Você está na página 1de 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

K
DENGAN PNEUMOTORAKS DI RUANG MELATI 1
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Unit
Ruang/ Kamar
Tanggal Masuk
Tanggal Pengkajian
Waktu Pengkajian
I.

: Melati 1
: Melati 1/ 1 G
: 1 November 2012
: 1 November 2012
: 14.30 WIB

Auto Anamnesa
Allo anamnesa

IDENTIFIKASI
A. Pasien
Nama
: Tn. K
Umur
: 55 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Status Perkawinan
: Kawin
Agama/ Suku
: Islam/ Jawa
Warga Negara
: Indonesia
Bahasa yang digunakan
: Indonesia/ Jawa
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Alamat Rumah
: Tirtomoyo Wonogiri, Jawa Tengah
Diagnosa Medik
: CKD
Penanggung Jawab
Nama
Alamat
Hub dengan pasien
B. Riwayat Kesehatan
Dikirim oleh
Keluhan Utama

: Ny. D
: Tirtomoyo Wonogiri, Jawa Tengah
: Istri

: IGD
: Pasien mengatakan dada terasa sesak dan susah untuk

bernafas.
Riwayat Kesehatan Sekarang

: pasien mengatakan di rumah dada terasa sesak

dan susah untuk bernafas, pasien lalu dibawa oleh keluarga membawa pasien ke
RSUD Dr, Moewardi.pasien datang dengan kondisi sesak nafas, pasien sadar
(Composmentis), badan lemas dan terlihat pucat. Di ruang IGD pasien
mendapatkan terapi O2 5 L/mnt dan infus D5 20 tpm, dari IGD pasien di

pindahkan ke ruang melati 1.


Riwayat Kesehatan Lalu

: keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat

penyakit gula sejak 1 tahun yang lalu, pasien dikatakan menderita gagal ginjal
sejak 1 tahun yang lalu dan sudah melakukan cuci darah 1 kali pada bulan juni.

Pasien tidak pernah sakit berat sampai dirawat di rumah sakit karena jika

merasakan sakit atau kecapean pasien minum obat atau minuman energi.
Riwayat Kesehatan Keluarga
: Keluarga mengatakan tidak ada keluarga yang
menderita penyakit menular seperti hepatitis (penyakit kuning), HIV-AIDS, dan
penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, asma.

II. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum : pasien tampak pucat, konjungtiva anemis, lemas, nafas cepat,
terlihat pergerakan otot bantu nafas.
B. Tanda-tanda Vital
1. Kesadaran
Kualitatif
: Compos mentis
2. Tekanan Darah : 140/80 mmhg MAP:
3. Suhu
: 36,5C
Axilla
4. Pernapasan
: cepat 28 x/menit, jenis : Dada,(terlihat pergerakan otot dada)
5. Nadi
: 86 x/ menit
C. Head To toe
1. Kepala : rambut hitam tidak beruban, lebat, berminyak, kulit kepala tidak ada
2.
3.
4.
5.
6.

luka
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Leher

: konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,


: bersih, tidak ada nyeri tekan (sinusitis)
: bersih, tidak terdapat sekret, pendengaran baik
: bersih, lidah terdapat stomatitis, mukosa bibir kering
: tidak teraba pembesaran kelenjar teroid ataupun benjolan-benjolan

(tanda khas TB)


7. Dada
I : simetris, hiper ekspansi dinding dada, tidak ada luka,
Pal : pergerakan simetris, pengembangan paru kiri = paru kanan, vokal fremitus
teraba jelas pada kanan dan kiri, Tidak ada nyeri tekan
Per : redup pada paru kliri di Ics 3
A : terdengar tambahan whezing pada Ics: 3 kiri dan kanan
Jantung:
I : ictus cordis terlihat
P : ictus cordis teraba pada Ics 4
P :suara pekak terdengar sampai pada Ics 4
A : terdengar jelas dan keras, (lup dup, lup dup)
8. Abdomen
I : tampak tidak buncit
A : bising usus 15x/mnt
Per: thympani
Pal: terdapat nyeri tekan pada kuadran 3 dan 4, tidak ada pembesaran masa
9. Genetalia : bersih, terdapat nyeri tekan pada daerah simpisis pubis (terasa penuh)
10. Kulit : terlihat pucat, turgor elastis, tidak terlihat adanya edem

