Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
YUSNIYAH
NIM: 104011000041
SKRIPSI
Oleh
YUSNIYAH
NIM 104011000041
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Belajar Siswa MTs Al-Falah Jakarta Timur” diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Penguji I
Drs. Alisuf Sabri ....................... ...........................
NIP.: 150 011 333
Penguji II
Tanenji, MA ....................... ...........................
NIP.: 150 285 599
Mengetahui,
Dekan
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Jakarta, 05 Juni 08
Yusniyah
KATA PENGANTAR
ϢϴΣήϟϦϤΣήϟͿϢδΑ
i
seluruh stafnya terima kasih atas bantuannya kepada penulis yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian dan banyak membantu penulis dalam
mengumpulkan data-data dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Serta kepada
siswa kelas I MTs Al-Falah penulis ucapkan terima kasih atas partisipasinya yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada Abeh H. Matnadjih dan mamah Hj. Mahilah, mamah Hj.
Rohaenah sebagai pelita hati penulis, terima kasih atas doa, cinta, kasih sayang,
didikkan, semangat kepercayaan dan pengorbanan abeh mamah yang tulus yang
tak henti-hentinya untuk penulis. Doa dan keridaan abeh mamah selalu penulis
nantikan dan mengiringi perjalanan penulis untuk mencapai kesuksesan di masa
yang akan datang.
Kepada abang H. Rohili, abang H. Hasan, abang H. Nafis, abang H.
Syarif, abang H. Udin, abang Haris, abang Komaruddin, abang Aab dan kakakku
Hj. Zubaidillah, Syarifah Umi Hani serta adikku Amirullah dan Upi Fadliyah
tersayang yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya di saat
penulis mengalami kejenuhan, terima kasih atas dukungan, perhatian, pengertian,
doa, semangat yang kalian berikan untuk penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Kepada “Azhari” orang yang selalu ada di hati penulis terima kasih atas
kesetiaan menemani penulis di saat suka maupun duka dan perhatian, pengertian,
cinta, sayang, pengorbanan serta semangat yang tercurahkan untuk penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kepada sahabat-sahabatku Abi, May, Ade, Ayu, Lutfi, Aisah, Ola, Fitri
terima kasih atas kesetiaannya juga menemani hari-hari penulis, mendengarkan
dan merasakan keluh kesah penulis, dorongan, semangat, masukan yang kalian
berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis di saat penulis mengalami
kebimbangan dan masalah yang sangat berat dalam hidup penulis. Serta terima
kasih atas candaan-candaan yang telah kalian berikan sehingga dapat menghibur
penulis di saat mengalami kesusahan dan kejenuhan, dorongan, perhatian yang
tercurahkan untuk untuk penulis.
ii
Kepada teman-teman jurusan PAI angkatan 2004 terima kasih atas
masukan, dorongan dan sharingnya yang telah diberikan untuk penulis sehingga
penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terima kasih atas
semua yang membuat kelancaran proses penulisan kepada seluruh pihak yang
telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga Allah swt membalas
kebaikan kalian semua.
Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri,
penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati
penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2. Struktur Organisasi .......................................................... 43
3. Visi dan Misi .................................................................... 43
4. Kurikulum ........................................................................ 44
5. Hubungan Sekolah dengan Orang Tua Siswa .................. 45
B. Deskripsi Data ........................................................................ 45
1. Deskripsi Data .................................................................. 45
2. Analisis Data .................................................................... 57
C. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa ...................................................................................... 62
D. Interpretasi Data ..................................................................... 62
BAB V : PENUTUP ................................................................................... 64
A. Kesimpulan ............................................................................ 64
B. Saran ....................................................................................... 65
Daftar Pustaka
Lampiran
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 Dimensi dan indikator pola asuh orang tua yang demokratis ...... 38
Tabel 2 Kriteria pola asuh demokratis........................................................ 39
Tabel 3 Kriteria nilai siswa......................................................................... 40
Tabel 4 Mengikutsertakan anak dalam membuat peraturan keluarga ........ 46
Tabel 5 Mengajak anak-anak berunding dalam menetapkan kelanjutan
sekolah........................................................................................... 46
Tabel 6 Bermusyawarah dalam memecahkan problem-problem yang
dihadapi anak ................................................................................ 47
Tabel 7 Mendengarkan & mempertimbangkan pendapat dan keinginan
anak ............................................................................................... 47
Tabel 8 Memperhatikan penjelasan anak ketika melakukan kesalahan ..... 48
Tabel 9 Meminta izin jika hendak keluar ................................................... 48
Tabel 10 Memberi izin bersyarat dalam hal bergaul dengan teman-
temannya ....................................................................................... 49
Tabel 11 Bertanya tentang kegiatan sehari-hari ........................................... 49
Tabel 12 Memberikan penjelasan tentang perbuatan baik dan
mendukungnya .............................................................................. 50
Tabel 13 Memberikan penjelasan tentang perbuatan yang tidak baik ......... 50
Tabel 14 Memberikan pujian kepada anak jika berperilaku baik................. 51
Tabel 15 Memberikan teguran kepada anak jika berperilaku tidak baik...... 51
Tabel 16 Memenuhi kebutuhan sekolah anak .............................................. 52
Tabel 17 Memenuhi keperluan/kebutuhan anak sehari-hari ........................ 52
Tabel 18 Mengingatkan anak untuk belajar ................................................. 53
Tabel 19 Terdapat tutur kata yang baik antar anggota keluarga .................. 53
Tabel 20 Tolong menolong dalam bekerja ................................................... 54
Tabel 21 Saling mengharagai antara yang satu dengan yang lainnya .......... 54
Tabel 22 Bersikap adil terhadap setiap anak dalam pemberian tugas .......... 55
Tabel 23 Memberikan kesempatan untuk bertanya/berpendapat ................. 55
vi
Tabel 24 Menjelaskan alasan ditetapkan suatu peraturan ............................ 56
Tabel 25 Membicarakan segala persoalan dalam keluarga .......................... 56
Tabel 26 Item soal ........................................................................................ 57
Tabel 27 Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua siswa ........................... 58
Tabel 28 Skor pola asuh dan nilai rata-rata raport siswa.............................. 59
Tabel 29 Korelasi antara variabel X dan variabel Y .................................... 61
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 3 Angket Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, (Jakarta : Rajawali Press, 1992), Cet.
Ke-2, h. 19
1
2
ketulusan dan cinta kasih. Secara umum tanggung jawab mengasuh anak adalah
tugas kedua orang tuanya. Firman Allah swt yang menunjukkan perintah tersebut
adalah :
˱έΎ˴ϧ˸Ϣ˵Ϝϴ˶Ϡ˸ϫ˴˴ϭ˸Ϣ˵Ϝ˴δ˵ϔϧ˴Ϯ˵ϗϮ˵Ϩ˴ϣ˴˯˴Ϧϳ˶ά͉ϟΎ˴Ϭ͊ϳ˴Ύ˴ϳ
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka….” (Q.S. at Tahrim : 6)
Pengertian mengasuh anak adalah mendidik, membimbing dan
memeliharanya, mengurus makanan, minuman, pakaian, kebersihannya, atau pada
segala perkara yang seharusnya diperlukannya, sampai batas bilamana si anak
telah mampu melaksanakan keperluannya yang vital, seperti makan, minum,
mandi dan berpakaian.2
Anak lahir dalam pemeliharaan orang tua dan dibesarkan dalam keluarga.
