118
343
71
796
224
27.608
31.057
31.816
32.233
37.463
80.955
97.764
101.448
144.886
142.402
7.322
3.965
1.922
3.559
6.008
6.021
3.022
1.672
3.558
3.591
157.505
166.571
136.858
186.851
189.806
- Muat
Bongkar
2. Gunung
Sitoli
- Muat
3. Lahewa
Bongkar
- Muat
Bongkar
Jumlah
pelabuhan
ini
selain
melayani
angkutan
barang
juga
2.5.1.2
Hidro Oceanografi
Hidrografi
Pantai sekitar Pelabuhan Sibolga berliku-liku, terjal dan sepanjang
pantai berbatu dan berkarang. Dasar lautnya lumpur pasir. Alur
Pelabuhan ini panjangnya 3 mil dengan lebar 250 m dan kedalaman 9
M LWS. Kedalaman di muka dermaga dan sekitarnya hanya 3 m LWS,
sehingga kapal- kapal besar harus berlabuh lebih kurang 450 m dari
dermaga pada kedalaman laut 30 m LWS.
Laporan Pendahuluan | 2-48
Pasang Surut
Waktu tolok : GMT + 07.00
Muka surutan terletak 70 cm di bawah Duduk Tengah (Zo = 70 cm)
Tunggang air rata-rata pada pasang perbani 72 cm.
Tunggang air rata-rata pada pasang mati 20 cm.
Pasang surut cendrung terjadi di siang hari dengan tinggi gelombang
0,2-0,3 m kecuali bila terjadi di angin keras tinggi gelombang dapat
mencapai 1m.
Arus
Arus yang berpengaruh di daerah tersebut adalah sesuai dengan sifat
pasutnya yaitu arus pasut harian ganda yang beraturan.
Cuaca
Di daerah Sibolga dan sekitarnya hampir tidak ada musim kering.
Jumlah hari kering rata-rata hanya 12 hari perbulan, dengan jumlah
hari hujan mencapai 21 hari. Jumlah curah hujan rata -rata pertahun
berkisar antara 4.000 mm - 5000 mm. Curah hujan terbesar berada
pada periode Maret- Mei serta periode Nopember - Desember dengan
curah hujan rata - rata 250 mm - 550 mm perbulan.
Penglihatan
Umumnya penglihatan adalah 10 - 20 km, kecuali bila terjadi hujan,
penglihatan bisa 4 - 8 km. Pada Bulan Desember - Mei pada waktu
hujan dan kabut pagi kadang - kadang jarak penglihatan kurang dari
0,5 km.
Tekanan Udara
Laporan Pendahuluan | 2-49
Dermaga
Dermaga Serba Guna
Kontruksi beton, kapasitas 15 dwt panjang 103.5 m, kedalaman 7
mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
Dermaga Ferry
Kontruksi beton, kapasitas 0.5 dwt panjang 35 m, kedalaman 5-6
mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
Kontruksi beton, kapasitas 0.5 dwt panjang 25.70 m, kedalaman 5-6
mlws, peruntukan Antar Pulau dan Luar Negeri dan Penumpang.
Gudang
Tertutup Luas 900 m2 kapasitas 3 ton/m3
Lapangan Penumpukkan
Lantai Aspal Luas 2.400m2 kapasitas 3 ton/m3
Terminal Penumpang
Kelas C, Luas 304 m2, kapasitas 200 orang
Peralatan Bongkar Muat
Forklift 2 unit 3 ton
Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM)
Jumlah 84 orang, 7 gang dgn kemampuan 13 ton/gang/jam
Tarif Pelayanan Jasa Pelabuhan
Jasa Labuh (per GT/Kunjungan)
- Kapal Niaga Rp, 75,-(rupiah) 0.100 $(dollar)
Laporan Pendahuluan | 2-50
Sumatera
melalui
Sibolga,
melalui
pelayaran.
