Você está na página 1de 7

PATOLOGI DAN PATOFISIOLOGI KELAINAN STRUKTUR

DAN FUNGSI TUBUH


Patologi merupakan ilmu yang mempelajari penyakit. Patologi merupakan cabang ilmu
kedokteran yang berkaitan dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis
perubahan fungsi atau kondisi dari bagian tubuh.
Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Ahli patologi anatomi
membuat kajian dengan menganalisis jaringan, struktur atau organ. Ahli patologi klinik mengkaji
pada perubahan pada fungsi yang nyata pada fisiologi tubuh. Patologi seperti diketahui
merupakan basis ilmiah untuk dapat memahami seluk beluk penyakit dan gangguan dalam tubuh
manusia. Sebagai landasannya, kita perlu mengetahui konsep sel dalam keadaan normal (biologi
sel) karena individu makhluk hidup, termasuk tubuh manusia tersusun dari sel. Kesehatan
individu berawal dari kesehatan sel-sel tubuh tersebut. Dan jika terjadi disfungsi sejumlah sel
(terutama sel-sel/ jaringan yang penting) maka akan timbul penyakit.
Patogenesis penyakit menyatakan perkembangan, kelangsungan atau evolusi penyakit.
Patogenesisnya mencakup bagaimana mekanisme terjadinya penyakit, serta mekanisme
timbulnya kelainan-kelainan akibat penyakit tersebut.
Patofisiologi membahas aspek perubahan yang terjadi pada berbagai fungsi tubuh akibat
adanya penyakit
A. Konsep Kenormalan Struktur dan Fungsi Tubuh
Definisi tentang normal sangatlah sulit umtuk dirumuskan. Setiap parameter hasil suatu
pengukuran mempunyai nilai rata-rata yang dianggap normal.
Besarnya nilai normal ini untuk setiap idividu tidaklah sama. Perbedaan ini disebabkan oleh :
1. Susunan gen dan genetik setiap individu yang berbeda beda satu dengan yang lainnya
2. Setiap individu memiliki pengalaman hidup yang saling berbeda yang disebabkan oleh
interaksi dengan lingkungan disekitarnya
3. Adanya perbedaan pengendalian fungsi mekanisme dalam tubuh yang disebabkan oleh
perbedaan makanan, minuman, aktivitas dan sebagainya.
Misalkan terjadi peningkatan tekanan pada seseorang karena suatu sebab, belum tentu hal
ini dianggap hypertensi, selama masih dalam rentang nilai normal. Demikian pula misalnya

terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah, tidak selalu dikatakan sebagai diabetas, selama
berada dalam rentang nilai normal.
B. Konsep Ketidaknormalan Struktur dan Fungsi Tubuh
Ketidaknormalan berkaitan dengan penyakit. Penyakit dapat didefinisikan sebagai
perubahan dalam diri seseorang yang dapat menyebabkan perubahan pada parameter
kesehatannya diluar retang nilai normal.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan etiologi adalah faktor penyebab terjadinya
penyakit seperti misalnya : kuman, umur, status gizi dan sebagainya. Patogenesis merupakan
proses perjalanan terjadinya penyakit.
Pada awal perkembangan suatu penyakit, mula-mula etiologi yang ada menyebabkan
pada proses biologis didalam tubuh manusia, dan perubahan pada tahap ini hanya dapat dideteksi
dengan melakukan pemeriksaan dalam laboratorium terhadap cairan tubuh ( terjadi perubahan
pada kimia darah ).
Stadium ini dikenal sebagai stadium subklinis, dimana pada stadium ini penderita masih
tampak normal, tetapi proses perjalanan penyakit sudah dimulai. Struktur dan fungsi organ-organ
dalam tubuh manusia mempunyai cadangan keamanan yang cukup besar, sehingga gangguan
pada fungsi organ akan menjadi lebih jelas bila penykit itu telah memberikan perubahan secara
anatomis. Gangguan-gangguan pada proses biologis ini akan memberikan gejala dan tanda-tanda
suatu penyakit.
Klasifikasi penyakit :
Klasifikasi penyakit yang paling sering adalah berdasarkan pada patogenesis atau mekanisme
terjadinya penyakit, yaitu :
1. Penyakit kongenital
Penyakit ini dimulai sebelum lahir, tetapi sebagian baru memberikan gejala dan tandatanda klinis setelah individu terjangkit menginjak dewasa.
Biasanya penyakit ini disebabkan oleh defek ( kerusakan ) genetik, baik yang diturunkan
dari kedua orang tuanya, maupun oleh karena mutasi genetik sebelum lahir atau faktor-faktor
luar yang menggangu pertumbuhan dari embrio atau fetus.
Defek pada genetik misalnya : cystik fibrosis, thallasemia, dan sebagainya, sedangkan
defek non genetik misalnya : kelainan pada jantung sebagai akibat infeksi fetus pada ibu yang
kena rubella waktu hamil.

