Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Dosen
Agroindustri
Kel/Gol
: 6/P3
Asisten Praktikum:
1. Ardhi Novrialdi Ginting (F34100037)
2. Dara Fegy Pratiwi
(F34110014)
3. Linda Ayuningtyas
(F34110026)
F34120073
Indana Mardhianti
F34120092
Ilham Artian
F34120094
M. Sidik Faturachman
F34120103
F34120104
DAFTAR ISI
i
ii
1
1
2
BAB II METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan ......................................................................................
2.2 Metode ..................................................................................................
3
3
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat-Nya
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Praktikum uji proksimat yang kami
lakukan memberi banyak pengetahuan, dan patutlah jika kami menyelesaikan
kewajiban kami untuk menulis laporan sesudahnya.
Tidak akan terselesaikan uji proksimat yang kami lakukan, mengingat
banyaknya hambatan dan keawaman kami sebagai praktikan. Bimbingan dari
dosen, asisten praktikum, laboran dan teman-teman golongan praktikum P3 yang
saling mendukung dan membantu hingga akhir pengujian, menjadi kemudahan
dalam pekerjaan kami. Ucapan terima kasih untuk yang telah berkontribusi dalam
pengerjaan praktikum uji proksimat ini
Kesadaran akan kekurangan yang masih ada baik dalam praktikum
maupun dalam penulisan laporan akan dijadikan pelajaran agar nantinya dapat
lebih baik lagi. Harapan yang besar dimana laporan ini bukan hanya sebagai
kewajiban dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas, namun juga dapat
bermanfaat bagi para pembacanya
Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan tanaman pangan berupa semak yang
berasal dari Amerika Selatan, tepatnya berasal dari Brazilia. Kacang tanah merupakan
bahan dari berbagai macam produk olahan pangan. Di bidang industri, kacang tanah
dapat digunakan sebagai bahan
goreng. Hasil dari sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil dan dibuat oncom melalui
fermentasi jamur. Manfaat daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus,
digunakan juga sebagai bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Oleh karena itu, saat ini
kacang tanah merupakan salah satu komoditi yang terus mengalami peningkatan
permintaan.
Seiring dengan peningkatan permintaan dibutuhkan suatu kontrol kualitas untuk
menjamin mutu komoditas pertanian termasuk kacang tanah. Ada berbagai macam
analisis yang dapat dilakukan. Salah satu uji analisis dasar adalah uji analisis proksimat.
Analisis proksimat adalah suatu metode analisis kimia yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kandungan zat makanan dari suatu bahan. Suatu hasil analisis
merupakan kumpulan daru beberapa zat makanan yang mempunyai sifat yang sama
(fraksi). Istilah proksimat mempunyai pengertian bahwa analisis dari metode ini
menunjukkan nilai mendekati. Hal ini disebabkan dalam satu fraksi hasil analisi masih
terdapat zat lain yang berbeda sifatnya dalam jumlah yang sangat sedikit. Manfaat
analisis proksimat adalah mengidentifikasi kandungan zat makanan yang belum diketahui
sebelumnya, menguji kualitas bahan dan dibandingkan dengan standarnya, mengevaluasi
hasil formula ransum. Analisis proksimat merupakan dasar untuk analisis lebih lanjut.
1.2 Tujuan
Praktikum
ini
bertujuan
untuk
melakukan
analisis
bahan
dan
BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah oven pengeringan, cawan
aluminium, neraca/timbangan, tanur, cawan porselen, gelas erlenmeyer, otoklaf,
kertas saring, pipet, labu takar, pendingin tegak, tabung soxlet,
Sedangkan bahan yang digunakan adalah kacang tanah, H2SO4 0,325 N,
aceton/alkohol, HCL 3%, NaOH 40%, air destilata, H2SO4 25%, Na2S2O3 0,1 N,
H2SO4 pekat, NaOH 50%, HCl 0,02 N, NaOH 0,02 N.
2.2 Metode
Metode yang dilakukan pada uji kadar air adalah mula-mula bahan
ditimbang sebanyak 1-2 gram dan dimasukkan pada cawan. Lalu bahan
dikeringkan dalam oven bersuhu 100-105oC.selama 3-5 jam.
Pada uji kadar abu, bahan ditimbang 2-10 gram dalam labu porselen yang
kering dan telah diketahui beratnya. Kemudian bahan dipijarkan dalam tanur
sampai didapat abu berwarna keputih-putihan. Selanjutnya bahan didinginkan
pada desikator dan ditimbang.
