Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
METODE PERENCANAAN
Dalam memilih suatu pompa untuk suatu maksud tertentu, terlebih dahulu
harus diketahui kapasitas aliran serta head yang diperlukan untuk mengalirkan zat
cair yang akan di pompa pada instalasi yang akan dibuat.
Selain dari pada itu, agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi,
perlu ditaksir berapa tekanan minimum yang tersedia pada sisi masuk pompa yang
terpasang pada instalasinya. Atas dasar tekanan isap ini maka putaran pompa
dapat ditentukan.
Selanjutnya, untuk menentukan penggerak mula yang akan dipakai, harus
lebih dahulu dilakukan penyelidikan tentang jenis sumber tenaga yang dapat
dipergunakan di tempat yang bersangkutan. Pedoman dalam menentukan jenis
pompa yang digunakan adalah instalasi yang direncanakan.
3.1
3. Elbow
Pada perencanaan ini dipakai 2 jenis elbow, yaitu:
1. Elbow 90o long regular ukuran 1 inchi sebanyak 6 elbow ( satu
dipasang pada pipa isap dan lima dipasang pada pipa tekan )
2. Elow 90o long regular ukuran 1.5 inchi sebanyak 2 elbow yang
dipasang pada pipa buang.
4. Pipa
Pipa ini merupakan sarana penyaluran air dari ground tank ke roof tank.
Ada 2 jenis ukuran dari pipa yang dipakai, yaitu:
1.Pipa isap dan pipa tekan yang berukuran 1 inchi.
2.Pipa buang yang berukuran 1,5 inchi.
5. Meja
Meja yang dimaksud dalam hal ini berfungsi sebagai dudukan pompa,
agar pompa tetap kokoh saat memompakan air.
6. Pompa
Yaitu sebagai alat untuk memindahkan atau mentransfer air dari tangki
bawah ke tangki atas.
7. Ground Tank
Ground tank atau tangki bawah berfungsi sebagai sumber air yang akan
dialirkan oleh pompa dengan kapasitas maximum 400 liter yang bentuk
dan ukurannya sama dengan roof tank.
8. Gate Valve
Gate valve digunakan untuk mengatur kapasitas yang dipompakan. Gate
valve yang digunakan ada 2 ukuran yaitu:
1. gate valve ukuran 1.5 inchi yang dipasang pada pipa buang
2. gate vale ukuran 1 inchi yang dipasang pada pipa isap
Adapun gambar dan bentuk instalasi yang akan dirancang adalah sebagai
berikut:
3.2
Penentuan Kapasitas
Dalam menentukan kapasitas kita perlu memperhatikan bagaimana bentuk
instalasi yang kita rencanakan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
volume roof tank yang digunakan yaitu 400 liter dan tinggi air yang hendak
dipompakan yaitu setinggi 200 cm. Dengan mempertimbangkan data-data diatas
dan melihat name plate dari pompa yang digunakan pada instalasi yang akan
dirancang maka kapasitas yang ditetapkan adalah sebesar 90 ltr / mnt.
3.3
= head statis ( m )
HL
= kerugian head ( m )
isap yang sesuai, perhitungan awal sementara diambil batas kecepatan rata rata 3
m/s.
Dari persamaan kontinuitas diperoleh:
QP = VS AS
Dimana:
QP
VS
3
10 3 m3 / s
2
kecepatan Aliran dalam pipa isap ( m/s )
AS
dis
4Q p
Vs
3
4 10 3
2
m
3
0,02523 m
0,99 inchi
Berdasarkan ukuran pipa standart ANSI B.36.10 Schedule 40, maka pipa
nominal 1 inchi dengan dimensi pipa:
Diameter dalam ( dis ) = 1,049 in = 0,0266 m
Diameter luar ( dos ) = 1,318 in = 0,0335 m
Dengan ukuran pipa standart pipa tersebut, maka kecepatan aliran yang
sebenarnya sesuai dengan persamaan kontinuitas adalah:
VS =
QP
4QP
=
AS
(d is )2
3
4 10 3
2
=
m/s
(0,0266 )2
= 2,6992 m /s
(2,6992) m
V2
=
2g
2 9.81
2
HV =
= 0,3713 m
Perbedaan Head Kecepatan aliran adalah nol oleh karena besarnya head kecepatan
pada sisi isap dan sisi tekan sama yaitu 0,3713 m.
3.3.3 Perbedaan Head Statis ( Hs )
Head statis adalah perbedaan ketinggian permukaan air pada reservoir atas
dengan reservoir bawah seperti yang tampak pada gambar 3.1 diatas.
Dalam perencanaan ini, besarnya head statis adalah:
Hs = 2 m
Nilai head statis ini diasumsikan bahwa tinggi air pada permukaan ground
tank dengan roof tank tetap.
d is 2 g
Dimana:
hfs
Ls
dis
Vs
Re =
Vs d is
Dengan:
Re
= Reynold number
Sehingga diperoleh:
Re =
=
2,6992 0,0266
1,02 10 6
70390,9 4000
Pipeline Material
Ft
mm
( hydraulically smooth )
( hydraulically smooth )
5 x 10-6
1.5 x 10-6
1.5 x 10-4
4.6 x 10-2
4 x 10-4
0.12
Galvanized iron
5 x 10-6
0.15
Cast iron
8.5 x 10-4
0.25
Wood stave
6 x 10-4 3 x 10-3
0.18 0.9
Concrete
1 x 10-3 1 x 10-2
0.3 3.0
Riveted steel
3 x 10-3 3 x 10-2
0.9 9.0
Pump Handbook, Igor J. Karsik, William C. Krutzsc, Waren H. Frase, Joseph Messina
d is
0,00015
= 0,005639
0,0266
15 mm
5,75 mm
5 mm
0,006 = - 2,2218
0
e/dis = 0,005639 = -2,2487
0,03
0
0,004 = - 2,3979
10
4
37,5 mm
70390,9
105
0,15 =
x
= 31,78 mm
0,1527 =
y = 5 mm
log
=
f = 0,033
(2,6992 )
1,08
= 0,033
0,0266
2 9,81
= 0,4975 m
b Kerugian Head Akibat Perlengkapan Instalasi ( hms )
Besarnya kerugian akibat adanya kelengkapan pipa dapat diperoleh
dengan persamaan [ Pump Handbook, hal 152 ]:
hms =
nk
Vs2
2g
Dimana:
hms = kerugian head akibat kelengkapan pipa sepanjang jalur pipa isap
n
adanya kelengkapan pipa yang digunakan sepanjang jalur pipa isap, maka perlu
diketehui terlebih dahulu jenis kelengkapan pipa yang digunakan sepanjang jalur
pipa isap. Adapun jenis dan jumlah kelengkapan tersebut adalah sebagai berikut:
Gate valve 1 buah
Elbow 90o long regular 1 buah
Screwed
Globe
14
8,2
6,9
5,7
Gate
0,30
0,24
0,16
0,11
Swing check
5,1
2,9
2,1
2,0
Angle
9,0
4,7
2,0
1,0
450 regular
0.39
0.32
0.30
0.29
900 regular
2.0
1.5
0.95
0.64
1.0
0.72
0.41
0.23
1800 regular
2.0
1.5
0.95
0.64
Diameter,in
Valve (fully open):
Elbows
Sesuai data dari table diatas maka koefisien kerugian ( k ) dari gate valve
dan elbows 90o untuk jenis screwed dengan diameter nominal pipa 1 inci adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.3 Perhitungan nilai koefisien kerugian akibat kelengkapan pipa isap
Jenis perlengkapan
Jumlah ( n )
nk
Mulut isap
0.4 0.5
0.45
Gate valve
0.24
0.24
1.5
1.5
2.19
Maka besarnya kerugian head akibat kelengkapan pipa pada pipa isap adalah
sebesar:
hms = 2,19
(2,6992)2
2 9,81
= 0,813 m
Dengan demikian diperoleh besar kerugian head sepanjang jalur pipa isap pompa
sebesar:
hls = hfs + hms
= 0,4975 m + 0,813 m
= 1,3105 m
ukuran pipa standart ANSI B.36.10 Shcedule 40 dengan ukuran pipa nominal 1
inci dan bahan pipa adalah Galvanized iron yang sama dengan pipa hisap.