Sebaliknya
Tahun
2000
2001
2002
2003
2004
- Datang
- Berangkat
- Datang
92.731
110.802
119.726
130.243
122.291
- Berangkat
98.977
116.733
119.780
133.749
107.191
- Datang
2.025
612
153
1.133
620
- Berangkat
1.452
1.422
557
531
259
212.853
242.384
240.216
265.656
230.361
Tahun
Pelabuhan
1. Sirombu
2. Gunung Sitoli
3. Lahewa
2000
2001
2002
2003
2004
- Muat
175
747
1.819
118
- Bongkar
343
71
796
224
- Muat
27.608
31.057
31.816
32.233
37.463
- Bongkar
80.955
97.764
101.448
144.886
142.402
- Muat
7.322
3.965
1.922
3.559
6.008
- Bongkar
6.021
3.022
1.672
3.558
3.591
157.505
166.571
136.858
186.851
189.806
Jumlah
informasi
yang
berhasil
dihimpun
dari
Dinas
BAB 3
RENCANA KERJA
3.1 Persiapan
Pekerjaan persiapan ini meliputi penyelesaian administrasi, mobilisasi
personil
dan
peralatan,
persiapan
pekerjaan
lapangan,
dan
melaksanakan
pekerjaan
ini,
baik
di
lingkungan
intern
dengan
penyelesaian
administrasi,
konsultan
akan
koordinasi
penyelesaian
untuk
pekerjaan
menentukan
ini
agar
langkah-langkah
didapatkan
hasil
kerja
guna
yang
maksimal.
3.1.3 Persiapan Pekerjaan Lapangan
Selain persiapan-persiapan yang dilakukan di kantor, dilakukan juga
persiapan di lapangan. Persiapan pekerjaan lapangan ini meliputi
penyiapan kantor di lokasi proyek dan pekerjaan persiapan untuk
survei-survei. Sedangkan pekerjaan persiapan untuk survei meliputi
Laporan Pendahuluan | 3-1
penyiapan
surat-surat
ijin/surat
keterangan,
dan
ulang
Hal
ini
kebutuhan
penting
pemakai
mengingat
sangat
penting
penjelasan
untuk
pekerjaan
Survei Bathimetri
echosounder
dan
System).
Perhitungan dan pengolahan hasil pengukuran.
3.2.2.2
Survei
Survei Hidro-Oceanografi
hidro-oseanografi
bertujuan
untuk
mendapatkan
data
3.2.2.3
: 2 titik
: 4 titik
: 2 titik
Laporan Pendahuluan | 3-5
: 4 titik
2.
dan
pemeliharaan,
kelayakan
dilakukan
dengan
Jumlah Kebutuhan/Demand
Kebutuhan Dana
EIRR
Laporan Pendahuluan | 3-6
Topografi.
Bathimetri.
Gelombang.
Arus.
Pasang surut.
Sedimentasi.
Meteorologi, angin, hujan, temperatur.
Geologi dan mekanika tanah.
B. Operasional Pelabuhan
a.
b.
c.
d.
Jenis konstruksi.
Material konstruksi.
Peralatan konstruksi.
Kemampuan pelaksana konstruksi.
Kegiatan Prakonstruksi
Kegiatan Konstruksi
Kegiatan Pasca Konstruksi
selaku
pelaksana
pekerjaan
akan
membuat
dan
2.
3.
Konsep
Laporan
Akhir
(Draft
Final
Report)
15
eksemplar
Konsep laporan akhir harus disiapkan dan diserahkan kepada
pemberi pekerjaan dalam jangka waktu seratus delapan puluh
Laporan Pendahuluan | 3-8
4.
5 buku
RAB
Executive Summary
Penggandaan CD
5 buku
5 buku
5 eksemplar
10 buah
merupakan
hasil
akhir
studi
yang
merupakan
LAporan
Akhir
sekurang-kurangnya
sudah
meliputi
BAB 4
METODOLOGI
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1 Survei Bidang Sosial Dan Ekonomi
Survei bidang sosial ekonomi meliputi :
Inventarisasi
sosial
ekonomi,
inventarisasi
kebijakan
stakeholders
mengenai
kebijakan
pembangunan
pelabuhan;
Analisa dan
evaluasi
terhadap
perkiraan
permintaan
berdasarkan
diterbitkan
oleh
instansi
dokumen
harga
pemerintah
material
satuan
maupun
yang
asosiasi
konstruksi;
Survey harga satuan untuk bahan/material/peralatan/personil
yang bersifat khusus atau spesifik di quarry maupun di
pabrik/distributor barang terdekat.
azimuth ke target
Laporan Pendahuluan | 4-2
(T)
(M)
jurusan ke target
U (Geografi)
Matahari
M T
Target
A
Penentuan
koordinat
(x,
y,
z)
BM
dilakukan
dengan
Bentuk,
ukuran
dan
konstruksi
Bench
Mark
besar
berukuran
Pembuatan
skets
lokasi
BM
untuk
deskripsi.