2. Penyakit yang didapat ( acquired )


Penyakit yang biasanya disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar dan pembagiannya
berdasarkan patogenesanya adalah :
a) Penyakit radang
Radang adalah respon fisiologis jaringan yang hidup terdapat adanya rangsangan yang
merugikan. Pemberian nama biasanya didasarkan pada organ yang terkena dan ditabah
akhiran itis, misalnya : tosilitis ( tonsil ), appendisitis ( appendix ), dermatitis ( kulit ), dsb.
Kadang-kadang ada pula pemberian nama yang menyimpang dari konsep tersebut, misalnya:
sifilis, tuberkulosis, leprosi, dan sebagainya. Bentuk keradangan yang terjadi biasanya
bermacam-macam tergantung : penyebab respon tubuh dan target orang yang terkena.
b) Gangguan vaskulair
Penyakit ini disebabkan oleh karena gangguan aliran darah baik yang dari ke atau didalam
organ tersebut. Pengurangan aliran darah ini berakibat iskhemia dan bila berlangsung lama
akan aterjadi kematian jaringan yang disebut infark, misalnya : infark miokard (serangan
jantung ), infrak otak ( strok ), ganggren pada tungkai, syok/kegagalan sirkulasi.
c) Gangguan pertumbuhan
Penyakit ini disebabkan oleh pertumbuhan yang abnormal termasuk adaptasi terhadap
perubahan pada lingkunga, misalnya : pembesaran jantung (hipertrophi ) karena tekanan
darah yang tinggi, neoplasma ( keganasan ), leukemia, dsb.
d) Ruda paksa dan perbaikan
Termasuk dalam kelompok ini adalah penyakit yang disebabkan oleh ruda paksa atau
trauma. Kelainan yang terjadi tergantung pada sifat dan besarnya trauma tersebut dan
respons tubuh terhadap respons tersebut. Perbaikan dari kelompok penyakit ini sangat
tergantung pada : usia, gizi, mobilitas/tidaknya infeksi, dbs.
e) Gangguan metabolisme dan degeneratif
Sebagian dari kelompok penyakit ini ada yang merupakan kelainan kongenital yang
diturunkam mulai gen yang rusak dari kedua orang tuanya, seperti misalnya : diabet millitus,
gout artritis, dsb dan dapat pula sebagai kelainan sekunder akibat penyakit lain seperti
misalnya : hiperkalsemia, hipertiroid, dsb.
f) Penyakit iatrogenik
Merupakan suatu kelompok penyakit yang disebabkan oleh tidakan medis untuk
pengobatan. Yang palin sering adalah yang disebabkan oleh efek samping atau reaksi obat.
Beberapa penyakit iatrogenik misalnya : hepatitis, aids yang disebabkan oleh transfusi,
penyakit akibat radiasi pada terapi kanker, dsb.

Sitem pemberiaan nama pada penyakit :


1. Primer dan sekunder
Tujuan dari pemberian nama primer dan sekunder pada penyakit adalah ;
a) Menjelaskan penyebab dari suatu penyakit
Istilah primer biasanya diberikan untuk penyakit yang tidak diketahui penyebabnya secara
jelas. Nama lain yang sering dipakai adalah : essensial, idiophatik, kriptogenik. Hypertensi
primer : artinya meningkatkan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Sedangkan
istilah sekunder biasnya dipakai untuk penyakit yang terjadi sebagai akibat komplikasi atau
manifestasi beberapa lesi.
b) Membedakan stadium permulaan atau stadium lanjut dari suatu penyakit. Hal ini terutama
penyakit kanker, tumor primer artinya tumor yang mula-mula, sedangkan tumor yang terjadi
sebagai akibat penyebaran dari tumor primer disebut tumor sekunder.
2. Akut dan kronis
Tujuan dari pemberian istilah akut dan kronis adalah untuk menerangkan perkembangan
suatu penyakit. Istilah akut berarti perjalanan penyakit cepat dan diikuti resolusi yang cepat
(tidak selalu tetapi sering kali), sedangkan istilah krois biasanya untuk penyakit dengan proses
yang agak tersembunyi dan berlangsung lama sampai bulan/ tahunan.
3. Jinak dan ganas
Istilah ini sering digunakan pada penyakit dengan keganasan, jinak biasanya digunakan.
Keganasan masih berada pada jaringan asal dan sangat jarang mematikan, kecuali bila mendesak.
Organ-organ vital seperti misalnya : otak. Sedabgkan istilah ganas biasanya dipakai bila tejadi
infiltrasi dan penyebaran dari tempat asal dan sering berakibat fatal. Hypertensi benig berarti
peningkatan tekanan darah yang ringan dan berkembang perlahan-lahan serta bertahap.
Sedangkan hypertensi maligna berarti peningkatan tekanan darah dengan cepat dan memberikan
gejala serta kerusakan jaringan yang berat.
4. Penambahan awalan
Pemberian nama penyakit/ kelainan dapat pula dilakukan dengan memberikan
penambahan
Awalan, yang mempunyai arti tersendiri seperti misalnya :
Ana.....

: tidak ada/ absen : anaphilasis

Dis......

