Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KONSEP DASAR
A. PEGERTIAN
Gagal ginjal kronis adalah kerusakan pada ginjal yang terus
berlangsung dan tidak dapat diperbaiki, ini disebabkan oleh sejumlah
kondisi dan akan menimbulkan gangguan multisystem.
(Reeves chalene,2001)
Gagal ginjal kronis atau penyakit ginjal tahap akhir(ERSD) adalah
penyimpangan,progresis,fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana
kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik,
cairan dan elektrolit mengalami kegagalan yang mengakibatkan uremia.
(Baughman Diane C,2002)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah
merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana
kemampuan
tubuh
gagal
untuk
mempertahankan
metabolisme,
untuk
Gambar 2
10
11
2. Fisiologi
a. Berbagai fungsi ginjal anatara lain adalah
1) Mengekresikan sebagian terbesar produk akhir metabolisme
tubuh( sisa metabolisme dan obat obatan).
2) Mengontrol sekresi hormon- hormon aldosteron
dan ADH
12
penyerapan kembali
13
D. PATOFISIOLOGI
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein(yang
normalnya diekresikan kedalam urin) tertimbun dalam darah.terjadi
uremia dan mempengarui sistem tubuh. Semakin
banyak timbunan
14
15
dan fosfat tubuh memiliki hubungan saling timbal balik, jika salah satunya
meningkat yang lain menurun. Dengan menurunnya filtrasi malalui
glumelurus ginjal terdapat peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya
penurunan kadar serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar
paratoid.Namun demikian pada gagal ginjal , tubuh tidak berespon secara
normal terhadap peningkatan sekresi parathormon,dan akibatnya,kalsium
di tulang menurun,menyebabkan perubahan pada tulang dan penyakit
tulang, selain itu metabolik aktif vitamin D (1,25dihidrokolekalsiferol)
yang secara
normal
dibuat
di
ginjal
menurun
seiring
dengan
berkembangnya ginjal.
Penyakit tulang uremik, Sering disebut osteodistrofienal, terjadi
dari
perubahan
komplek
kalsium,fosfat
dan
keseimbangan
16
3. Gastrointestinal
Mual,muntah, cegukan.
4. Perubahan neuromuskuler mencangkup perubahan tingkat kesadaran,
tidak mampu berkonsentrasi, kedutan otot, dan kejang.
(Smelzer,2001)
F. KOMPLIKASI
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut Smletzer dan
Bare (2001) yaitu :
1.
Hiperkalemia
akibat
penurunan
eksresi,
asidosis
metabolic,
3.
4.
5.
17
G. PENATALAKSANAAN
1. Tentukan dan tata laksananya.
2. Optimalisai dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.
Biasanya diusahakan hingga tekanan vena jugularis sedikit meningkat
dan terdapat edema betis ringan. Pada beberapa pasien,furosemid
dosis besar (2500-1000mg/hari) atau deuretik loop (bumetamid,asam
etakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan,sementara
pasien lain mungkin memerlukan suplemen natrium klorida atau
natrium bikarbonat.pengawasan dilakukan melalui berat badan, urin
dan pencatatan keseimbanan cairan (masukan melebihi keluaran
sekitar 500ml).
3. Diet tinggi kalori dan rendah protein
Diet rendah protein (20-40g/hri) dan tinggi kalori menghilangkan
anoreksia dan nausea dari uremia, menyebabkan penurunan ureum dan
perbaikan gejala.hindari masukan berlebih dari kalium dan garam.
4. Kontrol hipertensi
Bila tidak terkontrol dapat terakselerasi dengan hasil gagal jantung
kiri. Pada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal,keseimbangan
garam dan cairan diatur sendiri
19
20
Distensi
abdomen/asites,
pembesaran
hati
tahap
21
6. Neurosensori
a. Gejala : Sakit kepala, penglihatan kabur kram otot/ kejang sindrom
kaki gelisah rasa terbakar pada telapak kaki, kebas kasemutan, dan
kelemahan , khususnya ektremitas bawah.
b. Tanda : Gangguan status mental, kehilangan memori, kacau,
penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.