11. Ekstremitas : Kapila refill <2 detik (dengan O2 3 L/mnt).


Skala kekuatan otot:
5
5

5
5

5
5

5
5

5
5

5
5

5
5

5
5

D. Genogram

55

Keterangan:
= laki-laki
= perempuan
= anak/keturunan
= menikah
= tingal 1 rumah
X = meninggal
= pasien

Keterangan:
Pasien merupakan anak kedua dari empat
bersaudara, pasien sudah menikah dengan satu
orang istri dan memiliki tiga orang anak dan
tinggal dalam satu rumah. Keluarga pasien tidak
ada yang memiliki penyakit keturunan seperti
DM, hipertensi ataupun asma serta penyakit
menular seperti IB paru, ataupun penyakit
kuning.

III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN


A. Pola persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
Dirumah
DS: keluarga mengatakan pasien sering merokok dan jarang berolah raga. Jika sakit
atau kecapean pasien sering menum supleman ataupun minuman energi serta minum
obat yang dibeli di apotik. Pasien juga sering minum jamu, pasien tidak mau
memriksakan kesehatannya di puskesmas walaupun diminta oleh keluargah. Pasien
mengatakan jika sudah minum obat penyakitnya akan sembuh.
Di RS
DS: keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya tidak pernah sakit parah, namun
sekali sakit kondisi pasien lemah. Keluarga dan pasien tidak tahu mengapa pasien
bisa terkena gagal ginjal, pasien juga tidak tahu tentang diit hipertensi ataupun diit
bagi penderita gagal ginjal.

DO: pasien bertanya mengenai kondisi pasien, pasien tidak tahu mengenai diit
hipertensi dan gagal ginjal. Pasien ingin cepat sembuh sehingga menjalani program
pengobatan dan terapi yang diberikan dengan baik
E. Pola nutrisi metabolik
Dirumah
DS: pasien mengatakan pasien makan baik, 3-4x sehari dengan menu nasi, lauk dan
sayur, minum air 7-8 gelas/hari (1400-1800 cc/hari), minum teh, dan juga kopi, pasien
tidak minum minuman beralkohol pasien dulu merokok, sehari 1-2 bungkus rokok.
Pasien tidak ada alergi maupun pantangan makan. Pasien senang makan makanan sea
foot, pasien nsering mengkonsumsi jamu, suplemen dan minuman energi.
Di RS
DS: pasein mengatakan makan hanya habis setengah porsi, perut terasa penuh,
minum hanya 1 gelas belimbing (250ml), pasien di minta dokter untuk minum sedikit.
DO: pasien menghabiskan stengah porsi makanan yang diberikan, minum 250 ml air
putih.
F. Pola eliminasi
Dirumah
DS: pasien mengatakan BAB lancar dan tidak terasa sakit, konsistensi warna kuning,
tidak keras. BAK sering 7-8x/hari, warna kuning, tidak ada masalah BAB ataupun
BAK.
Di RS
DS: pasien mengatakan BAB lancar, warna kuning tidak keras, pasien mengatakan
dari pagi tidak bisa BAK, terasa sakit pada perut bawah.
DO: teraba penuh pada daerah simpisis pubis, nyeri tekan pada daerah simpisis pubis.
G. Pola aktivitas dan latihan
Dirumah
DS: pasien mengatakan jarang berolah raga. Aktivitas mandiri
Di RS
DS: pasien mengatakan aktivitas mandiri namun terkadang pasien dibantu keluarga.
pasien makan sendiri walaupun badan terasa lemas
DO: aktivitas mandiri (pasien memindahkan posisi sendiri) pasien terlihat menahan
nyeri, Pernapasan pasien cepat, terlihat adanya otot bantu nafas.
H. Pola istirahat tidur
Dirumah
DS: pasien mengatakan pasien tidur 7-9 jam/hari, pasein tidak ada masalah dalam
mengawali tidur, tidak ada masalah tidur. Terkadang pasien juga tidur siang.
Di RS
DS: Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena dada terasa sesak dan dada kanan
terasa berat

DO: pasien terlihat mengantuk, kelopak mata kehitaman.