6 cm
Pelat marmer 12 x 12
Nomor titik
Tulangan tiang 10
Dicor beton
Sengkang 5-15
Dicor beton
Beton 1:2:3
20
Pasir dipadatkan
40
Benchmark
b.
Control Point
dasarnya
ada
beberapa
macam
cara
untuk
melakukan
sistem.
Pemakai
dan
hanya
wewenang
dalam
mengamati
satelit
atau L2.
RMS error dari setiap koordinat hasil perhitungan maksimum
adalah 1 mm.
yang
poligon ada dua unsur penting yang perlu diperhatikan yaitu jarak
dan sudut jurusan.
Pengukuran titik kontrol horizontal (titik poligon) dilaksanakan dengan
cara mengukur jarak dan sudut menurut lintasan tertutup. Pada
pengukuran poligon ini, titik akhir pengukuran berada pada titik awal
pengukuran. Pengukuran sudut dilakukan dengan pembacaan double
seri, dimana besar sudut yang akan dipakai adalah harga rata-rata
dari
pembacaan
tersebut.
Azimut
awal
akan
ditetapkan
dari
Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 100
meter.
Tingkat
ketelitian
menggunakan pita
ukur,
hasil
pengukuran
jarak
dengan
cara
d1
d2
1
d3
2
b.
sudut mendatar
AB
AC
KI
2
x
fy
1 : 5.000
AB
AC
A
C
Slag 2
Slag 1
b1
m21
b2
m1
Bidang Referensi
D
rambu lengkap.
Pengecekan baut-baut tripod (kaki tiga) jangan sanpai
longgar. Sambungan rambu ukur harus betul. Rambu harus
menggunakan nivo.
Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur sipat datar harus
dicek dulu garis bidiknya. Data pengecekan harus dicatat
garis bidik.
Laporan Pendahuluan | 4-9
kilo meter.
topografi
dan
bentuk
buatan
manusia
dapat
Azimuth magnetis.
Pembacaan benang diafragma (atas, tengah, bawah).
Sudut zenith atau sudut miring.
Tinggi alat ukur.
TB = TA + H
Untuk menghitung jarak datar (Dd)
1
H 100 Ba Bb Sin2m TA Bt
2
Dd =
2
Dd = 100 (Ba
DoCos m
Bb)Cos2m
dimana:
TA
TB
Ba
Bb
Bt
TA
Tinggi alat
Do
Jarak optis[100(Ba-Bb)]
sudut miring
C=g-m
dimana:
G = Azimuth Geografis
M = Azimuth Magnetis
Pada pelaksanaannya kerapatan titik detail akan sangat tergantung
pada skala peta yang akan dibuat, selain itu untuk keadaan tanah
yang
mempunyai
perbedaan
tinggi
yang
ekstrim
dilakukan
pengukuran lebih rapat. Hasil dari pengukuran berupa data ray dari
masing-masing ruas dalam jalur polygon yang menyajikan ketinggian
Laporan Pendahuluan | 4-12
sounding
adalah
jalur
Echo
Sounder
GPSMap
perlengkapannya.
mempunyai
fasilitas
Positioning
System)
memberikan
kerangka
dan
Alat
ini
GPS
posisi
(Global
yang
akan
alat
pada
horisontal
dengan
kemampuan
untuk
mengukur
kedalaman
SATELIT
TAMPAK SAMPING
TAMPAK BELAKANG
READER
ANTENA
ANTENA
TRANDUSER
TRANDUSER
DASAR LAUT
Papan
duga.
Papan
duga
keselamatan.
Peralatan
keselamatan
yang
ED = Z + A Keterangan :
EMA =
tranducer)
Laporan Pendahuluan | 4-15
terhadap
LLWL
dapat
dicari
dengan
menggunakan
EDLWS = ED - ELWS
dimana:
EDLWS
ED
ELWS =
Currentmeter.
Alat pelampung.
Kompas.
Tabung-tabung sampel.
bagi
reverment),
perencanaan
mengetahui
tipe
fasilitas
pasang
perairan
surut
(dermaga
yang
terjadi
dan
dan
muka air
pengukuran
arus
adalah
untuk
mendapatkan
besaran
kecepatan dan arah arus yang akan berguna dalam penentuan sifat
dinamika
perairan
lokal.