7. Nyeri atau kenyamanan
a. Gejala : Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot / nyeri kaki
(memburuk saat malam hari).
b. Tanda : Perilaku berhati hati/ distraksi, gelisah.
8. Pernafasan
a. Gejala : Nafas pendek, dispnea nokturnalparoksismal ;batuk
dengan/tanpa sputum kental dan banyak.
b. Tanda :
Takipnea,
dispepnea,
peningkatan
frekuensi/kedalaman(pernafasan kussmaul).
9. Keamanan
a. Gejala : Kulit gatal.
b. Tanda : Pruritus, demam (sepsis, dehidrasi).
10. Seksualitas
Gejala : Penurunan libido, amenorea, infertilitas.
22
kecoklatan
Derajad
tinggi
proteinuria
(3-4+)
secara
kuat
23
b. Darah :
BUN/kreatinin
Meningkat,
biasanya
meningkat
dalam
24
Arteriogram
ginjal
adalah
mengkaji
sirkulasi
ginjal
dan
25
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Gangguan
body
image
berhubungan
dengan
krisis
situasi.
26
J. PATHWAYS KEPERAWATAN
Infeksi
Vaskuler
Zat toksik
Reaksi antigen
Arterio sklerosis
Tertimbun ginjal
antibodi
BPH, Urolitiasis
Refluks
Hidronefrosis
GFR turun
GGK
Gang.
keseimbangan
asam - basa
Urokrom
tertimbun di kulit
Retensi Na
Produksi Hb turun
COP turun
Asidosis
Gangguan body
image
Edema
(kelebihan volume cairan)
Nausea, Vomitus
Preload naik
Resiko gangguan
oksihemoglobin turun
Supali O2 ke jaringan
turun
Bendungan atrium kiri naik
Metab. anaerob
Suplai O2 ke
otak turun
RAA naik
Retensi Na & H2O
naik
Syncope
(kehilangan
kesadaran)
Edema paru
Timb.asam laktat
naik
- Fatigue
- Nyeri sendi
perfusi jaringan
Intoleransi aktivitas
27
Diagnosa
Tujuan dan
Kriteria hasil
Rasional
Intervensi
Penurunan
curah
beban
bunyi jantung
jantung
jantung tidak
dan paru
berhubung
terjadi. KH
evaluasi
menunjukkan GGK.
an dengan
tekanan darah
keluhan
beban
dan frekuensi
dispnea,
jantung
jantung
yang
dalam batas
meningkat
normal dan
adanya/derajad
perifer kuat
hipertensi.
dan sama
dengan
pengisian
kapiler.
a. Auskultasi
Penurunan
b.Kaji
c. Selidiki saluran
nyeri dada,
perhatikan
lokasi radiasi
beratnya (skala
0- 10) dan
apakah tidak
menetap
dengan
inspirasi dalam
dan posisi
28
terlentang.
d.Evaluasi bunyi
jantung(perhati
kan friction
rub)TD, nadi
perifer,
GGK.
pengisian
kapiler,kongesti
vaskuler, suhu
dan
sensori/mental.
e. Kaji tingkat
aktifitas, respon
tehadap
aktifitas.
f. Kolaborasi
1) Awasi
Ketidakseimbangan dapat
mengganggu konduksi elektrial
dan fungsi jantung.
Berguna dalam
mengidentifikasi terjadinya
gagal jantung atau klasifikasi
jaringan jantung.
pemeriksaa
n
laboratoriu
m.
2) Foto dada
3) Berikan obat
anti
hipertensi
bantu dalam
perikardiosen
tris sesuai
29
indikasi.
4) Siapkan
dialisis.
jantung.
