Você está na página 1de 25

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN I
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS
Dosen Pembimbing : Farida Juanita, S.kep.Ns, M.Kep

Kelas : 2B-Keperawatan
Kelompok 04 :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Alfi Qudriyah
Ely Kusuma Dewi
Febrianti Nur Farida
Imam Khawarom
Malikul Fitria Ulfa
Mifrotul Mazidah
Ony Hermanto
Sri Sutpami
Winda Mardiana P

(14.02.01.1447)
(14.02.01.1458)
(14.02.01.1462)
(14.02.01.1464)
(14.02.01.1479)
(14.02.01.1481)
(14.02.01.1487)
(14.02.01.1495)
(14.02.01.1499)

STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN


2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Sistem
Pencernaan I.Dalam makalah ini kami membahas tentang Obesitas . Dalam
menyusun makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan serta motivasi dari
beberapa pihak, oleh karenanya kami mengucapkan Alhamdulillah dan
terimakasih kepada:
1.

Bapak Drs.H.Budi Utomo, Amd,Kep,M.Kes, selaku

ketua STIKES

2.
3.
4.

Muhammadiyah Lamongan.
Bapak Arifal Aris S.Kep, Ns, M.Mkes, selaku Kaprodi S-1 Keperawatan
Ibu Farida Juanita,S.Kep. Ns.selaku dosen pembimbing.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis membuka
diri untuk menerima berbagai masukan dan kritikan dari semua pihak.Penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
khususnya.

Lamongan, 9 Mei 2015


Penyusun

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR

JUDUL

i
KATA

PENGANTAR
ii

DAFTAR

ISI

iii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar

Belakang

Masalah

1
1.2 Tujuan

Penulisan

1
1.3 Sistematika

Penulisan

1
BAB 2 TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian

Obesitas

2
2.2 Klasifikasi
2
2.3 Komplikasi
3
2.4 Etiologi
4
2.5 Manifestasi

klinis

4
2.6 Patofisiologi
6
2.7 Pathway
6

iii

2.8 Penatalaksanaan
7
2.9 Pemeriksaan

Diagnostik

8
BAB 3 Konsep Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian
9
3.2 Diagnosa

keperawatan

yang

mungkin

muncul

10
3.3 Perencanaan
11
3.3 Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus Askep obesitas)
14
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
.......................................................................................................
21
4.2 Saran
.......................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada era modern ini, obesitas atau kegemukan

telah menjadi

masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit


yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus
badan kesehatan dunia
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun,
tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak
tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun
lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti
buah pir.Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut,
sehingga memberikan gambaran seperti buah apel.
Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan
dengan obesitas menjadi sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari
kelompok kami.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
tentang bagaimana pengertian, klasifikasi, komplikasi, etiologi, manifestasi
klinis, patofisiologi, pathway, penatalaksanaan, pemeriksaan diagnostik dan
konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan obesitas.
1.3 Sistematika Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini ditulis dengan
metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Obesitas
Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan
lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan fungsi tubuh. (Mansjoer,
2000).
Obesitas atau kegemukan didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi
lemak tubuh sedikitnya 20 % dari berat rata-rata untuk usia, jenis kelamin dan
tinggi badan.
2.2 Klasifikasi
Obesitas dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)
Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index, BMI)
BMI
< 18.5
18.524.9
25.029.9
30.034.9
35.039.9
40.0
BMI

merupakan

Klasifikasi
berat badan di bawah normal
Normal
normal tinggi
Obesitas tingkat 1
Obesitas tingkat 2
Obesitas tingkat 3
suatu

pengukuran

yang

menghubungkan

(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan.


Dengan Rumus:
Satuan Metrik menurut sistem satuan internasional : BMI = kilogram /
meter2
Rumus :BMI = b / t2

Dimana b adalah berat badan dalam satuan metrik kilogram dan t adalah
tinggi badan dalam meter.
2.3 Komplikasi
Seorang obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat,
antara lain:
2.3.1 Diabetes.
Obesitas merupakan penyebab utama DM t2.Lemak berlebih
menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemia berpengaruh negatif
terhadap kesehatan.
2.3.2 Hipertensi.