: kelainan/ penyimpangan : displasia

Hyper...

: diatas normal/ kelebihan : hypertyroid, hyperglykemi

Hypo...

: dibawah normal : hypotyroid, hypoglykemi

Meta....

: perubahan bentuk : metaplasia

5. Penambahan akhiran
Pemberiaan nama pada penyakit dapat pula dilakukan dengan memberikan penambahan
akhiran yang juga mempunyai arti terrsendiri seperti misalnya :
.......itis

: keradangan :apendicitis, pleuritis

.......oma

: tumor : karsinoma, hemangioma

.......osis

: keadaan/ kondisi yang tak selalu patologi : osteoartrosis

.......oid

: mirip sesuatu : rheumatoid

.......penia

: tidak ada :leukophenia, trombositopenia

.......sitosis

: peningkatan diatas normal :leukositosis

.......ektasis

: pembesaran/ pelebaran :bronkhiektasis

.......plasia

: kelainan pertumbuhan : hyperplasia

.......opati

: bentuk abnormal yang kehilangan karakteristiknya : lympadenophati

6. Nama eponimosa
Pemberian nama pada penyakit/ kelainan sesuai dengan nama orang yang menemukan,
otau sesuai dengan penderita pertama atau juga sesuai dengan tempatnya.
Misalnya : penyakit graves diseases, hodgkin diseases.
7. Sindroma
Kumpulan dari tanda-tanda dan gejala atau kombinasi suatu lesi. Biasanya dipakai
eponimosa : syndroma cushing : obese, hirsutisme, hypertensi
Syndroma nephrotik : albuminuri, oedema.
8. Sistem koding angka
Sistem ini lebih berhubungan dengan epidemiologa, biasanya setiap penyakit/ kelainan
akan diberi nomer sesuai dengan kesepakatan masing-masing.
Beberapa sistem pemberian nomer yang ada ialah :
ICO

: Internasional Classiification of Diseases

WHO

: World Health Organisation

SNOP

: Systematized Nomenclature of Pathologi

SNOMED

: Systematized Nomenclature of Medicine

SNOP dan SNOMED ini biasanya dipakai di USA


Epidemiologi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari sifat penyakit pada populasi tertentu.
Yang dipelajari biasanya :
Insidens rate

: jumlah kasus baru suatu penyakit pada populasi dan periode tertentu

Prevalence rate

: jumlah penyakit pada populasi dan periode tertentu, (kasus baru dan kasus

lama).
Remission rate

: jumlah penyakit/ kasus yang sembuh pada populasi dan periode tertentu.

Mortality rate

: jumlah kematian dari suatu penyakit pada papulasi tertentu.

Manfaat dari epidemiologi ini adalah :


1.

Memberi petunjuk kepada etiologi/ penyebab dari penyakit tertentu.

2.

Membantu menyusun rencana upayah pencegahan terhadap penyakit tertentu.

3.

Membantu penyediaan fasilitas medis yang cukup

4.

Untuk program skrining kesehatan


Pada penyakit kronis biasanya didapatkan prevalensi penyakit yang tinggi, walaupun

insidensnya rendah, sedangkan pada penyakit yang bersifat akut biasanya didapatkan insidens
yang tinggi dengan prevalensi yang rendah. Hal ini disebabkan karena penyakit akut biasanya
memberikan penyembuhan yang sempurna, misalnya : cacar air
C. Pengaruh Faktor Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Gangguan Struktur dan Fungsi
Tubuh
Yang termasuk dalam faktor ekstrinsik misalnya: kuman penyebab infeksi, truma
mekanis, bahan kimia beracun, radiasi, suhu yang ekstrem, gizi, stres psikologis dan sebagainya.
Sedangkan faktor intrinsik : umur, jenis kelamin, kelainan-kelainan akibat penyakit sebelumnya,
dan sebagainya.
Kedua faktor ini selalu berinteraksi sehingga timbul suatu spektrum yang luas dengan
titik ekstrem pada kedua ujungnya, yaitu faktor ekstrinsik diujung yang satu, dan yang intrinsik
difaktor yang lain.
Apabila faktor intrinsik yang dominan maka disebut sebagai penyakit keturunan. Trauma
pada kecelakaan lalu lintas yang dominan adalah faktor ekstrinsik tidak ada faktor keturunan,

sedangkan pada penyakit infeksi yang lebih dominan adalah faktor ekstrinsik, tetapi pengaruh
umur, daya tahan tubuh ( faktor intrinsik ) tetap ada.

DAFTAR PUSTAKA
Kumar V, Cotran R.S, Robbins S.L. 2007. Buku Ajar Patologi Robbins Edisi 7 Volume 1. Jakarta:
EGC
Mitchell, Ricard N., et al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Robbins & Cotran.
Jakarta: EGC.
Price, Sylvia A. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Robbins, Stanley L. 2007. Buku Ajar Patologi. Jakarta. EGC.
Butterflies200567. 2014. https://www.scribd.com/doc/234554750/PATOFISIOLOGI diakses
tanggal 6 April 2015

Você também pode gostar