Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Segala puji dan syukur kita panjatkan
kehadirat Allah SWT Sang Penguasa sekalian alam yang maha pengasih dan maha
penyayang. Shalawat serta salam senantasa terarah kepada Nabi Muhammad
SAW. Pemimpin para Nabi saya serta umat-umat, keluarga serta sahabat sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN KLIEN MALARIA.
Pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat dalam mata
kuliah epidemiologi Dalam penyusunan makalah ini terdapat kesulitan dan
hambatan. Berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan berbagai pihak,
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, saya selaku
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak rangga selaku dosen mata kuliah ini
2. Rekan-rekan mahasiswa/i angkatan ke III
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun ke
arah perbaikan dikemudian hari. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan rekan-rekan semua. Akhir kata semoga Allah SWT
selalu memberikan yang terbaik bagi kita semua.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 5
2.1 Dismenore......................................................................................... 5
2.2 Nyeri ................................................................................................. 14
2.3 Tehnik Terapi Musik ....................................................................... 23
2.4 Remaja ............................................................................................. 27
2.5 Kerangka Konseptual Penelitian ..................................................... 30
2.6 Hipotesa Penelitian .......................................................................... 30
BAB III METODELOGI PENELITIAN............................................... 31
3.1 Desain Penelitian............................................................................... 31
3.2 Rancangan Penelitian ....................................................................... 32
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling ...................................................... 33
3.4 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional ................................ 35
3.5 Prosedur Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisa Data................... 38
3.6 Etika Penelitian ................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan angka kesakitan dan kematian
akibat malaria cukup tinggi Penyakit ini sejak lama telah membunuh ribuan
manusia di Indonesia. Pada Tahun 2003 diperkirakan 50 orang menderita
malaria per 1000 penduduk Salah satu sebab suburnya penyakit malaria di
Indonesia adalah iklim atau lingkungan yang mendukung berkembangbiaknya
nyamuk anopheles yang merupakan nyamuk penyebab penyakit malaria.
Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang
memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan
kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor
lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin,
ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi
peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan
bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang
umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia,
kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk
sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Untuk membarantas dan membebaskan Indonesia dari penyakit
malaria, Departemen Kesehatan RI telah mengupayakan berbagai kebijakan
dan strategi. Pada Tahun 2030, Indoensia diharapkan dapat mengatasi penyakit
malaria. Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti seminar ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
asuhan keperawatan Malaria.
2. Tujuan khusus
a. Setelah mengikuti seminar ini mahasiswa diharapkan dapat memahami
tentang malaria.
b. Mahasiswa dapat memahami etiologi malaria
c. Mahasiswa dapat menguraikan tanda gejala malaria.
d. Mahasiswa dapat menguraikan patofisiologi malaria
e. Mahasiswa dapat menguraikan asuhan keperawatan pada pemutusan
diagnostik/laboratorium.
f. Penatalaksanaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang
disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar
Zulkarnain, 1999).
Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun
kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam,
anemia dan splenomegali.
B. Etiologi
Protozoa genus plasmodium merupakan penyebab dari malaria yang
terdiri dari empat spesies, yaitu :
1) Plasmodium falcifarum penyebab malaria tropika
2) Plasmodium ovale penyebab malaria ovale
3) Plasmodium vivax penyebab malaria tertiana
4) Plasmodium malariae penyebab malarua Quartanu
Malaria juga melibatkan proses perantara yaitu manusia maupun
vertebra lainnya, dan rosper definitif yaitu nyamuk anopheles.
C. Tanda dan Gejala
Pada anamnesa adanya riwayat bepergian ke daeah yang endemis
malaria tanda dan gejala yang dapat ditemukan adalah :
1. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon matang
(sporulasi) pada malaria tertiana (P. Vivax dan P. Ovale). Pematangan
skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya setiap hari ke 3,
sedangkan malaria kuartania (P. Malariae) pematangannya tiap 72 jam dan
periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap seangan ditandai dengan bebeapa
serangan demam periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium,
a.
Fase aseksual
Fase ini terbagi atas fase jaringan dan fase eritrosit. Pada fase jaringan,
sporozoit masuk dalam aliran darah, ke sel hati dan berkembang biak
membentuk skizon hati yang mengandung ribuan merozoit. Pada akhir
fase ini, skizon pecah dan merozoit keluar dan masuk aliran darah,
disebut sporulasi.
Fase eritrosit dimulai dan merozoit
b.
Fase seksual
E. Pemeriksaan diagnsotik
1. Tes diagnostik cepat (RDTs) digunakan untuk mendiagnosa penyakit
malaria. Test ini berdasar pada pendeteksian antigen parasit malaria di
dalam darah, dengan menggunakan metoda immunochromatographic.
