Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.
Misalkan natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm, sedangkan kalium
pada 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk
mengubah tingkat elektronik suatuatom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat
spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom
pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat
eksitasinya pun bermacam-macam. Misalkan unsur Na dengan nomoratom 11
mempunyai konfigurasi elektron 1s 2 2s2 sp6 3s1, tingkat dasar untuk elektron
valensi 3s, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ke
tingkat 3p degan energi 2,2 eV ataupun ke tingkat 4p dengan energi 3,6 eV, masing-
masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589 nm dan 330 nm. Kita dapat
memilih di antara panjang gelombang iniyang menghasilkan garis spektrum yang
tajam dan dengan intensitas maksimum. Inilah yang dikenal dengan garis resonansi.
Spektrum atomik untuk masing-masing unsur terdiri atas garis-garis resonansi. Garis-
garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan
tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal
dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya (Khopkar, 2003)
Pada percobaan analisis spektrometri larutan tembaga ini hanya akan membahas
tentang penentuan panjang maksimum larutan CuSO4, pembuatan grafik kalibrasi
larutan CuSO4, penentuan konsentrasi sampel larutan saja.
I.4 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana cara menentukan panjang gelombang maksimum
serapan larutan CuSO4.
2. Mengetahui bagaimana cara membuat kurva kalibrasi larutan CuSO4.
3. Mengetahui bagaimana cara menentukan konsentrasi tembaga dalam sampel
larutan menggunakan spektrofotometer.
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.
Misalkan natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm, sedangkan kalium
pada 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk
mengubah tingkat elektronik suatuatom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat
spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom
pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat
eksitasinya pun bermacam-macam. Misalkan unsur Na dengan nomoratom 11
mempunyai konfigurasi elektron 1s 2 2s2 sp6 3s1, tingkat dasar untuk elektron
valensi 3s, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini dapat tereksitasi ke
tingkat 3p degan energi 2,2 eV ataupun ke tingkat 4p dengan energi 3,6 eV, masing-
masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589 nm dan 330 nm. Kita dapat
memilih di antara panjang gelombang iniyang menghasilkan garis spektrum yang
tajam dan dengan intensitas maksimum. Inilah yang dikenal dengan garis resonansi.
Spektrum atomik untuk masing-masing unsur terdiri atas garis-garis resonansi. Garis-
garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum yang berasosiasi dengan
tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar ataupun garis tidak berasal
dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya (Khopkar, 2003)
Pada percobaan analisis spektrometri larutan tembaga ini hanya akan membahas
tentang penentuan panjang maksimum larutan CuSO4, pembuatan grafik kalibrasi
larutan CuSO4, penentuan konsentrasi sampel larutan saja.
I.4 Tujuan
4. Mengetahui bagaimana cara menentukan panjang gelombang maksimum
serapan larutan CuSO4.
5. Mengetahui bagaimana cara membuat kurva kalibrasi larutan CuSO4.
6. Mengetahui bagaimana cara menentukan konsentrasi tembaga dalam sampel
larutan menggunakan spektrofotometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spektrometer
Jika suatu larutan yang mengandung suatu garam logam (atau suatu senyawa
logam) dihembuskan ke dalam suatu nyala (misalnya asetilena yang terbakar di
udara), dapatlah terbentuk uap yang mengandung atom-atom logam itu. Beberapa
atom logam dalam gas ini dapat dieksitasi ke tingkatan energi yang cukup tinggi
untuk memungkinkan pemancaran radiasi yang karakteristik dari logam tersebut;
misalnya warna kuning karakteristik mewarnai nyala oleh sebab senyawa natrium.
Inilah dasar spektrokopi emisi nyala (FES) yang dulu dirujuk sebagai fotometri nyala.
Tetapi jumlah jauh lebih besar dari atom logam bentuk gas itu normalnya tetap berada
dalam keadaan tak tereksitasi, atau dengan perkataan lain, dalam keadaan dasar.