Ukuran pipa tersebut adalah:
Diameter Dalam ( dis ) = 1,049 inci = 0,0266 m
Diameter Luar ( dos ) = 1,318 inci = 0,0335 m
Karena bahan dan diameter pipa tekan ini sama dengan pipa hisap, maka
bilangan Reynold ( Re ) adalah 70390,9 dan factor gesekan ( f ) = 0,033 serta
panjang pipa tekan adalah 4,6 m, maka besarnya kerugian head akibat gesekan
pada pipa tekan adalah:
(2,6992)
4,6
0,0266 2 9,81
hfd
= 0,033
= 2,1191 m
Tabel 3.4 Perhitungan nilai koefisien kerugian akibat kelengkapan pipa tekan
Jenis perlengkapan
Jumlah ( n )
nk
1.5
7.5
Pipa keluar
8.5
Maka harga kerugian head akibat perlengkapan instalasi pipa tekan adalah:
hmd
Vs2
= nk
2g
=
2
(
2,6992)
8,5
2 9,81
= 3,156 m
Dengan demikian kerugian head pada pipa tekan ini adalah:
hld = hfd + hmd
= 2,1191 m + 3,156 m
= 5,2751 m
Maka kerugian head gesekan total adalah:
hL = hls + hld
= 1,3105 m + 5,2751 m
= 6,5856 m
Dari perhitungan sebelumnya maka dapat ditentukan head total yang
dibutuhkan untuk melayani instalasi pemipaan:
Htotal
= HP + HV + HS + HL
= 0 + 0 + 2 m + 6,5856 m
= 8,5856 m
Namun untuk pemakainnya dalam jangka waktu yang lama maka perlu
diperhatikan hal hal sebagai berikut:
Kondisi permukaan p ipa yang dalam waktu jangka panjang akan semakin
kasar, sehingga nantinya akan memperbesar kerugian yang terjadi.
Penurunan kinerja pompa yang dipakai dalam rentang waktu yang lama.
[pump handbook, hal 248]. Dalam perencanaan ini dipilih 15 %, maka besarnya
head pompa yang akan dirancang:
Htotal
3.4
8,5856 m x ( 1 + 0,15 )
9,87 m
mengoperasikan pompa tersebut. Ada beberapa jenis alat penggerak motor yang
akan digunakan untuk menggerakkan pompa, antara lain: turbin uap, motor bakar,
dan motor listrik.
Dalam perencanaan ini telah ditentukan motor penggerak yang dipakai
adalah motor listrik dengan putaran motor 2850 rpm.
3.5
dimana sudu sudu ini berguna untuk memindahkan mekanis poros menjadi
energy fluida. Tipe impeller suatu pompa ditentukan berdasarkan putaran spesifik
pompa tersebut [ Khetagurov, hal 205 ]:
ns =
nP Q
3
H P4
Dimana:
ns = putaran spesifik ( rpm )
(23,778)
3
(32,373) 4
2850
= 1023,989 rpm
= 1024 rpm
Dari table dibawah diketahui bahwa untuk putaran spesifik, ns = 1024 rpm
maka jenis impeller yang sesuai adalah jenis Radial flow.
Tabel 3.5 Klasifikasi impeler menurut putaran spesifik
Jenis impeller
ns
Radial flow
500 3000
Francis
1500 4500
Aliran campur
4500 8000
Aliran aksial
8000 ke atas
3.6
pompa. Dengan kondisi sistem yang ada pompa harus dirancang sedemikian
hingga menghasilkan efisiensi yang optimal. Efisiensi pompa merupakan
perbandingan daya yang diberikan pompa kepada fluida dengan daya yang
diberikan motor listrik kepada pompa. Efisiensi total pompa dipengaruhi oleh
efisiensi hidrolis, efisiensi mekanis dan efisiensi volumetric.