Lalu pada uji kadar serat, bahan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml
dan ditambah dengan 100 ml H2SO4 0,325 N. selanjutnya bahan dihidrolisis
didalam otoklaf bersuhu 105oC selama 15 menit. Setelah itu bahan didinginkan
dan ditambah dengan 50 ml NaOH 1,25 N. kemudian bahan kembali dihidrolisis
di dalam otoklaf bersuhu 105oC selama 15 menit dan disaring menggunakan
kertas saring yang telah dikeringkan. Setelah itu kertas saring dicuci berturut-turut
dengan air panas yang ditambah 25 ml H2SO4 0,325 N dan air panas yang
ditambahkan 25 ml Aceton/alkohol. Terakhir, kertas saring dan bahan diangkat
dan dikeringkan dalam oven bersuhu 110oC selama 1-2 jam.
Metode pada uji Luff Schroll dilakukan dengan menimbang 1 gram bahan
lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 500 ml dan ditambahkan 200 ml HCl 3%.
Kemudian bahan dihidrolisis selama 1-3 jam di dalam otoklaf dengan suhu 105oC.
setelah itu, bahan dinetralkan dengan NaOH 40%. Bahan dimasukkan ke dalam
labu takar 250 ml dan ditambahkan air destilata sampai mencapai tanda tera.
Bahan dipipet sebanyak 10 ml kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
ml dan ditambahkan 25 ml Luff Schroll. Larutan kemudian dididihkan selama 10
menit pada pendingin tegak. Setelah itu bahan didinginkan di bawah air yang
mengalir dan ditambahkan 20 ml H2SO4 25%. Lalu larutan dititrasi dengan
Na2S2O3 0,1 N dengan indicator kanji sampai warnanya menghilang.
Uji selanjutnya adalah uji kadar lemak. Pada uji ini 5 gram bahan yang
telah dihaluskan ditimbang dan dimasukkan ke dalam kertas saring berbentuk
tabung dan dimasukkan ke dalam tabung soxlet. Selanjutnya pada alat distilasi
dipasang tabung ekstraksi dan ekstraksi dilakukan selama 4 jam. Setelah selesai,
bahan dibiarkan dingin. Setelah tabung kosong dipasang kembali pada
rangkaiannya dan dipanaskan kembali, lemak yang tertinggal dalam labu soxlet
dikeringkan dalam oven selama 1 jam kemudian didinginkan dalam eksikator dan
ditimbang.
Lalu penentuan kadar protein dengan metode Kjeldahl dilakukan dengan
menimbang 0,1 gram bahan kemudian ditambahkan oleh katalis. Setelah itu
didestruksi sampai bening. Kemudian didinginkan dan dicuci dengan aquades
secukupnya. Selanjutnya bahan didestilasi dan dilakukan penambahan NaOH 50%
sebanyak 15 ml. hasil destilasi ditampung dengan 0,02 N. proses destilasi
dihentikan jika volume destilat telah mencapai dua kali volume sebelum destilasi.
Hasil destilasi tersebut kemudian dititrasi dengan NaOH 0,02 N dan indicator
mensel yang merupakan campuran dari metal red dan metal blue.
BAB III
ANALISIS SIFAT FISIK
3.1 Bentuk
Lonjong berlekuk, kulitnya berwarna cokelat muda dan mempunyai corak
yang khas.
3.2 Bagian
Bagian-bagian bahan terdiri dari kulit dan biji.
3.3 Presentase Bagian
Bahan terdiri dari:
- bagian kulit 51%
- bagian biji 49%
3.4 Densitas
Densitas bahan adalah 0,81 gr/ml atau 0,81 gr/cm3.
BAB IV
ANALISIS PROKSIMAT
3.1. Kadar air
Metode yang digunakan dalam penentuan kadar air pada praktikum ini
adalah metode kering atau thermogravitimetri. Pengeringan adalah suatu metode
untuk mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan
cara menguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya
kandungan air bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak
dapat tumbuh lagi didalamnya.
Prinsip dari metode pengering oven adalah bahwa air yang terkandung
dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105 o
C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan
adalah kadar air.(Astuti. 2010). Bahan yang diuji adalah kacang tanah.
100%
=
=
6,034,5
6,03
x 100%
26%
Kadar air kacang tanah yang didapatkan dari hasil uji adalah 26%. Hal ini
tidak sesuai deng literatur yang ada. Berdasarkan AOAC 1999, kadar air yang
seharusnya adalah 15%. Perbedaan ini dimungkinkan terjadi karena sampel yang
digunakan mengalami perlakuan yang berbeda dengan sampel yang diuji oleh
AOAC. Uji proksimat yang dilakukan oleh praktikan menggunakan bahan uji
dalam keadaan segar (baru dipanen, terbukti dari tanah pada kacang yang masih
basah) sehingga kadar air yang ada pada bahannya masih tergolong banyak,
sedangkan bahan uji yang diambil oleh AOAC dimungkinkan dalam keadaan
kering, sehingga terjadi perbedaan kadar air antara hasil uji dan literatur. Uji
10
=
=
x 100%
x 100%
1.49 %
Kadar abu kacang tanah yang didapatkan adalah 1,49%. Hal ini tidak
sesuai dengan literatur, berdasarkan data AOAC 1999 literatur dari kadar abu
kacang tanah adalah 2,7 %. Hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh dari
literatur, namun perbedaan ini mungkin saja terjadi diantaranya karena massa
bahan yang tidak sesuai ketentuan. Setiap bahan yang akan ditimbang harus
ditimbang sejumlah tertentu tergantung macam bahannya. Massa sampel biji
kacang tanah untuk pengabuan seharusnya sekitar 3-5 gram (Sudarmadji 2007).
