Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
namun suara yang menggunakan efek khusus agar alat music elektrik terdengar dengan
baik. Gedung konser musik jenis ini diharuskan memperhatikan masalah peletaka
speaker, arah speaker, dan kekuatan speaker sehingga suara suara yang dikeluarkan
speaker dapat dinikmati maksimal oleh seluruh penonton di gedung konser.
Ketentuan akustik yang baik dilihat secara fisik dari medan suara di dalam gedung
konser harus dapat memenuhi keinginan semua penonton di tempat duduknya masing-
masing, yang terdiri dari empat komponen utama. Komponen pertama adalah tingkat
kekerasan suara yang terdengar oleh telinga masing-masing penonton, atau dengan kata lain
transmisi suara harus berjalan baik, suara yang terdengar jernih, dan adanya uniformity of
sound pressure level (keseragaman tingkat tekanan udara pada suara). Komponen ini sangat
tergantung kepada karakteristik akustik dari alat music, posisi penempatan alat music di
panggung, kondisi ruang dari gedung konser, dan cara memainkan alat music tersebut. Saat
ini komponen ini telah ditunjang dengan sistem tata suara, namun berdampak pada
pengurangan kesan “alami” dari suara music yang dimainkan.
Komponen kedua yang mempengaruhi kondisi akustik adalah adanya waktu tunda
dari sampainya suara pantulan pertama akibat bidang bagian dalam ruangan gedung konser,
misalnya dinding, panggung, atau langit-langit dibandingkan suara langsung yang diterima
penonton dari alat music. Secara psikologis komponen ini dapat menyebabkan penonton
merasakan arah suara dan “kelebaran” dari sumber suara.
Komponen ketiga adalah adanya waktu dengung yang dirasakan oleh masing-masing
penonton di tempat duduknya. Waktu dengung adalah waktu dari bunyi yang berkepanjangan
sebagai akibat pemantulan bunyi yang berturut-turut dalam ruangan tertutup setelah sumber
bunyi dihentikan atau waktu yang dibutuhkan energy bunyi untuk meluruh hingga tidak
terdengar. Karakteristik ini sagat dipengaruhi oleh kondisi dimensi, ukuran, kapasitas tempat
duduk, jumlah penonton, dan juga karakteristik material bangunan pembentuk interior
gedung konser itu sendiri. Waktu dengung atau Reverberation Time (RT) yang terlalu pendek
akan menyebabkan ruangan terasa “mati”, sebaliknya RT yang pajag akan memberikan
suasana “hidup” pada ruangan. Material bahan penutup bidang permukaan interior yang
berkaitan dengan angka koefisien absorbs dan refleksi sangat mempengaruhi dalam besarnya
waktu dengung ruang konser. Waktu dengung untuk ruang konser musik pop adalah 1.4
hingga 2 detik, sedangkan ruang konser orkestra adalah 1.6 hingga 3 detik. Waktu dengung
yang disesuaikan dengan baik akan menyebabkan penonton merasakan kesan sedang
“diselimuti” oleh keindahan dan keagungan oleh suara music yang diperdengarkan, secara
TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN 2009
teknis hal tersebut hanya dapat dirasakan saat menghadiri ata menonton konser secara
langsung, dan menyebabkan penonton secara subjektif ingin menonton konser secara
langsung dibandingkan mendengarkan rekaman suara rekaman secara elektronik
menggunakan system perekaman dan pemutar ulang secangih mungkin.
Komponen keempat adalah kondisi suara yang diterima penonton berbeda antara
telinga kiri dan kanan, sehingga menimbulkan penonton merasakan kesan “merasakan ruang”
dari gedung konser dan menjadi dasar teknologi “stereo” di dalam hasil rekaman elektronik.
3 komponen yang pertama dijelaskan merupakan komponen fisik yang tergantung
kepada komponen temporal dan spectral dari medan suara. Komponen temporal sangat
dipengaruhi oleh waktu dan dinamika suara musik tersebut, sementara komponen spectral
dipengaruhi oleh frekuensi dari suara musik. Telinga manusia memiliki kemampuan untuk
mendengarkan suara tidak linier untuk semua frekuensi. Telinga normal akan peka terhadap
bunyi diantara range frekuensi audio sekitar 20 Hz sampai 20 kHz. Frekuensi yang lebih
tinggi dari 10 kHz dapat diabaikan peranannya dalam inteligibilitas pembicaraan atau
kenikmatan music. Bunyi terdiri dari banyak frekuensi, yaitu komponen frekuensi rendah,
tengah, dan tinggi. Hal tersebut berlaku juga untuk sensitivitas telinga manusia yang berbeda
untuk frekuensi rendah, medium, dan tinggi. Frekuensi standar yang dipilih secara bebas
sebagai wakil yang penting dalam akustik adalah 125, 250, 500, 1000, 2000, dan 4000 Hz,
atau 128, 256, 512, 1024, dan 4096 Hz. Komponen keempat merupakan komponen spatial
yang tergantung pada kondisi ruangan tersebut, tidak dipengaruhi oleh jenis atau karakteristik
suara dari sumber suara (alat musik dan suara vokal penyanyi). Ruangan yang dilengkapi
dengan sistem tata suara, maka karakteristik akustik loudspeaker dan juga penempatan
loudspeaker sangat menentukan komponen spatial yang dirasakan oleh penonton.
