Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. Ilham hidayat
2. isnani
3. indah permatasari
4. iwansaputra
Dosen Mata Kuliah : Jhons veri S.Kep,NS
KATA PENGANTAR
untuk
mahasiswa dapat
penderita
Pneumonia
sehingga
diharapkan
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Metode Penulisan.............................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan..............................................................................2
1.4.1
Tujuan Umum............................................................................2
1.4.2
Tujuan Khusus...........................................................................2
Patofisiologi................................................................................3
2.4
2.5
Manifestasi Klinis.......................................................................8
2.6
Pertimbangan Gerontologis........................................................8
2.7
Pemeriksaan Diangnosa..............................................................9
2.8
Penatalaksanaan Medis...............................................................10
Pengkajian..................................................................................12
3.2
BAB IV KESIMPULAN.....................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada
1.2
Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.3
Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul
Tujuan Penulis
Tujuan umum
Tujuan penelitian ini secara umum adalah agar mahasiswa dapat
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1
Definisi Pneumonia
Menurut Hudak (1998) dalam Asih & Effendy (2004), Pneumonia adalah
2.2 Etiologi
Menurut Corwin (2001), Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah
bakteri positif-gram, streptococcus pneumonia yang menyebabkan pneumonia
steptrokokus. Bakteri staphylococcus aureus adalah streptokokus beta-hemolitikus
grup A yang juga sering menyebabkan pneumonia, demikian juga pseudomonas
aeroginosa. Pneumonia lain disebabkan oleh virus misalnya influenza. Pneumonia
mikoplasma, suatu pneumonia yang relative sering dijumpai yang disebabkan oleh
suatu organisme yang berdasarkan beberapa aspeknya berada diantara bakteri dan
virus.
2.3 Patofisiologi
Menurut Chirstman (1995) dalam Asih & Effendy (2004), Dari berbagai
macam penyebab pneumonia, seperti virus, bakteri, jamur, dan riketsia,
atas
yang
terinfeksi,
namun
tidak
semua
kolonisasi akan
mengakibatkan pneumonia.
Menurut Asih & Effendy (2004), mikroorganisme dapat mencapai paru
melalui beberapa jalur, yaitu:
1) Ketika individu terinfeksi batuk, bersin atau berbicara, mikroorganisme
dilepaskan kedalam udara dan terhirup oleh orang lain.
2) Mikroorganisme dapat juga terinspirasi dengan aerosol (gas nebulasi) dari
peralatan terapi pernafasan yang terkontaminasi.
3) Pada individu yang sakit atau hygiene giginya buruk, flora normal orofaring
dapat menjadi patogenik
4) Staphylococcus dan bakteri gram-negatif dapat menyebar melalui sirkulasi
dari infeksi sistemik, sepsis, atau jarum obat IV yang terkontaminasi.
Pada individu yang sehat, pathogen yang mencapai paru dikeluarkan atau
bertahan dalam pipi melalui mekanisme perubahan diri seperti reflex batuk, kliens
mukosiliaris, dan fagositosis oleh makrofag alveolar. Pada individu yang rentan,
pathogen yang masuk ke dalam tubuh memperbanyak diri, melepaskan toksin
yang bersifat merusak dan menstimulasi respon inflamasi dan respon imun, yang
keduanya mempunyai efek samping yang merusak.
Reaksi antigen-antibodi dan endotoksin yang dilepaskan oleh beberapa
mikroorganisme
merusak
membrane
mukosa
bronchial
dan
membrane
oleh
debris
infeksius
dan
eksudat,
yang
menyebabkan
disebabkan oleh virus biasanya bersifat ringan dan self-limited tetapi dapat
membuat tahap untuk infeksin sekunder bakteri dengan memberikan suatu
lingkungan ideal untuk pertumbuhan bakteri dan dengan merusak sel-sel epitel
bersilia, yang normalnya mencegah masuknya pathogen ke jalan nafas bagian
bawah.
