Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kode
: F.1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan sanitasi dengan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia
untuk menjadi bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan
sabun dikenal juga sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini
dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan
lain seperti handuk, gelas).
Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang,
ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus, dan makanan/minuman yang
terkontaminasi saat tidak dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus,
dan parasit pada orang lain yang tidak sadar bahwa dirinya sedang ditularkan).
PBB telah mencanangkan tanggal 15 Oktober sebagai Hari Mencuci Tangan
dengan Sabun Sedunia. Ada 20 negara di dunia yang akan berpartisipasi aktif
dalam hal ini, salah satu di antaranya adalah Indonesia.
Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan
komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya
kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga
derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat
diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran
dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang
1
merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS tentang budaya
cuci tangan ini perlu diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan
sumbangan yang nyata baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan
nasional.
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
2.1 Bentuk Kegiatan
Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada siswa-siswi SDN Rambipuji 03,
Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember. Pada penyuluhan ini akan
menggunakan metode ceramah dan praktek cara mencuci tangan pakai sabun yang
benar sebagai metode informasi kepada peserta penyuluhan. Akan dijelaskan
mengenai bahaya kurangnya menjaga kebersihan tubuh.
2.2 Nara Sumber
Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan ,dokter Internsip Puskesmas
Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 16 Oktober 2015.
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Selasa, 4 Agustus 2015
Tempat : SDN Rambipuji 03, Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember
2.4 Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah siswa-siswi kelas 1-6 SDN Rambipuji 03, Desa
Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember
2.5 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan praktek cara
mencuci tangan pakai sabun yang benar.
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
3
Penyuluhan mengenai cuci tangan pakai sabun telah selesai diadakan di SDN
Rambipuji 03 Desa Rambipuji pada tanggal 4 Agustus 2015. Kegiatan tersebut terdiri
atas penyuluhan dan praktek cara mencuci tangan pakai sabun yang benar..
Penyuluhan dilakukan di ruang kelas masing-masing sekolah tersebut.
Penyuluhan dihadiri oleh petugas puskesmas, guru kelas, dan siswa-siswi.
Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct communication/ face to
face communication) dan penyampaiannya dengan mempraktekkan langsung materi
penyuluhan kepada para peserta.
Penyuluhan
diawali
dengan
perkenalan
dengan
pembicara
disertai
BAB 4
DOKUMENTASI
Kode
: F.2
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
2.1 Bentuk Kegiatan
Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta posyandu di Desa
Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember. Pada penyuluhan ini akan
menggunakan metode ceramah sebagai metode informasi kepada peserta penyuluhan.
7
Akan dijelaskan mengenai pengertian dan manfaat adanya jamban sehat di rumah.
Peserta juga akan diberikan kesempatan untuk bertanya setelah presentasi selesai
untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang informasi yang telah diberikan.
2.2 Nara Sumber
Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan, dokter Internsip Puskesmas
Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 16 Oktober 2015.
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Agustus 2015
Tempat : Balai Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Kabupaten Jember
2.4 Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah peserta Posyandu Desa Rambipuji, Kecamatan
Rambipuji, Kabupaten Jember.
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
Penyuluhan mengenai jamban sehat telah selesai diadakan di Posyandu Desa
Rambipuji, Kecamatan Rambipuji pada tanggal 22 Agustus 2015. Kegiatan tersebut
terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab. Metode yang digunakan selama proses
penyuluhan berlangsung adalah metode ceramah yang disampaikan dangan santai
tetapi serius dan dapat dipahami peserta. Dan di dalam proses penyuluhan tersebut
ada proses interaksi atau feed back antara penyuluh dan sasaran yang berguna bagi
sasaran dalam memperjelas tujuan program dan isi materi yang disampaikan.
Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup
baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai
macam pertanyaan seputar jamban sehat. Penyuluhan ini diharapkan dapat
memperluas pengetahuan pendengarnya mengenai syarat-syarat yang wajib dipenuhi
sehingga suatu rumah dapat dikatakan rumah sehat.