Penambahan

jaringan

lemak

meningkatkan

aliran

darah.

Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yang
meningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas
pembuluh

darah

mengangkut

darah

berkurang.Semuanya

dapat

menungkatkan tekanan darah.


2.3.3 Penyakit jantung koroner dan Stroke
Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat
aterosklerosis.
2.3.4 Dislipidemia.
Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol
(jahat), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol (baik) dan
peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisiko terbentunya
aterosklerosis.

2.3.5 Apnea tidur.


Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yang
selanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan
mendengkur berat.
2.3.6 Asthma
Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami
serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik.
2.3.7 Osteoartritis.
Morbid obesity memperberat beban pada sendi-sendi.
3

2.3.8 Penyakit perlemakan hati


Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidap penyakit
perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD) atau non
alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadi
sirosis.
2.3.9 Kanker
Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya pada
perempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung
empedu; pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat.
2.3.10 Penyakit kandung empedu
Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol
yang berisiko batu kandung empedu.
2.4 Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain ,
keturunan,pola makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir
dan konsentrasi intake makanan.
2.5 Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada
anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak
wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan
perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga
pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai
tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
dagu yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara
yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan
perasaan yang kurang menyenangkan.

d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul


lonceng, kadang kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya
pada biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang
mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.
Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam
dinding dada bisa menekan paru paru, sehingga timbul gangguan pernafasan
dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan aktivitas yang
ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada
siang hari penderita sering merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk
nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah
pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan
kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang
relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas
tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang
lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
2.6 Patofisiologi pada obesitas
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan
antara intake dan out put yang keluar masuk dalam tubuh akan
menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa khususnya
jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah,
diantaranya
Timbunan lemak pada area abdomen yang menyebabkan tekanan
pada otot-otot diagfragma meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB
yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga mobilitas
gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan
steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan

nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada
tubuh telah mengubah bentuk badannya
2.7 Pathway
Makanan yang adekuat

Intake yang berlebih out put yang kurang

Non balance intake and out put

Akumulasi lemak pada seluruh jaringan adiposa (subkutan)

Timbunan lemak
pada area abdomen

Menekan
diafragma
Pola nafas
tidak efektif
difragma

BB yg berlebih

obat-obatan steroid

mobilitas terbatas
karena
sangat gemuk
intoleransi aktivitas

Nafsu makan meningkat

Timbunan lemak pada tubuh

Bentuk badan berubah

perubahan nutrisi
yang berlebih
Krisis kepercayaan diri

difragma

2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara
secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain:
1. Gaya hidup
Perubahan
mengurangi

asupan

perilaku
kalori

dan
dan

pengaturan
meningkatkan

makan.Prinsipnya
keaktifan

fisik,

dikombinasikan dengan perubahan perilaku. Pertama usahakan mencapai


dan mempertahankan BB yang sehat.Konsumsi kalori kurang adalah
faktor penting untuk keberhasilan penurunan BB. Pengaturan makan