I. Pola persepsi kognitif
Di rumah
DS: pasien mengatakan tidak ada masalah untuk sensori seperti mencium bau,
meraba. Apabila pasien mengalami kecapean atau nyeri punggung maka pasien akan
istirahat dan minum minuman energi.
Di RS :
DS: Pasien mengatakan nyeri pada abdomen regio 3 dan 4 dan pada daerah perut
bagian bawah, skala nyeri 4, terasa seperti berat dan ditusuk-tusuk, pasein
mengatakan terasa nyeri mungkin karena tidak bisa BAK.
DO: pasien terlihat menahan nyeri, pasien istiqfar saat sedang merasakan sakit atau
nyeri.
J. Pola persepsi dan konsep diri
Di rumah
DS: pasien mengatakan dirinya merupakan seorang yang bekerja keras dan senang
bekerja. Pasien merupakan seorang ayah dan kepala rumah tangga yang membiayai
kebutuhan keluarga.
Di RS
DS : pasien mengatakan kondisinya lemah dan terasa cape, Pasien mengatakan ingin
cepat pulang dan ingin cepat sembuh,sehingga mengikuti perawatan dan pengobatan
yang diberikan dengan baik. Pasien dan keluarga berdoa untuk kesembuhan pasien.
DO: pasien dan keluarga terlihat tegar, dan menerima kondisi sakit yang dialami.
K. Pola peran dan hubungan dengan sesama
Di rumah
DS: pasien mengatakan dirinya adalah ayah dari 3 orang anak, menjalankan peran
sebagai seorang kepala rumah tangga dengan baik dan penuh tanggung jawab.
hubungan dengan keluarga dan tetangga baik
Di RS
DS: pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan pasien lain, perawat dan
dokter baik
DO: pasien ditemani oleh keluarga, komunikasi baik, hubungan dengan pasien lain
serta perawat baik.
L. Pola reproduksi-seksual
Di rumah
DS: pasien mengatakan tidak memiliki masalah penyakit seksual
Di RS
DS: pasien mengatakan tidak memiliki masalah penyakit seksual
DO: pasien seorang laki-laki berumur 55 tahun, memiliki 3 orang anak.
M. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
Di rumah

DS: Keluarga mengatakan jika ada masalah pasien selalu membicarakan dengan
anggota keluarga yang lain untuk mencari solusinya.
Di RS
DS: Pasien hanya berdoa dan berserah dengan kondisinya kepada Tuhan, pasien
istiqfar saat merasakan sakit.
DO: Pasien istiqfar saat sedang merasakan sakit atau nyeri yang dirasakan. Keluarga
selalu menemani dan memberikan motifasi kepada pasien.
N. Pola sistem nilai kepercayaan
Di rumah
DS: Pasien mengatakan menjalankan ibadah dengan baik
Di RS
DS: pasien mengatakan tetap berdoa agar cepat sembuh.
DO: Pasien beragama Islam, pasien terlihat berdoa dan beserah kepada Tuhan dengan
kondisinya

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


A. Hasil pemeriksaan Hematologi tanggal 2 November 2012

Parameter
Hemoglobin
Hematokrit
Lekosit
Trombosit
Basofil
Eritrosit
Indek eritrosit
MCV
MCH
MCHC
RDW
HDW
MPV
PDW
retikulosit
Kimia klinik
Gula darah puasa
Besi (SI)
TIBC
Saturasi transferin
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chloride

L
L
H
L
L
L
H

Hasil

Satuan

6,2
21
20,0
172
24,0
2,40

g/dl
%
ribu/ul
ribu/ul
%
Juta/ul

85,4
26,0
30,5
18,1
3.3
7,8
56
6,19

/ul
pg
g/dl
%
g/dl
fl
%

104
173
177

Mg/dl
Ug/dl
Ug/dl

97,7

134
6,8
0,97

mmol/L
mmol/L
mmol/L

B. Hasil pemerikpemeriksaan Hematologi tanggal 1November 2012

Parameter
Analisis Gas Darah
pH
BE
PCO2
PO2
Hematokrit
HCO3
Total CO2
O2 saturasi
HBSAg

