Você está na página 1de 7

I.

Dasar Teori

Banyak tumbuhan obat yang mengandung saponin. Saponin adalah senyawa yang
dapat menyebabkan timbulnya busa yang dapat bertahan lama ketika bahan
tumbuhan tersebut direbus dalam air dan kemudian dikocok. Kemampuan
pembusaan rebusan air dari bahan tumbuhan dan ekstraknya diukur dengan istilah
indeks pembusaan.

Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian
tertentu dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi
dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui, mungkin sebagai bentuk penyimpanan
karbohidrat, atau merupakan waste product dari metabolisme tumbuh tumbuhan.
Kemungkinan lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga (Liener
IE. (ed). Toxic constituents of plant foodstuffs. Academic Press, New York, 1969.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Diakses tanggal 18 Oktober 2010). Sifat-sifat Saponin adalah sebagai berikut :


Mempunyai rasa pahit.
Dalam larutan air membentuk busa yang stabil.
Menghemolisa eritrosit.
Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi.
Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksisteroid lainnya.
Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi.
Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasilkan formula empiris
yang mendekati (Liener IE. (ed). Toxic constituents of plant foodstuffs. Academic
Press, New York, 1969. Diakses tanggal 18 Oktober 2010.
Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau
hemolisis pada darah. Saponin bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan
banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras
atau racun biasa disebut sebagai Sapotoksin. Kematian pada ikan, mungkin
disebabkan oleh gangguan pernafasan. Ikan yang mati karena racun saponin, tidak
toksik untuk manusia bila dimakan. Tidak toksiknya untuk manusia dapat

diketahui dari minuman seperti bir yang busanya disebabkan oleh saponin.
Contoh glikosida lain adalah tioglikosida dan bensiltioglikosida. Bila dihidrolisa
dengan enzim menghasilkan tiosianat, isotiosianat dan bensilsianat yang
merupakan racun dan mempunyai sifat antitiroid. Zat-zat toksik tersebut ada pada
bawang, selada air, kacang-kacangan, seperti kacang tanah, kacang kedele dan
juga pada macam-macam kol. Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan
tegangan permukaan (surface tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan
sapogenin (aglikon) dan karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid) (Liener
IE. (ed). Toxic constituents of plant foodstuffs. Academic Press, New York, 1969.
Diakses tanggal 18 Oktober 2010). Berdasarkan atas sifat kimiawinya, saponin
dapat dibagi dalam dua kelompok :
1. Steroids dengan 27 C atom.
2. Triterpenoids, dengan 30 C atom.
Saponin diklasifikasikan menjadi 2 yaitu : saponin steroid dan saponin
triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27) dengan molekul
karbohidrat. Steroid saponin di hidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang
dikenal sebagai saraponin. Tipe saponin ini memiliki efek anti jamur. Pada
binatang menunjukkan penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid
diekskresikan setelah konjugasi dengan asam glukoronida dan digunakan sebagai
bahan baku pada proses biosintesis dari obat kortikosteroid. Pada penetapan
indeks pembusaan yang mengandung saponin, tanaman atau simplisia yang
digunakan adalah Kacang Hijau
II.

Alat dan Bahan

Neraca analitis
Backer glass 500ml
Pemanas
Labu ukur 100 ml
Pipet ukur 10 ml
Stop watch
Corong
Penggaris
Simplissia (pati kacang hijau)
Aquadest
Bejana 1 L
Ikan seribu dengan ukuran 2,0-2,5 cm

III.

Prosedur
a. Penentuan indeks pembusaan
haluskan simplissia
dan timbang 2 gram

biarkan 15 menit dan


amati tinggi busanya

Buat dekok dalam


beaker glass 500 ml
dengan 100 ml
aquadest mendidih
selama 30 menit

kocok ke arah
memanjang selama 15
detik dengan frekuensi
pengocokan 2 kali
kocokan/ detik

dinginkan dan saring


kedalam labu ukur.
tambahkan aquadest
sampai 100 ml

buat satu seri


pengenceran dalam
tabung reaksi bertutup

nilai hasilnya

b. Penentuan indeks ikan

isi bejana dengan


500 ml larutan
saponin dengan air.
buat seduhan
simplisia 10% b/v

IV.