BAB 4
DOKUMENTASI
9
Nama
Kode
: F.3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
ASI (Air Susu Ibu) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI memiliki
kandungan gizi yang bermanfaat bagi bayi dan lebih higienis. Namun seiring dengan
pertambahan umur, bayi akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Oleh
sebab itu diperlukan zat gizi yang lebih banyak dan beragam untuk mendukung
tumbuh dan kembang bayi. Zat gizi tersebut tidak dapat dipenuhi dengan pemberian
ASI saja, melainkan diperlukan asupan tambahan dari makanan-makanan lain.
Pemberian ASI eksklusif dilakukan hingga bayi berusia 6 bulan, selanjutnya
diperlukan asupan gizi dari makanan lain. Makanan tambahan yang diberikan
berdampingan dengan ASI setelah bayi berusia 6 bulan disebut dengan makanan
pendamping ASI (MP-ASI). MP-ASI diberikan setelah bayi berusia 6 bulan karena
pada usia ini bayi sudah mulai mampu untuk menggigit, mengunyah, dan menelan
makanan dengan baik.
Selain bermanfaat untuk melengkapi kandungan gizi ASI, pemberian MP-ASI
juga berperan dalam perkembangan kemampuan bayi dalam menggigit, mengunyah,
dan menelan makanan serta belajar untuk mengenal berbagai macam makanan. Hal
tersebut merupakan proses adaptasi untuk beralih dari konsumsi makanan cair ke
makanan yang lebih padat, hingga pada akhirnya bayi akan lepas sepenuhnya dari
ASI. Pemberian MP-ASI dilakukan secara bertahap seiring dengan pertambahan umur
bayi.
Hal-hal tersebut di atas menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan akan
pemberian MP-ASI yang tepat dapat mendukung tumbuh dan kembang yang baik
bagi bayi.
Tujuan Kegiatan :
Penyuluhan tentang Makanan Pendamping ASI ini bertujuan meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang apa saja jenis-jenis makanan pendamping ASI.
Selain itu, menjelaskan kapan mulai diberikannya makanan pendamping ASI,
sehingga kebutuhan nutrisi dan vitamin bagi anak tercukupi.
Target Kegiatan :
Melalui kegiatan penyuluhan ini, diharapkan meningkatkan kesadaran
masyarakat terutama keluarga muda yang sedang memiliki balita di Desa Rambipuji,
Kecamatan Rambipuji, Jember tentang apa kapan pemberian makanan pendamping
ASI dan apa saja jenisnya untuk anak agar dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan optimal.
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
12
diberikan.
2.6 Nara Sumber
Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan, dokter Internsip Puskesmas
Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 16 Oktober 2015.
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Rabu, 2 September 2015
Tempat : Posyandu Bougenville 43, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember.
2.4 Sasaran Penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah ibu-ibu posyandu dan kader posyandu di Posyandu
Bougenville 43, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember.
2.5 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan penyuluh adalah metode ceramah dan tanya jawab.
13
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
Penyuluhan mengenai makanan pendamping ASI telah selesai diadakan di
Posyandu Bougenville 43, Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji, Jember. pada tanggal
2 September 2015. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode
ceramah yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat dipahami peserta.
Dan di dalam proses penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau feed back antara
penyuluh dan sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas tujuan program
dan isi materi yang disampaikan.
Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup
baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai
macam pertanyaan seputar makanan pendamping ASI. Penyuluhan ini diharapkan
dapat memperluas pengetahuan pendengarnya mengenai apa saja jenis-jenis
pendamping ASI, kapan pemberiannya serta manfaat dan sumber vitamin sehingga
kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi secara seimbang.
BAB 4
DOKUMENTASI
14
Kode
: F.4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Makanan yang aman dan sehat merupakan hal yang sangat penting. Banyak
penyakit yang dapat ditimbulkan dari makanan, antara lain keracunan, diare, muntah,
hepatitis, bahkan kegemukan atau obesitas sering disebabkan karena pola makan
yang tidak sehat. Makanan yang sehat dan aman tidak harus mahal, banyak sekali
bahan makanan yang sehat dan aman dapat ditemukan di sekitar kita dengan harga
yang terjangkau.
