Você está na página 1de 9

Deskripsi:

Ini merupakan contoh simulasi aliran fluida yang bersifat laminar dalam terowongan 2D.
Sasaran yang ingin dicapai dalam tutorial ini adalah membuat plot distribusi kecepatan.
Dimensi terowongan angin memiliki bagian masuk (inlet) berukuran 1m x 0.5m dan keluaran
(outlet) berukuran 1m x 1m. Berikut gambar detail dari dimensi terowongan:

Untuk bagian outlet langsung berhubungan dengan udara bebas (P = 1 atm).

Prosedur:

1. Jalankan ANSYS Workbench


2. Membuat Model menggunakan DesignModeler (DM)
3. Melakukan Meshing pada model yang telah dibuat
4. Analisis menggunakan Fluent pada kasus 2D

Catatan:

Bagi Anda yang belum familiar dengan ANSYS 12 dapat merujuk ke halaman ini

halam tersebut juga diberikan Link Video bagi Anda secara gratis agar mudah
memvisualisasikannya.

2
Rincian Kerja:

1. Setelah ANSYS siap digunakan, pilih dan


drag Geometry, designModeler. Ganti nama
sesuai keinginana Anda.

2. Klik kanan Geometry (ada tanda ?), pilih


Properties dan ganti 3D menjadi 2D pada
Analysis Type.

3. Klik dobel Geometry (ada tanda ?) untuk melakukan pemodelan objek terowongan secara 2D.

4. Apabila DesignModeler telah muncul, pilih


satuan dalam meter.

Pilih bidang kerja XYPlane. Beralihlah ke tab


Sketching. Buat sktetsa seperti gambar kasus
yang diberikan. Gambar samping merupakan
hasilnya. Semua pemodelan pada tab Sketching
menggunakan Line. Untuk mengatur dimensi
sesuai yang diinginkan, gunakan menu
Dimension.

5. Kembali ke Tab Modeling. Pilih menu


Concept pada Toolbar dan pilih Surface from
Sketch. Untuk Base object pilih sketsa yang
Anda buat tadi. Kemudian Apply dan jangan
lupa tekan generate (Ada tanda petir).

Klik pada surface yang telah dibentuk. Lalu


pilih New Sketch. Tekan Generate.. Pada
XYPlane terbentuk Sketch2 yang baru.

Kembali ke tab Sketching, lalu buat Rectangle


seperti yang diilustrasikan disamping. Atur
dimensi seperlunya dan letakkan pada posisi

3
tengah segmen terowongan.. setelah itu
kembali ke tab Modeling, pilih sketsa yang
baru dibuat dan pilih Extrude. Atur parmeter
seperti gambar disamping. Pilih Operation >
Imprint Face. Jangan lupa tekan Generate.
Maka, model akan terbagi menjadi tiga bagian.

4
6. Untuk tahapan pemodelan sudah selesai. Langkah selanjutnya adalah melakukan Meshing.

7. Tutup window DesignModeler Anda agar


menghemat memori komputer kesayangan.
Kembali ke Workbench dan pilih Mesh lalu
drag dan letakkan (timpa) diatas Geometry
agar terbentuk link antara Geometry dengan
Mesh.

Dobel klik Mesh.

8. Setelah muncul window Mesh, klik kanan


Mesh di Outline. Pilih Insert > Sizing. Alih ke
mode pilihan ke Edge. Pilih 4 edge vertical lalu
Apply. Atur parameter seperti yang
ditunjukkan dalam gambar:

5
9. lakukan Sizing untuk bagian atas dan bawah
sebanyak tiga kali untuk masing-masing
segmen. Atur parameter sesuai dengan
parameter yang ditunjukkan disamping.

10. Langkah terakhir dalam Meshing adalah


memberikan perintah Mapping. Caranya
dengan klik kanan Mesh > Insert > Mapped
Face Meshing. Lalu klik kanan pilih Select
All. Klik Generate Mesh dengan klik kanan
Mesh. Hasilnya sebagai berikut:

11. Beri nama pada Mesh untuk memudahkan


dalam analisi Fluent. Dengan meng-klik kanan
edge berukuran 0.5 m tinggi sebagai inlet lalu
pilih Created Name Selection. Untuk outlet,
lakukan cara yang sama pada edge vertical
berukuran 1 m. Hasilnya sebagai berikut:

6
12. Masuk ke tahapan simulasi Fluent dengan
cara seleksi dan drag Fluent dan timpa pada
bagian Mesh. Sebelumnya Update terlebih
dahulu Mesh.

13. Dobel klik Setup. Pop-up yang muncul klik OK.

13. Apabila window Fluent telah muncul, pilih


Check pada bagian General. Klik juga Report
Quality. Terakhir, pilih Display. Atur
parameter sebagai berikut:

14. Untuk Materials, pilih air.

15. beralih ke Boundary Condition, atur


parameter inlet dengan dobel klik. Beri
kecepatan sesuai kasus yang diberikan, yaitu: 3
mm/s.

Klik dobel untuk outlet, berikan tekanan gauge


sebesar nol Pa.

16. Bagian berikut adalah Solution Method. Untuk bagian ini atur semua parameter ke Secon
Order agar simulasi lebih akurat kecuali Gradient biarkan Default. Untuk Scheme, pilih
SIMPLEC

17. Solution Initialize diberi pengaturan Compute From > inlet. Klik Initialize. Dan terakhir

7
adalah Run Calculation. Beri Iteration sebanyak 1000 kali. Tunggu perhitungan hingga selesai.

18. Kira-kira 200 kali iterasi, solusi mencapai


konvergen. Hasilnya sebagai berikut:

19. Keluar dari window Fluent. Drag dan Drop


Result kemudian timpa pada Solution. Dobel
klik Result. Setelah Window Result muncul,
Pilih kontur. Atur parameter sebagai berikut:

Adapun hasilnya sebagai berikut:

8
Anda juga bisa menambahkan Vektor kecepatan dengan meanambahkan Vector (disebelah kiri
Contour). Adapun hasilnya sebagai berikut

Demikianlah Tutorial singkat ini. Apabila ada pertanyaan silahkan diajukan 

Você também pode gostar