Patofisiologi Pathway
Menurut Meldawati (2009), Patofisiologi Pathway untuk klien penderita
Pneumonia adalah sebagai berikut.
Etiologi
Virus, bakteri, jamur/riketsia & aspirasi
Melalui system pernapasan
Masuk keparu
PNEUMONIA
Pengaktivan sel imun
Menstimulasi mediatorperadangan &
Sel-sel mast
Hipotalamus
Pelepasan histamine, bradikinin, &
prostaglandin
Mengacaukan
set-point suhu
Afferent
Medula Spinalis
Thalamus
Penurunan heat
loss & peningkatan
heat gain
Demam
Kortek serebri
Efferent
nyeri
Gangguan
thermoregulasi
Pembentukan sputum
Batuk yang purulen
peningkatan kerja
Bersihan jalan
nafas inefektif
Gangguan pengikatan
O 2 oleh Hb
Hipermetabolisme tubuh
O 2 berkurang di jaringan
Malaise
Pola napas
inefektif
Sianosis
Intoleransi aktivitas
Menurunnya pefusi jar.
2.6Pertimbangan Gerontologis
Menurut Stanley & Beare (2007), tiga hal klasik pada pneumonia, seperti:
batuk, demam, dan nyeri pada pleura mungkin tidak terjadi pada lansia.
pneumonia
ditegakkan
dengan
mengumpulkan
riwayat
kesehatan (terutama infeksi saluran pernafasan yang baru saja dialami diitujukan
untuk memperkirakan kemungkinan sumber infeksi berhubungan dengan faktor
resiko, seperti : (a) adanya penyakit sebelumnya : PPOK (penyakit paru obstruktif
kronis)-(H.influenzae),
kejang
tidak
sadar-(kuman
gram
negatif
dari
Laboraorium
Peningkatan sel darah putih (leukositosis) umumnya didapatkan sebagai tanda
adanya infeksi oleh bakteri. kadar sel darah putih yang normal atau rendah
dapat menandakan infeksi terjadi akibat virus, atau pada infeksi yang sudah
berat sehingga kemampuan tubuh menjadi menurun. Kondisi ini pula dapat
terjadi pada penderita dengan gangguan sistem pertahanan tubuh (penderita
AIDS, pengguna steroid jangka panjang), dan juga pada orang tua.
Pemeriksaan analisa gas darah untuk mengetahui seberapa berat perjalanan
penyakit dan kondisi penderita saat itu.
untuk kultur dapat berasal dari sputum, darah, aspirasi sekret, aspirasi jarum
transtorakal, atau bronkoskopi.
2.
Pencitraan
Gambaran x-ray dapat ditemukan gambaran bercakan keras (infiltrat) pada
segmen apikal lobus bawah atau di daerah tengah paru, diperkirakan akibat
aspirasi kuman di saluran pencernaan. Infiltrat di lobus atas sering disebabkan
oleh Klebsiella sp, tuberkulosis atau amiloidosis. Infiltrasi pada lobus bawah
dapat disebabkan oleh Staphylococcus sp. ,
Gambaran lesi kista (seperti bola) dengan gambaran cairan-udara (air-fluid
level) curiga suatu abses (bisul) dalam paru, yang disebabkan oleh infeksi
anaerob, gram negatif atau amiloidosis. Terkumpulnya cairan pada rongga
pleura (efusi) sering diakibatkan oleh infeksi S. pneumoniae, dapat juga
disebabkan oleh kuman anaerob (S. pyogenes, E.coli dan Staphyllococcus sp).
Pada kasus-kasus ini diperlukan pengamatan yang ketat dan pemeriksaan xray dada berulang untuk melihat perkembangan dari penyakit.
2.8
Penatalaksanaan Medis
2.
Istrahat
3.
10
4.
5.
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PNEUMONIA
Menurut Meldawati (2009), berikut ini Pengkajian Asuhan Keperawatan
untuk pasien penderita Pneumonia:
3.1 Pengkajian
a.
b.
c.