11
Sedangkan massa sampel yang diambil oleh praktikan hanya 2,01 gram. Hal ini
tentu saja akan berpengaruh pada presentasi kadar abu yang didapatkan tidak
dapat merepresentasikan kandungan mineral biji kacang tanah yang diujikan
tersebut.
3,59022,4
2,9142
x 100%
= 40,8%
12
Kadar lemak kacang tanah menurut AOAC 1999 adalah 47,9% sedangkan
hasil yang didapatkan dari pengamatan tidak sesuai dengan literatur yaitu 40,8%.
Hal ini mungkin saja terjadi karena tingkat kemudahan ekstraksi bahan masih
ditentukan oleh ukuran partikel bahan. Bahan seperti biji kacang tanah seharusnya
dapat menggunakan parut ditambah dengan pendinginan pada suhu 0 0 C untuk
mengurang hilangnya lemak saat pemarutan (Sudarmadji 2007). Sedangkan pada
praktikum uji proksimat yang dilakukan praktikan, penghalusan biji kacang tanah
hanya menggunakan mortar sehingga ukuran partikel bahan masih relatif besar,
yang mengakibatkan kesulitan ekstraksi lemak sehingga hasil yang didapat
dimungkinkan tidak akurat.
3.4 Kadar pati
Uji karbohidrat, yaitu analisis total karbohidrat dengan menggunakan
metode Luff Schoorl. Pada uji ini, seluruh senyawa karbohidrat yang ada dipecah
menjadi monosakarida dengan bantuan asam, yaitu HCl, dan panas. Monosakarida
yang terbentuk kemudian dianalisis dengan metode Luff-Schoorl. Prinsip analisis
dengan Metode Luff-Schoorl yaitu reduksi Cu2+ menjadi Cu1+ oleh monosakarida.
Monosakarida bebas akan mereduksi larutan basa dari garam logam menjadi
bentuk oksida atau bentuk bebasnya. Kelebihan Cu 2+ yang tidak tereduksi
kemudian dikuantifikasi dengan titrasi iodometri (SNI 01-2891-1992). Reaksi
yang terjadi:
Karbohidrat kompleks
Cu2O(s)
2 Cu2+ (kelebihan) + 4 I-
2 CuI2 2 CuI- + I2
I2 + 2S2O32-
2 I- + S4O62-
13
yang akan bereaksi dengan larutan uji Luff Schoorl dengan mereduksi ion Cu 2+
menjadi ion Cu+. Setelah proses hidrolisis selesai dilakukan, maka akan
ditambahkan NaOH, yang berfungsi untuk menetralkan larutan sampel
ditambahkan HCl. Asam asetat digunakan setelah proses penetralan dengan NaOH
dengan maksud untuk menciptakan suasana yang sedikit asam. Dalam metode
Luff-Schoorl, pH harus diperhatikan dengan cermat. Suasana yang terlalu asam
akan menimbulkan overestimated pada tahap titrasi sebab akan terjadi reaksi
oksidasi ion iodide menjadi I2 (Harjadi 1994).
Apabila pH terlalu tinggi (terlalu basa), maka hasil titrasi akan menjadi
lebih rendah daripada sebenarnya, karena pada pH tinggi akan terjadi resiko
kesalahan, yaitu terjadinya reaksi I2 yang terbentuk dengan air (hidrolisis). H2SO4
ditambahkan untuk mengikat ion tembaga yang terbentuk dari hasil reduksi
monosakarida dengan pereaksi Luff-Schoorl, kemudian membentuk CuSO 4. KI
akan bereaksi dengan tembaga sulfat membentuk buih coklat kehitaman. Langkah
terakhir yang dilakukan dalam metode Luff Schoorl adalah titrasi dengan natrium
tiosulfat (Harjadi 1994). Bahan yang diuji adalah kacang tanah.
Mg contoh : 24,8 ml
Faktor pengenceran (p) : 0,04
Mg blangko: 25,8 ml
Jumlah mg glukosa, fruktosa, gula invert (C6H6O2) (a): 2,4 mg
Kadar Pati (%) =
=
a x 0,9 x p
mgcontoh
x 100%
2,4 x 0,9 x 25
1 000
x 100%
= 5.6%
Kadar pati yang didapatkan dari uji proksimat kacang tanah adalah 5.6%,
berdasarkan AOAC 1999 kadar karbohidrat dari kacang tanah adalah 24,6 %.