disesuaikan dengan banyak faktor antara lain usia, keaktifan fisik. Makan
jumlah sedang makanan kaya nutrien, lemak rendah dan kalori
rendah.Pilih jenis makanan dengan kepadatan energi rendah seperti sayursayuran dan buah-buahan, jenis makanan sehat, jenis karbohidrat yang
berserat tinggi, hindari manis-manisan, kurangi lemak. Awasi ukuran porsi,
dan hitung kalori misalnya makanan yang diproses mengandung lebih
banyak kalori daripada yang segar. Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur,
dan kurangi waktu nonton TV.
2. Bedah bariatrik
Di Amerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT
40 kg/m2 atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar,
DM t2, atau gangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB
yang cukup dengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel
pada tahun 1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus
menganjurkan juga cara ini untuk mereka dengan IMT 30,034,9 kg/m2
dengan keadaan komorbid yang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara
nyata. Dapat diharapkan penurunan BB maksimal 2138%.
3. Obat-obat anti obesitas
Ada obat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan
satiation, menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa
kenyang, atau keduanya), contohnya Phentermin. Obat ini hanya
dibolehkan untuk jangka pendek. Rimonabant termasuk kelompok
antagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen pada
reseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan
menurunkan BB.Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan
untuk jangka lama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant
masih ditunda di Amerika Serikat.
4. Pintasan Usus
Pintasan usus meliputi penurunan berat badan dengan cara
malabsorbsi. Tindakan ini kadang-kadang dilakukan dengan diversi
biliopankreatik, yang memerlukan reseksi parsial lambung dan eksisi

kandung

empedu

dengan

transeksi

jejunum

.jejunum

proksimal

dianastomosiskan (dihubungkan melalui pembedahan) ke ilium distal, dan


jejunum distal dianastomosiskan ke bagian sisa dari lambung.
5. Balon Intragastrik
Balon Intragastrik adalah kantung poliuretan lunak yang
dipasang ke dalam lambung untuk mengurangi ruang yang tersedia untuk
makanan.
2.9 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan metabolik atau endorin : Dapat menyatakan ketidaknormalan
misalnya hipotiroidisme, hipogonadisme, peningkatan pada insulin,
hiperglikemi.Dapat juga menyebabkan gangguan neuroendokrin dalam
hipotalamus yang mengakibatkan berbagai gangguan kimia.
2. Pemeriksaan antropometrik : Dapat memperkirakan rasio lemak dan otot.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN OBESITAS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor
register.
2. Riwayat kesehatan

Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini


Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang
pernah menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah apakah ada di antara keluarga
yang mengalami penyakit serupa atau memicu obesitas
Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah, kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya
distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan
napas
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit
yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan
sakit pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam
pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme,

hipopituitarisme,

hipogonadisme,

sindrom

cushing

(peningkatan kadar insulin)


5. Pola fungsi kesehatan
a) Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang
keinginan untuk beraktifitas.
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c) Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
9

d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam
menopang berat badan atau tulang belakang
e) Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f) Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan
amenouria
3.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
intake makanan yang lebih
2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan

biofisika atau

psikososial pandangan px tehadap diri


3. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
4. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau
tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
3.3 Perencanaan
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa
keperawatan yang mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah
menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan keperawatan.
Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
intake makanan yang lebih
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi kembali normal
Kriteria hasil :
Perubahan pola makan dan keterlibatan individu dalam program latihan
Menunjukan penurunan berat badan
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
2. Timbang berat badan secara periodik
3. Tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan diet

10

4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi
untuk penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan
(ex.dietilpropinion)
Rasional :
1. Mengidentifikasi / mempengaruhi penentuan intervensi
2. Memberikan informasi tentang keefektifan program
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg
rencana
4. Kalori dan nurtisi terpenuhi secara normal
5. Penurunan berat badan

Diagnosa 2
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap
diri
Tujuan :
Menyatakan gambaran diri lebih nyata
Kriterian hasil :
Menunjukkan beberapa penerimaan diri dari pandangan idealisme
Mengakui indiviu yang mempunyai tanggung jawab sendiri
Intervensi :
Beri privasi kepada px selama perawatan
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya
bagi px trsebut
Waspadai mitos px / orang terdekat
Tingkatkan komunikasi terbuka dengan px untuk menghondari kritik
Waspadai makan berlebih
Kolaborasi dengan kelompok terapi
Rasional :
Individu biasanya sensitif terhadap tubuhnya sendiri