Orang tua bertugas sebagai pengasuh, pembimbing, pemelihara, dan sebagai
pendidik terhadap anak-anaknya. Setiap orang tua pasti menginginkan anak-
anaknya menjadi manusia yang pandai, cerdas dan berakhlakul karimah. Akan
tetapi banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa cara mereka mendidik
membuat anak merasa tidak diperhatikan, dibatasi kebebasannya, bahkan ada
yang merasa tidak disayang oleh orang tuanya. Perasaan-perasaan itulah yang
banyak mempengaruhi sikap, perasaan, cara berpikir, bahkan kecerdasan mereka.
Keluarga adalah koloni terkecil di dalam masyarakat dan dari keluargalah
akan tercipta pribadi-pribadi tertentu yang akan membaur dalam satu masyarakat.
Lingkungan keluarga acapkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal
yang mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Adakalanya ini
berlangsung melalui ucapan-ucapan, perintah-perintah yang diberikan secara
langsung untuk menunjukkan apa yang seharusnya diperlihatkan atau dilakukan
anak. Adakalanya orang tua bersikap atau bertindak sebagai patokan, sebagai
contoh agar ditiru dan apa yang ditiru akan meresap dalam dirinya. Dan menjadi
bagian dari kebiasaan bersikap dan bertingkah laku atau bagian dari
kepribadiannya. Orang tua menjadi faktor terpenting dalam menanamkan dasar
2
Umar Hasyim, Anak Soleh ( Cara Mendidik Anak dalam Islam), (Surabaya : PT Bina
Ilmu, 1993), Jilid 2, h. 86
3
3
Abu Ahmadi dan Nuruhbiyati, Ilmu Pendidikan, h. 117
4
Joan Beck, Asih, Asah, Asuh, Mengasuh dan Mendidik Anak agar Cerdas, (Semarang :
Dahara Prize, 1992), Cet. Ke-4, h. 50
4
5
M. Nipan Abdul Halim, Anak Soleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta : Mira Pustaka,
2000), h. 32-34
6
A Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda
Karya, 1994), Cet. Ke-3, h. 81
5
2. Pembatasan Masalah
Karena terbatasnya waktu, tenaga serta sarana yang tersedia, maka penulis
membatasi permasalahan kepada hubungan antara pola asuh orang tua dengan
prestasi belajar siswa kelas satu Madrasah Tsanawiyah Al-Falah Jakarta Timur.
Dengan batasan sebagai berikut :
6
a. Pola asuh yang diteliti adalah pola asuh demokratis, yaitu pola asuh yang
merupakan kombinasi dari pola asuh ekstrem yang bertentangan (otoriter
dan laissez fair) ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua
dengan anaknya.
b. Prestasi belajar adalah hasil aktivitas belajar siswa yang diaktualisasikan
dalam angka atau skor yang dapat dilihat dalam buku raport.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah
yang diteliti sebagai berikut :
a. Bagaimana prestasi belajar yang telah dicapai siswa ?
b. Bagaimanakah pola asuh yang diterapkan oleh masing-masing orang tua
siswa ?
c. Apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar
siswa ?
C. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang
mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu
pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan
demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam penelitian.7
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
korelasi, yakni melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel yang di teliti.
“Metode korelasi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel
dengan variabel-variabel lain”.8
Metode penilitian ini diharapkan dapat menemukan hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti yaitu pola asuh orang tua dengan prestasi belajar
siswa.
7
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta :
Bumi Aksara, 1998), h. 42
8
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT R0ineka Cipta, 2005), h. 9
7
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini dibagi dalam lima bab, setiap bab
dirinci dalam beberapa sub bab sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan
dan perumusan masalah, metode penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan teoritis, meliputi : pengertian pola asuh orang tua, macam-
macam pola asuh orang tua, pengertian prestasi belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar, kerangka berpikir, dan hipotesis.
BAB III : Metodologi penelitian, meliputi : tujuan dan manfaat, penentuan lokasi
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik
8
1
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996), Cet ke-15, h. 56
2
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), h. 54
3
TIM Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 692
9
10
kata asuh adalah mencakup segala aspek yang berkaitan dengan pemeliharaan,
perawatan, dukungan, dan bantuan sehingga orang tetap berdiri dan menjalani
hidupnya secara sehat.4 Menurut Dr. Ahmad Tafsir seperti yang dikutip oleh
Danny I. Yatim-Irwanto “Pola asuh berarti pendidikan, sedangkan pendidikan
adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan
rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.” 5
Jadi pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara orang
tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya dengan
mengubah tingkah laku, pengetahuan serta nilai-nilai yang dianggap paling tepat
oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang secara sehat
dan optimal.
4
Elaine Donelson, Asih, Asah, Asuh Keutamaan Wanita, (Yogyakarta : Kanisius, 1990),
Cet. Ke-1, h.5
5
Danny I. Yatim-Irwanto, Kepribadian Keluarga Narkotika, (Jakarta : Arcan, 1991), Cet.
Ke-1, h. 94
11
Menurut Elizabet B. Hurlock ada beberapa sikap orang tua yang khas
dalam mengasuh anaknya, antara lain :
1. Melindungi secara berlebihan
Perlindungan orang tua yang berlebihan mencakup pengasuhan dan
pengendalian anak yang berlebihan.
6
Paul Hauck, Psikologi Populer, (Mendidik Anak dengan Berhasil), (Jakarta : Arcan,
1993), Cet.Ke-5, h. 47
7
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rieneka Cipta, 1991), h. 180
12
2. Permisivitas
Permisivitas terlihat pada orang tua yang membiarkan anak berbuat sesuka
hati dengan sedikit pengendalian.
3. Memanjakan
Permisivitas yang berlebih-memanjakan membuat anak egois, menuntut dan
sering tiranik.
4. Penolakan
Penolakan dapat dinyatakan dengan mengabaikan kesejahteraan anak atau
dengan menuntut terlalu banyak dari anak dan sikap bermusuhan yang
terbuka.
5. Penerimaan
Penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada
anak, orang tua yang menerima, memperhatikan perkembangan kemampuan
anak dan memperhitungkan minat anak.
6. Dominasi
Anak yang didominasi oleh salah satu atau kedua orang tua bersifat jujur,
sopan dan berhati-hati tetapi cenderung malu, patuh dan mudah dipengaruhi
orang lain, mengalah dan sangat sensitif.
7. Tunduk pada anak
Orang tua yang tunduk pada anaknya membiarkan anak mendominasi mereka
dan rumah mereka.
