Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah, tidak selalu dikatakan sebagai diabetas, selama
berada dalam rentang nilai normal.
B. Konsep Ketidaknormalan Struktur dan Fungsi Tubuh
Ketidaknormalan berkaitan dengan penyakit. Penyakit dapat didefinisikan sebagai
perubahan dalam diri seseorang yang dapat menyebabkan perubahan pada parameter
kesehatannya diluar retang nilai normal.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan etiologi adalah faktor penyebab terjadinya
penyakit seperti misalnya : kuman, umur, status gizi dan sebagainya. Patogenesis merupakan
proses perjalanan terjadinya penyakit.
Pada awal perkembangan suatu penyakit, mula-mula etiologi yang ada menyebabkan
pada proses biologis didalam tubuh manusia, dan perubahan pada tahap ini hanya dapat dideteksi
dengan melakukan pemeriksaan dalam laboratorium terhadap cairan tubuh ( terjadi perubahan
pada kimia darah ).
Stadium ini dikenal sebagai stadium subklinis, dimana pada stadium ini penderita masih
tampak normal, tetapi proses perjalanan penyakit sudah dimulai. Struktur dan fungsi organ-organ
dalam tubuh manusia mempunyai cadangan keamanan yang cukup besar, sehingga gangguan
pada fungsi organ akan menjadi lebih jelas bila penykit itu telah memberikan perubahan secara
anatomis. Gangguan-gangguan pada proses biologis ini akan memberikan gejala dan tanda-tanda
suatu penyakit.
Klasifikasi penyakit :
Klasifikasi penyakit yang paling sering adalah berdasarkan pada patogenesis atau mekanisme
terjadinya penyakit, yaitu :
1. Penyakit kongenital
Penyakit ini dimulai sebelum lahir, tetapi sebagian baru memberikan gejala dan tandatanda klinis setelah individu terjangkit menginjak dewasa.
Biasanya penyakit ini disebabkan oleh defek ( kerusakan ) genetik, baik yang diturunkan
dari kedua orang tuanya, maupun oleh karena mutasi genetik sebelum lahir atau faktor-faktor
luar yang menggangu pertumbuhan dari embrio atau fetus.
Defek pada genetik misalnya : cystik fibrosis, thallasemia, dan sebagainya, sedangkan
defek non genetik misalnya : kelainan pada jantung sebagai akibat infeksi fetus pada ibu yang
kena rubella waktu hamil.
Dis......
Hyper...
Hypo...
Meta....
5. Penambahan akhiran
Pemberiaan nama pada penyakit dapat pula dilakukan dengan memberikan penambahan
akhiran yang juga mempunyai arti terrsendiri seperti misalnya :
.......itis
.......oma
.......osis
.......oid
.......penia
.......sitosis
.......ektasis
.......plasia
.......opati
6. Nama eponimosa
Pemberian nama pada penyakit/ kelainan sesuai dengan nama orang yang menemukan,
otau sesuai dengan penderita pertama atau juga sesuai dengan tempatnya.
Misalnya : penyakit graves diseases, hodgkin diseases.
7. Sindroma
Kumpulan dari tanda-tanda dan gejala atau kombinasi suatu lesi. Biasanya dipakai
eponimosa : syndroma cushing : obese, hirsutisme, hypertensi
Syndroma nephrotik : albuminuri, oedema.
8. Sistem koding angka
Sistem ini lebih berhubungan dengan epidemiologa, biasanya setiap penyakit/ kelainan
akan diberi nomer sesuai dengan kesepakatan masing-masing.
Beberapa sistem pemberian nomer yang ada ialah :
ICO
WHO
SNOP
SNOMED
: jumlah kasus baru suatu penyakit pada populasi dan periode tertentu
Prevalence rate
: jumlah penyakit pada populasi dan periode tertentu, (kasus baru dan kasus
lama).
Remission rate
: jumlah penyakit/ kasus yang sembuh pada populasi dan periode tertentu.
Mortality rate
2.
3.
4.
insidensnya rendah, sedangkan pada penyakit yang bersifat akut biasanya didapatkan insidens
yang tinggi dengan prevalensi yang rendah. Hal ini disebabkan karena penyakit akut biasanya
memberikan penyembuhan yang sempurna, misalnya : cacar air
C. Pengaruh Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Gangguan Struktur dan Fungsi
Tubuh
Yang termasuk dalam faktor ekstrinsik misalnya: kuman penyebab infeksi, truma
mekanis, bahan kimia beracun, radiasi, suhu yang ekstrem, gizi, stres psikologis dan sebagainya.
Sedangkan faktor intrinsik : umur, jenis kelamin, kelainan-kelainan akibat penyakit sebelumnya,
dan sebagainya.
Kedua faktor ini selalu berinteraksi sehingga timbul suatu spektrum yang luas dengan
titik ekstrem pada kedua ujungnya, yaitu faktor ekstrinsik diujung yang satu, dan yang intrinsik
difaktor yang lain.
Apabila faktor intrinsik yang dominan maka disebut sebagai penyakit keturunan. Trauma
pada kecelakaan lalu lintas yang dominan adalah faktor ekstrinsik tidak ada faktor keturunan,
sedangkan pada penyakit infeksi yang lebih dominan adalah faktor ekstrinsik, tetapi pengaruh
umur, daya tahan tubuh ( faktor intrinsik ) tetap ada.
DAFTAR PUSTAKA
Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1. Jakarta:
EGC
Mitchell, Ricard N., et al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran.
Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Robbins, Stanley L. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta. EGC.
Butterflies200567. 2014. https://www.scribd.com/doc/234554750/PATOFISIOLOGI diakses
tanggal 6 April 2015