masukkan hasil
seduhan pada
bejana sampai
konsentrasi simplisia
dalam larutan
0,01%, 0,1%, dan
1%

masukkan 10 ikan
seribu pada setiap
tabung

hitung LD50 nya

amati jumlah ikan


yang mati setelah 6,
12, 14 jam

Jika tinggi busa < 1 cm, maka indeks busanya <100


Jika tinggi busa 1 cm, maka volume dekokta (rebusan) simplissia
digunakan untuk menentukan indeks (sebagai a). Tapi jika tabung
merupakan tabung ke-1 atau ke-2 dari satu seri, maka harus dilakukan
pengenceran yang lebih rinci untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Jika tinggi busa setiap tabung >1 cm, maka indeks busanya >1000.
Hitung indeks pembusaan dengan rumus :
Indeks busa = 1000/a
Hasil pengamatan
a. Penentuan indeks pembusaan
Air : Simplissia

Tinggi Busa

9:1
8:2
7:3
6:4
5:5
4:6
3:7
2:8
1:9
10 : 0
Indeks busa

0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
0,9
1
0,9
= 1000/a
= 1000/9
=111,11

b. Penentuan indeks ikan


Tabung
6 jam

Ikan yang mati


12 jam

24 jam

I
II
III
Kontrol
V.

4 ekor
-

Pembahasan
Pada praktikum kali ini, Pada percobaan kali ini kami melakukan

praktikum tentang Penetapan Indeks Pembusaan dan Indeks Ikan. Dimana


praktikum kali ini bertujuan untuk memahami cara dan mengetahui manfaat dari
penetapan indeks pembusaan dan indeks ikan dari simplisia. Simplisia yang
digunakan yaitu kacang hijau.
Kacang hijau (Phaseolus radiatus) adalah sejenis palawija yang dikenal
luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah
kedelai dan kacang tanah.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Fabales
Famili: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus: Phaseolus
Spesies: Phaseolus radiatus L.
Pada percobaan penetapan indeks pembusaan, tahap pertama yang harus
dilakukan setelah mendapatkan simplisia Kacang hijau adalah melakukan
penimbangan. Simplisia ditimbang sebanyak 2 gram. Kemudian, menghaluskan
simplisia. Tujuan simplisia dihaluskan adalah untuk memperbesar kelarutan.
Dimana semakin besar luas permukaan, semakin besar pula kelarutan.

Tahap kedua adalah masukkan simplisia kacang hijau ke dalam gelas


kimia yang berisi 100 ml aquadest panas. Lalu, godog sampai mendidih. Setelah
mendidih kemudian simplisia tersebut di saring menggunakan kertas saring
sehingga diperoleh filtrat dari kacang hijau. Tambahkan aquades panas sehingga
volume filtrat kacang hijau menjadi 100 ml.
Setelah dilakukan pengujian indeks busa, didapatkan hasil tinggi busa dari
simplisia kacang hijau adalah sebagai berikut :
ml
simplisia
t busa

1 ml

2 ml

3 ml

4 ml

5 ml

6 ml

7 ml

8 ml

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

0,9

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

cm

9 ml
1 cm

Di lihat dari hasil praktikum tersebut, pada kacang hijau menghasilkan busa.
Namun busa yang dihasilkan ini belum tentu berasal dari saponin. Untuk itu maka
dilakukan uji indeks ikan.
Pada 4 bejana berukuran 1 L, isi dengan 500 ml aquades. Pada 3 bejana
masing-masing isi dengan filtrat kacang hijau. Pada bejana 1 bersifat sebagai
kontrol, tanpa penambahan filtrat. Pada bejana 2 dibuat konsentrasi filtrat kacang
hijau menjadi 0,01 % dalam 500 ml. Pada bejana 3 dibuat konsentrasi filtrat
kacang hijau menjadi 0,1 % dalam 500 ml dan pada bejana 4 dibuat konsentrasi
kacang hijau menjadi 1 % dalam 500 ml. Pada keempat bejana diisi dengan
masing-masing 10 ekor ikan dengan ukuran dan jenis yang sama. Lalu amati
keadaan ikan setelah 6 jam, 12 jam dan 24 jam. Amati ikan yang mati pada jamjam tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan, ikan yang mati hanya pada konsentrasi 1%
pada waktu pengamatan 24 jam. hal ini disebabkan karena kandungan saponin
dalam kacang hijau tidak terlalu tinggi sehingga tidak menimbulkan kematian
yang signifikan pada ikan.
Kematian pada ikan, mungkin disebabkan oleh gangguan pernapasan. Ikan yang
mati karena racun saponin , tidak toksik untuk manusia bila dimakan.
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas
pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan

10 ml
0,9
cm

asam (Harbrone,1996). Saponin bersifat racun bagi hewan yang berdarah dingin
seperti ikan. Saponin dapat menghancurkan butir darah merah lewat reaksi
hemolisis. Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin
bebas kedalam medium sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit
dapat disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis
kedalam darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia
tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah
dll. Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan
larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke
dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan
sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang
ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin
akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi berada pada
medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium
luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat
dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar
eritrosit (plasma).
VI.