8. Favoritisme
Meskipun mereka berkata bahwa mereka mencintai semua anak dengan sama
rata, kebanyakan orang tua mempunyai favorit. Hal ini membuat mereka lebih
menuruti dan mencintai anak favoritnya dari pada anak lain dalam keluarga.
9. Ambisi orang tua
Hampir semua orang tua mempunyai ambisi bagi anak mereka seringkali
sangat tinggi sehingga tidak realistis. Ambisi ini sering dipengaruhi oleh
ambisi orang tua yang tidak tercapai dan hasrat orang tua supaya anak mereka
naik di tangga status sosial.8
8
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak/Child Development, Terj. Meitasari Tjandrasa,
(Jakarta : Erlangga, 1990), Cet. Ke-2, h. 204
13
9
Danny I. Yatim-Irwanto, Kepribadian………….., h. 94
10
Thomas Gordon, Menjadi orang tua efektif, (Jakarta : Gramedia, 1994), h. 127
11
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Terj. Sumarji, (Jakarta :
Erlangga, 1986), h. 21
14
Dari berbagai macam pola asuh yang dikemukakan di atas, penulis hanya
akan mengemukakan tiga macam saja, yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan
laissez faire. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pembahasan menjadi
lebih terfokus dan jelas.
Oleh karena, jika dilihat dari berbagai macam bentuk pola asuh di atas
pada intinya hampir sama. Misalnya saja antara pola asuh autokratis, over
protection, over discipline. Dominasi, favoritisme, ambisi orang tua dan otoriter,
semuanya menekankan pada sikap kekuasaan, kedisiplinan dan kepatuhan yang
berlebihan. Demikian pula halnya dengan pola asuh laissez faire, rejection,
submission, permisiveness, memanjakan. Secara implisit, kesemuanya itu
memperlihatkan suatu sikap yang kurang berwibawa, bebas, acuh tak acuh.
Adapun acceptance (penerimaan) bisa termasuk bagian dari pola asuh demokratis.
Oleh karena itulah, maka penulis hanya akan membahas tiga macam pola
asuh, yang secara teoritis lebih dikenal bila dibandingkan dengan yang lainnya.
Yaitu pola asuh otoriter, demokratis dan laissez faire.
12
Malcom Hardy dan Steve Heyes, Terj. Soenardji, Pengantar Psikologi, (Jakarta :
Erlangga, 1986), Edisi ke-2, h. 131
15
1. Otoriter
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, otoriter “berarti berkuasa sendiri
dan sewenang-wenang”.13 Menurut Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D.
Gunarsa, pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola asuh yang menuntut anak
agar patuh dan tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orang
tua tanpa ada kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapatnya
sendiri.14
Jadi pola asuh otoriter adalah cara mengasuh anak yang dilakukan orang
tua dengan menentukan sendiri aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak
harus ditaati oleh anak tanpa kompromi dan memperhitungkan keadaan anak.
Serta orang tualah yang berkuasa menentukan segala sesuatu untuk anak dan
anak hanyalah sebagai objek pelaksana saja. Jika anak-anaknya menentang atau
membantah, maka ia tak segan-segan memberikan hukuman. Jadi, dalam hal ini
kebebasan anak sangatlah dibatasi. Apa saja yang dilakukan anak harus sesuai
dengan keinginan orang tua.
Pada pola asuhan ini akan terjadi komunikasi satu arah. Orang tualah yang
memberikan tugas dan menentukan berbagai aturan tanpa memperhitungkan
keadaan dan keinginan anak. Perintah yang diberikan berorientasi pada sikap
keras orang tua. Karena menurutnya tanpa sikap keras tersebut anak tidak akan
melaksanakan tugas dan kewajibannya. Jadi anak melakukan perintah orang tua
karena takut, bukan karena suatu kesadaran bahwa apa yang dikerjakannya itu
akan bermanfaat bagi kehidupannya kelak.15
Penerapan pola asuh otoriter oleh orang tua terhadap anak, dapat
mempengaruhi proses pendidikan anak terutama dalam pembentukan
kepribadiannya. Karena disiplin yang dinilai efektif oleh orang tua (sepihak),
belum tentu serasi dengan perkembangan anak. Prof. Dr. Utami Munandar
mengemukakan bahwa, “sikap orang tua yang otoriter paling tidak menunjang
13
Depdikbud, Kamus……………, h. 692
14
Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja, (Jakarta : PT. BPK. Gunung Mulia, 1995), Cet. Ke-7, h. 87
15
Parsono, Materi Pokok Landasan Kependidikan, (Jakarta : Universitas terbuka, 1994),
Cet ke-2, h. 6-8
16
16
Utami Munandar, Hubungan Isteri, Suami dan Anak dalam Keluarga, (Jakarta : Pustaka
Antara, 1992), h. 127
17
Abu Ahmadi, Sosiologi……………, h. 112
18
Kartini Kartono, Peran……………, h. 98
17
2. Demokratis
Menurut Prof. Dr. Utami Munandar, “Pola asuh demokratis adalah cara
mendidik anak, di mana orang tua menentukan peraturan-peraturan tetapi dengan
memperhatikan keadaan dan kebutuhan anak”.20
Pola asuh demokratis adalah suatu bentuk pola asuh yang memperhatikan
dan menghargai kebebasan anak, namun kebebasan itu tidak mutlak dan dengan
bimbingan yang penuh pengertian antara orang tua dan anak.21 Dengan kata lain,
pola asuh demokratis ini memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya dengan tidak
melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah ditetapkan orang tua.
Orang tua juga selalu memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh
pengertian terhadap anak mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Hal
tersebut dilakukan orang tua dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang berbunyi :
ϯέΎΨΒϟϩϭέϪϠϛήϣϷϲϓϖϓήϟΐΤϳͿϥ·
“Sesungguhnya Allah mencintai kelemah-lembutan dalam segala urusan”.
(H.R. Bukhari)
Pola asuh demokrasi ini ditandai dengan adanya sikap terbuka antara
orang tua dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak
diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginanya. Jadi
dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik antara orang tua dan anak.
Pola asuh demokratis dapat dikatakan sebagai kombinasi dari dua pola
asuh ekstrim yang bertentangan, yaitu pola asuh otoriter dan laissez faire. Pola
19
Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar Pendidikan (Jakarta : Gramedia Widiasarana,
1992), Cet. Ke-2, h. 88
20
Utami Munandar, Pemanduan Anak Berbakat, (Jakarta : CV. Rajawali, 1982), h. 98
21
Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi……………, h. 84
18
asuhan demokratik ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dengan
anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi
kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan dan keinginanya dan belajar
untuk dapat menanggapi pendapat orang lain. Orang tua bersikap sebagai pemberi
pendapat dan pertimbangan terhadap aktivitas anak.
Dengan pola asuhan ini, anak akan mampu mengembangkan kontrol
terhadap prilakunya sendiri dengan hal-hal yang dapat diterima oleh masyarakat.