Metoda
pelaksanaan
pengukuran
ini
Penempatan titik
dan
pendahuluan
ditentukan
hasil
(reconnaissance
studi
pengamatan/survei
survey).
Yang
dilakukan
penampang.
Pengamatan kecepatan arus dilakukan pada kedalaman 0.2d,
0.6d, 0.8d seperti yang ditampilkan pada gambar di bawah.
Laporan Pendahuluan | 4-18
hindcasting
menggunakan
metode
SMB
(Sverdrup-Munk-
Brechneider).
Gelombang laut yang akan diramal adalah gelombang laut dalam
yang dibangkitkan oleh angin di laut dalam suatu perairan, kemudian
merambat ke arah pantai dan pecah seiring dengan mendangkalnya
perairan dekat pantai. Hasil peramalan gelombang berupa tinggi
gelombang signifikan (HS) dan perioda gelombang signifikan untuk
Laporan Pendahuluan | 4-19
tiap arah angin utama (TS). Untuk peramalan gelombang dengan cara
pengolahan data angin ini diperlukan data angin minimal 10 tahun.
Data yang diperlukan untuk peramalan gelombang terdiri dari:
Kecepatan angin.
Arah angin.
Peralatan
pengambilan
contoh
air
(sedimen
suspensi)
Pasang Surut
K 1 O1
M2 S 2
semi diurnal
0,25 - 1,5
1,5 - 3,0
>3,0
diurnal
Data Pasut
Admiralty
MHWS
MHWL
MSL
MLWL
MLWS
LLWL
b.
Curah Hujan
Data-data
hidrologi
digunakan
untuk
kepentingan
pekerjaan
Angin
=
=
Gelombang
Gelombang
merupakan
faktor
penting
di
dalam
perencanaan
pelabuhan. Gelombang digunakan untuk merencanakan bangunanbangunan pelabuhan seperti dermaga, kolam, revertment, serta
fasilitas-fasilitas lainnya.
hindcasting
menggunakan
metode
SMB
(Sverdrup-Munk-
Brechneider).
Gelombang laut yang akan diramal adalah gelombang laut dalam
yang dibangkitkan oleh angin di laut dalam suatu perairan, kemudian
merambat ke arah pantai dan pecah seiring dengan mendangkalnya
perairan dekat pantai. Hasil peramalan gelombang berupa tinggi dan
perioda gelombang signifikan untuk tiap arah angin utama. Data-data
yang diperlukan untuk peramalan gelombang terdiri dari:
Kecepatan angin.
Arah angin.
Durasi/waktu bertiupnya angin.
2.
3.
sebagai berikut:
t
1609
Ut
Ut
45
1,277 0,296 tanh 0,9 log
U 3600
t
UX
0,15 logX 1,5334
U 3600
di mana:
4.
UX
Ut
t min
gF
0,0161 ln 2
V
V
6,5882 e
g
2,2024
2
gF
0,3692 ln
gF
V2
0,8798ln
di mana:
5.
kecepatan angin = UX
percepatan gravitasi
e.
Arus Pantai
Surf Zone
Swash Zone
Berms
Dune
Breaker
LLWL
Beach Face
Longshore Bar
Offshore
Inshore
Foreshore
Backshore
Offshore Zone
Offshore zone adalah daerah yang terbentang dari lokasi
gelombang pecah ke arah laut. Pada daerah ini gelombang dan
arus menimbulkan gerak orbit partikel air dengan orbit lintasan
partikel tidak tertutup sehingga menimbulkan transpor massa
Laporan Pendahuluan | 4-28
Surf Zone
Daerah surf zone adalah daerah antara gelombang pecah dan
garis pantai yang ditandai dengan penjalaran gelombang
setelah pecah ke arah pantai. Gelombang pecah menimbulkan
arus
dan
turbulensi
yang
sangat
tinggi
yang
dapat
Swash Zone
Daerah swarf zone adalah daerah pantai di mana gelombang
dan arus yang sampai di garis pantai menyebabkan massa air
bergerak ke atas dan kemudian turun kembali pada permukaan
pantai. Gerak massa air tersebut disertai dengan terangkutnya
sedimen.
Dari ketiga daerah tersebut, karakteristik gelombang dan arus
pada daerah surf zone dan swash zone adalah yang paling
penting. Arus yang terjadi di ke dua daerah tersebut sangat
tergantung dengan arah datang gelombang
f.