1. Efisiensi Hidrolis
Efisiensi hidrolis merupakan perbandingan antara head pompa sebenarnya
dengan head pompa teoritis dengan jumlah sudu tak berhingga. Besarnya efisiensi
hidrolis dapat ditentukan dengan cara interpolasi dari data dibawah ini:
Tabel 3.6 Hubungan antara kecepatan spesifik dengan efisiensi hidrolis
nq ( 1 menit )
10
15
20
30
50
100
0.86
0.91
0.94
0.96
0.97
0.98
nq = n
Q
4
H3
menit 1
Dimana:
nq = kecepatan spesifik ( 1 menit )
Q = kapasitas pompa ( m 3 s )
n
sehingga didapat:
nq = 2850
0.0015
4
(9,87 )
menit 1
= 19,82 1 menit
Tabel 3.7 Perhitungan kecepatan spesifik dengan efisiensi hidrolis
nq ( 1 menit )
15
19.82
20
0.91
0.94
0,94 0,91
h = 0,9389
2. Efisiensi Volumetris
Kerugian volumetris disebabkan adanya kebocoran aliran setelah melalui
impeler, yaitu adanya aliran balik menuju sisi isap. Efisiensi volumetris dapat
ditentukan berdasarkan interpolasi antara kecepatan spesifik impeller:
Table 3.8 hubungan antara kecepatan spesifik impeller dengan efisiensi volimetris
ns
60 to 100
100 to 150
150 to 220
0.94 to 0.97
0.97 to 0.99
0.98 to 995
s = 3,65
n Q
4
H3
Dimana:
n = kecepatan impeller pompa ( rpm )
n s = kecepatan spesifik impeler
Maka:
s = 3,65
2850 0,0015
4
9,87 3
= 72,35
Tabel 3.9 Perhitungan kecepatan spesifik impeller dengan efisiensi volimetris
ns
60
72,35
100
0.94
0.97
0,97 0,94
v = 0,94926
3. Efisiensi Mekanis
Besarnya efisiensi mekanis sangat dipengaruhi oleh kerugian mekanis
yang terjadi yang disebabkan oleh gesekan pada bantalan, gesekan pada cakra dan
gesekan pada paking. Besarnya efisiensi mekanis menurut M. Khetagurov
berkisar antara 0.9 0.97. Dalam perancangan ini diambil harga efisiensi mekanis
0.935.
Dari perhitungan diatas didapat nilai efisiensi total pompa pada instalasi
adalah:
total = h v m
= 0,9389 0,94926 0,935
= 0,833
3.7
untuk menggerakkan impeller yang dicari dengan persamaan [ Fritz Dietzel, hal
243 ]:
Np =
gHQ
P
Dimana :
H
=
= 173,99 W
Sehingga daya pompa yang diperlukan untuk mengalirkan air atau daya
yang untuk menggerakkan impeller pada instalasi yang dirancang ini adalah
173,99 W
3.8
90 ltr / mnt
Head Pompa ( H )
9,87 m
Jenis Pompa
Pompa Radial
Putaran Spesifik ( ns )
1024 rpm
Tipe impeller
Radial Flow
Efisiensi Pompa ( P )
83,3 %
Daya Pompa ( Np )
173,99 W
Tipe
: AQUA - 175
: 90 Ltr/mnt
Daya
: 175 Watt
Putaran
: 2850 rpm
3.9
Keterangan:
a.Diameter Poros pompa ( dS ) = 10 mm
b. Diameter Hub Impeller (dH ) =27 mm
c. Diameter Mata Impeller (dO ) =35 mm
d. Diameter Sisi Masuk ( d1 ) = 44,2 mm
e. Diameter Sisi Keluar (d2 ) = 129 mm
Qth = Kapasitas aliran teoritis pada sisi isap, yaitu kapasitas dengan perkiraan
adanya kerugian yang disebabkan fluida dari sisi tekan yang mengalir
kembali ke sisi isap melalui celah impeler, besarnya ( 1,02 1,05 ) dari
kapasitas pompa, diambil 1,05 [ Fritz Dietzel, hal 261 ].
= 1,05 x 0,0015 m3/s = 0.001575 m3/s
do ={
1,156.10-3 =
4 0.001575
2
+ (0,027 ) }1/2
.VO
2,00535.10 3
+ 7,29.10 4
VO
2,00535.103
= 4,27.10-4
VO
VO =
2,00535.10 3
4,27.10 4
VO = 4,043 m/s
Jadi dapat diperoleh nilai kecepatan fluida radial sisi masuk ( Vr1 ) dengan
persamaan :
Vr1
= V0 + (10% 15%) x V0
( dipilih 12,5 % )
2. Kecepatan Tangensial ( U1 )
Kecepatan tangensial pada sisi masuk impeler ditentukan dengan
persamaan [ Magdy Abou Rayan, hal 102 ] :2
U1
=
=
.d1 .n p
60
x 43.10 3 x 2850
60
= 6,6 m/s
3. Sudut Tangensial ( 1 )
Untuk aliran fluida masuk secara radial ( = 90 ), maka sudut sisi masuk
( ) dapat dihitung dengan persamaan berikut [ Magdy Abou Rayan, hal 102 ]:
1 = arctan
Vr1
V1
4,5
= arc tan
6,6
= 34,28 0
Maka segitiga kecepatan diatas pada sisi masuk impeler dapat digambarkan
sebagai berikut:
Ket.
W1 :
U1
Dari gambar 3.6 dapat diketahui bahwa kecepatan relatif pada sisi masuk
impeler ( W1 ) adalah :
W1 =
4,5
sin 34,28
= 7,988m/s
B. Kecepatan dan Sudut Aliran Keluar Impeler
1. Kecepatan Radial Aliran ( Vr2)
Dari perhitungan sebelumnya kecepatan radial pada sisi keluar impeler Vr2
adalah sebesar 4,5 m/s
2. Kecepatan Tangensial (U2)
U2
.d 2 .n p
60
2
129 44,2
+ 2
sin 1
= 26,9
1 + 2 =53,80
2 = 53,80- 34,280
2 = 19,520
4. Kecepatan Absolut Tangensial ( Vu2 )
Vu2
= U2 -
Vr 2
tan 2
= 19,25 -
4,5
Tan19,25
= 7,94 m/s
5. Sudut Absolut Keluar Impeler ( 2 )
= arc tan
Vr 2
Vu 2
= arc tan
4,5
6,55
= 34,48 0
6. Kecepatan Sudut Absolut keluar impeler ( W2 )
W2
Vr 2
sin 2
4,5
sin 19,52
= 13,46 m/s
7. Kecepatan Absolut aliran keluar ( V2)
V2
Vr 2
sin 2
4,5
sin 34,48
= 7,95 m/s
Dimana :
R1 = jari-jari lingkaran sudu sisi masuk impeler
= d1 / 2 = 44,2/2 = 22,1 mm
R2 = jari-jari lingkaran sudu sisi keluar
= d2/2 = 129/2 = 64,5 mm
64,5 22,1
4
= 10,6mm
Perubahan besar sudut kelengkungan (
=
19,52 34,28
= - 3,740
4
R2
(mm)
(mm2)
22,1
488,41
34,48
32,7
1069,29
30,74
43,3
1874,89
53,9
64,5
Link
R cos
R0 cos
R0 2 Ri 2
(mm)
- Ri cos
-
28,11
9,88
580,88
29,37
27
38,58
10,47
805,6
38,45
2905,21
23,26
49,52
10,94
1030,32
47,09
4160,25
19,52
60,79
11,27
1255,04
55,65
= 34,80
3. Tentukan titik W sebagai pusat lingkaran 1 dan b pada garis AA dengan jarijari 29,37 mm dari titik A, lukis busur lingkaran yang berpusat di W dari titik
A hingga berpotonan dengan lingkaran b, tandai dengan titik C.