Hal ini mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab dan
yakin terhadap diri sendiri. Daya kreativitasnya berkembang baik karena orang tua
selalu merangsang anaknya untuk mampu berinisiatif.22
Rumah tangga yang hangat dan demokratis, juga berarti bahwa orang tua
merencanakan kegiatan keluarga untuk mempertimbangkan kebutuhan anak agar
tumbuh dan berkembang sebagai individu dan bahwa orang tua memberinya
kesempatan berbicara atas suatu keputusan semampu yang diatasi oleh anak.
Sasaran orang tua ialah mengembangkan individu yang berpikir, yang dapat
menilai situasi dan bertindak dengan tepat, bukan seekor hewan terlatih yang
patuh tanpa pertanyaan.23
Pendapat Fromm, seperti yang dikutip oleh Abu Ahmadi bahwa anak yang
dibesarkan dalam keluarga yang bersuasana demokratik, perkembangannya lebih
luwes dan dapat menerima kekuasaan secara rasional. Sebaliknya anak yang
dibesarkan dalam suasana otoriter, memandang kekuasan sebagai sesuatu yang
harus ditakuti dan bersifat magi (rahasia). Ini mungkin menimbulkan sikap tunduk
secara membuta kepada kekuasaan, atau justru sikap menentang kekuasaan.24
Indikasi dari hasil penelitian Lutfi (1991) dan Nur Hidayat (1993) dan Nur
Hidayah dkk (1995), yang dikutip oleh Mohammad Shochib adalah bahwa dalam
pola asuh dan sikap orang tua yang demokratis menjadikan adanya kominukasi
yang dialogis antara anak dan orang tua dan adanya kehangatan yang membuat
anak remaja merasa diterima oleh orang tua sehingga ada pertautan perasaan.
Oleh sebab itu, anak remaja yang merasa diterima oleh orang tua memungkinkan
22
Danny I. Yatim-Irwanto, Kepribadian………….., h. 97
23
Joan Beck, Asih, Asah, Asuh,……………, hal. 51
24
Abu Ahmadi, Sosiologi…………, h. 180
19
3. Laissez Faire
Kata laissez faire berasal dari Bahasa Perancis yang berarti membiarkan
(leave alone). Dalam istilah pendidikan, laissez faire adalah suatu sistim di mana
si pendidik menganut kebijaksanaan non intereference (tidak turut campur).27 Pola
asuhan ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas pada anak untuk
berperilaku sesuai dengan keinginannya sendiri. Orang tua tidak pernah memberi
25
Mohammad Shochib, Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Disiplin diri, (Jakarta : PT
Rieneka Cipta, 1998), Cet. Ke-1, h. 6
26
Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar……………, h. 87-88
27
Soegarda Poebakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : Gunung Agung, 1976),
h. 163
20
aturan dan pengarahan kepada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak
tanpa pertimbangan orang tua. Anak tidak tahu apakah prilakunya benar atau
salah karena orang tua tidak pernah membenarkan ataupun menyalahkan anak.
Akibatnya anak akan berprilaku sesuai dengan keinginanya sendiri, tidak peduli
apakah hal itu sesuai dengan norma masyarakat atau tidak.28 Pada pola asuh ini
anak dipandang sebagai makhluk hidup yang berpribadi bebas. Anak adalah
subjek yang dapat bertindak dan berbuat menurut hati nuraninya. Orang tua
membiarkan anaknya mencari dan menentukan sendiri apa yang diinginkannya.
Kebebasan sepenuhnya diberikan kepada anak. Orang tua seperti ini cenderung
kurang perhatian dan acuh tak acuh terhadap anaknya. Metode pengelolaan anak
ini cenderung membuahkan anak-anak nakal yang manja, lemah, tergantung dan
bersifat kekanak-kanakan secara emosional.
Seorang anak yang belum pernah diajar untuk mentoleransi frustasi,
karena ia diperlakukan terlalu baik oleh orang tuanya, akan menemukan banyak
masalah ketika dewasa. Dalam perkawinan dan pekerjaan, anak-anak yang manja
tersebut mengharapkan orang lain untuk membuat penyesuaian terhadap tingkah
laku mereka. Ketika mereka kecewa mereka menjadi gusar, penuh kebencian, dan
bahkan marah-marah. Pandangan orang lain jarang sekali dipertimbangkan.
Hanya pandangan mereka yang berguna. Kesukaran-kesukaran yang terpendam
antara pandangan suami istri atau kawan sekerja terlihat nyata.29
Adapun yang termasuk pola asuh laissez faire adalah sebagai berikut :
1) Membiarkan anak bertindak sendiri tanpa memonitor dan membimbingnya.
2) Mendidik anak acuh tak acuh, bersikap pasif dan masa bodoh.
3) Mengutanakan kebutuhan material saja.
4) Membiarkan saja apa yang dilakukan anak (terlalu memberikan kebebasan
untuk mengatur diri sendiri tanpa ada peraturan-peraturan dan norma-norma
yang digariskan orang tua).
5) Kurang sekali keakraban dan hubungan yang hangat dalam keluarga.30
28
Danny I. Yatim-Irwanto, Kepribadian Keluarga Narkotika, h. 97
29
Paul Hauck, Psikolog……………,, h. 50-52
30
Zahara Idris dan Lisma Jamal, Pengantar……………, h. 89-90
21
31
Mohammad Shochib, Pola Asuh Orang Tua……………, h. 42
32
Mohammad Shochib, Pola Asuh Orang Tua……………, h. 44
33
Depdikbud, Kamus……………, h. 700
22
34
Abdul Gafur, Desain Instruksional, (Jakarta : BPT. IKIP, 1983), h. 9
35
Depdikbud, Kamus………….., h. 13
36
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1990), h. 80
37
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. Ke-1,
h. 64
38
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan
Masyarakat, (Jakarta : Bulan Bintang, 1978), Cet. Ke-4, h.172
23
39
Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rieneka
Cipta, 1991), Cet. Ke-5, h.121
40
Abdur Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogya : Tiara Wacana, 1993), Cet. Ke-4,
h. 67
41
Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
1995), Cet. Ke-1, h. 28
24
42
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta : Bina Aksara,
1988), Cet. Ke-1, h.130
43
Alex Sobur, Pembinaan Anak dalam Keluarga, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1988),
Cet. Ke-2, h.144
25
44
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2,
h. 59-60
45
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rieneka Cipta, 1997), h. 57
46
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi……………, h. 138
26
siswa. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat kecerdasan siswa, semakin
besar peluang siswa berhasil dalam proses pelajarannya.47
c. Bakat
Bakat adalah potensi atau kemampuan. Orang tua kadang-kadang tidak
memperhatikan faktor bakat ini. Sering anak diarahkan sesuai dengan
kemampuan orang tuanya. Seorang anak yang tidak berbakat teknik tetapi
karena keinginan orang tuanya, anak itu disekolahkan pada jurusan tehnik,
akibatnya bagi anak sekolah dirasakan sebagai suatu beban, tekanan, dan
nilai-nilai yang didapat anak buruk serta tidak ada kemauan lagi untuk
belajar.48
d. Minat
Minat adalah suatu gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau
aktivitas yang menstimulus perasaan senang pada individu.49 Seorang
yang menaruh minat pada suatu bidang akan mudah mempelajari bidang
itu.
e. Motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif , dan tujuan, sangat
mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi adalah penting bagi
proses belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan
tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi
kehidupan individu.50
f. Cara belajar
Anak yang tidak setiap hari belajar, tetapi dibiarkan dulu menunggu saat
hampir ulangan baru belajar, sehingga bahan-bahan pelajaran akan
tertimbun sampai saat ulangan, tentu nilainya tidak baik. Anak sebaiknya
dibiasakan belajar sedikit demi sedikit setiap hari secara teratur, meskipun
hanya sebentar. Jika dalam belajar hafalan anak tidak dibarengi dengan
47
Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, (Jakarta : CV
Rajawali, 1985), h. 1
48
Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi………….., h. 129
49
Wayan Nurkancana dan PPN Sunartana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1993), h. 229
50
Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi……….., h. 139
27
51
Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D. Gunarsa, Psikoloi…………, h. 35
52
Conny R. Semiawan, Ed. Yufiarti dan Theodorus Immanuel Setiawan, Pendidikan
Keluarga dalam Era Global, (Jakarta : Prenhallindo, 2002), Cet. Ke-10, h. 79
28
53
Ngalim Purwanto, MP., Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 1995), Cet. Ke-8, Edisi 2, h. 79
29
54
Singgih D. Gunarsa dan Ny.Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi…………, h. 131-133
30
E. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini penulis ingin membuktikan bahwa ada hubungan
antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar yang dicapai siswa, atau dengan
perkataan lain pola asuh orang tua dapat mempengaruhi prestasi siswa.
Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir sebagai berikut :
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi,
faktor fisiologis dan psikologis, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor eksternal yang
antara lain adalah keluarga.
Faktor keluarga mencakup ; cara mendidik anak, hubungan orang tua dan
anak, sikap orang tua, ekonomi keluarga dan suasana dalam keluarga. Dalam
mendidik anak-anak, sekolah merupakan lanjutan dari pendidikan anak-anak yang
telah dilakukan dirumah. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah
bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluaraga. Pendidikan
keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-
hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan
anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat.
Pengaruh keluarga terhadap pendidikan anak itu berbeda-beda. Sebagian
orang tua mendidik anak-anaknya menurut pendirian-pendirian modern,
sedangkan sebagian lagi menganut pendirian-pendirian yang kuno atau kolot.
Keadaan tiap-tiap keluarga berlainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang
kaya, ada keluarga yang kurang mampu. Ada keluarga yang besar (banyak
anggota keluarganya), dan ada pula keluarga kecil. Ada keluarga yang selalu
diliputi oleh suasana tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, cekcok dan
sebagainya. Dengan sendirinya, keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam
coraknya itu akan membawa pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap
pendidikan anak-anak.
Jadi orang tua mempunyai peranan yang penting dalam keberhasilan
belajar anak antara lain cara orang tua mendidik anak. Apakah ia ikut mendorong,
merangsang dan membimbing terhadap aktivitas anaknya atau tidak. Suasana
emosionil di dalam rumah, dapat sangat merangsang anak belajar dan
mengembangkan kemampuan mentalnya yang sedang tumbuh. Sebaliknya,
31
Faktor Internal
Ekonomi keluarga
F. Hipotesa
Dalam skripsi ini yang hendak diuji kebenarannya adalah:
Hipotesa Alternatif (Ha) : Ada hubungan positif yang signifikan antara pola
asuh orang tua dengan prestasi belajar.
Hipotesa Nihil (Ho) : Tidak ada hubungan positif yang signifikan antara
pola asuh orang tua dengan prestasi belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
33
34
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rieneka
Cipta, 1996), Cet, Ke-3, h.115
2
Nana Sujana, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung : Sinar Baru Algensindo,
1998), h. 84
3
Sutrisno Hadi, Metode Reseach, (Yogyakarta : Andi Offset, 1992), Jilid 2, h. 136
35
4
Juhana S. Mariadinata dan Wiana Mulyana, Dokumentasi dan Perpustakaan, (Bandung :
CV Armico, 1991), Cet. Ke-2, h.21
5
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
1999), Cet. Ke-9, h.261
36
No Prosentase Penafsiran
1. 60 % - 99 % Sebagian besar
2. 51 % - 59 % Lebih dari setengahnya
3. 50 % Setengahnya
4. 40 % - 49 % Hampir setengahnya
5. 1 % - 39 % Sebagian kecil
Keterangan :
rxy : Angka indeks “r” produk moment (antara variabel X dan Y)
N : Jumlah responden
XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
X : Jumlah seluruh skor X
Y : Jumlah seluruh skor Y
b. Memberi interpretasi terhadap rxy, interpretasi sederhana dengan cara
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product
moment.
37
Df = N-nr
Keterangan :
Df : Degressa of freedom
N : Number of cases
Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan.
6
Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Prilaku, (Jakarta : Bumi Aksara,
2000), Jilid I, h. 101
38
Tabel 1
Dimensi dan indikator pola asuh orang tua yang demokratis
No Dimensi Indikator
1. Adanya musyawarah a. Mengikutsertakan anak dalam membuat
dalam keluarga peraturan keluarga
b. Mengajak anak-anak berunding dalam
menetapkan kelanjutan sekolah
c. Bermusyawarah dalam memecahkan
problem-problem yang dihadapi anak
2. Adanya kebebasan yang a. Mendengar dan mempertimbangkan
terkendali pendapat dan keinginan anak
b. Memperhatikan penjelasan anak ketika
melakukan kesalahan
c. Anak meminta izin jika hendak keluar
rumah
d. Memberikan izin bersyarat dalam hal
bergaul dengan teman-temannya
3. Adanya pengarahan a. Bertanya kepada anak tentang kegiatan
dari orang tua sehari-hari
b. Memberikan penjelasan tentang perbuatan
yang baik dan mendukungnya
c. Memberikan penjelasan tentang perbuatan
yang tidak baik dan menganjurkannya
untuk di tinggalkan
4. Adanya bimbingan dan a. Memberikan pujian kepada anak, jika
perhatian benar atau berprilaku baik
b. Memberikan teguran kepada anak, jika
salah atau berprilaku buruk
c. Memenuhi kebutuhan sekolah anak sesuai
dengan kemampuan
d. Mengurus keperluan/kebutuhan anak
sehari-hari
e. Mengingat anak untuk belajar
5. Adanya saling b. Terdapat tutur kata yang baik antara
menghormati antar anggota keluarga
anggota keluarga c. Tolong menolong dalam bekerja
39
Tabel 2
Kriteria Pola Asuh Demokratis
No Nilai Kriteria
1. 62 Sangat demokratis
2. 42-61 Cukup demokratis
3. 23-40 Kurang demokratis
4. 22 Tidak demokratis
Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai oleh
siswa yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Untuk mengukur
variabel Y, penulis menggunakan nilai rata-rata semester 1 dari raport dengan
ketentuan sebagai berikut :
40
Tabel 3
Kriteria Nilai Siswa
No Nilai Kriteria
1. 10 Istimewa
2. 9 Amat baik
3. 8 Baik
4. 7 Lebih dari cukup
5. 6 Cukup
Sumber : Departemen Agama RI, Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Laporan Penilaian Hasil Belajar
7
Anas Sudjono, Pengantar………….., h. 180
41
42
43
maupun tenaga pengajarnya. Pada tahun 1980 didirikanlah Madrasah Aliyah al-
Falah sebagai lanjutan dari tingkat Tsanawiyah. Pada tingkat Aliyahpun
mengalami jumlah yang berarti.