Paling sering mereka menggunakan dipstick atau test strip yang untuk
pengujian monoclonal antidibodies yang secara langsung menyerang target
antigens dari parasit tersebut. Test dapat dilakukan sekitar 15 menit.
Beberapa kotak test sekarang ini banyak tersedia di pasaran. Bidang ilmu
ini sedang dikembangkan dengan cepat, dan peningkatan teknis secara
terus menerus dapat meningkatkan kemampuan RDTs untuk menegakkan
diagnosa malaria.
Antigens yang Ditargetkan Sekarang Disediakan oleh RDTs :
a. Histidine-rich protein II (HRP-II) adalah suatu protein yang dapat larut
dalam air yang diproduksi oleh trophozoites dan muda (tetapi belum
matang) gametocytes P. falcipatarum. Kotak yang tersedia dipasaran
sekarang ini hanya tersedia untuk mendeteksi HRP-ll yang berasal dari
P. falciparum saja.
b. Laktat parasit Dehydrogenase (Pldh) diproduksi oleh asexual dan
sexual stages (gametocytes) yang berasal dari parasit malaria. Kotak
tes yang sekarang ini tersedia mendeteksi Pldh berasal dari semua
empat jenis Plasmodium yang menginfeksi manusia. Mereka dapat
buffer
kemudian
ditambahkan
untuk
memindahkan
mempunyai
hasil
yang
tinggi
(kebanyakan
>
90%).
Mereka
tidak
memerlukan
pelatihan
dengan
sampai
dua
minggu
mengikuti
pemeriksaan
parasit
dan
F. Pengobatan
Tujuan pengobatan malaria adalah menyembuhkan penderita, mencegah
kematian, mengurangi kesakitan, mencegah komplikasi dan relaps, serta
mengurangi kerugian sosial ekonomi (akibat malaria). Tentunya, obat yang ideal
adalah yang memenuhi syarat:
1.
2.
3.
4.
5.
b.
c.
kualitas tenaga kesehatan, pemberian obat tidak sesuai dengan dosis trandar
yang telah ditetapkan.
d.
kesadaran penderita, penderita tidak minum obat sesuai dengan dosis yang
dianjurkan (misal, klorokuin untuk tiga hari, hanya diminum satu hari saja)
Ada beberapa jenis obat yang dikenal umum yang dapat digunakan dalam
pengobatan penyakit malaria, antara lain:
1) Klorokuin
Kerja obat :
sizon darah : sangat efektif terhadap semua jenis parasit malaria dengan
menekan gejala klinis dan menyembuhkan secara klinis dan radikal; obat
pilihan terhadap serangan akut, demam hilang dalam 24 jam dan parasitemia
hilang dalam 48-72 jam; bila penyembuhan lambat dapat dicurigai terjadi
resistensi (gagal obat); terhadap Plasmodium falciparum yang resisten
klorokuin masih dapat mencegah kematian dan mengurangi penderitaan.
gametosit : tidak evektif terhadap gamet dewasa tetapi masih efektif terhadap
gamet muda.
Farmokodinamika :
a. menghambat sintesa enzim parasit membentuk DNA dan RDA
b. obat bersenyawa dengan DNA sehingga proses pembelahan dan
pembentukan RNA terganggu.
Toksisitas :
a. Dosis toksis: 1500 mg basa (dewasa)
b. Dosis lethal: 2000 mg basa (dewasa) atau 1000 mg basa pada anak-anak
atau lebih besar / sama dengan 30 mg basa/kg BB.
Efek samping :
a. gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, diare terutama bila perut
dalam keadaan kosong
b. pandangan kabur
c. sakit kepala, pusing (vertigo)
d. gangguan pendengaran
Formulasi obat:
a. Tablet (tidak berlapis gula): Klorokuin difosfat 150 mg basa setara dengan
250 mg berntuk garam dan Klorokuin sulfat 150 mg basa setara dengan
204 mg garam.
b. Ampul: 1 ml berisi 100 ml basa klorokuin disulfat per ampul dan 2 ml
berisi 200 ml basa klorokuin disulfat per ampul.
2) Primakuin
Kerja obat :
a. sizon jaringan: sangat efektif terhadap p.falciparum dan p.vivax, terhadap
p. malariae tidak diketahui.
b. sizon darah: aktif terhadap p.falciparum dan p.vivax tetapi memerlukan
dosis tinggi sehingga perlu hati-hati.
c. gametosit: sangat efektif terhadap semua spesies parasit.
d. hipnosoit: dapat memberikan kesembuhan radikal pada p.vivax dan
p.ovale.