11

Pasien mengungkapkan beban psikologisnya


Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat
menjadi upaya penurunan berat badan
Meningkatkan rasa kontrol dan meningkatkan rasa ingin menyelesaikan
masalahnya
Pola makan terjaga
Kelompok terapi dapat memberikan teman dan motifasi
Diagnosa 3
3. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam
situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi
sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Menunjikan peningkatan perubahan positif dalam perilaku sosial dan
interpersonal
Intervensi :
Kaji perilaku hubungan keluarga dan perilaku sosial
Kaji penggunaan ketrampilan koping pasien
Rujuk untuk terapi keluarga atau individu sesuai dengan indikasi
Rasional :
Keluarga dapat membantu merubah perilaku sosial pasien
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan
kesepian isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk
memberi dukungan
Diagnosa 4
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru,
nyeri , ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
12

Mengembalikan pola napas normal


Kriteria hasil :
Mempertahankan ventilasi yang adekuat
Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain
Intervensi :
Awasi , auskultasi bunyi napas
Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat
Bantu lakukan napas dalam, batuk menekan insisi
Ubah posisi secara periodik
Berikan O2 tambahan / alat pernapasan lain
Rasional :
Peranapasan mengorok/ pengaruh anastesi menurunkan ventilasi, potensial
atelektasis, hipoksia
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal,
pasien lebih nyaman
Ekspansi paru maksimal, pembersihan jalan napas, resiko atelektasis
minimal
Memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran dan penurunan kerja napas
3.4 Penatalaksanaan (Contoh tinjauan kasus asuhan keperawatan klien
dengan obesitas)
A.

PENGKAJIAN
Identitas
Nama

: Nn. A

Jenis Kelamin

: Perempuan

Dignosa medis

: Obesitas berat

Umur

: 19 tahun

Tinggi badan

: 156 cm

Berat badan

: 130 kg

Pendidikan

: Mahasiswi

Pekerjaan

:13

Status

: Belum kawin

Agama

: Islam

Alamat

: Pucuk Lamongan

1. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama
Pasien mengatakan susah sekali berdiri sehabis duduk dari lantai.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien tidak mengalami keluhan apa-apa selain merasakan berat badannya
semakin bertambah, disamping itu pasien mengalami kesusahan untuk
berdiri sehabis duduk dari lantai.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Sebelumnya pasien memiliki berat badan yang normal tapi setelah 2 tahun
kemudian berat badan pasien mengalami perubahan, itu terjadi saat pasien
beranjak kelas 2 SMA.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami obesitas.

Pemeriksaan fisik
1. Vital sign

2.
3.

Tekanan darah

: 130/80 mmHg

Pernafasan

: 24 x/menit

Nadi

: 85 x/menit

Suhu

: 370C

Keadaan umum : Baik


Pemeriksaan Head to Toe
Kulit
: Inspeksi (warna kulit sawo matang)
Palpasi (turgor normal < 2 detik)
Kepala
: Inspeksi (kulit kepala bersih, bulat sempurna,
rambut

panjang lurus, tidak ada benjolan atau

lesi)
Palpasi (tidak ada benjolan)
14

Telinga:

: Inspeksi (normal tidak ada lesi, bersih tidak ada

Mata
Mulut
Dada

serumen)
Palpasi (normal tidak ada lipatan)
: Inspeksi (bulat besar, bersih tidak cowong)
: Inspeksi (bersih, lembab, gigi normal)
: Inspeksi (bentuk dada simetris/normal)
Palpasi (tidak ada benjolan atau lesi)
Perkusi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada
benjolan atau lesi)
Auskultasi (terdengar bunyi sonor paru, tidak ada

Abdomen

suara tambahan)
: Inpeksi (buncit terdapat lipatan)

Pola Fungsi Kesehatan


1. Pola Nutrisi
a. Kebiasaan sehari-hari
Pasien makan 3x sehari dengan porsi biasa
b. Saat sekarang
Pasien makan lebih dari 3x sehari dengan porsi banyak dan kadangkadang ditambah dengan makanan ringan, pasien selalu ingin
ngemil.
2. Pola Eliminasi
a. Kebiasaan sehari-hari
Pasien BAB dan BAK normal
b. Saat sekarang
Pasien BAB dan BAK normal
3. Pola Istirahat-Tidur
a. Pasien tidur pada jam-jam istirahat
b. Sesudah mengalami obesitas pasien lebih sering mengantuk dan
memperbanyak tidurnya.
4. Pola Aktivitas
a. Kebiasaan sehari-hari
Pasien dalam menjalankan aktivitas tidak mengalami keluhan /
hambatan.
b. Saat sekarang
Pasien mengalami hambatan, cepat capek dan lelah, malas dengan
berat badan yang berlebihan.