15
Saat ini banyak sekali makanan instant yang mengandung zat-zat kimia yang
tidak baik bagi kesehatan tubuh jika dikonsumsi setiap hari. Terutama jajanan-jajanan
yang sering ditemukan mengandung pengawet dan pewarna tekstil yang sangat
berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu, kita wajib berhati-hati dan senantiasa menjaga
makanan yang kita makan sehari-hari, baik dalam hal menyimpan dan mengolahnya.
1.2 Tujuan dan Target Kegiatan
Tujuan Kegiatan :
Tujuan dari diadakan penyuluhan tentang gizi pada lansia ini adalah
memberikan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran tentang makanan sehat dan
aman yang baik untuk dikonsumsi sendiri dan keluarga maupun diperdagangkan.
Target Kegiatan :
Melalui kegiatan penyuluhan tentang diet bagi lansia ini diharapkan akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai makanan apa saja yang aman untuk
di konsumsi pada lansia berikut cara pengaturan diet tersebut sehingga mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari - hari. Hingga pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan status kesehatan pada lansia.
16
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
2.1 Bentuk Kegiatan
Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada peserta posyandu lansia di
Posyandu Lansia Flamboyan, Desa Rambipuji, Kecamatan Rambipuji, Jember. Pada
penyuluhan ini akan menggunakan metode ceramah sebagai metode informasi kepada
peserta penyuluhan. Akan dijelaskan mengenai jenis-jenis makanan yang dapat
dikonsumsi pada lansia
2.2 Nara Sumber
Nara sumber adalah dr. Deffy Lettyzia Riawan, dokter Internsip Puskesmas
Rambipuji, Jember periode 16 Juli 2015 16 Oktober 2015.
2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari / Tanggal : Rabu, 9 September 2015
Tempat : Posyandu
Lansia
Flamboyan,
Desa
Rambigundam,
Kecamatan
Rambipuji, Jember.
2.4 Sasaran Penyuluhan
17
18
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
Penyuluhan mengenai gizi pada lansia telah selesai diadakan di Posyandu
Lansia Flamboyan Desa Rambigundam, Kecamatan Rambipuji pada tanggal 9
September 2015. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan tanya jawab.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode
ceramah dan konseling yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat
dipahami peserta. Dan di dalam proses penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau
feed back antara penyuluh dan sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas
tujuan program dan isi materi yang disampaikan.
Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup
baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai
macam pertanyaan seputar makanan apa saja yang dapat dikonsumsi pada lansia.
Penyuluhan ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan
masyarakat disekitar
BAB 4
19
DOKUMENTASI
Kode
: F.5
diare 3 kali setiap tahun. Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan
bakteri yang datang kerumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang,
Medan, Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam penyebab terbanyak adalah
Vibrio cholerae 01, diikuti dengan Shigella spp, Salmonella spp, V.
Parahaemoliticus, Salmonella typhi, Campylobacter Jejuni, V. Cholera non-01,
dan Salmonella paratyphi A.
1.2 Tujuan dan Target Kegiatan
Tujuan Kegiatan :
Tujuan dari diadakan penyuluhan tentang diare kepada kader dan masyarakat
yang menghadiri posyandu di Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji ini secara
umum adalah untuk mengetahui apa saja penyebab diare, bagaimana penanganan
pertama terhadap diare dan bagaimana pencegahan agar tidak terkena diare.
Target Kegiatan :
Melalui kegiatan penyuluhan tentang diare ini diharapkan akan meningkatkan
pengetahuan masyarakat, terutama kader dan masyarakat Desa Kaliwining,
Kecamatan Rambipuji, mengenai definisi diare, cara penularan, dan cara
pencegahannya serta penanganan pertama terhadap diare. Penyuluhan ini juga
diharapkan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
terutama diare di wilayah kerja Puskesmas Rambipuji.
