Você está na página 1de 27

https://pandubudimulya.wordpress.

com/2013/11/25/menghitung-rasio-likuiditassolvabilitas-rentabilitas-dan-perputaran-piutang-pt-colorpak-indonesia-tbk/
Menghitung Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Perputaran Piutang PT COLORPAK
INDONESIA, Tbk
Rasio Likuiditas
Adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (S. Munawir, 1995 hal 31).
Rasio likuiditas terdiri dari :
1.

Current Ratio

Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki.
Rumus :
Current ratio = (Aktiva Lancar / hutang lancar)
Pada tahun 2010, CR = (227.819.168.461 / 123.450.557.939)
= 1,845
Kesimpulan: setiap Rp.1 utang lancer dijamin oleh 1,8 harta lancar atau
perbandingannya antara aktiva lancar dengan hutang lancar adalah 1,8 : 1
1.

Acid test ratio (Ratio Immediate Solvency)

Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam


membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid.
Rumus :
Quick Ratio = ((Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang lancar))

Pada tahun 2010, ((QR = 227.819.168.461 82.424.270.814 / 123.450.557.939))


= 1.17
Kesimpulan: rata-rata industry tingkat liquidnya / quick ratio adalah 0,5 kali
sedangkan PT.COLORPACK INDONESIA 1,17 maka keadaanya sangat baik karena
perusahaan dapat membayar hutang walaupun sudah dikurangi persediaan.
Ratio Solvabilitias
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang
disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan
tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari
para pemberi pinjaman (Bank). Suatu perusahaan yang solvable belum tentu likuid dan
sebaliknya sebuah perusahaan yang insolvable belum tentu likuid.
1.

Total debt to equity ratio (Rasio hutang terhadap Equitas)

Merupakan Perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan


perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajibanya .
Rumus:
Total Debt to Equity Ratio = (Total Hutang / Ekuitas Pemegang Saham) x 100%
pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 134.499.083.729) x 100%
= 1,04 = 100%
Kesimpulan: perusahaan dibiayai oleh utang 100% untuk tahun 2010 menunjukan
kreditor menyediakan Rp.100,- untuk setiap Rp.100
1.

Total debt to asset ratio (Rasio Hutang terhadap Harta)

Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang
dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang.
Rumus:
Total Debt to Asset Ratio = (Total Hutang / Total aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (140.879.700.667 / 275.390.730.449)
= 0,511 = 51%
Kesimpulan: pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang untuk tahun 2010 artinya
bahwa setiap Rp.100,- pendanaan perusahaan Rp.51,- dibiayai dengan utang
dan Rp.49 disediakan oleh pemegang saham.
Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan,
profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva
atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
1.

Gross Provit Marginal (Margin Laba Kotor)

Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok


penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai dari jumlah penjualan.
Rumus :
GPM = (Laba Kotor / Penjualan Bersih) x 100%
Pada tahun 2010, = (62.009.766.595 / 516.581.827.768) 100%
= 0,12 = 12%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan menghasilkan laba kotor
dari pejualan bersih adalah sebesar 12%

1.

Net Profit Marginal (Margin Laba Bersih)

Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
Rumus:
NPM = (Laba setelah pajak / Total Aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 516.581.827.768) 100%
= 0,05 = 5%
Kesimpulan: kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan
bersih adalah sebesar 5%
1.

c.

Operating Profit Margin

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Operating


profit margin mengukur persentase dari profit yang diperoleh perusahaan dari tiap
penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan pajak. Pada umumnya semakin
tinggi rasio ini maka semakin baik
RUMUS:
OPM = (Laba usaha / Penjualan Bersih) x 100%
Pada tahun 2010, = (39.294.864.546 / 516.581.827.768) x 100%
= 0,07 = 7%
Kesimpulan: Operating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga
ratio ini rendah menunjukan keadaan yang baik karena berarti bahwa setiap rupiah
penjualan yang terserap dalam biaya juga rendah, dan yang tersedia untuk laba besar.
1.

Return of Asset

adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada dan

setelah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aktiva) dikeluarkan dari
analisis.
RUMUS:
ROA = (Laba bersih setelah pajak / total aktiva) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 275.390.730.449) x 100%
= 0,10 = 10%
Kesimpulan: laba bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan adalah sebesar 10%
1.