Farmakodinamika : Menghambat proses respirasi mitochondrial parasit (sifat
oksidan) sehingga lebih berefek pada parasit stadium jaringan dan hipnosoit
Toksisitas :
a. Dosis toksis 60-240 mg basa (dewasa) atau 1-4 mg/kgBB/hari
b. Dosis lethal lebih besar 240 mg basa (dewasa) atau 4 mg/kg/BB/hari
Efek samping :
a. Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, anoreksia, sakit perut
terutama bila dalam keadaan kosong
b. Kejang-kejang/gangguan kesadaran
c. Gangguan sistem haemopoitik
d. Pada penderita defisiensi G6 PD terjadi Hemolysis
Formulasi obat : Tablet tidak berlapis gula, 15 mg basa per tablet.
3) Kina
Kerja obat :
a. sizon darah: sangat efektif terhadap penyembuhan secara klinis dan radikal
b. Gametosit: tidak berefek terhadap semua gamet dewasa P. falciparum dan
terhadap spesies lain cukup efektif.
Farmakodinamika : Terikat dengan DNA sehingga pembelahan RNA
terganggu yang kemudian menghambat sintesa protein parasit.
Toksisitas :
a. dosis toksis: 2-8 gr/hari (dewasa)
b. dosis lethal: lebih besar dari 8 gr/hari (dewasa)
Efek samping : Chinchonisme Syndrom dengan keluhan antara lain pusing,
sakit kepala, gangguan pendengaran telinga berdenging (tinuitis dll), mual
dan muntah, tremor dan penglihatan kabur.
Formulasi obat:
a. Tablet (berlapis gula), 200 mg basa per tablet setara 220 mg bentuk garam.
b. Injeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl 25% berisi 500 mg basa (per 1 cc berisi
250 mg basa)
4) Sulfadoksin Pirimetamin (SP)
Kerja obat :
a. sizon darah: sangat efektif terhadap semua p. falciparum dan kurang
efektif terhadap parasit lain dan menyembuhkan secara radikal. Efeknya
bisa lambat bila dipakai dosis tunggal sehingga harus dikombinasikan
dengan obat lain (Pirimakuin)
b. Gametosit: tidak efektif terhadap gametosit tetapi pirimetamin dapat
mensterilkan gametosit
Farmakodinamika :
a. primetamin, terikat dengan enzym Dihidrofolat reduktase sehingga sintesa
asam folat terhambat sehingga pembelahan inti parasit terganggu
obat
plasmodicide
(bersifat
menghancurkan
plasmodia).
Di
dalamnya
oxymethylanthraquinone.
terdapat
Namun,
alkaloid
zat-zat
bersifat
tsb.
racun
Belum
dan
terbukti
8) Bratawali
Tanaman lain yang bisa dijadikan sebagai alternatif bahan obat tradisional
adalah bratawali (Tinospora crispa Miers.). Tanaman ini tumbuh merambat
dengan gemang batang sebesar kelingking orang dewasa. Batangnya dipenuhi
benjolan-benjolan kecil.
Bagian tanaman yang digunakan untuk pengobatan malaria adalah batangnya.
Di dalamnya terkandung alkaloid. Batang ini rasanya sangat pahit, sehingga
binatang pun enggan menyentuhnya. Demikian pahitnya hingga kalau air
rebusannya dikonsumsi begitu saja dapat menyebabkan muntah-muntah.
Meski begitu, rebusan ini telah lama digunakan sebagai obat demam yang
sukar diobati. Bahkan, sejak lebih dari setengah abad lampau khasiatnya
sebagai obat deman telah diuji oleh dokter-dokter angkatan bersenjata. Mereka
berkesimpulan khasiatnya baik pada beberapa kasus demam berselang
(mungkin demam sebagai gejala malaria).
Serbuk batang bratawali termasuk bahan yang PNT. Infusnya bersifat
antipiretik. Sifat inilah yang meringankan penderitaan penderita malaria.
Namun, belum diketahui apakah sifat ini disebabkan alkaloid yang
dikandungnya atau oleh sebab lain. Yang pasti, dalam penelitian bahan ini
tidak menurunkan jumlah eritrosit mencit yang tertular P. berghei.
Untuk menjadikannya sebagai obat tunggal tradisional diperlukan jari
batang bratawali segar. Batang itu dipotong-potong seperlunya lalu direbus di
dalam 4 gelas minum air hingga tinggal separuhnya. Air rebusan disaring,
diberi pemanis gula atau madu secukupnya. Hasilnya siap diminum sebagai
obat oral. Tiap hari penderita dianjurkan meminumnya tiga kali, masingmasing gelas minum.