Penuruna ureum toksin dan
memperbaiki
ketidakseimbangan elektrolit
dan berlebihan cairan dapat
membatasi/mencegah
manifestasi jantung, termasuk
hipertensi dan efusi perikardial.
Kelebihan
volume
berat tubuh
cairan dengan
cairan
ideal tanpa
menimbang BB
berhubung
kelebihan
perhari,keseimb
an dengan
cairan.KH
angan masukan
edema
Tidak ada
dan haluaran
sekunder.
edema,
turgor kulit
keseimbanga
tanda tanda
n antara input
vital.
dan output.
b.Batasi masukan
cairan.
c. Jelaskan pada
pasien dan
keluarga
tentang
Pemahaman meningkatkan
kerjasama pasien dan keluarga
dalam pembatasan cairan.
pembatasan
cairan
d.Anjurkan
Untuk mengetahui
keseimbangan input dan output
30
pasien/ajari
Meningkatkan pengetahuan
pasien untuk
mencatatat
penggunaan
cairan terutama
pemasukan dan
haluaran.
3
Gangguan
Mempertahan a. Awasi
Mengidentifikasi kekurangan
nutrisi
kan masukan
konsumsi
nutrisi.
kurang
nutrisi yang
makanan/
dari
adekuat.
cairan.
kebutuhan
KH
tubuh
menunjukkan
adanya mual
berhubung
BB stabil.
dan muntah.
b.Perhatikan
an dengan
menurunkanpemasukan dan
anoreksia
memerlukan intervensi.
mual dan
c. Berikan
muntah.
makanan
meningkatkan masukan
sedikit
makanan.
tapisering.
d.Berikan
Perubahan
Pola kembali
pola nafas
nomal. KH
Menurunkan ketidaknyamanan
perawatan
mulut sering.
makanan.
a. Auskultasi
Mengatakan adanya
bunyi
pengumpulan sekret
nafas,catat
n dengan
adanya crakes
mengalami
31
hiperventil dispnea.
ajarkan pasien
asi
untuk batuk
sekunder
efektif dan
kompensa
nafas dalam.
si melalui
b.Atur posisi
alkalosis
senyaman
respiartori
mungkin.
k.
c. Batasi untuk
beraktifitas.
d.Kolaborasi
pemberian O2.
5
Gangguan
Perfusi
a. Perhatikan
perfusi
jaringan
adanya
jaringan
perifer
peningkatan
perifer
adekuat. KH
tekanan darah.
berhubung
Tanda vital
b.Selidiki adanya
an dengan
stabil nadi
dispnea
suplai O2
perifer
observasi
ke
adekuat
adanya
jaringaan
masukan dan
pembengkakan
menurun.
haluaran
obsevasi
seimbang.
adanya oliguria
dorong latihan
aktif dengan
rentang gerak
sesuai toleransi.
c. kolaborasi
Meningkatkan suplai O2
32
pemberian O2
6
Intoleransi
Tujuan
aktivitas
a.
Kaji faktor
Menyediakan informasi
Berpartisipasi
yang
berhubung
dalam
menyebabkan
keletihan.
an dengan
aktivitas yang
keletihan
keletihan,
dapat
1) Anemia.
anemia,
ditoleransi
2) Ketidakseim
retensi
Dengan KH
bangan
produk
a. Berpartisi
cairan dan
sampah
pasi dalam
elektrolit.
dan
meningkat
prosedur
kan
produk
dialysis.
tingkat
sampah.
3) Retensi
aktivitas
dan
4) Depresi.
b.
latihan.
b. Melaporka
Tingkatkan
Meningkatkan aktivitas
kemandirian
ringan/sedang dan
dalam
aktivitas
peningkat
perawatan diri
an rasa
yang dapat
sejahtera.
ditoleransi,
c. Melakuka
bantu jika
n istirahat
keletihan
dan
terjadi.
aktivitas
c.