2. Struktur Organisasi
Gusti Mahmud
Ka. Tata Usaha
Dra. Ritakumala
Drs. Abd. Mujib
Ka.Ur. Bid. Ka.Ur Sarana/Humas
Kurikulum/Kesiswaan
Siswa Siswi
4. Kurikulum
Kurikulum yang dipergunakan oleh MTs al-Falah Jakarta Timur adalah
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran) yang telah disempurnakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
No Mata Pelajaran Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3
1. Pendidikan Agama Islam :
a. al-Qur’an Hadits 1 1 1
b. Aqidah Akhlak 2 2 2
c. Fiqih 2 2 2
d. SKI 2 2 2
e. Bahasa Arab 1 1 1
2. Pendidikan & Kewarganegaraan 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Fisika 3 3 3
b. Biologi 3 3 3
7. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a. Geografi 3 3 3
b. Sejarah 3 3 3
c. Ekonomi 3 3 3
8. Seni Budaya 1 1 1
9. Pendidikan Jasmani & Kesehatan 2 2 2
(Penjaskes)
10. Keterampilan (Kerajinan Tangan dan 2 2 2
Kesenian)
11. Muatan Lokal
a. PLKJ 1 1 1
Jumlah Jam Pelajaran 45 45 45
Sumber : Dokumentasi MTs al-Falah Jakarta Timur
45
Keterangan :
Jumlah jam pelajaran satu Minggu = 45 jam @ 40 menit
Senin = 7 jam pelajaran
Selasa = 8 jam pelajaran
Rabu = 8 jam pelajaran
Kamis = 8 jam pelajaran
Jum'at = 6 jam pelajran
Sabtu = 8 jam pelajaran
Jumlah = 45 jam pelajaran
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan angket yang disebarkan pada responden berdasarkan
sampel. Kemudian data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dengan menggunakan rumus :
f
P= x 100 %
N
Tabel 5
Mengajak anak-anak berunding dalam menetapkan kelanjutan sekolah
Alternatif F %
Selalu 19 76
Kadang-kadang 6 24
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.2
47
Tabel 6
Bermusyawarah dalam memecahkan problem-problem yang dihadapi anak
Alternatif F %
Selalu 16 64
Kadang-kadang 9 36
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.3
Tabel 8
Memperhatikan penjelasan anak ketika melakukan kesalahan
Alternatif F %
Selalu 20 80
Kadang-kadang 5 20
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.5
Tabel 9
Meminta izin jika hendak keluar rumah
Alternatif F %
Selalu 18 72
Kadang-kadang 7 28
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.6
49
Tabel 10
Memberi izin bersyarat dalam hal bergaul dengan teman-temannya
Alternatif F %
Selalu 20 80
Kadang-kadang 5 20
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.7
Tabel 13
Memberikan penjelasan tentang perbuatan yang tidak baik
Alternatif F %
Selalu 13 52
Kadang-kadang 11 44
Tidak pernah 1 4
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.10
51
Tabel 17
Memenuhi keperluan/kebutuhan anak sehari-hari
Alternatif F %
Selalu 20 80
Kadang-kadang 5 20
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.14
53
Tabel 21
Saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya
Alternatif F %
Selalu 23 92
Kadang-kadang 2 8
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.18
yang satu dengan yang lainnya tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui
sebagian besar selalu menghargai antara yang satu dengan yang lainnya.
Tabel 22
Bersikap adil terhadap setiap anak dalam pemberian tugas
Alternatif F %
Selalu 14 56
Kadang-kadang 11 44
Tidak pernah - -
Jumlah 25 100
Sumber : Instrumen Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa,
No.19
keluarga tidak ada. Dengan demikian dapat diketahui sebagian besar orang tua
siswa selalu membicarakan segala persolan yang timbul di dalam keluarga
2. Analisis data
Tabel 26
Item soal
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 JML
1 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 60
2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 60
3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 65
5 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 50
6 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 60
7 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 65
9 3 3 2 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 60
10 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65
11 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 50
12 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 60
13 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 60
14 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 58
15 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 55
16 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 55
17 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 65
19 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 60
20 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65
21 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 60
22 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65
23 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 60
24 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 65
25 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 50
Sumber : Hasil Instrument Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
58
Tabel 27
Pola Asuh yang Diterapkan oleh Orang Tua Siswa
No Nama Responden Skor Pola Asuh Pola Asuh Orang Tua
1 Irene Gardenia 60 Cukup Demokratis
2 Megawati 60 Cukup Demokratis
3 Iqbal Putra P 60 Cukup Demokratis
4 Eli Nur Syaidah 65 Sangat Demokratis
5 Nurdiah Apriyani 50 Cukup Demokratis
6 Sri Apriliani 60 Cukup Demokratis
7 Dheyang Mayangsari 60 Cukup Demokratis
8 Ahmad Fajri 65 Sangat Demokratis
9 Ida Triyanti 60 Cukup Demokratis
10 Dwi Nurlinda 65 Sangat Demokratis
11 Nurdini Winda 50 Cukup Demokratis
12 Kartika R 60 Cukup Demokratis
13 Ague Wobowo 60 Cukup Demokratis
14 M Reza Malevi 58 Cukup Demokratis
15 Ananda Citra D 55 Cukup Demokratis
16 Nani Widia A 55 Cukup Demokratis
17 Fathiyah 65 Sangat Demokratis
18 Diah Cordova 65 Sangat Demokratis
19 Raysa Humaira 65 Sangat Demokratis
20 Muhammad Alvi 65 Sangat Demokratis
21 Zahra 60 Cukup Demokratis
22 Tia Sania 65 Sangat Demokratis
23 Yukoco Raharjanto 60 Cukup Demokratis
24 Intan Tri R 65 Sangat Demokratis
25 Rahmat Sukra 50 Cukup Demokratis
Ahmad Hardianto
Sumber : Hasil Instrument Kuesioner Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa
59
Tabel di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan skor pola asuh orang
tua (X) dan nilai prestasi belajar (Y) :
Tabel 28
Skor Pola Asuh dan Nilai Rata-rata Raport Siswa
Skor Pola Asuh Nilai Rata-rata
NO Nama Responden
(X) Raport (Y)
1 Irene Gardenia 60 65
2 Megawati 60 66
3 Iqbal Putra P 60 71