Data yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur, hal ini dimungkinkan karena
beberapa sebab, diantaranya kesalahan saat titrasi, titrasi yang dilakukan
dimungkinkan tidak sempurna adanya titran yang menempel pada dinding
erlenmeyer sehingga data tidak akurat baik pada sampel maupun pada blangko.
14
100%
=
1,28160,7736
2.4
x 100 %
= 21.66%
Pada pengujian ini didapatkan hasil uji sebesar 21.66% padahal
berdasarkan literature AOAC 1999 kadar serat pada kacang tanah adalah
berkisar 2%. Ini menunjukkan perbedaan yang signifikan dari hasil dan
literature. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang
dianggap paling berpengaruh adalah alat. Dalam pengujian kadar serat ini
dipakai satu alat untuk menguji berbagai macam bahan. Oleh karena itu
ada kemungkinan serat berbagai macam bahan terakumulasi karena
sesudah pengujian alat belum dibersihkan sepenuhnya. Akibatnya pada
bahan yang diuji terakhir, salah satunya kacang tanah, nilai kadar seratnya
tidak sesuai dengan yang seharusnya. Ini ditunjukkan oleh hasil yang
meningkat signifikan.
15
% total N =
100%
( mlml ) x 0,02 N x 14
Gram Contoh x (1000)
x 100%
16
( 23,4511,7 ) x 0,02 N x 14
0,1 x(1000)
x 100%
= 3,27
17
BAB V
POTENSI PEMANFAATAN BAHAN UJI
A. Pohon Industri
Ada banyak sekali kegunaan kacang tanah. Kacang tanah terdiri dari empat
bagian yaitu biji, kulit, daun dan batang. Masing-masing bagian mempunyai
manfaat yang berguna bagi manusia. Selama ini bagian yang paling banyak
dimanfaatkan adalah biji kacang tanah terutama sebagai bahan pangan. Oleh
karena itu, untuk dapat menampilkan kegunaan dengan lebih baik kami
membagi pohon industry menjadi dua bagian. Berikut adalah pohon
industrinya:
B
I
J
I
BAB VII
PENUTUP
6.1.
Simpulan
18
Roti
Sna
Bij
Tepun
Industri
Mie
Mayonaise
Minya
Margarine
Asam
Asam lemak
Asam lemak
tdk jenuh
Biodies
Kacang
Tanah
Bahan
Kacang
Industri
makan
an
Kacang
Oncom
Selai kacang
Briket
Arang
Sera
Karbon
Selulo
Kul
Daun dan
Bahan
Pupuk
Sayur
Pakan
Bahan
Kerta
19
Plasti
20
kacang tanah mempunyai bakteri yang dapat mengikat nitrit sehingga dapat
menyuburkan tanah.
BAB VI
PENANGANAN DAN PENYIMPANAN BAHAN UJI
Pemanenan kacang tanah biasanya dilakukan dengan tangan yaitu dengan
mencabut tanaman satu persatu. Perlu dilakukan dengan hati-hati supaya tidak ada
polong yang tertinggal. Kacang tanah dipanen berupa brangkasan yang terdiri dari
batang, daun, akar dan polong. Setelah panen ada beberapa langkah yang harus
dilakukan untuk menyimpan kacang tanah.
1. Perontokan
Perontokan dapat dilakukan secara manual dengan tangan atau
dengan menggunukan
kelembaban udara
hingga
beratnya
konstan.
Berat
yang
konstan
22
23
BAB VII
PENUTUP
6.1.
6.2.
Simpulan
Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Amin
MS.
2011.
Materi
dan
metode
peneliti.
[terhubung
berkala]
2013).
2012.
Analitik
Pangan.
[terhubung
berkala].
http://see-around-
25
LAMPIRAN
jumlah
energi
570 kkal
Karbohidrat
21 g
Gula
0,0 g
Serat
9g
Lemak
48 g
jenuh
7g
monounsaturated
24 g
polyunsaturated
16 g
10
Protein
25 g
11
Triptofan
0,244 g
12
Treonin
0,859 g
13
Isoleucine
0,882 g
14
Leucine
1,627 g
15
Lysine
0,901 g
16
Metionin
0,308 g
17
Sistin
0,322 g
18
Phenylalanine
1,300 g
19
Tyrosine
1,020 g
20
Valine
1,052 g
21
Arginin
3,001 g
22
Histidin
0,634 g
23
Alanin
0,997 g
24
Asam aspartat
3,060 g
25
Asam glutamat
5,243 g
26
Glycine
1,512 g
27
Prolin
1,107 g
28
serin
1,236 g
29
Air
4,26 g
26
27