Transpor Sedimentasi
Transpor
sedimen
banyak
menyebabkan
permasalahan
dalam
penting
dilakukan.
Transpor
sedimen
pantai
dapat
diklasifikasikan menjadi:
1.
2.
Longshore Transpot
Transpor sedimen sepanjang pantai dan mempunyai arah ratarata sejajar garis pantai. Di daerah lepas pantai biasanya hanya
terjadi transpor menuju dan meninggalkan pantai, sedangkan di
daerah dekat pantai terjadi kedua jenis transpor sedimen di
atas.
g.
Permodelan
yang
dibawa
oleh
arus.
Untuk
itu
perlu
dilakukan
berikut:
1.
Bathimetri Perairan
Agar memberikan hasil yang baik, analisa refraksi/difraksi
memerlukan kawasan perairan yang agak luas. Pada bagian
peta tersebut akan digambarkan kawasan perairan untuk
analisa refraksi/difraksi. Pada batas laut paling luar dari perairan
diambil suatu anggapan bahwa gelombang yang ada atau
terbentuk berupa gelombang sempurna yang belum mengalami
refraksi / difraksi. Sedang pada kawasan di sebelah dalam
(dekat pantai) dilakukan simulasi yang lebih teliti, dengan peta
batimetri yang digunakan adalah peta dengan skala 1:2.000,
kemudian dibuatkan grid perairan untuk simulasi transformasi
refraksi dan difraksi gelombang pada lokasi.
2.
Tinggi Gelombang
Tinggi gelombang yang digunakan sebagai data masukan model
numerik ini adalah tinggi gelombang yang diperoleh dari hasil
pasca-kiraan gelombang berdasarkan data angin. Data angin
sekunder yang digunakan diusahakan diambil dari lokasi
pengamatan yang mempunyai karakteristik tidak jauh berbeda
dengan karakteristik lokasi kajian.
3.
4.
Perioda Gelombang
yang
menjadi
obyek
perhitungan
adalah
tinggi
gelombang.
Tinggi gelombang rencana yang diperlukan sebagai data input
model RCPWAVE ini ditetapkan dengan cara sebagai berikut:
a.
Dari
hasil
pasca-kiraan
gelombang,
diambil
tinggi
tidak
peduli
terbesar
arahnya.
tanpa
Dengan
mempedulikan
mengambil
arah,
maka
harga
ekstrim
berdasarkan
data
perioda
gelombang
hilang
dalam
langkah
selanjutnya.
d. Metode yang digunakan yaitu metode Gumbell. Analisa
frekuensi adalah kejadian yang diharapkan terjadi, rata-rata
sekali setiap N tahun atau dengan perkataan lain tahun
berulangnya N tahun.
e. Pilih gelombang rencana dengan nilai periode ulang
tertentu. Setelah mendapatkan tinggi gelombang rencana
untuk periode ulang tertentu tersebut kemudian dianalisa
periode gelombang yang sesuai.
2.
penyelidikan
ini
dimaksudkan
untuk
mendapatkan
daya
dukung
tanahnya
guna
keperluan
perencanaan
Persiapan
Laporan Pendahuluan | 4-33
berfungsi
sebagai
tempat
untuk
meletakkan
mesin
tripod
mesin bor
bagan
stang bor
dasar laut
dengan
pekerjaan
ini
akan
diambil
contoh
lapisan
secara
langsung
di
lapangan
lapisan
tanah/batuan
yang
terdapat
dibawah
kedalaman
penyondiran
maksimum
40
dari
for
Deep,
Quasi-Static
Cone
and
Friction
Cone
kedalaman
penyondiran
maksimum
40
dari
for
Deep,
Quasi-Static
Cone
and
Friction
Cone
telah
mencapai
50
tumbukan,
maka
pengujian
kedalaman
yang
sama
dengan
selang
kedalaman
pengujian.
Pengambilan
Contoh
Tanah
Tak
Terganggu
(Undisturbed
Sampling)
Maksud dari pengambilan contoh tanah tak terganggu ini adalah
untuk mendapatkan contoh tanah yang mendekati keadaan
aslinya,
sehingga
parameter-parameter
yang
didapat
dari
contoh
yang
pertama
akan
dilakukan
pada
boleh
diputar
ataupun
ditumbuk
sebelum
mencapai
contoh
tanah
selesai
didiskripsi,
untuk
menjaga
Specific Gravity
Tes ini dilakukan untuk mengetahui berat jenis tanah.