4 Eli Nur Syaidah 65 64
5 Nurdiah Apriyani 50 61
6 Sri Apriliani 60 67
7 Dheyang Mayangsari 60 71
8 Ahmad Fajri 65 71
9 Ida Triyanti 60 70
10 Dwi Nurlinda 65 69
11 Nurdini Winda 50 70
12 Kartika R 60 69
13 Ague Wobowo 60 69
14 M Reza Malevi 58 62
15 Ananda Citra D 55 65
16 Nani Widia A 55 62
17 Fathiyah 65 74
18 Diah Cordova 65 67
19 Raysa Humaira 65 70
20 Muhammad Alvi Zahra 65 75
21 Tia Sania 60 67
22 Yukoco Raharjanto 65 68
23 Intan Tri R 60 69
24 Rahmat Sukra 65 75
25 Ahmad Hardianto 50 60
Jumlah 1503 1697
Sumber : Hasil Instrumen Kuesioner dan Raport
60
Dari data tabel di atas jumlah total dari skor pola asuh adalah 1503
sehingga rata-rata nilainya adalah :
X 1503
Mx = = = 60,12
N 25
Tabel 29
Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y
NO X Y X2 Y2 XY
1 60 65 3600 4225 3900
2 60 66 3600 4356 3960
3 60 71 3600 5041 4260
4 65 64 4225 4096 4160
5 50 61 2500 3721 3050
6 60 67 3600 4489 4020
7 60 71 3600 5041 4260
8 65 71 4225 5041 4615
9 60 70 3600 4900 4200
10 65 69 4225 4761 4485
11 50 70 2500 4900 3500
12 60 69 3600 4761 4140
13 60 69 3600 4761 4140
14 58 62 3364 3844 3596
15 55 65 3025 4225 3575
16 55 62 3025 3844 3410
17 65 74 4225 5476 4810
18 65 67 4225 4489 4355
19 65 70 4225 4900 4550
20 65 75 4225 5625 4875
21 60 67 3600 4489 4020
22 65 68 4225 4624 4420
23 60 69 3600 4761 4140
24 65 75 4225 5625 4875
25 50 60 2500 3600 3600
25.102316 (1503)(1697)
=
[ 25.90939 2 (1503 2 )][25.115595 2 (1697 2 )]
25557900 2550591
=
(2273475) (259009) x(2889875)(2879809)
7309
=
(14466) x(10066)
7309
=
12067,094
= 0,605
D. Interpretasi Data
Seperti telah dikemukakan pada bab terdahulu dalam memberikan
interpreasi terhadap rxy atau ro dapat ditempuh dengan dua macam cara, yaitu :
1. Interpretasi secara sederhana
Dari perhitungan di atas, telah diperoleh rxy sebesar 0,605. jika
diperhatikan, maka Angka Indeks Korelasi yang telah diperoleh tidak bertanda
negatif. Ini berarti korelasi antara variabel X (pola asuh orang tua) dengan
variabel Y (prestasi belajar) terdapat hubungan yang searah; dengan istilah lain :
63
terdapat korelasi yang positif diantara kedua variabel tersebut. Apabila dilihat
besarnya rxy yang diperoleh ini, yaitu : 0,605 ternyata terletak antara 0,40 – 0,70.
dapat dinyatakan bahwa korelasi antara variabel X dan variabel Y ialah korelasi
yang tergolong sedang atau cukup. Dengan demikian secara sederhana dapat
penulis berikan interpretasi terhadap rxy tersebut, yaitu bahwa terdapat korelasi
positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.
2. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment.
Langkah pertama yang ditempuh adalah terlebih dahulu mencari df
(degree of freedom atau derajat kebebasan) dengan rumus df = N – nr. Responden
yang diteliti yakni sebanyak 25 orang, dengan demikian N = 25. variabel yang
penulis cari korelasinya adalah variabel X dan variabel Y. jadi nr = 2. Dengan
mudah dapat diperoleh df-nya yaitu df = 25 – 2 = 23.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisa dan interpretasi yang telah dilakukan, maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa
Prestasi belajar siswa yang diambil dari nilai rata-rata raport
semester I menunjukkan sembilan orang siswa mempunyai nilai baik
dengan nilai rata-rata masing-masing adalah 70, 71, 74, 75. Enam belas
orang siswa mempunyai nilai cukup dengan nilai rata-rata masing-masing
adalah 60, 61, 62, 64, 65, 66, 67, 68, 69. jumlah nilai rata-rata keseluruhan
adalah 67,88. ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa rata-rata
berada pada taraf cukup.
2. Pola asuh yang diterapkan oleh masing-masing orang tua siswa
Pola asuh yang diterapkan oleh masing-masing orang tua siswa
secara umum dapat dikatakan cukup demokratis, namun tak satupun dari
orang tua siswa yang menerapkan pola asuh demokratis yang murni.
Dalam kondisi tertentu orang tua bersikap demokratis atau cukup
demokratis, tapi pada kondisi yang lain bersikap tidak demokratis.
3. Hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka indeks korelasi sebesar
0,605, kemudian angka ini di interpretasikan pada interpretasi secara
sederhana angka indeks korelasi yang diperoleh ternyata terletak antara
64
65
0,40 – 0,70 dengan ini berarti terdapat korelasi yang positif yang
signifikan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar siswa.
Sedangkan dalam interpretasi dengan menggunakan Table Nilai “r”
Product Moment, ternyata “r” hitung lebih besar dari pada “r” table, baik
pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 %. Dengan demikian Hipotesa
Alternatif (Ha) diterima atau disetujui, sedangkan Hipotesa Nol (Ho)
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa sangat bergantung pada pola asuh yang diterapkan oleh orang tua di
rumah. Semakin demokratis pola asuh yang diterapkan oleh orang tua,
maka akan semakin tinggi prestasi belajar siswa.
B. Saran
1. Untuk para orang tua hendaklah menyadari bahwa keluarga merupakan
lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan menyatakan
diri sebagai makhluk sosial. Keluarga memberikan dasar pembentukan
tungkah laku, watak, moral dan pendidikan pada anak. Pengalaman
interaksi di dalam keluarga akan menentukan pula pola tingkah laku anak
terhadap orang lain dalam masyarakat. Walaupun anak telah di masukkan
ke sekolah, namun bukan berarti peran orang tua dalam mendidik anak
hilang. Bahkan cara orang tua dalam mendidik anak-anaknya itu sangat
berhubungan dengan prestasi belajar yang akan dicapai siswa. Oleh karena
itu hendaklah orang tua menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik
anak, karena semakin demokratis pola asuh yang diterapkan, maka akan
semakin tinggi prestasi belajar yang dapat dicapai.
2. Untuk para guru, karena sekolah merupakan lembaga pendidikan setelah
keluarga hendaklah memperhatikan perkembangan siswa terutama yang
mempunyai pestasi rendah atau mempunyai kesulitan dalam belajar.
3. Untuk para siswa janganlah merasa takut untuk berkomunikasi, baik
dengan orang tua maupun guru, ungkapknlah masalah dan perasaan anda.
Karena para pendidiklah yang akan membimbing anak didik mereka
menuju kedewasaan. Yang lebih terpenting berusahalah terus untuk dapat
berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Joan, Asih, Asah, Asuh, Mengasuh dan Mendidik Anak agar Cerdas,
Semarang : Dahara Prize, Cet. IV, 1992.