15

Pengkajian Psiko-Sosial-Spiritual
1. Psikologi pasien
Pasien dapat menerima dengan keadaan yang dialami sekarang dan
merasa enjoy atas apa yang dianugerahkan meski terkadang merasa
minder.
2. Sosial
Pasien berinteraksi dan bergaul dengan lingkungannya dengan baik
dapat menerima dan diterima oleh orang lain.
3. Spiritual
Dalam kondisi dengan badan yang berlebih pasien masih tetap aktif
menjalankan ibadah.

B.

ANALISA DATA

Symptom
Etiologi
DS : Pasien mengatakan terkadang Berat
badan
merasa

kurang

nyaman berlebihan

Problem
yangGangguan

dalam

beraktivitas

dengan berat badan yang


dimilikinya
DO : Pasien tampak kesusahan
dalam beraktivitas karena
barat badannya
Hambatan
DS : Pasien mengatakan kurang

Harga diri rendah

interaksi sosial

percaya diri jika berinteraksi /


bersosialisasi dengan orang
lain
DO : Pasien kelihatan kurang
percaya diri saat
berkomunikasi dan bergaul

16

dengan temannya.
Diagnosa Keperawatan
1.

Gangguan dalam beraktivitas berhubungan dengan berat badan yang

2.

berlebihan
Resiko terhadap Hambatan interaksi social berhubungan dengan harga diri
rendah situasional

C.

PERENCANAAN

Tgl No. Dx Kep


Tujuan
Intervensi
121
Setelah
dilakukan- Diskusikan
02-06

perawatan

Rasional
- Membantu

dan emosi / kejadian mengidentifikasikan

penyuluhan 2x24 jam sehubungan


pasien
mampu

kapan pasien makan

diharapkan dengan makan dan untuk memuaskan


melaksanakan buat

rencana kebutuhan emosi

diet dengan criteria hasil makan


:

dengan daripada lapar

pasien.

- Menunjukkan

- Tekankan

perubahan pola makan


dan

keterlibatan

individu

dalam

program latihan
- Menunjukkan

kebutuhan

pentingnya

komponen yang

menghindari

diet

berlemak

dan

diskusikan

penurunan BB dengan
pemeliharaan
kesehatan optimal
Setelah

fisiologi
- Hilangkan

02-06

pasien

tambahan

tujuan

nyata

untuk

penurunan BB

dilakukan

mampu
dengan

diharapkan
bersosialisasi
baik

dengan

ketidakseimba ngan
metabolic ex :
penurunan
karbohidrat
berlebihan

- Pandangan

penyuluhan 2x24 jam


13-

dapat menimbulkan

mental

termasuk ideal kita


- Diskusikan
dengan
pandangan

dan biasanya tidak


pasien

terbaru,
dapat

gemuk
mempunyai

17

kriteria hasil :

menjadi

gemuk akar

dalam

- Menyatakan gambaran dan apa artinya psikologi


- Membantu
diri lebih nyata
bagi individu
- Menunjukkan
mengidentifikasi
- Dorong
pasien
beberapa penerimaan
dan
memperjelas
untuk
diri aripada andangan
alasan
untuk
mengeksprsikan
idealisme
kesulitan
dalam
- Mengakui diri sebagai perasaan
dan
berinteraksi dengan
individu
yang persepsi masalah
orang lain
mempunyai tanggung
- Megidentifikasi
- Bantu dalam
jawab sendiri
masalah khusus dan
mengidentifikasi
menganjurkan
tanggung jawab
tindakan yang dapat
sendiri dan control
diambil
untuk
pada situasi
mempengaruhi
perubahan
D. PELAKSANAAN / IMPLEMENTASI
Tgl/Jam No. Dx
12-2-06
1
(09.00)