4. Tentukan titik CX sebagai pusat lingkaran b dan c pada garis BC dengan jarijari 38,45 mm dari titik C, lukis busur lingkaran yang berpusat di titik X dari
titik C hingga berpotongan dengan lingkaran c. titik potongan tersebut ditandai
dengan titik C.
5. Demikian seterusnya dilakukan dengan langkah 3 dan hingga dapat ditentukan
titik D dan E pada lingkaran d dan 2 sehingga diperoleh tiktik A, B, C, D dan
E yang membentuk sudut impeler.
6. Maka gambar sudu tersebut dapat dilihat seperti terdapat pada gambar 3.8
berikut :
Vthr = ( C3 / U2 ) x U2
= 0,45 x 19,25
= 8,6625 m/s
= b3 D3 sin v
Dimana :
Athr
b3
sin v = Sudut volute, nilai sin v didapat dari hasil interpolasi grafik
penentuan sudut volut [ Stepanoff, hal 113 ], sebesar 7,1 0.
= b3 . D3 . . sin v
= 4,1125 x 133,515 x x sin 7,1
= 213,211 mm2
= Athr
= 213,211
= 53,30 mm2
Besarnya harga rv diperoleh dari
rv
= rvi + r2 + t
Dimana :
r2
maka :
= rvi + r2 + t
rv
jari saluran dan luas volute untuk setiap penampang tiap-tiap sudut volute.
Tabel 3.11 Jari jari dan luas volut untuk setiap penampang
(0 )
Av (mm2)
Rvi (mm)
rv (mm)
69,66
90
53,30
4,12
73,78
135
79,95
5,04
74,7
180
106,61
5,83
75,49
225
133,26
6,51
76,17
270
159,91
7,13
76,79
315
186,56
7,71
77,37
360
213,86
8,74
77,9
405
239,86
8,74
78,9
430
254,67
9,01
78,67
3.10
Pelaksanaan Perancangan
SELESAI
BAB IV
HASIL SIMULASI
4.1
Pendahuluan
Sistem yang dilakukan dalam analisa memprediksi aliran fluida yang
terjadi pada pompa yaitu pengambilan data dari pengujian kapasitas pompa per
menit pada Laboratorium Mesin Fluida Departemen Teknik Mesin. Pengujian
tersebut dilakukan dengan bukaan gate valve pada pipa isap 25% ( closed 75% ).
Dari pengujian ini akan diperoleh data yang akan digunakan dalam analisa
memprediksi aliran fluida yang terjadi pada pompa dengan menggunakan
perangkat lunak CFD Fluent 6.1.22. Dari analisa aliran fluida ini akan diketahui
besar tekanan dan kecepatan disisi keluar ( outlet ) sehingga akan tampak bagian bagian pada impeller atau rumah pompa yang kemungkinan akan terjadi kavitasi.
Pengambilan data dari pengujian dilakukan dengan cara manual yaitu
dengan menggunakan peralatan sebagai berikut:
1. Stopwatch
Stopwatch digunakan untuk menghitung lamanya pompa beroperasi
sehingga diketahui kapasitas fluida yang akan dialirkan pada pembukaan
katub isap 25%.
2. Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur ketinggian air sebelum dan sesudah
air dipompakan dengan waktu tertentu untuk mendapatkan beda
ketinggian fluida sehingga diperoleh kapasitas pompa dengan bukaan
katup isap 25 %.
untuk mendapatkan besar kapasitas ( Q ) yaitu dengan mengetahui beda tinggi air
yang dipompakan dari ground tank ke roof tank per menit.
Tinggi awal air pada roof tank 15 cm
Pengujian I: Tinggi air menjadi 21,4 cm sehingga beda tingginya adalah 6,4
Pengujian II: Tinggi air menjadi 27,3 cm sehingga beda tingginya adalah 5,9
Pengujian III: Tinggi air menjadi 33,3 cm sehingga beda tingginya adalah 6
Pengujian IV: Tinggi air menjadi 39 cm sehingga beda tingginya adalah 5,7
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tinggi rata rata air yang
dipompakan untuk gate valve closed 75% adalah
= 6 cm
dengan panjang dan lebar dari roof tank 100 x 80 cm sehingga volume roof tank
yang dipompakan per menit adalah:
Q =
= 48000
= 8 x 10-4
4.3
tekan statik ( Head static ) dan kehilangan tinggi tekan ( head loss ) yang terjadi.
Secara matematis tinggi tekan pompa dapat dihitung:
H ( gate closed 75% ) = HV + HS + HL
Dimana:
H ( gate closed 75% ) = Tinggi tekan pompa dengan gate valve closed 75% (m)
HV
HS
HL
= kerugian head ( m )
Dimana:
VS
= 1,4396
Kecepatan aliran pada sisi tekan adalah sama dengan kecepatan aliran sisi
isap sehingga beda head kecepatan adalah nol.
adalah:
Re =
= 37542,5
(1,4396 )
1,08
= 0,03365
0,0266
2 9,81
= 0,1443 m
b. Kerugian Head Akibat Perlengkapan Instalasi
Besarnya kerugian akibat adanya kelengkapan pipa dapat diperoleh
dengan persamaan:
hms =
nk
Vs2
2g
Dimana:
hms = kerugian head akibat kelengkapan pipa sepanjang jalur pipa isap
n
Tabel 4.1 Kenaikan kehilangan tinggi tekan dengan tipe bukaan katup
Ratio
Condition
K
K open
Gate Valve
Globe Valve
Open 100%
1,0
1,0
Closed 25 %
3,0 - 5,0
1,5 - 2,0
Closed 50%
12 22
2,0 - 3,0
Closed 75%
70 120
6,0 - 8,0
Screwed
Diameter,in
Globe
14
8,2
6,9
5,7
Gate
0,30
0,24
0,16
0,11
Swing check
5,1
2,9
2,1
2,0
Angle
9,0
4,7
2,0
1,0
= 95
Maka:
Kclosed 75% = Kopen x 0,24
Kclosed 75% = 95 x 0,24
= 22,8
Adapun perlengkapan dan nilai koefisien dari pipa isap adalah sebagai berikut
Jumlah ( n )
nk
Mulut isap
0.4 0.5
0.45
22.8v
22.8
1.5
1.5
24.75
= 0,03365
= 0,6146 m
Jumlah ( n )
nk
Elbow 90 regular
1.5
7.5
Pipa keluar
8.5
= HV + HS + HL
= 0 + 2 + 4,2699
= 6,2699 m
= 6,2699 x ( 1 + 0.15 )
= 7,21 m
4..4
75%
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair ketika dipompa yang
dikarenakan tekanan di dalam pompa turun dibawah tekanan uap jenuh fluida
yang dipompakan, dalam suatu pemompaan jika tekanan pada sembarang titik di
dalam pompa itu menjadi lebih rendah dari tekanan uap pada temperatur cairnya
maka fluida tersebut akan menguap dan membentuk suatu gelembung yang di
dalamnya berisi uap tersebut. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini
mempunyai siklus yang sangat singkat. Knapp ( Karassik dkk, 1976 ) menemukan
bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya
memerlukan waktu sekitar 0,003 detik. Selanjutnya gelembung itu akan mengalir
bersama - sama dengan aliran fluida dan apabila sampai pada tekanan yang tinggi
maka gelembung - gelembung tersebut akan mengecil secara tiba - tiba yang
kemudian pecah ke arah dalam yang mengakibatkan suatu shock yang besar pada
dinding didekatnya.