Hasil

Satuan

7,110
-20,3
13,0
77,0
19
5,4
5,8
91,0
Non reaktif

mmol/L
mmHg
mmHg
%
mmol/L
mmol/L
%

C. Hasil pemeriksaan mikrobiologi tanggal 23 oktober 2012

Parameter
Analisis Gas Darah
pH
BE
PCO2
PO2
Hematokrit

Hasil

Satuan

7,443
-1,5
32,5
72,0
30

Mmol/L
mmHg
mmHg
%

D. Terapi
Infus D5 20 tpm
Furosemit 1 amp / 8 jam
Ranitidin 1 amp / 12 jam
B complex 3 x 1

O2 3 lpm

V. ANALISIS DATA
NO. Data
1.

Etiologi

Problem

DS: Pasien mengatakan dada penurunan ekspansi Pola nafas tidak efektif
terasa sesak dan susah untuk paru
(akumulasi
bernafas. Dada kanan terasa berat. udara/cairan)
Pasien bekerja sebagai buruh
bangunan
dan
ditempatkan
dibagian kerja berat, pasien sering
mencampur semen dan tidak
pernah menggunakan masker atau
penutup hidung. Pasien pernah
jatuh dari pohon bambu setinggi
+ 8 meter saat bekerja. Pasien
lebih senang tidur dengan kepala
ditinggikan dan lebih enak
membuka mulut saat bernafas.
DO: pasien terlihat lemas, pucat,
konjungtiva anemis, pernapasan
pasien cepat, terlihat adanya otot
bantu nafas. pasien membuka
mulut untuk membantu bernapas.
Posisi cenderung ke arah kanan.
Tekanan Darah: 120/70 mmhg
Suhu: 37,5C, Pernapasan : cepat
28 x/menit, jenis : Dada,(terlihat
pergerakan otot dada), Nadi: 86
x/ menit, SaO2 : 98 %
PF paru:
I
: tampak tidak simetris, hiper

ekspansi
didnding
dada,
pengembangan paru kiri > paru
kanan, tidak ada luka,
Pal : pergerakan tidak simetris,
pengembangan paru kiri > paru
kanan, vokal fremitus pada paru
kanan
tidak begitu jelas
(perbedaan getararan paru kiri >
paru kanan). Tidak ada nyeri
tekan
Per : hipersonor pada paru kanan,
redup pada paru kliri di Ics 3
A : terdengar bunyi vasikuler
pada paru kanan namun melemah
serta bunyi tambahan ronkhi pada
Ics: 3 kiri
Hasil X-Ray:
Kesan:
- Jantung sulit dievaluasi
- Batas kanan tertutup dengan
opasitas
- Gambaran hidropneumotoraks
Data penunjang laboratorium
Hemoglobin (L) 8,8 g/dl
Lekosit (H) 20,1 10g/dl
Trombosit (H) 837
MCV (L) 68 mikro m3
MCH (L)19,7 pg
MCHC (L) 28,9 g/dl
Hematokrit (L) 30,4 %
RDW (H) 17,0 %
Analisis Gas Darah
pH : 7,443
BE : -1,5 mmol/L
PCO2 : 32,5 mmHg
PO2 : 72,0 mmHg
Hematokrit : 30 %
DS: Pasien mengatakan dada
terasa sesak dan susah untuk
bernafas. pasien memiliki riwayat
penyakit TB paru sejak + 5 bulan
yang lalu namun setelah 2 bulan
pasien berhenti minum obat
karena merasa sudah sembuh
(belum
selesai
pengobatan),
pasien masih sering batuk dan
mengeluarkan dahak berwarna
merah kecoklatan. Pasien lebih
senang tidur dengan kepala

Bersihan jalan nafas


tidak efektif

ditinggikan dan lebih enak


membuka mulut saat bernafas.
pasien mengatakan pasien tidur 34 jam/hari, sulit untuk tidur Peningkatan sputum
karena
sering
batuk
dan
mengeluarkan dahak kental,
berwarna kemerahan. Pasien
sering keringat malam.
DO: pasien terlihat lemas, pucat,
konjungtiva anemis, pernapasan
pasien cepat, terlihat adanya otot
bantu nafas. pasien membuka
mulut untuk membantu bernapas.
Posisi cenderung ke arah kanan.
Pasien terlihat masih sering batuk
dan
mengeluarkan
dahak
berwarna merah kecoklatan.
Tekanan Darah: 120/70 mmhg
Suhu: 37,5C, Pernapasan : cepat
28 x/menit, jenis : Dada,(terlihat
pergerakan otot dada), Nadi: 86
x/ menit, SaO2 : 98 %
PF paru:
I
: tampak tidak simetris, hiper
ekspansi
didnding
dada,
pengembangan paru kiri > paru
kanan, tidak ada luka,
Pal : pergerakan tidak simetris,
pengembangan paru kiri > paru
kanan, vokal fremitus pada paru
kanan
tidak begitu jelas
(perbedaan getararan paru kiri >
paru kanan). Tidak ada nyeri
tekan
Per : hipersonor pada paru kanan,
redup pada paru kliri di Ics 3
A : terdengar bunyi vasikuler
pada paru kanan namun melemah
serta bunyi tambahan ronkhi pada
Ics: 3 kiri
Hasil X-Ray:
Kesan:
- Jantung sulit dievaluasi
- Batas kanan tertutup dengan
opasitas
- Gambaran hidropneumotoraks
DS: Pasien mengatakan dada Ketidak seimbangan
terasa sesak dan susah untuk perfusi ventilasi
bernafas.