Prosedur standar yang dipakai adalah ASTM D854-83 (1983)
dan SK SNI M-08-1993-03.
Kadar Air
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar air atas contoh
tanah.
Pelaksanaan tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D
2216-80 (1980) dan SNI 1965-1990-F.
Density Test
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui density dari
contoh tanah dalam kondisi asli (bulk) dan kondisi kering
(dry). Tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D9254-83
(1983) dan SNI 1964-1990-F.
Atterberg Limit
Tes ini dilakukan untuk mengetahui batas cair, batas plastis
dan indeks plastisitas tanah. Tes tersebut mengacu pada
prosedur standar ASTM D4318-84 (1984) dan SNI 1967-1990F. Tes Atterberg Limit dan analisis saringan selanjutnya
dipakai untuk klasifikasi tanah menurut USCS.
Laporan Pendahuluan | 4-41
tes
Unconsolidated
Undrained
(CU),
Undrained
Consolidated
(UU),
Drained
Consolidated
(CD).
dan
tes
parameter
shear
strength
tanah
yang
Consolidation Test
Tes ini bertujuan untuk memperoleh nilai compression index
Cc dan coefficient of consolidation Cv yang selanjutnya
dipergunakan untuk memprediksi besarnya penurunan dam.
Tes ini mengacu pada prosedur standar ASTM D2435-(1983 ).
Pengolahan Data
- Membuat log bor beserta hasil test
- Memberikan penilaian terhadap masalah daya dukung
-
yang
bersangkutan
dengan
jarak,
metoda
4.5.3
Hambatan lekat:
HL
(JP PK)
di mana:
2.
JP
jumlah perlawanan
PK
Cf
Cf
A/B
tahap pembacaan 20 cm
SHL
kelayakan
finansial
untuk
pembangunan
pelabuhan
yang
disyaratkan,
maka
proyek
dinyatakan
layak,
sedangkan jika lebih lama maka proyek dinyatakan tidak layak untuk
dilaksanakan.
d.
operasi
dan
pemeliharaan,
kelayakan
dilakukan
dengan
berpengaruh
terhadap
kelayakan
dalam
rencana
Kebutuhan Dana
Dalam
pemenuhan
kebutuhan
akan
transportasi
diperlukan
instansi
pemerintah
lainnya
dalam
proses
pengambilan
terjadi
dengan
adanya
kegiatan
pengembangan
transportasi pelabuhan.
Kolam Pelabuhan
peramalan gelombang).
Arus yang terjadi di perairan.
Ukuran
kapal
rencana
dan
rencana
manuver
yang
diperbolehkan.
Perairan yang relatif tenang.
Lebar dan kedalaman perairan disesuaikan dengan kebutuhan.
Kemudahan gerak kapal (manuver).
Meskipun batas lokasi kolam pelabuhan sulit ditentukan secara tepat,
akan tetapi biasanya dibatasi oleh daratan, penahan gelombang,
konstruksi dermaga atau batas administratif pelabuhan.
Di samping parameter-parameter yang telah dijelaskan di atas, kolam
pelabuhan juga harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Cukup luas sehingga dapat menampung semua kapal yang
datang berlabuh dan masih dapat bergerak dengan bebas.
Cukup lebar sehingga kapal dapat melakukan manuver dengan
bebas yang merupakan gerak melingkar yang tidak terputus.
Luas Kolam
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
kapal
mulai
dari
AB =
AT =
c)
Turning basin atau kolam putar diperlukan agar kapal dapat mudah
berbalik arah. Luas area untuk perputaran kapal sangat dipengaruhi
oleh ukuran kapal, sistem operasi dan jenis kapal. Radius kolam putar
diperkirakan sebesar 1,5 kali ukuran panjang kapal maksimum
sehingga luas kolam putar menjadi:
ATR =
(1,5.L)2
di mana:
ATR =
panjang
kapal
maksimum
yang
akan
berlabuh
di
pelabuhan (m)
Laporan Pendahuluan | 4-49
d)
persiapan
operasi
(loading),
dan
lain
sebagainya.
3 (n.l.b)
di mana:
ABM
n
e)
Area Tambat
n.(1,5.L) x (4/3.B)
di mana:
f)
Kedalaman Kolam
kolam dapat
d+S+C
di mana:
D
LLWL
Kapal
S
d
D
C
g)
Alur Pelayaran
surut).