Kavitasi terutama akan terjadi pada bagian sisi masuk sudu impeller, baik
pada sudu maupun pada shroudnya. Akibat kavitasi yang dialami oleh pompa
adalah akan timbul suara berisik dan getaran yang disebabkan oleh pecahnya
gelembung - gelembung uap secara tiba - tiba tatkala memasuki daerah yang
memiliki tekanan yang lebih tinggi. Kavitasi menyebabkan timbulnya getaran dan
ketukan, serta menyebabkan turunnya kurva head kapasitas dan efesiensi, dan
apabila terjadi secara terus menerus akan dapat merusak permukaan logam dari
bahan pompa.
4. Kerugian yang disebabkan oleh gesekan atau turbulensi aliran dalam pipa
isap antar permukaan cairan hingga ke pompa.
NPSH dibedakan menjadi dua yaitu NPSH yang tersedia dan NPSH yang
dibutuhkan. NPSH yang tersedia ditentukan oleh sistem atau instalasi pemompaan
sedangkan NPSH yang dibutuhkan oleh pompa yang ditentukan oleh perancang
pompa. Agar pompa dapat bekerja tanpa terjadi gangguan kavitasi maka pompa
harus beroperasi pada kondisi dimana NPSH yang tersedia > NPSH yang
dibutuhkan.
NPSH
pada sisi isap pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair ditempat
tersebut yang mana gate valve closed 75%. Dalam hal pompa yang mengisap zat
cair dari tempat terbuka, maka besarnya NPSH
dituliskan sebagai berikut ( Sularso, Haruo Tahara, Pompa dan Kompresor, Hal
44 ):
Dimana:
= NPSH yang tersedia ( m )
Pa
= tekanan atmosfir
Pv
hs
hls
0,78 2,7583
= 6,5725 m
Gambar 4.4 grafik hubungan antara kecepatan spesifik, efesiensi hidrolis serta
koefisien kavitasiThoma.
Sumber: Igr J karasik. Pump HandBook. hal 380
dengan gate valve closed 75%, sehingga pompa yang digunakan untuk
4.5
a. Preprocessing
Preprocessing merupakan langkah pertama dalam membangun dan
menganalisis sebuah model CFD. Teknisnya adalah membuat model
dalam paket CAD ( Computer Aided Design ), membuat mesh yang
sesuai, kemudian menerapkan kondisi batas dan sifat-sifat fluidanya.
b. Solving
Solver ( program inti pencari solusi ) CFD menghitung kondisi kondisi
yang diterapkan pada saat preprocessing.
c. Postprocessing
Postprocessing adalah langkah terakhir dalam analisis CFD. Hal yang
dilakukan
pada
langkah
ini
adalah
mengorganisasi
dan
b. FLUENT
FLUENT merupakan solver dan postprocessor yang menggunakan metode
elemen hingga untuk menyelesaikan berbagai macam kasus aliran fluida dengan
mesh yang tidak terstruktur sekalipun dengan cara yang relatif mudah.
membuat
gambar
impeller pada Autocad
sesuai dimensi untuk
mendapatkan nilai nilai titik koordinat
Menetapkan ukuran
MESH1,5 mm
Menentukan boundary
condition dari GEOMETRI
yang digambar
SELESAI
Gambar 4.5 Diagram Alir Simulasi pada GAMBIT
MULAI
Mengimport1file msh
yang telah dibuat
dari GAMBIT
Pendefenisian
Material
Satuan
Kondisi batas
Fluida
Zona masuk fluida
Zona keluar fluida
Kondisi dinding
PROSES
ITERASI
divergen
Berhasil ?
konvergen
MENAMPILKAN HASIL
Distribusi tekanan
Distribusi turbulensi
Distribusi kecepatan
Grafik tekanan vs jarak
posisi tekanan fluida
lingkaran-lingkaran
terbentuk,
kemudian
bidang
geometri
lingkaran luar tersebut dipotong dengan sudu-sudu dan lingkaran dalam dengan
menggunakan ikon substract face pada toolbox geometry dan shaded pada global
control
edge 77, edge 129, edge 120, edge 107, edge 97 dan edge 87 sebagai entity-nya,
kemudian apply.
Adapun tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam proses eksekusi ini adalah
sebagai berikut:
a. Membuka file mesh
File mesh yang sudah disimpan pada file directory GAMBIT dibuka pada
tahap ini dengan membuka menu File kemudian read case, pilih nama file msh
yang disimpan lalu OK.
b. Memeriksa grid
Geometri tersebut akan diperiksa nilai minimum dan maskimum dari x dan
y dan juga memastikan bahwa luas dan volum yang terjadi adalah positif. Jikalau
nilai impeller yang terjadi negatif maka geometri harus di gambar ulang di
GAMBIT. Grid akan diperiksa dengan membuka menu grid lalu check.
c. Menskalakan grid
Pada dasarnya geometri tersebut belum memiliki satuan panjang apapun,
maka grid akan diskalakan melalui menu grid kemudian scale, pada dropdown list
unit pilih mm , kemudian scale.
d. Memperhalus Grid
Grid akan diperhalus apabila masih kasar dengan membuka menu grid,
pilih smooth/swap, maka akan muncul panel smooth/swap grid, klik smooth
kemudian klik swap lagi bergantian sampai number swappednya 0. Klik close jika
sudah selesai.
e. Mendefinisikan model
1. Mengatur solver yang digunakan
Klik menu define lalu models, kemudian solver. Pada checkbox solver
pilih segregated. Lalu klik OK.