Gangguan
gas

pertukaran

DO: pasien terlihat lemas, pucat,


konjungtiva anemis, pernapasan
pasien cepat, terlihat adanya otot
bantu nafas. pasien membuka
mulut untuk membantu bernapas.
Posisi cenderung ke arah kanan.
Tekanan Darah: 120/70 mmhg
Suhu: 37,5C, Pernapasan : cepat
28 x/menit, jenis : Dada,(terlihat
pergerakan otot dada), Nadi: 86
x/ menit, SaO2 : 98 %
Analisis Gas Darah
pH : 7,443
BE : -1,5 mmol/L
PCO2 : 32,5 mmHg
PO2 : 72,0 mmHg
Hematokrit : 30 %

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan)
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum
3) Gangguan pertukaran gas b/d ketidak seimbangan perfusi ventilasi
VII. INTERVENSI KEPERAWATAN
1) Pola nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru (akumulasi udara/cairan)
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien menunjukan
keefektifan pola nafas
Kriteria hasil:
- TTV dalam batas normal (RR: 16-20 x/mnt)
- Pasien tidak mengeluh adanya sesak nafas
- Tidak terlihat otot bantu nafas
- Pengembangan ekspansi dada simetris
- Pf paru dalam batas normal (palpasi: pergerakan simetris, getaran vokal
fremitus seimbang antara kanan dan kiri, perkusi: sonor, auskultasi: vesikuler)
Intervensi:
a)
b)
c)
d)
e)

Ukur TTV
Pantau adanya otot bantu nafas dan adanya tanda-tanda hipoventilasi
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan (lakukan PF paru)
Berikan posisi semi foler
Latih nafas dalam dan batuk efektif
Kalaborasi:
f) Berikan O2 nasal kanul: 5 l/mnt

g) Pantau hasil x-ray


h) Lakukan program WSD
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam pasien
menunjukkan keefektifan jalan nafas
Kriteria hasil:
- TTV dalam batas normal (RR: 16-20 x/mnt)
- Pasien tidak mengeluh adanya sesak nafas
- Tidak terlihat otot bantu nafas
- Pengembangan ekspansi dada simetris
- Pf paru dalam batas normal (palpasi: pergerakan simetris, getaran vokal
-

fremitus seimbang antara kanan dan kiri, perkusi: sonor, auskultasi: vesikuler)
Sputum berkurang dan warna dalam batas normal (tidak kental, putih tidak
ada darah)

Intervensi:
a)
b)
c)
d)
e)

Ukur TTV
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan (lakukan PF paru)
Berikan posisi semi foler
Latih nafas dalam dan batuk efektif
Anjurkan pasien untuk minum air hangat
Kalaborasi:
f) Berikan O2 nasal kanul: 5 l/mnt
g) Berikan terapi:
antibiotok: ceftriaxone : 2 g,
obat anti radang: dexamethason 2 amp
bronkodilator: ambroxol: 20 mg
3) Gangguan pertukaran gas b/d ketidak seimbangan perfusi ventilasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam gangguan


pertukaran gas pasien teratasi dengan
Kriteria hasil:
- TTV dalam batas normal (RR: 16-20)
- AGD dalam batas normal
Intervensi:
a)
b)
c)
d)
e)

Ukur TTV
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan (lakukan PF paru)
Observasi adanya sianosis khususnya pada daerah bibir
Berikan posisi semi foler
Latih nafas dalam dan batuk efektif
Kalaborasi:
f) Berikan O2 nasal kanul: 5 l/mnt
g) Pantau AGD dan elektrolit

1.

IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/
jam

Dx

Tindakan keperawatan

Respon

TTD

Selasa 23
Oktober
2012
00.30

1,2,3 Memberikan O2 nasal


kanul 5 l/mnt

1,2,3

Memberikan posisi
semi foler
06.00

DS: pasien mengatakan udara


andre
terasa namun masih terasa sesak,
dada masih terasa berat.
DO: O2 nasal kanul terpasang 5
l/mnt. Terlihat otot bantu nafas,
pasien membuka mulutnya untuk
andre
membantu bernafas.
Ds : pasien mengatakan posisinya
sudah nyaman, namun masih terasa
sesak.
Do : posisi pasien semi foler, pasien andre
cenderung miring ke paru kanan.

1,2,3

Mengukur TTV

07.20

1,2,3

Mengajarkan nafas
dalam dan batuk
efektif

1,2,3
25 oktober
2012
08.00

Memberikan posisi
semi foler

1,2,3

Ds: pasien mengatakan masih sesak


dan sering batuk. Dahak keluar,
kental warna kemerahan.
DO: TD:110/70mmhg, N: 88x/mnt,
S: 36,5 C, RR: 26x/mnt, nafas
cepat, Sop:98. Pasien terlihat
membuka mulut untuk membantu
bernafas, terlihat otot bantu nafas,
pargerakan dada tidak simetris,
pasien cenderung memiringkan
badanya ke sisi kanan, tidak ada
tanda-tanda sionisis, kapila refil < 2
detik (dengan O2 5 l/mnt nasal
kanul), posisi pasien semi foler,
pasien tampak pucat dan lemas,
pasien terlihat masih sering batuk.
Sputum kental berwarna merah
kecoklatan
DS: pasien mengatakan lebih enak
namun masih sesak.
DO: pasien dapat menunjukan
kembali cara nafas dalam dan batuk
efektif namun masih belum
maksimal. Pasien membuka
mulutnya untuk membantu
pernapasan.
DS: pasien mengatakan posisinya
sudah nyaman
DO: posisi pasien semi foler, O2 5
l/mnt nasal kanul, pasien cenderung
miring ke arah kanan
DS: pasien mengatakan tidak
memiliki riwayat penyakit darah
tinggi, pasien mengatakan tidak
bisa tidur karena sering batuk,
dahak dapat keluar, warna merah

andre

andre

andre

2.

EVALUASI
Hari/Tanggal

Waktu

Dx

Evaluasi Keperawatan

Paraf

Rabu 24 ktober
2012

07.30

SOAP PULANG
andre
S: pasien mengatakan masih sesak dan
sering batuk. Dahak keluar, kental
warna kemerahan.
O: TD:110/70mmhg, N: 88x/mnt, S:
36,5 C, RR: 26x/mnt, nafas cepat,
Sop:98. Pasien terlihat membuka mulut
untuk membantu bernafas, terlihat otot
bantu nafas, pargerakan dada tidak
simetris, pasien cenderung memiringkan
badanya ke sisi kanan, tidak ada tandatanda sionisis, kapila refil < 2 detik
(dengan O2 5 l/mnt nasal kanul), posisi
pasien semi foler, pasien tampak pucat andre
dan lemas, pasien terlihat masih sering
batuk. Sputum kental berwarna merah
kecoklatan
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan semua intervensi

Kamis, 25
Oktober 2012

08.00

SOAP PULANG
S: pasien mengatakan masih sesak dan
sering batuk. Dahak keluar, kental
warna kemerahan.
O: TD:110/70mmhg, N: 88x/mnt, S:
36,5 C, RR: 26x/mnt, nafas cepat, andre
Sop:98. Pasien terlihat membuka mulut
untuk membantu bernafas, terlihat otot
bantu nafas, pargerakan dada tidak
simetris, pasien cenderung memiringkan
badanya ke sisi kanan, tidak ada tandatanda sionisis, kapila refil < 2 detik
(dengan O2 5 l/mnt nasal kanul), posisi
pasien semi foler, pasien tampak pucat
dan lemas, pasien terlihat masih sering
batuk. Sputum kental berwarna merah
kecoklatan
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan semua intervensi

SOAP PULANG
S: pasien mengatakan masih sesak dan
sering batuk. Dahak keluar, kental
warna kemerahan.
O: TD:110/70mmhg, N: 88x/mnt, S:
36,5 C, RR: 26x/mnt, nafas cepat,

andre

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y


DENGAN PNEUMOTORAKS DI RUANG ANGGREK 1
RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Di Susun Oleh :
Andreas Endarto
1.08.004

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2012

Você também pode gostar