Tindakan
Respon
a. Memberikan penyuluhana. Pasien
dan

nasehat

pasien

kepada
agar

Ttd
menerima

tentang anjuran untuk


menurunkan

berat

melaksanakan diet teratur

badannya

dan

dan optimal

berkeinginan

diet

b. Menganjurkan
pasien

kepada
untuk

berkonsultasi kepada ahli


diet

secara teratur
b. Pasien masih tampak
ragu
berkonsultasi

untuk
dengan

ahli diet karena belum


yakin apakah BBnya
bisa kembali normal
a. Pasien masih tampak

18

a. Memberi
13-2-06

(12.00)

semangat

ragu

bahwa berat badan pasien


masih bisa diturunkan
b. Bisa menerima dan
b. Memberi
dukungan
percaya bahwa itu
bahwa
itu
adalah
adalah yang terbaik
anugerah dari Tuhan
untuknya
c. Pasien
tampak
c. Memberikan pengertian
semangat dan optimis
kalau hanya diri kitalah
akan penurunan berat
yang mampu merubah
badannya
keadaan yang ada pada
dari kita sendiri

E. EVALUASI
Tgl
12-

No. Dx
1

02-06

Catatan Perkembangan
Ttd
- Pasien bias sedikit mengurangi porsi makanannya
- Pasien mampu meghindari makanan yang banyak
mengandung lemak : gorengan
- Pasien terkadang masih kurang percaya diri jika

13-

berkumpul dengan banyak orang


- Pasien mampu menerima dan menyadari bahwa

02-06

berinteraksi dengan orang lain itu sangat penting


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kegemukan (obesitas) didefinisikan sebagai kelebihan akumulasi
lemak rubuh sedikitnya 25% dari berat rata-rata untuk usia., jenis kelamin,
dan tinggi badan. Obesitas juga merupakan suatu keadaan patologis dengan
terdapatnya penimbuan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan
untuk fungsi tubuh. Masalah gizi karena kelebihan kalori biasanya disertai
kelebihan lemak dan protein hewani, kelebihan serat dan mikro nutrien.

19

Obesitas terjadi karena adanya kelebihan energi yang disimpan dalam


bentuk jaringan lemak. Gangguan keseimbangan energi ini dapat
disebabkan oleh faktor eksogen (obesitas primer) sebagai akibat nutrisional
(90%) dan faktor endogen (obesitas sekunder) akibat adanya kelainan
hormonal, sindrom atau defek genetik (meliputi 10%).
Faktor yang menentukan antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Faktor Genetik
Faktor Psikologis (gangguan emosi)
Faktor Neurogenik ( gangguan hormon)
Faktor Nutrisi
Aktivitas fisik

4.2 Saran:
1. Di dalam menentukan intervensi keperawatan telebih mengenai program
diet, harus lebih banyak berdiskusi dengan klien.
2. Untuk klien dengan obesitas, harus lebih mengutamakan pengaturan pola
makan yang baik untuk menghindari kemungkinan buruk yang bisa
terjadi.
3. Dalam perawatan klien, sebaiknya banyak melibatkan orang terdekat
klien, mulai dari keluarga,, mulai dari keluarga,abat samapi teman akrab
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius
Arthur C, Guyton (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Kapita Selekta Kedokteran Edisi Jilid Kedua. (2000) FKUI: Media Aesculapius
Rubenstein, David, dkk. (2007). Lecture Notes: Kedokteran Klinis Ed.6.
Surabaya: Penerbit Erlangga
Brunner, Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Vol.2. Jakarta:
EGC
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Ed.9. Jakarta: EGC

20

21

Você também pode gostar