Atom-atom keadaan dasar ini mampu menyerap energi cahaya yang panjang
gelombang resonansinya khusus untuknya, yang pada umumnya adalah panjang
gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom-atom itu bila tereksitasi dari keadaan
dasar. Jadi jika cahaya dengan panjang gelombang resonansi itu dilewatkan nyala
yang mengandung atom-atom yang bersangkutan, maka sebagian cahaya itu akan
diserap, dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom
keadaan dasar yang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari spektroskopi
serapan atom (AAS) (Bassett et all., 1994).
2.2 Tembaga
Ion yang paling sederhana yang bentuk tembaga dalam larutan adalah
hexaaquacopper biru khas (II) ion - [Cu (H 2 O) 6] 2 +.
Dikatakanlah, larutan natrium hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari ligan air
yang melekat pada ion tembaga.
Setelah ion hidrogen telah dihapus dari dua molekul air, Anda meninggalkan dengan
komplek tanpa biaya - kompleks netral. Hal ini tidak larut dalam air dan endapan
terbentuk.
kode warna adalah untuk menunjukkan bahwa ini bukan reaksi pertukaran ligan.
Oksigen yang awalnya melekat pada tembaga yang masih melekat di kompleks
netral.
Dengan jumlah kecil amonia, ion hidrogen ditarik dari ion hexaaqua persis seperti
dalam kasus ion hidroksida untuk memberikan kompleks netral yang sama.
Endapan larut Itu jika Anda menambahkan kelebihan amonia.Amonia menggantikan
air sebagai ligan untuk memberikan tetraamminediaquacopper (II) ion. Perhatikan
bahwa hanya 4 dari 6 molekul air diganti.
Perubahan warna:
Kita hanya mendapatkan endapan dari apa yang bias kita anggap sebagai tembaga (II)
karbonat.
Tingkat Ujian Dewan menginginkan ini, dan ini adalah penyederhanaan yang mereka
buatBahkan, presipitat lebih baik dijelaskan sebagai karbonat dasar dengan formula
jenis xCuCO 3, yCu (OH) 2, ZH 2 O.
Jika kita menambahkan asam klorida pekat ke dalam larutan yang mengandung
hexaaquacopper (II) ion, enam molekul air digantikan oleh empat ion klorida.
• Reaksi sederhana
Tembaga (II) ion iodida untuk mengoksidasi ion yodium, dan dalam proses itu sendiri
direduksi menjadi tembaga (I) iodida.
Campuran cokelat kotor awal memisahkan menjadi presipitat off-putih tembaga (I)
iodida bawah larutan yodium.
2.6 Menggunakan reaksi ini untuk menemukan konsentrasi tembaga (II)
Jika Anda pipet volume dikenal dari larutan yang mengandung tembaga (II) ion ke
dalam termos, dan kemudian menambahkan kelebihan larutan kalium iodida, Anda
mendapatkan reaksi yang kita miliki baru saja dijelaskan.
Anda dapat menemukan jumlah yodium dibebaskan oleh titrasi dengan larutan
natrium tiosulfat.
Sebagai solusi tiosulfat natrium dijalankan dari buret, warna iodium memudar. Ketika
hampir semua pergi, Anda menambahkan beberapa solusi pati. Ini bereaksi reversibel
dengan yodium untuk memberikan sebuah kompleks pati-yodium dalam biru yang
jauh lebih mudah untuk melihat.
Anda menambahkan beberapa tetes terakhir larutan natrium tiosulfat secara perlahan
sampai warna biru menghilang.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan :
1) Larutan CuSO4 1 M
2) Larutan CuSO4 yang belum di ketehui konsentrasinya
3) Kertas grafik atau program axcel.
Kesimpulan
Untuk pengukuran kuantitatif, panjang gelombang di atur pada nilai ynag
tepat, bergubungan dengan panjang gelombang maksimum dalam spektrum serapan.
Hubungan kuantitatif dengan konsentrasi komponen yang terlarut dikenal dengan
persamaan Beer-Lambert.
1. General Chemistry, 2nd ed., P.W Atkins, J.A Beran, 1990, Scientific
American Books
2. General Chemistry, Linus Pauling, 1970, Dover Publications, Inc. New York
TUGAS PENDAHULUAN
PERCOBAAN ANALISIS SPEKTROMETRI LARUTAN TEMBAGA
OLEH :
OLLA RAHMAWATI AFIF
D611 09 103
MAKASSAR
2010