Kesimpulan
Dari hasil pengamatan indeks busa kacang hijau adalah 111,11 dan

menyebabkan 4 ekor ikan mati pada bejana yang berkonsentrasi 1% setelah 24


jam.
VII.

Daftar Pustaka

Você também pode gostar

  • Denah Apotek
    Denah Apotek
    Documento1 página
    Denah Apotek
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Gudang
    Gudang
    Documento16 páginas
    Gudang
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Kepala Gudang Di RS PDF
    Tugas Kepala Gudang Di RS PDF
    Documento213 páginas
    Tugas Kepala Gudang Di RS PDF
    Sufia Maiwirma
    Ainda não há avaliações
  • Pto 1
    Pto 1
    Documento14 páginas
    Pto 1
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Daftar Obat
    Daftar Obat
    Documento3 páginas
    Daftar Obat
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Pengamatan Dari Jam 13-15
    Pengamatan Dari Jam 13-15
    Documento4 páginas
    Pengamatan Dari Jam 13-15
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • BAB Dan Bagian
    BAB Dan Bagian
    Documento2 páginas
    BAB Dan Bagian
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Konseling Swamedikasi
    Konseling Swamedikasi
    Documento5 páginas
    Konseling Swamedikasi
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Pediatri
    Makalah Pediatri
    Documento25 páginas
    Makalah Pediatri
    Tantyo Subekti
    Ainda não há avaliações
  • Medication Safety Issues - En.id
    Medication Safety Issues - En.id
    Documento41 páginas
    Medication Safety Issues - En.id
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Gynae Ovarian GemCarbo Plus-Bev Protocol V2.0.en - Id
    Gynae Ovarian GemCarbo Plus-Bev Protocol V2.0.en - Id
    Documento3 páginas
    Gynae Ovarian GemCarbo Plus-Bev Protocol V2.0.en - Id
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Perpres 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional PDF
    Perpres 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional PDF
    Documento62 páginas
    Perpres 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional PDF
    bintangsatu7
    Ainda não há avaliações
  • Tugas Terstruktur MK Farmasi Rs
    Tugas Terstruktur MK Farmasi Rs
    Documento16 páginas
    Tugas Terstruktur MK Farmasi Rs
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • 1596 2305 1 PB
    1596 2305 1 PB
    Documento5 páginas
    1596 2305 1 PB
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Cover PDF
    Cover PDF
    Documento13 páginas
    Cover PDF
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • BP
    BP
    Documento10 páginas
    BP
    NirmalaQuinn
    Ainda não há avaliações
  • Alat Dan Bahan Irma
    Alat Dan Bahan Irma
    Documento3 páginas
    Alat Dan Bahan Irma
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Tanggal Percobaan
    Tanggal Percobaan
    Documento8 páginas
    Tanggal Percobaan
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal
    Jurnal
    Documento4 páginas
    Jurnal
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • 09E02154
    09E02154
    Documento73 páginas
    09E02154
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • OPET
    OPET
    Documento15 páginas
    OPET
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Cover Intisari PDF
    Cover Intisari PDF
    Documento13 páginas
    Cover Intisari PDF
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Fitokimia Lombok 2015
    Fitokimia Lombok 2015
    Documento4 páginas
    Fitokimia Lombok 2015
    Desy M Wenas
    Ainda não há avaliações
  • Biaya Oerasional
    Biaya Oerasional
    Documento15 páginas
    Biaya Oerasional
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • 5 Abstrak
    5 Abstrak
    Documento2 páginas
    5 Abstrak
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Laporan Ekstraksi Cair-Cair Kelompok 1
    Laporan Ekstraksi Cair-Cair Kelompok 1
    Documento31 páginas
    Laporan Ekstraksi Cair-Cair Kelompok 1
    nugrah_angraini
    Ainda não há avaliações
  • Obat Obat Kardiovaskular
    Obat Obat Kardiovaskular
    Documento38 páginas
    Obat Obat Kardiovaskular
    Annisafia Rizky Damaskha
    Ainda não há avaliações
  • T Toksikologi
    T Toksikologi
    Documento14 páginas
    T Toksikologi
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Documento4 páginas
    Bab I Pendahuluan
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações
  • Bab 3 2
    Bab 3 2
    Documento30 páginas
    Bab 3 2
    Sarah NurAzkia El Roesman
    Ainda não há avaliações