66
67
Heyes, Steve dan hardy, malcom, Terj. Soenardji, Pengantar Psikologi, Jakarta :
Erlangga, 1996.
Hasyim, Umar, Anak Soleh ( cara mendidik anak dalam Islam), Surabaya : PT
Bina Ilmu, 1993.
Munandar, Utami, Hubungan Isteri, Suami dan Anak dalam Keluarga, Jakarta :
Pustaka Antara, 1992a.
Sabri, Alisuf, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, Cet. II,
1996.
Sobur, Alex, Pembinaan Anak Dalam Keluarga, Jakarta : BPK Gunung Mulia,
1988.
Shochib, Mohammad, Pola Asuh Orang Tua dalam membantu Disiplin diri,
Jakarta : PT Rieneka Cipta, Cet. I,1998.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, Cet. I, 1999
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Tempat Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Jabatan :
B. Materi Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Al-Falah Jakarta timur ?
2. Apakah faktor yang mendukung didirikannya MTs Al-Falah Jakarta Timur ?
3. Bagaimana Hubungan sekolah dengan orang tua siswa ?
Lampiran 3
ANGKET TENTANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA
B. Identitas Diri
Jenis kelamin :
Kelas :
Anak ke :
Pendidikan orang tua; Ayah :
Ibu :
Pekerjaan orang tua; Ayah :
Ibu :
C. Pertanyan-pertanyaan
1. Apakah anda diikutsertakan dalam membuat peraturan keluarga :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Ketika anda akan melanjutkan sekolah, apakah diputuskan melalui
musyawarah :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Apakah orang tua anda membantu memecahkan masalah anda ketika anda
mengungkapkannya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Ketika anda menyatakan pendapat atau keinginan anda, apakah orang tua
andamendengarkan dan mempertimbangkannya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Ketika anda berbuat salah, apakah orang tua anda memperhatikan penjelasan
dari anda :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
6. Apakah anda harus meminta izin, jika hendak keluar rumah :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
7. Bagaimana sikap orang tua anda. Jika anda akan bergaul dengan teman-teman
anda :
a. memberi izin dengan syarat
b. memberi izin
c. tidak pernah memberi izin
8. Apakah orang tua anda bertanya kepada anda, tentang kegiatan anda sehari-
hari :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
9. Apakah orang tua anda memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik
kepada anda dan mendukungnya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
10. Apakah orang tua anda memberikan penjelasan tentang perbuatan yang tidak
baik kepada anda dan menganjurkan untuk ditinggalkan :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
11. Ketika anda mendapat prestasi yang baik, apakah orang tua anda memberikan
pujian kepada anda :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
12. Ketika anda mendapat prestasi buruk, apakah orang tua anda menegur anda :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
13. Apakah orang tua anda memenuhi kebutuhan sekolah anda sesuai dengan
kemampuan mereka :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
14. Apakah orang tua anda mengurus keperluan atau kebutuhan anda sehari-hari :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
15. Apakah orang tua anda mengingatkan anda untuk belajar :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
16. Apakah di dalam keluarga anda terdapat tutur kata yang baik antara anggota
keluarga :
a. sangat akrab b. sedang-sedang c. masa bodoh
17. Apakah dalam keluarga anda saling tolong menolong dalam bekerja :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
18. Apakah dalam keluarga anda saling menghargai antara yang satu dengan
lainnya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
19. Bagaimana sikap orang tua anda terhadap pembagian tugas anda dengan
kakak atau adik anda :
a. sangat adil b. cukup adil c. tidak adil
20. Apakah orang tua anda memberikan kesempatan kepada anda untuk bertanya
atau berpendapat tentang suatu hal :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
21. Apakah orang tua anda menjelaskan alasan ditetapkannya suatu keputusan
atau peraturan :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
22. Apakah orang tua anada membicarakan segala persoalan yang timbul dalam
keluarga :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Tempat Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Jabatan :
B. Materi Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Al-Falah Jakarta timur ?
2. Apakah faktor yang mendukung didirikannya MTs Al-Falah Jakarta
Timur ?
3. Bagaimana Hubungan sekolah dengan orang tua siswa ?
ANGKET TENTANG HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
B. Identitas Diri
Jenis kelamin :
Kelas :
Anak ke :
Pendidikan orang tua ;
Ayah :
Ibu :
Pekerjaan orang tua ;
Ayah :
Ibu :
C. Pertanyan-pertanyaan
1. Apakah anda diikutsertakan dalam membuat peraturan keluarga :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
2. Ketika anda akan melanjutkan sekolah, apakah diputuskan melalui
musyawarah :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
3. Apakah orang tua anda membantu memecahkan masalah anda ketika anda
mengungkapkannya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
4. Ketika anda menyatakan pendapat atau keinginan anda, apakah orang tua
andamendengarkan dan mempertimbangkannya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
5. Ketika anda berbuat salah, apakah orang tua anda memperhatikan penjelasan
dari anda :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
6. Apakah anda harus meminta izin, jika hendak keluar rumah :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
7. Bagaimana sikap orang tua anda. Jika anda akan bergaul dengan teman-teman
anda :
a. memberi izin dengan syarat
b. memberi izin
c. tidak pernah memberi izin
8. Apakah orang tua anda bertanya kepada anda, tentang kegiatan anda sehari-
hari :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
9. Apakah orang tua anda memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik
kepada anda dan mendukungnya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
10. Apakah orang tua anda memberikan penjelasan tentang perbuatan yang tidak
baik kepada anda dan menganjurkan untuk ditinggalkan :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
11. Ketika anda mendapat prestasi yang baik, apakah orang tua anda memberikan
pujian kepada anda :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
12. Ketika anda mendapat prestasi buruk, apakah orang tua anda menegur anda :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
13. Apakah orang tua anda memenuhi kebutuhan sekolah anda sesuai dengan
kemampuan mereka :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
14. Apakah orang tua anda mengurus keperluan atau kebutuhan anda sehari-hari :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
15. Apakah orang tua anda mengingatkan anda untuk belajar :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
16. Apakah di dalam keluarga anda terdapat tutur kata yang baik antara anggota
keluarga :
a. sangat akrab b. sedang-sedang c. masa bodoh
17. Apakah dalam keluarga anda saling tolong menolong dalam bekerja :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
18. Apakah dalam keluarga anda saling menghargai antara yang satu dengan
lainnya :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
19. Bagaimana sikap orang tua anda terhadap pembagian tugas anda dengan
kakak atau adik anda :
a. sangat adil b. cukup adil c. tidak adil
20. Apakah orang tua anda memberikan kesempatan kepada anda untuk bertanya
atau berpendapat tentang suatu hal :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
21. Apakah orang tua anda menjelaskan alasan ditetapkannya suatu keputusan
atau peraturan :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
22. Apakah orang tua anada membicarakan segala persoalan yang timbul dalam
keluarga :
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya sendiri yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
Jakarta
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Jakarta, 05 Juni 08
Yusniyah