Anjurkan
secara.
aktivitas
d. bergantian
alternatif
e. Berpartisi
sambil
33
pasi dalam
aktivitas
istirahat.
d.
perawatan
beristirahat
mandiri
setelah
melelahkan.
yang
dislisis.
dipilih
7
Resiko
Tujuan
kerusaka
a.
Inspeksi kulit
Setelah
terhadap
dilakukan
perubahan
menimbulkan pembentukan
intregitas
tindakan
warna, turgor
kulit
keperawatan
dan perhatikan
berhubun
tidak terjadi
adanya
gan
integritas
kemerahan,
dengan
kulit Dengan
ekimosis,
akumulas KH
i toksik
1) Klien
purpura.
b.
Pantau
dalam
menunjuk
masukan
kulit dan
kan
cairan dan
gangguan
perilaku
hidrasi kulit
turgor
atau
dan membran
seluler.
kulit(ede
tehnik
mukosa.
ma,
untuk
dehidrasi
mencegah
),
kerusakan
edema.
gangguan
atau
Ubah posisi
edema, meningkatkan
status
cidera
dengan sering
metaboli
kulit
menggerakkan
klien dengan
edema.
c,
2) Tidak
c.
d.
Inspeksi area
34
sirkulasi(
terjadi
perlahan, beri
anemia
kerusakan
bantalan pada
dengan
integritas
tonjolan
iskemia
kulit
tulang.
jaringan), 3) Tidak
e.
Pertahankan
neuropati
terjadi
linen kering,
perifer
edema
dan selidiki
4) Gejala
keluhan gatal.
neuropati
Pertahankan
perifer
kuku pendek
berkurang
8
Gangguan
Tujuan
a. Catat
pertukaran
pertukaran
frekuensi dan
menyertai obtruksi
gas
O2 dan CO2
kedelaman
paru.kegagalan pernafasan
berhubung
normal
pernafasan,pe
an dengan
Dengan KH
nggunaan otot
edema
Menunjukkan
bantu,nafas
paru/efusi
perbaikan
sekresi
ventilasi dan
berlebiahn
oksigenasi
paru untuk
/perdaraha
jaringan
menurunkan/t
n akut
adekuat
ak adanya
dengan GDA
bunyi nafas
dalam
dan adanya
menunjukkan dekompensasi
rentang
bunyi
jantung.
normal
tambahan,mis
berat.
b. Auskultasi
alnya krekels.
c. Observasi
Menunjukkan hipoksemia
35
keabu abuan
sistemik.
menyeluruh
dan sianosis
pada jaringan
hangat seperti
daun
telinga,bibir,li
dah,dan
membran
lidah.
d. Lakukan
tindakan
untuk
memperbaiki/
mempertahan
kan jalan
nafas,misalny
a
batuk,pengisa
pan.
e. Tinggikan
kepala tempat
tidur sesuai
kebutuhan/tol
eransi pasien.
f. Awasi tanda
vital.
36
dan asidosis.
Hipoksemia sistemik dapat
aktifitas
Hipoksemia menurunkan
,misalnya
kemampuan untuk
keluhan
bergagai kerja
atau tanda
diri.
vital
berubah.doron
g periode
istirahat dan
batasi aktifitas
sesuai
toleransi
pasien.
9
Gangguan
Tujuan
a. Besikap
Meningkatkan kepercayaan
body
penerimaan
realistik dan
image
situasi diri
positif selama
Dengan K.H :
pengobatan,pa
Memasukan
da penyuluhan
perubahan
kesehatan,
37
dalam konsep
dan menyusun
diri tanpa
tujuan dalam
harga diri
keterbatasan.
negatif.
b. Berikan
harapan dalam
parameter
situasi
individu,
jangan
memberikan
kenyakinan
yang salah.
c. Berikan
penguatan
positif
terdadap
koping positif
pengajuan dan
dorong usaha
untuk
mengikuti
tujuan
rehabilitasi.
38