2. Mengaktifkan model aliran viscous
Membuka menu define lalu models kemudian viscous model, dan
aktifkan model standard k , lalu klik OK.
f. Menentukan Sifat Material
Material yang digunakan adalah air ( water liquid ), maka klik menu define
lalu material kemudian klik database FLUENT nya. Pada dropdown list fluid
materialnya pilih water liquid, kemudian klik copy, setelah itu kembali ke panel
material dan klik change/create.
g. Mendefinisikan satuan
Satuan untuk angular velocity masih dalam rad/s maka satuan tersebut
akan diubah menjadi rpm dengan membuka menu define lalu klik unit, pilih
angular velocity lalu klik rpm.
h. Menentukan kondisi batas
Kondisi batas yang telah ditentukan di GAMBIT akan diisikan dengan
data-data fisik dari fluida dan geometri tersebut pada FLUENT ini. Klik define
lalu Boundary Condition. Maka akan muncul panel box boundary condition
kemudian pilih Fluid pada panel box boundary condition pilih set. Kemudian pilih
water liquid pada material name lalu OK
1. Mendefinisikan kondisi zona inlet
Pilih inlet pada panel box boundary condition pilih set. Kemudian
masukkan nilai kecepatan sisi masuk pompa pada kolom velocity
magnitude sebesar 1.4396 m/s kemudian klik OK
2. Mendefinisikan kondisi zona outlet
Pilih outlet pada panel box boundary condition pilih set kemudian klik
OK.
3.
i.
Memulai iterasi
Pengeplotan residu iterasi dibuka dari menu solver lalu pilih monitors
kemudian pilih residuals. Akan muncul panel residual monitors kemudian
pada check box options klik plot lalu klik OK.
4. Memulai iterasi
Problem ini akan diiterasikan pada menu solver lalu pilih iterasi. Dan
ketikkan number of iterations adalah 1000 lalu klik iterate
4.6
Gambar 4.15 Distribusi energi turbulensi yang terjadi pada pompa sentrifugal
vektor
vektor kecepatan dan nilai-nilai kecepatan yang terjadi pada rumah pompa
sentrifugal tersebut. Distribusi kecepatan dihasilkan dengan menginput nilai
kecepatan masuk sehingga akan dihasilkan nilai kecepatan pada sisi keluar pompa
sentrifugal berdasarkan simulasi. Dengan menggunakan nilai kecepatan masuk
untuk gate valve closed 75% Vs = 1.4396 m/s maka akan didapat kecepatan rata
rata yang berada di sisi keluar rumah pompa ( Vd ). Dari hasil analisa diatas dapat
ditentukan head ( tinggi tekan ) pada sisi tekan yang dihasilkan pompa tersebut.
Gambar 4.16 Distribusi vektor kecepatan yang terjadi pada pompa sentrifugal
Maka dari hasil distribusi diatas didapatkan nilai kecepatan rata-rata pada
sisi tekan pompa sentrifugal ( Vd ) tersebut sebesar 4,0228 m/s.
Sehingga
4.7
fluida mengalir disisi pipa isap adalah 4,0228 m/s, sehingga dapat dihitung tinggi
tekan (head) berdasarkan hasil simulasi.
Maka:
=
= 0,719 m
Ls Vd2
d is 2 g
Re =
Vd d is
Dengan:
Sehingga diperoleh:
Re =
= 104908,3137
) = 0,005639
dan selanjutnya akan dicari harga factor gesekan dengan menggunakan diagram
moody.
Dari diagram moody untuk bilangan Reynold = 104908,3137dan e/ dis =
0,005639 dengan cara interpolasi maka akan diperoleh factor gesek ( f ) =
0,032237. Sehingga besarnya kerugian gesek sepanjang pipa isap menurut DarcyWeishbach adalah:
Hfd
(4,0228 )
1,08
= 0,032237
0,0266
2 9,81
= 1,0785
nk
Vd2
2g
Dimana:
hms = kerugian head akibat kelengkapan pipa sepanjang jalur pipa isap
n
75%,
Besarnya koefisien kerugian akibat kelengkapan pipa untuk gate valve
closed 75% adalah 8,5 m.
Sehingga dapat dihitung besarnya kerugian head akibat kelengkapan pipa
pada pipa tekan adalah sebagai berikut:
hmd = 8,5
= 7,0109 m
Maka total tinggi tekan ( head ) pada pipa tekan berdasarkan data hasil
simulasi fluent adalah yaitu:
hld = hfd + hmd
= 1,0795 m + 7,0109 m
= 8,0904 m
Maka kerugian head gesekan total berdasarkan data hasil simulasi CFD
Fluent adalah:
hL = hls + hld
= 2,7583 m + 8,0904 m
= 10,8487 m
Dari perhitungan sebelumnya maka dapat ditentukan head total yang
dibutuhkan melayani instalasi pemipaan dengan gate valve closed 75%, yaitu
H ( gate closed 75% )
= HV + HS + HL
= 0,719 + 2 + 10,8487
= 13,5677 m
BAB V
KARAKTERISTIK POMPA
5.1
Dimana:
: Head Kapasitas Euler
Q
: kapasitas pompa
U2
d2
b2
: percepatan gravitasi
sehingga:
= 37,77 5463,26 Q
b. Head Toritis dan Kapasitas
Aliran ideal menyatakan bahwa aliran mengalir tanpa gesekan dan
diarahkan dengan sudu yang tak terbatas dan tanpa turbulensi, tetapi dalam
praktek yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu terjadi gesekan dan jumlah sudu
yang terbatas serta sudu mempunyai ketebalan tertentu, dengan kondisi tersebut
maka akan menghasilkan head yang lebih rendah dari pada head Euler. Head
yang dihasilkan ini disebut sebagai head teoritis ( Hth ). Hubungan antara head
Euler dengan head teoritis adalah dinyatakan dalam persamaan ( M. Khetagurov,
Marine Auxilary Machinery And System, hal 267 ):
=
Dimana:
= factor sirkulasi
Hth
= Head Teoritis
=
= 10,51 m
dengan
head teoritis (Hth) sebesar 10,51 m, dengan data tersebut maka Head Euler dapat
diketahui
= 37,77 5463,26 ( 0,0015 )
= 29,575 m
Sehingga:
=
= 0,355
berdasarkan hasil diatas maka hubungan antara head Euler dengan head teoritis