Aktivitas / Istirahat
Gejala
Tanda
Sirkulasi
Gejala
Tanda
Integritas ego
Gejala
d.
Makanan/cairan
Gejala
Tanda
e.
f.
Neurosor
Gejala
Tanda
Nyeri/Kenyamanan
Gejala
Tanda
12
g.
Pernafasan
Gejala
Tanda
Perkusi
Pramitus
Bunyi nafas
Warna
h.
Pucat/sianosis bibir/kuku
Keamanan
Gejala
steroid
atau
khemoterapi,
i.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala
riwayat
mengalami
alcohol kronis
pembedahan;
penggunaan
13
a.
Tabel 1.
Intervensi
Mandiri
Kaji fungsi pernafasan (bunyi nafas,
kecepatan, irama, kedalaman, dan
penggunaan otot bantu nafas).
Rasional
Penurunan bunyi nafas menunjukan
atelektasis, ronkhi menunjukan
akumulsi secret dan ketidakefektifan
pengeluran sekresi yang selanjutnya
dapat menimbulkan penggunaan otot
batuan nafas dan peningkatan kerja
pernafasan
14
Agen mukolitik
Kortikosteroid
Kortikosteroid berguna pada
keterlibatan luas dengan hiposemia
dan bila reaksi inflamasi mengancam
kehidupan.
b.
15
Tabel 2.
Rencana Intervensi
Mandiri
Kaji dispnea, takipnea, bunyi nafas,
peningkatan upaya pernafasan,
ekspansi thoraks dan kelemahan
Rasional
Pneumonia mengakibatkan efek luas
pada paru, bermula dari bagian kecil
bronchopneumonia sampai inflamsi
lifus yang luas, nekrosis, efusi pleura
dan fibrosis yang luas. Efeknya
terhadap pernafasan bervariasi dari
gejala ringan, dispnea berat, dan distres
pernafasan
16
Kolaborasi
Pemeriksaan AGD
Kortikosteroid
c.
Tabel 3.
Rencana Intervensi
Rasional
17
18
19
Tabel 4.
Intervensi
Rasional
20
21
Tabel 5.
Intervensi
Rasional
22
Output urine lebih besar dari 30 ml/jam, berat jenis urine 1,005 1,025,
natrium serum dalam batas normal, membran lembab, turgor kulit
baik,tidak ada penurunan berat badan, dan tidak mengeluh kehausan.
Tabel 6.
Intervensi
Rasional
23
Monitor intake cairan dan output urine Output urine perlu dimonitor
tiap 6 jam
sebagai indicator akan fungsi
ginjal dalam melakukan filtrasi
cairan yang masuk.
24
BAB III
KESIMPULAN
Pneumonia merupakan proses Inflamasi parenkim paru yang terdapat
konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang disebabkan
oleh bak, vius, jamur, dan benda-benda asing (Arif muttaqin,2008).
Penatalaksanaan untuk
pneumonia tergantung
dengan yang ditemukan oleh pemeriksaa sputum. Pengobatan dan mencakup yaitu
antibiotic terutama untuk pneumonia bakterialis pneumonia lain juga dapat diobati
dengan antibiotic untuk mengurangi resiko infeksi bakteri sekunder, Istirahat,
Hidrasi untuk membantu melancarkan sekresi, Tekhnik-tekhnik bernafas dalam
untuk meningkatkan ventilasi alveolus dan mengurangi resiko atelektasis, Jua
diberikan obat-obat lain yang spesifik untuk mikroorganisme yang diidentifikasi
dari biakan sputum.
25
DAFTAR PUSTAKA
Diskes,2009.http://www.diskes.jabarprov.go.id/index.php?
mod=pubInformasiPenyakit&idMenuKiri=56&idSelected=1&idInfo=33&pa
ge= Diakses pada tgl 4 April 2009.
Meldawati.2009. Asuhan Keperawatan Pada berbagai Gangguan Sistem Tubuh.
Palembang: Modul.
Mutaqqin, arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta :Salemba Medika.