Kondisi angin di perairan (arah dan kecepatan).
Arah, kecepatan dan tinggi gelombang pada perairan (hasil
peramalan gelombang).
Arus yang terjadi di perairan.
Ukuran kapal rencana dan
diperbolehkan.
Jumlah lintasan kapal yang melalui alur pelayaran.
Angka kemudahan pengontrolan kemudi kapal rencana.
Trase (alignment) alur pelayaran dan stabilitas bahan dasar
perairan.
Koordinasi dengan fasilitas lainnya.
Navigasi yang mudah dan aman.
rencana
manuver
yang
Kedalaman Alur
Kedalaman air diukur terhadap muka air referensi nilai rerata dari
muka air surut terendah pada saat pasang kecil (neap tide) dalam
periode panjang, yang disebut LLWL (Lowest Low Water Level).
Kedalaman alur total adalah:
H = d +G + R + P + S + K
di mana:
d
LWS
Kapal
Draft
Clearance
1,5 B
1,8 B
1,8 B
Kapal
Kapal
1,5 B
Mooring Dolphin
Gaya angin transversal terjadi apabila angin datang dari arah lebar
( = 900).
FTW = 1,1.Qw.Aw
di mana:
QW
AW
QW
AW
LOA
FLC = 0,07.QC.B.d.
di mana:
Qc
cMxy =
disederhanakan
dengan
mengasumsi
bahwa
gaya
longitudinal yang bekerja akan ditahan oleh spring lines dan untuk
gaya transversal oleh breasting lines.
Tali
atau
pengikat
diasurnsikan
kapal
mempunyai
untuk
tiap-tiap
karakteristik
gaya
yang
sama
yang
bekerja
dan
analisa
Fbreasting =
3.
Fx
2. cos b
Fspring =
2. cos s
di mana:
Fx
Fx
Catwalk
Kontruksi catwalk merupakan jembatan penghubung antara dolphindolphin yang digunakan oleh petugas tambat sandar kapal pada saat
kegiatan sandar dan tambat kapal sedang berlangsung.
Perencanaan Balok
10.5
Beban q
1. Beban mati
Berat kayu
= x 0.05 x 1.0
= 0.025 ton/m1
450.200.8.12)
Berat railing
= 0.025 ton/m1
= 0.1162 ton/m1
2. Beban hidup
Beban hidup di pelat
0.075
ton/m1
Beban P
Berat dari balok pengikat WF 200.200.8.12
= 49.9 kg/m
=qL
0.0499 x 0.9
= 0.022455 ton
Dengan panjang bentang 10.5 m maka dipasang balok pengikat
setiap 3.00 m.
Data penampang balok WF 450.200.8.12
A = 84.3 cm2
Ix = 28700 cm4
Iy = 1580 cm4
ix = 18.5
iy = 4.33
Wx = 1290
Wy = 159
= 1.601 ton m
VDL = q L
= x 0.1162 x 10.5
= 0.61 ton m
DL
Momen dan geser beban mati akibat beban P adalah sebagai berikut :
P
a
maka M = a (L-x)/L * P
V = - (a/L) P
Untuk x < a
maka M = bx/L * P
V = (b/L) P
0,029472188
-0,005614
0,058944375
0,0112275
0,029472188
0,00561375
Total
0,11788875
0,0112275
= 2 x 0.015 = 0.030 cm
maka,
MDL = 1.601 ton m + 0,11788875
= 1.718 ton m
= 0.621 ton m
DL
= 0.335 cm
= 0.305 cm + 0.030
1.033
= x 0.075 x 10.5
= 0.39 ton
ton m
VDL = q L
m
DL
= 0.197 cm
Dalam kondisi layanan (service) diperoleh,
M
= 3.875 ton m
= 1.19 ton m
= 0.695 cm
Chek penampang
h
75
tb
L
b
1.25
h
ts
450
56.25 75
8
3000
200
1.25
450
12
C1
562 .5
b.t s
200 .12
C 2 0.63x
E
0.63x 2.1x10 6 / 1400 945
250<C1<C2
Chek Tegangan
M 3.875 x10 5
300 .39 kg / cm 2
Wx
1290
< kip
........ OK
V
1.19 x10 3
33 .05 kg / cm 2
hxt web
45 x 0.8
< kip
........ OK
Chek Lendutan
L 1250
3.47
360 360
= 0.695 cm <
....... OK
= 2 x (1.2x0.1162 + 1.6x0.075) x 12
6.2265
ton
Mu
37340000 N-mm
Laporan Pendahuluan | 4-62
fc = 390 Mpa
Mu 37340000
46.67 KN - m
0.8
0.8
Mn A s .f y .(d a / 2)
Mn
dimana
= 56.47As
Untuk melaksanakan perencanaan dinding penahan tanah, langkahlangkah kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Memperkirakan ukuran/dimensi yang diperlukan dari dinding
penahan tanah.