9) Vaksin
Kurang memuaskannya hasil penanganan selama ini mengakibatkan para ahli
sependapat bahwa harapan untuk memenangkan perang melawan malaria
terletak pada ditemukannya vaksin antimalaria. Dari ke empat spesies
vaksin
transmission-blocking
vaccinee
(TBVs)
bertujuan
mencegah transmisi parasit dari manusia ke nyamuk dan vaksin jenis ini
digabungkan dengan vaksin berbagai tingkat yang lain (liver dan blood stage).
Begitu pula vaksin multi stage. Vaksin ini di disain untuk berefek pada semua
tingkat pada siklus parasit malaria. Pertama diuji coba pada manusia dengan
tipe SPF66 suatu tipe peptide vaksin. Pada awalnya SPF66 memberikan hasil
yang menjanjikan, namun dalam percobaan skala besar penelitian fase III
hasilnya negatif. Saat ini formula baru vaksin ini sedang dikembangkan serta
vaksin multi stage berbasis DNA juga mulai dikembangkan .
Untuk mengatasi plasmodium memang diperlukan vaksin kompleks namun
ternyata penambahan berbagai elemen justru hasilnya kontra produktif.
Penemuan genetic tools yang baru seperti transcriptome dan teknologi analisa
proteome diharapkan membuat para ahli dapat lebih memahami biologi dari
BAB III
ASKEP MALARIA
1.
Rasional
1. Pemantauan suhu tidak
perlu rutin, cukup pada saat
penderita merasa panas atau
2.
Rasional
1. Pengukuran suhu tubuuh
dapat dilakukan lebih sering
setelah upaya menigkatkan
suhu tubuh dilakukan
2. Hipotermia dapat diperburuk
oleh lingkungan atau
perilaku yang tidak
mendukung.
3. Agens dingin meliputi
benda-benda dingin. Kain
pembungkus kulit digunakan
untuk mencegah pengeluran
panas secara radiasi dan
evaporasi dan menghindari
angin dingin.
5. Jelaskan perlunya
menghindari alkohol pada
cuaca sangat dingin.
5. Alkohol mempengaruhi
hipotalamus dan otak,
menghambat respon tubuh
terhadap dingin.
6. Berbagai aplikasi panas
dapat memfasilitasi
perpindahan panas
lingkungan ke tubuh untuk
meningkatkan suhu tubuh.
3.
Intervensi
1. Beri kompres hangat
2. Anjurkan klien untuk
mengatur waktu tidurnya
3. Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi cairan kirakira 1500 ml/hari
4. Atur lingkungan yang tenang
dan nyaman
5. Anjurkan kepada keluarga
untuk memberikan susu
hangat sebelum tidur
Rasional
1. Menurunkan suhu dan
menimbulkan rasa nyaman
2. Agar pola tidur klien lebih
teratur sehingga kebutuhan
tidur klien terpenuhi
3. Membantu dalam
mengembangkan cairan
sehingga suhu dapat lebih
terkontrol.
4. Meningkatkan kenyamanan
klien untuk mengawali tidur.
5. Susu hangat memberikan
kalori bagi tubuh dan dapat
merangsang timbulya kantuk
karena klien tidak ada
aktivitas yang lebih.
4.
Resiko gangguan keseimbangan cairan b/d peningkatan suhu tubuh dan out
put yang belebih
Kriteria Hasil
Pemenuhan cairan kembali adekuat
1.
2.
3.
4.
5.
Intervensi
Jelaskan kepada klien tentang
pentingnya cairan tubuh
Berikan cairan / minuman yang
cukup sekitar 1500 ml/hari
Monitor tanda-tanda dehidrasi,
turgor kulit jelek , penurunan
output urin, rasa haus, rasa
kering pada dubur.
Monitor intake dan output cairan
Monitor suhu tubuh
1.
2.
3.
4.
Rasional
Klien mengerti sebagai
kooperatif dalam setiap
tindakan keperawatan
Pemberian cairan yang
cukup dapat membantu
metabolisme dan
keseimbangan suhu tubuh
Untuk memantau terhadap
balance/ keseimbangan
cairan dalam tubuh
Deteksi dini terhadap
keseimbangan cairan dalam
6.
7.
5.
6.
7.
tubuh
Peningkatan suhu tubuh
dapat meningkat
pengeluaran cairan melalui
keringat
Mengurangi kerusakan
integritas mukosa
Dengan pemberian infus
dapat membantu intake
cairan