dapat digambarkan dengan persamaan :
= 0,355 x ( 37,77 5463,26 Q)
= 13,408 1939,45 Q
c. Head Aktual dengan Kapasitas
Head aktual adalah head teoritis dikurangi dengan rugi-rugi hidrolis
selama pemompaan, hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan ( M Khetagurov,
Marine Auxilary Machinery And System, hal 267 ):
=
Dengan:
=
Kerugian hidrolis disebabkan karena adanya shock loss atau turbulence loss ( hs
) serta fricton and diffusion loss (
dengan persamaan :
=
Gambar di atas menunjukkan bahwa efisiensi terbaik terletak pada titik dimana
rugi-rugi turbulensi sama dengan rugi-rugi gesekan, atau rugi-rugi turbulensi dan
rugi-rugi gesekan sama dengan setengah dari rugi-rugi hidrolis. Titik dimana
adalah titik dimana kerugian hidrolis paling kecil, sehingga pada titik
inilah direncanakan kapasitas pompa ( Q ) sebesar 0,0015 m3/s dan head aktual
sebesar 9,87 m, pada titik tersebut akan memberikan gambaran besar rugi-rugi
yang terjadi yaitu sebesar:
hidrolis
= 10,51 9,87
= 0,64 m
= 0,5 hh
= 0,5 x 0,64
= 0,32 m
Besar
shock loss
atau
turbulence loss
+(
)2 ] [ 1 -
]2
Dengan:
= faktor percobaan yang dibatasi besarnya antara 0,6 0,8 = 0,7
U1
U2
K2cu =
d3
( 1,02 1,05 )
= 64,5 ( 1,035 )
= 66,7575 mm = 0,0667575 m
d2
Qs
0,32 =
0,32 = 7,77565 [ 1
)2 ] [ 1
]2
]2
Qs = 0,001882 m3/s
Harga shock loss untuk sembarang harga Q adalah:
[ ( 6,6 )2 + ( 19,25 x 0,355
= ( 7,77565 ) [ 1
)2 ] [ 1
]2
]2
= k3Q2
Dengan:
k3
dapat
dinyatakan dengan :
=
=
= 142222,22
berdasarkan hasil perhitungan diatas maka harga friction loss dan diffusion loss
adalah :
= 142222,22Q2 m
+
= 7,77565 8263,177Q + 2195318,14Q2 + 142222,22Q2
= 7,77565 8263,177Q + 2337540,36Q2
bagian statis. Dimana bagian dinamis terdiri atas head loses dan perbedaan head
kecepatan yang terjadi di instalasi berdasarkan hasil simulasi CFD Fluent. Dan
bagian statis dari head system tersebut ialah head statis instalasi tersebut. Head
system merupakan fungsi kuadrat terhadap Q dengan Hsys = F Q dan membentuk
kurva parabola dengan koordinat titik puncak minimumnya pada nilai sumbu Y
pada head statis ( 0,2 ) dan salah satu titik sembarang pada titik ( Kapasitas , Head
Actual ) = ( 0,0015 ; 9,87 ). Maka dengan demikian fungsi kuadrat untuk head
system ialah sebagai berikut:
y = a ( x xpuncak )2 + ypuncak
dengan mengganti y = f ( x ) diatas menjadi hsys = f ( Q ),
hsys
= a ( Q Qsys )2 + Hstatis
9,87 = a ( 0,0015 0 )2 + 2
a
= 3497777,778
dengan mensubstitusikan nilai a pada persamaan awal maka didapat fungsi Hsys
ialah:
Hsys
= 3497777,778 ( Q 0 )2 + 2
= 3497777,778Q2 + 2
Dan hasil perhitungan head euler, head teoritis, head actual, dan head
system pada berbagai kapasitas pompa.
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Head Euler, Head Teoritis, Head Actual, dan Head
System Pada Berbagai Kapasitas Pompa Berdasarkan Hasil Perhitungan.
No
Q ( m3/s )
37.77
13.408
5.63235
0.00025
36.40
12.92
7.067
2.21
0.00050
35.04
12.43
8.209
2.87
0.00075
33.67
11.95
9.060
3.96
0.0010
32.31
11.46
9.618
5.49
0.00125
30.94
10.98
9.884
7.46
0.00150
29.57
10.49
9.858
9.87
0.00175
28.21
10.01
9.540
12.71
0.0020
26.84
9.53
8.929
15.99
10
0.00225
25.47
9.04
8.027
19.71
11
0.00250
24.11
8.56
6.832
23.86
12
0.00275
22.74
8.07
5.345
28.45
13
0.0030
21.38
7.59
3.565
33.48
(m)
(m)
(m)
(m)
nq = n
Q
4
menit 1
Dimana:
nq = kecepatan spesifik ( 1 menit )
Q = kapasitas pompa ( m 3 s )
n
b. Efisiensi Volumetris
Kerugian volumetris disebabkan adanya kebocoran aliran setelah melalui
impeler, yaitu adanya aliran balik menuju sisi isap. Efisiensi volumetris dapat
ditentukan berdasarkan interpolasi antara kecepatan spesifik impeller pada tabel
3.6 dengan menggunakan rumus ns pada BAB III. Namun kerugian volumetris
dapat dihitung dari persamaan berikut [AJ Stepanov, Centrifugal And Axial Flow
pump, hal 199]
Dimana:
Q
QL
c. Efisiensi Mekanis
total = h v m
Setelah mendapatkan nilai efisiensi total dari pompa maka daya pompa
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Np
Dimana:
= Kapasitas pompa
= 9790 N/m3
dengan efisiensi dan daya pompa dituliskan pada table 5.2 berikut:
Tabel 5.2 Hubungan Kapasitas dengan Efisiensi dan Daya Pompa Berdasarkan
Hasil Perhitungan
Q ( m/s )
5.2
(% )
(W)
0.0005
76.4
63.23
0.0010
80.8
119.58
0.0015
83.3
173.99
0.0020
84.6
228.43
0.0025
85.8
241.56
0.0030
86.7
334.35
= 7,68 m
Dengan:
=
=
=
7,68 7,21
0,47 m
= 0,235 m
)2 ] [ 1 -
+(
0,235 =
]2
)2 ] [ 1
]2
]2
= 0,001025 m3/s
]2
= k3Q2
Dengan:
k3
dapat
dinyatakan dengan :
=
= 367187,5
berdasarkan hasil perhitungan diatas maka harga friction loss dan diffusion loss
adalah :
= 367187,5Q2 m
Kerugian hidrolis untuk sembarang harga Q, adalah:
=
+
= 4,884 9529,756Q + 4648661,511Q2 + 367187,5Q2
= 4,884 9529,756Q + 5015849,011Q2
a ( Q Qsys )2 + Hstatis
7,21
a ( 0,0008 0 )2 + 2
8140625
dengan mensubstitusikan nilai a pada persamaan awal maka didapat fungsi Hsys
ialah:
Hsys
= 8140625( Q 0 )2 + 2
=
8140625Q2 + 2
Dan hasil perhitungan head euler, head teoritis, head actual, dan head system
pada berbagai kapasitas pompa.