Return of Equity

Adalah Tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap satuan
mata uang yang menjadi modal perusahaan. Dalam pengertian ini, seberapa besar
perusahaan memberikan imbal hasil tiap tahunnya per satu mata uang yang
diinvestasikan investor ke perusahaan tersebut.
RUMUS:
ROE = (Laba Bersih Setelah Pajak / Total Modal Pemegang Saham) x 100%
Pada tahun 2010, = (28.441.593.720 / 134.499.083.729) x 100%
= 0,021 = 2%
Rasio Perputaran Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan
volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan barangbarang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan piutang
rata-rata merupakan perputaran piutang.
RUMUS:
Perputaran Piutang = (Penjualan / piutang usaha)

Kesimpulan: dalam hasil ini tingkat pengembalian atau imbal balik perusahaan
terhadap investor setiap tahunnya adalah sebsar 2%
Yang dimaksudkan dengan Penjualan dalam formula ini adalah: total nilai penjualan
untuk periode yang diukur, 1 Jan s/d 31 Des 2012 misalnya.
Sedangkan Rata-rata Piutang adalah: Rata-rata saldo piutang untuk periode yang
sama. Menghitung nilai rata-rata ini yang kadang menjebak.
Dalam menghitung rata-rata saldo piutang, terkadang seseorang hanya menggunakan
saldo awal dan saldo akhir piutang, dijumlahkan, lalu dibagi dua. Misalnya: Yang
diambil hanya saldo piutang dagang per 31 Januari ditambah saldo piutang dagang per
31 Desember, lalu dibagi dua. Cara ini akan menghasilkan nilai rata-rata piutang yang
tidak tepat.
Cara terbaik untuk menghitung nilai rata-rata piutang adalah dengan jalan:
menjumlahkan semua saldo piutang disepanjang periode (dari 31 Jan + 28 Feb + 31
Mar. dan seterusnya hingga 31 Desember), lalu dibagi total bulanatau 12 jika
perusahaan menggunakan periodisasi tahunan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Rentabilitas

Rentabilitas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Rasio Rentabilitas betujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama
periode tertentu, juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaannya

Jenis Rasio Rentabilitas[sunting | sunting sumber]

Gross Profit Margin

Rasio ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba operasi dari operasi
usahanya yang murni. Gross Profit Margin semakin tinggi maka maka semakin baik hasilnya.

http://diah17.blogspot.co.id/2013/04/analisa-rasio-laporan-keuangan.html

Analisa Rasio Laporan Keuangan: Perhitungan


Rentabilitas, Solvabilitas dan Likuiditas
Pengertian

Analisa rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi
terhadap satu dengan yang lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta
penilaian terhadap suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer
keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur dapat ditempuh untuk memperoleh
dana.

Contoh Perhitungan Rasio Rentabilitas, Solvabilitas, dan Likuiditas

1. Laporan Neraca Konsolidasian PT. Telekomunikasi Tbk. Dan Anak Perusahaan.

Laporan Laba Rugi PT Telekomunikasi Tbk.

Perhitungan Analisis Rasio Rentabilitas

Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat
diartikan bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset perusahaan
untuk menghasilkan pendapatan.

Rumus:

Laba Bersih Sebelum Pajak


Total Aktiva

Tahun 2009

Rp22.447.021

= 0.229486415 / 0.23

Rp97.814.160

Tahun 2010

Rp21.416.351

= 0.214682081 / 0.21

Rp99.758.447

Rendahnya rentabilitas tergantung pada :

Operating Profit Margin


Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan
yang dilakukan.

Rumus :

Laba bersih sebelum pajak


Penjualan

Tahun 2009

Rp22.447.021

= 0.331676185 / 0.33 = 33%

Rp67.677.518

Tahun 2010

Rp21.416.351

= 0.312058962 / 0.31 = 31%

Rp68.629.181

Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan,
makin cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.

Rumus :

Penjualan
Total Aktiva

Tahun 2009

Rp67.677.518 = 0,6918989847686674 / 0.70 = 7%


Rp97.814.160

Tahun 2010

Rp68.629.181 = 0,6879535825171777 / 0.69 = 69%


Rp99.758.447

Perhitungan Analisis Ratio Solvabilitas

Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu
pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.

Rasio solvabilitas terdiri dari:

Ratio Hutang Modal (Debt to Equity Ratio atau Ratio Leverage)


Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar
dan digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.

Rumus:

Total Hutang
Total Modal

Tahun 2009

Rp48.228.553

= 1.24775506 / 1.25 = 125%

Rp38.652.260

Tahun 2010

Rp43.343.664

= 0.975796748 /0.97

Rp44.418.742

Analisis:
Pada tahun 2009, ratio hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang
sebesar Rp48.228.553 dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa
menutupi hutang sebesar Rp 1.25

Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun
2010 yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan
sebesar Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97

Debt Ratio
Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva

Rumus:

Total Hutang
Total Aktiva

Tahun 2009

Rp48.228.553

= 0.4930631 / 0.5

= 5%

= 0.434486154 / 0.43

= 43%

Rp97.814.160

Tahun 2010

Rp43.343.664
Rp99.758.447

Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki
perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan
pinjaman yang semakin kecil pula.

Times Interest Earned / Coverage Ratio (Rasio Penutupan)

Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka
panjang.

Rumus;

Laba Bersih Sebelum Bunga dan Pajak


Beban Bunga

Tahun 2009

Rp22.447.021 = 10.70956899 / 10.70

= 1070%

Rp 2.095.978

Tahun 2010

Rp21.416.351

= 11.10786422 / 11.11 = 1111%

Rp 1.928.035

Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari
perbandingan laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga
sebesar Rp2.095.978.

Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009
menjadi 1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga
dan pajak sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035

Perhitungan Analisis Ratio Likuiditas


Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada
saat jatuh tempo.

Current Ratio

Rumus:

Aktiva Lancar
Hutang Lancar

Tahun 2009

Rp16.186.024

X 100%

= 0.601864751

Rp26.893.125
= 60.18% / 60.2%

Tahun 2010

Rp18.730.627

X 100%

= 0.914898662

Rp20.472.898
= 91%

Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva
lancar sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp
1,- , hutang lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602

Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009
menjadi 91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar
Rp18.730.627 dengan hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom
dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.91

Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva
paling liquid.

Rumus:

Aktiva Lancar - Persediaan

X 100%

Hutang Lancar

Tahun 2009

Rp16.186.024 - Rp128.025
Rp26.893.125

X 100%

= Rp16.057.999 X 100%
Rp26.893.125
= 0.597104241

= 59.7% / 60%

Tahun 2010

Rp18.730.627 - Rp90.140

X 100%

= Rp18.640.487 X 100%

Rp20.472.898

Rp20.472.898
= 0.910495768
= 91%

Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset
sebesar Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang
lancar belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.

Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada
tahun 2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang
lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar
Rp0.91

Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.

Rumus:

Kas(Bank)

X 100%

Hutang Lancar

Tahun 2009

Rp 7.805.460

X 100%

Rp26.893.125

Tahun 2010

Rp 9.119.849
Rp20.472.898

= 0.290239977
= 29%

X 100%

= 0.445459602
= 44.5%

Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan
kas(bank) sebesar Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap
Rp1 hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29

Pada tahun 2010, cash ratio Pt Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi
44.5% pada tahun 2010 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang
lancar sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset
sebesar Rp0.445

http://muhammadsholihin8.blogspot.co.id/2013/11/rentabilitas-solvabilitas-danlaporan.html

Rentabilitas, Solvabilitas dan Laporan Keuangan


Posted by muhammad sholihinMinggu, 24 November 20130 komentar

Rentabilitas, Solvabilitas dan Laporan Keuangan


Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas
adalah kemampuan suatuperusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu.

Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya.


Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang
yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Hal ini
sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami ke pailitan.
Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki oleh
perusahaan.

Laporan Keuangan
LAPORAN KEUANGAN
PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR tbk
PER 2009

A. Menghitung LIKUIDITAS PERUSAHAAN :


a. Current Ratio ( Rasio Lancar )
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki Current Ratio dapat di hitung
dengan rumus :
Current Ratio :
AKTIVA LANCAR X 100%
KEWAJIBAN LANCAR
: 15.048.184
16.652.684

x 100%

90,36491655%

b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih
likuid.
Quick Ratio dapat di hitung dengan rumus yaitu :

Quick Ratio : AKTIVA LANCAR - PERSEDIAAN


KEWAJIBAN LANCAR

x 100%

: 15.048.184 - 6.067.712 x 100%


16.652.684

B. Menghitung SOLVABILITAS PERUSAHAAN :

: 53,92807549%

a. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang Total Aktiva )


Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan
jumlahb seluruh aktiva di ketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan
aktiva yang di belanjai oleh hutang. Rasio ini dapat di hitung dengan rumus yaitu :

Debt to total asset ratio(DR) = Total hutang

x100%

Total aktiva
: 27.423.285 x 100%
40.832.133
: 67,161039566%
b. Total Debit to Equity Ratio ( Rasio Hutang terhadap Ekuitas )
Merupakan Perbandingan antara hutang - hutang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri,
perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban.
Ratio ini dapat di hitung dengan rumus yaitu :
Debt to equity ratio (DER) = Total hutang x 100%
Ekuitas
= 27.423.285 x 100% = 317,8806%
8.626.913

C. Menghitung RENTABILITAS PERUSAHAAN :


a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor )
Merupakan perbandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan harga
pkok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba
kotor yang dapat di capai dari jumlah penjualan.
rasio ini dapat di hitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin

: Laba Kotor x 100%


Penjualan

: 2.262.832 x 100%
8.911.259

= 25,3929551%

b. Net Profit Margin ( Margin Laba Bersih )


Merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak lalu di bandingkan dengan volume penjualan.
rasio ini dapat di hitung dengan rumus :

Net Margin Ratio

: Laba Bersih x 100%


Penjualan
:

110.441 x 100% = 1,2393%


8.911.259

c. Rasio Laba Usaha Dengan Total Aktivitas : Laba Usaha x 100%


Total Aktiva
:

110.441 x 100% =

0,2704757%
40.832.133
d. Perputaran Total Aktiva : Penjualan x 100%
Total Aktiva
: 8.911.259 x 100% = 21,8241329%
40.832.133
- See more at: http://muhammadsholihin8.blogspot.co.id/2013/11/rentabilitas-solvabilitas-danlaporan.html#sthash.vaVYYBJ2.dpuf

Você também pode gostar