Kondisi ruang dari gedung konser dapat diatur untuk meningkatkan kualitas akustik di
ruangan, yaitu dengan mengatur layout/ denah lantai dan kondisi langit-langit. Bentuk layout/
denah lantai terdapat 4 macam, yaitu:
1. Lantai empat persegi
Bentuk lantai ini merupakan bentuk lantai historis dengan unsure tradisi yang menonjol
dan masih sering digunakan sampai saat ini dengan hasil yang baik. Pemantulan silang
antara dinding-dinding sejajar mengakibatkan bertambahnya kepenuhan nada yang sangat
diinginkan pada ruangan music, namun dapat juga mengakibatkan echo maupun flattered-
echo. Contoh ruang konser yang menggunakan bentuk lantai ini sejak abad XIX sampai
TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN 2009
awal abad XX yang kondisi akustiknya bagus ialah The Grosser Musikvereinssaal di
Viena, St, Andrew’s Hall di Glasgow, The Concertgebouw di Amsterdam, dan The Stadt-
Casiono di Basel.
2. Lantai bentuk kipas
Denah lantai berbentuk kipas dapat membawa penonton lebih dekat ke sumber bunyi
sehingga sangat memngkinkan untuk dibuat kontruksi balkon. Kondisi dinding belakang
yang dilengkingkan dan dinding depan yang dilengkungkan cenderung menciptakan
gema atau pemusatan bunyi.
3. Lantai bentuk tapal kuda
Denah lantai ini menggambarkan pengaturan tradisional dari gedung-gedung opera, yang
memiliki keistimewaan adanya kubus-kubus yang berhubungan atau ring of boxes yang
susunannya satu di atas yang lain. Kubus-kubus ini berperan secara efisien pada
penyerapan bunyi walaupun tanpa lapisan permukaan penyerapan bunyi.
4. Lantai melengkung
Bentuk lantai ini biasanya dihubungkan dengan atap kubah yang tinggi. Dinding-dinding
yang melengkung akan mengakibatkan terjadinya gema, pemantulan dengan waktu tunda
yang panjang, da adanya pemusatan bunyi. Contohnya adalah gedung Royal Albert Hall
di London.
Pengaturan kondisi langit-langit yaitu dibuat langit-langit dengan bentuk yang memantulkan
suara ke seluruh audience, sehingga kualitas suara yang terdengar akan lebih baik dan jernih.
Contohya ialah dengan membuat langit-langit dengan bentuk bergelombang. Material yang
digunakan diharuskan mampu mendistribusikan suara secara merata ke seluruh ruangan
sekaligus menghasilkan suara optimal. Detail material ruangan yang dipilih dilihat dari
dimensi ruangan dan bentuk ruangan harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan akustik.
Contohnya adalah kombinasi lantai kayu dengan karpet untuk tangga karena tangga adalah
ruang kosong yang dapat mengganggu akustik, selain itu dinding ruangan didesain dengan
prisma-prisma yang menonjol sebagai titikpemantulan suara agar suara yang terdengar makin
jelas. Uniformity of Sound Pressure Level yang dibutuhkan di ruang konser kurang lebih 6
desibell untuk seluruh area penonton. Angka 6 desibell akan menimbulkan suasan yang lebih
hening disbanding ketika sebuah masjid sedang kosong.
TUGAS INDIVIDU AKUSTIK FISIKA BANGUNAN 2009
Daftar Pustaka :
• http://digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/desi/2002/jiunkpe-ns-s1-2002-41498106-2500-
tunas_baru-chapter3.pdf
• http://merthayasa.wordpress.com/
• http://www.vokuz.com/forums/artikel-home-theater-high-end-audio-studio-musik-
akustik/
• http://www.usmarismailhall.com
•
•