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Head Euler, Head Teoritis, Head Aktual dan Head
System Pada Berbagai Kapasitas Pompa Berdasarkan Hasil Percobaan.
No
Q ( m3/s )
37.77
9.81
4.93
0.00016
36.89
9.58
6.09
2.21
0.00032
36.02
9.35
7.01
2.83
0.00048
35.14
9.13
7.66
3.87
0.00064
34.27
8.90
8.06
5.33
0.00080
33.39
8.67
8.20
7.21
0.00096
32.52
8.45
8.08
9.50
0.00112
31.65
8.22
7.72
12.21
0.00128
30.77
7.99
7.09
15.34
10
0.00144
29.90
7.77
6.25
18.88
11
0.00160
29.02
7.54
5.06
22.84
(m)
(m)
(m)
(m)
(% )
(W)
0.0004
79.7
30.75
0.0008
83.6
58.64
0.0012
85.5
86.01
0.0016
87.0
112.7
5.3
= 37,77 5463,26 Q
b. Head Toritis dan Kapasitas
Hubungan antara head Euler dengan head teoritis adalah dinyatakan
dalam persamaan (M. Khetagurov, Marine Auxilary Machinery And System, hal
267 ):
=
Dimana:
Hth
= 14,45 m
berdasarkan hasil diatas maka hubungan antara head Euler dengan head teoritis
dapat digambarkan dengan persamaan :
= 0,43 x ( 37,77 5463,26 Q)
= 16,24 2349,2Q
c. Head Aktual dengan Kapasitas
Head aktual adalah head teoritis dikurangi dengan rugi-rugi hidrolis
selama pemompaan, hal ini dapat dinyatakan dengan persamaan ( M Khetagurov,
Marine Auxilary Machinery And System, hal 267 ):
=
Dengan:
=
14,45 13,5677
0,8823 m
= 0,44 m
0,44 =
+(
)2 ] [ 1 -
]2
)2 ] [ 1
]2
]2
Qs = 0,001004 m3/s
= ( 10.683 ) [ 1
)2 ] [ 1
]2
]2
= k3Q2
Dengan:
k3
dapat
dinyatakan dengan :
=
=
= 687500
berdasarkan hasil perhitungan diatas maka harga friction loss dan diffusion loss
adalah :
= 687500Q2
Kerugian hidrolis untuk sembarang harga Q, adalah:
=
+
= 10,683 21280,876Q + 10598046,06Q2 + 687500Q2
= 10,683 21280,876Q + 11285546,06Q2
a ( x xpuncak )2 + ypuncak
13,5677 =
a
a ( Q Qsys )2 + Hstatis
a ( 0,0008 0 )2 + 2
18074531,25
dengan mensubstitusikan nilai a pada persamaan awal maka didapat fungsi Hsys
ialah:
= 18074531,25 ( Q 0 )2 + 2
Hsys
= 18074531,25Q2 + 2
Dan hasil perhitungan head euler, head teoritis, head actual, dan head system
pada berbagai kapasitas pompa.
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Head Euler, Head Teoritis, Head Actual, dan Head
System Pada Berbagai Kapasitas Pompa Berdasarkan Hasil Simulasi.
No.
Q ( m3/s )
37.77
16.24
5.557
0.00016
36.89
15.86
8.297
2.46
0.00032
36.02
15.48
10.459
3.85
0.00048
35.14
15.11
12.044
6.16
0.00064
34.27
14.73
13.051
9.40
0.00080
33.39
14.36
13.479
13.56
0.00096
32.52
13.98
13.331
18.65
0.00112
31.65
13.60
12.604
24.67
0.00128
30.77
13.23
11.299
31.61
10
0.00144
29.90
12.85
9.417
39.47
11
0.00160
29.02
12.48
6.957
48.27
(% )
(W)
0.0004
70.3
75.53
0.0008
74.3
142.95
0.0012
77
206.89
0.0016
79.3
267.85
Dari hasil hasil tabulasi diatas dihasilkan dalam bentuk grafik grafik
karakteristik pompa berikut:
40
35
Head ( m )
30
25
20
Head Actual
15
10
Head System /
Instalasi
5
0
0
0,0005
0,001
0,0015
0,002
0,0025
0,003
0,0035
Kapasitas ( m3/s )
25
Head ( m )
20
15
Head Actual
10
Head System /
Instalasi
5
0
0
0,0005
0,001
Kapasitas ( m3/s )
0,0015
0,002
60
50
Head ( m )
40
30
Head Atual
20
Head System /
Instalasi
10
0
0
0,0005
0,001
Kapasitas ( m3/s )
0,0015
0,002
Efisiensi Pompa ( % )
0,8
0,7
Efisiensi Pompa
Hasil Percobaan
0,6
0,5
0,4
Efisiensi Pompa
Hasil Simulasi
0,3
0,2
0,1
0
0
0,0005
0,001
0,0015
0,002
Kapasitas ( m3/s )
DAya POmpa ( W )
250
200
Daya Pompa Hasil
Percobaan
150
100
50
0
0
0,0005
0,001
0,0015
0,002
Kapasitas ( m3/s )
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan perencanaan serta simulasi yang telah
dilakukan pada bab bab sebelumnya, maka diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
2.
90 ltr / mnt
Head Pompa ( H )
9,87 m
Jenis Pompa
Pompa Radial
Putaran Spesifik ( ns )
1024 rpm
Tipe impeller
Radial Flow
Efisiensi Pompa ( P )
83,3 %
Daya Pompa ( Np )
173,99 kW
Tipe
: AQUA - 175
3.
Kapasitas
: 90 Ltr/mnt
Daya
Putaran
: 2850 rpm
Nilai efisiensi dan daya pompa memiliki nilai tertinggi pada gate valve
open open 100 % baik pada percobaan maupun simulasi. Hal ini
disebabkan karena gate valve open 100 % memiliki nilai kapasitas dan
head yang lebih tinggi dibanding gate valve open yang lain.
5.
6.
6.1
Saran
Setelah dilakukan penelitian ini, maka saran yang bisa penulis sampaikan
yaitu:
1.
2.
3.