BAB 2
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
22
23
BAB 3
PELAKSANAAN INTERVENSI
Penyuluhan mengenai tuberculosis anak telah selesai diadakan di Posyandu
Bogenvile 34 Desa Kaliwining, Kecamatan Rambipuji pada tanggal 12 September
2015. Kegiatan tersebut terdiri atas penyuluhan dan sesi tanya jawab.
Metode yang digunakan selama proses penyuluhan berlangsung adalah metode
ceramah yang disampaikan dangan santai tetapi serius dan dapat dipahami peserta.
Dan di dalam proses penyuluhan tersebut ada proses interaksi atau feed back antara
penyuluh dan sasaran yang berguna bagi sasaran dalam memperjelas tujuan program
dan isi materi yang disampaikan.
Proses penyuluhan berjalan cukup lancar. Para peserta penyuluhan juga cukup
baik menyimak penjelasan dan di akhir acara cukup aktif menanyakan berbagai
macam pertanyaan seputar tuberkulosis anak. Penyuluhan ini diharapkan dapat
memperluas pengetahuan pendengarnya mengenai diare, penanganan pertama serta
pencegahan terjadinya diare.
BAB 4
DOKUMENTASI
24
Nama
Kode
: F.6
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Status Pernikahan
Suku bangsa
Agama
Pekerjaan
Berat Badan
: Tn A
: Laki-laki
: 43 tahun
: Kaliwining
: Menikah
: Jawa
: Islam
: Pegawai Pabrik
: 68 kg
26
hari setelah anak dan istri pasien kembali ke rumah. Pasien belum pernah
mengobati sendiri ataupun berobat kedokter.
Keadaan umum
: Tampak sakit ringan
Kesadaran
: Compos mentis
Kesan gizi
: Tampak gizi cukup
Tanda vital
o
Tekanan darah : 120/80 mmHg
o
Nadi
: 82x/menit
o
Suhu
: 360C
o
Pernapasan : 20x/menit
- Status Generalis
- Kepala : Oedem kelopak mata - / Konjunctiva anemis - / Skleraikterus - / - Leher
- Cor
- Abdomen
27
- Ekstremitas
: akral hangat
oedem
Regio genitalia externa : didapatkan papul multiple pada batang penis dan
pubis. Terdapat bentukan papul berbentuk garis lurus dan berkelok kelok
warna putih keabu-abuan, disertai ekskoriasi.
C. Diagnosa
Skabies
D. Planning
1. Terapi :
Medikamentosa :
Scabimide cream S 1ddue malam hari, selama 8-12 jam
CTM 4mg S 1dd tab 1 malam hari
-
Non medikamentosa
1. Pengobatan harus dilakukan secara bersamaan pada seluruh orang
yang tinggal dalam rumah
2. Persiapan untuk pengobatan :
o Seluruh pakaian yang ada dalam lemari dimasukkan kedalam
kantong plastic, dan diikat. Sisakan pakaian untuk 3 hari
kedepan
o Jemur seluruh pakaian yang sudah ada dalam plastic selama 3
hari kedepan
o Pada hari terakhir penjemuran (malam), oleskan obat pada
seluruh orang yang tinggal dirumah
3. Mandi seluruh badan sebelum memakai obat
4. Oleskan obat cream (skabimite) secara merata pada seluruh
badan, baik yang gatal ataupun tidak gatal, kecuali muka.
Pemakaian obat harus dibantu dengan orang lain. Diamkan selama
10 jam
5. Pagi hari sebelum mandi, turunkan sprei, sarung bantal, gorden,
dan karpet. Jemur sofa dan peralatanm rumah lainnya, atau semprot
dengan insektisida
6. Mandi seluruh badan hingga bersih
7. Kenakan pakaian yang telah dijemur selama 3 hari tadi
8. Penyuluhan hygiene perorangan dan lingkungan
o Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan
alas tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita
scabies
o Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
28
29