2. Mencari besarnya tekanan tanah baik secara analistis maupun
secara grafis berdasarkan cara yang sesuai dengan tipe dinding
penahan tanahnya, apakah dengan cara Coulomb atau cara
Rankine.
3. Lebar dasar dinding penahan tanah harus cukup untuk mobilisasi
daya dukung tanahnya atau dengan perkataan lain, tegangan
yang bekerja akibat konstruksi ditambah dengan gaya-gaya
lainnya tidak melebihi gaya dukung ijin. Disamping itu diusahakan
dari
kemiringan
lerengnya
memenuhi
suatu
angka
c)
2.
Causeway
Laporan Pendahuluan | 4-65
Urugan Tanah
Pekerjaan
ini
terdiri
dari
pengambilan,
pengangkutan,
penimbunan
sebagaimana
diperlukan
untuk
sisi
galian
dan
pada
umumnya
untuk
3.
a.
b.
informasi
mengenai
posisi
sarana
bantu
4.
A.
Dermaga Rampdoor
Sebagaimana
mestinya
dalam
proses
B.
Dermaga Curah
Dermaga curah, adalah dermaga yang kusus digunakan untuk
bongkar muat barang curah yang biasanya menggunakan ban
berjalan (conveyor belt). Barang curah bisa dalam bentuk cairan
dan curah kering. Untuk mengangkut barang curah cair
Laporan Pendahuluan | 4-69
BAB 5
ADMINISTRASI
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
pekerjaan
DED
Peningkatan
Prasarana
Pelabuhan
Survey Pendahuluan
o Inventarisasi
sosial
ekonomi,
inventarisasi
kebijakan
stakeholders
pelabuhan;
o Analisa dan
mengenai
evaluasi
kebijakan
terhadap
pembangunan
perkiraan
permintaan
lahan,
ketersediaan
patok
pengukuran
berdasarkan
dokumen
harga
satuan
yang
diterbitkan
oleh
instansi
pemerintah
maupun
asosiasi
konstruksi;
o Survey harga satuan untuk bahan/material/peralatan/personil
yang bersifat khusus atau spesifik di quarry maupun di
pabrik/distributor barang terdekat.
-
Survei Bathymetri
dan
pemodelan
penyeberangan
o Analisis peningkatan
penyeberangan
o Analisis
kelayakan
fasilitas
lokasi
kebutuhan
dan
dan
operasi
transportasi
pelabuhan
ketersediaan
lahan
pengembangan
o Analisis manfaat pengembangan fasilitas pelabuhan terhadap
perkembangan ekonomi wilayah perairan Barat Sumatera
o Analisis manfaat pengembangan fasilitas pelabuhan terhadap
biaya
ekonomi
transportasi
dan
faktor
kemudahan
transportasi
o Analisis finansial terkait operasionalisasi fasilitas pelabuhan
penyeberangan yang dikembangkan
o Estimasi pengaruh pengembangan
fasilitas
pelabuhan
Penyusunan
dokumen
review
masterplan
pengembangan
(pengaturan
zonasi)
di
sekitar
lokasi
Pengujian Laboratorium
Pembuatan Peta
dilaksanakan
dengan
prinsip-prinsip
organisasi
yang
terkait lainnya.
Terciptanya koordinasi yang baik antar Tim Konsultan, agar
pekerjaan dapat benar-benar dilaksanakan secara efektif, efisien,
dengan berpedoman pada rencana / schedule yang telah dibuat,
agar pekerjaan
Kerja.
Hubungan dan Koordinasi dengan Pihak Pemberi Kerja dalam
pelaksanaan
DED
Peningkatan
Prasarana
Pelabuhan
pekerjaan
mempunyai
Survey Pendahuluan
Survei Sosial Ekonomi
Survey Fisik/ Teknis
- Survei Topografi dan Bathimetri
- Survei Hidro-Oceanografi
- Survei Penyelidikan Tanah