Você está na página 1de 8

PENGUJIAN MUTU PAKAN AYAM

A. ACARA
Praktikum pengujian mutu pakan ayam, dengan parameter uji kadar air,
kadar protein, lemak, serat kasar, dan kadar abu.

B. PRINSIP
1. Kadar air
Kehilangan bobot pada pemanasan 105oC dianggap sebagai kadar air
yang terdapat dalam sampel.

2. Kadar Protein
Senyawa Nitrogen diubah menjadi senyawa Amonium Sulfat oleh H2SO4
pekat. Amonium Sulfat yang terbentuk diuraikan dengan NaOH. Amoniak yang
dibebaskan diikat dengan Asam Borat (H3BO3) dan kemudian dititar dengan
larutan asam standar.

3. Lemak
Ekstraksi lemak dengan pelarut non polar setelah contoh dihidrolisa
dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang terikat.

4. Serat kasar
Ekstraksi sampel dengan asam dan basa encer dapat memisahakan serat
kasar yang terdapat di dalam sampel dari bahan lain.

5. Kadar abu
Pada proses pengabuan zat-zat organik diuraikan menjadi air dan CO2,
tetapi bahan anorganik tidak.

C. TUJUAN
mengetahui tingkat mutu dari pakan ayam.
D. DASAR TEORI
 Pengujian Mutu
mutu suatu produk dan jasa dapat didefinisikan sebagai gabungan sifat-
sifat yang khas yang terdapat dalam suatu produk dan jasa dan dapat
membedakan setiap satuan produk dan jasa serta mempengaruhi secara nyata
penentuan derajat penerimaan konsumen terhadap produk dan jasa tersebut.
Menurut pengertian harfiahnya, pengujian bertujuan untuk menguraikan
suatu kesatuan bahan menjadi unsur-unsurnya atau untuk menentukan komposisi
kesatuan tersebut. Dalam memilih prosedur yang tepat tentunya tidak lepas dari
tujuan pengujian ini.

 Pakan Ayam
Pakan adalah istilah sesuatu bahan atau campuran yang dimakan oleh
ternak. Direktur Jendral Peternakan mengeluarkan peraturan tentang
pengawasan mutu bahan pakan dan produk dari semua pabrik pakan,
pemeriksaan ini dilakukan menurut metode standar yang telah ditetapkan dalam
A.O.A.C (Association of Official Agricultural Chemist).
Berdasarkan SNI 01-3929-2006 tentang pakan ayam petelur, pakan
(feed) merupakan campuran dari beberapa bahan baku pakan, baik yang sudah
lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan
mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat
dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya.

E. ALAT DAN BAHAN


1. Kadar Air

Alat Bahan
 Cawan platina  Sampel bungkil kedelai
 Oven
 Necara analitik
 Eksikator
 Spatula
2. Kadar Protein (Semi Mikro Kjeldahl)

Alat Bahan
 Destruktor  Sampel bungkil kedelai
 Labu Kjeldahl  Asam Sulfat (H2SO4) pekat
 Necara analitik  Selenium (Se)
 Beaker glass  Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 N
 Pipet volume  Asam borat (HBO3) 4%
 Pipet ukur  Indikator Phenolpthalein (PP) 1%
 Pipet tetes  Standardisasi NaOH dengan Asam
 Destilator Oksalat (H2C2O4)
 Buret
 Erlenmeyer

3. Lemak

Alat Bahan
 Soxhlet apparatus  Sampel bungkil kedelai
 Gelas piala  Aquadest
 Timbangan digital  Asam Klorida (HCl) 25%
 Hot plate  N-heksan
 Gelas arloji  Kertas lakmus
 Statif  Kertas saring
 Oven  Paper thimble
 Eksikator
 Gelas ukur
 Corong gelas

4. Serat kasar

Alat Bahan
 Neraca Analitik  Sampel bungkil kedelai
 Oven  H2SO4 1,25%
 Eksikator  NaOH 3,25%
 Spatula  Ethanol 96%
 Pinset  Kertas saring whatman
 Corong buchner No. 41
 Pompa vakum
 Cawan Petri/botol
timbang
 Cawan porselin
 Tanur
5. Kadar Abu

Alat Bahan
 Cawan porselen  Sampel bungkil kedelai
 Tanur (Muffle)
 Oven
 Neraca analitik
 Lampu Bunsen spirtus
 Eksikator

F. PROSEDUR
1. Kadar Air : Sesuai dengan SNI 01-2891-1992
2. Kadar Protein : Sesuai dengan SNI 01-2891-1992
3. Lemak : Sesuai dengan SNI 01-2891-1992
4. Serat Kasar : Sesuai dengan SNI 01-2891-1992
5. Kadar Abu : Sesuai dengan SNI 01-2891-1992

G. DATA PENGAMATAN
a. Data Hasil Pengujian

Parameter Uji Hasil Pengujian (%)


Kadar Air 10,06
Kadar Protein 21,57
Lemak 8,15
Serat Kasar 4,2
Abu 5,67
Karbohidrat (%) By 50,35
difference
Energi (Kkal) 590,109 Kkal

protein = 4,1 x 21,57 = 88,437 Kkal

Karbohidrat = 9,3 x 50,53 = 468,255 Kkal

Lemak = 4,1 x 8,115 = 33,415 Kkal +

Energi = 590, 107 Kkal


b. Persyaratan mutu standar Bungkil Kedelai berdasarkan SNI 01-3929-
2006 adalah sebagai berikut :

Komposisi Kimia Kadar


a. Air (%) maks 14,0
b. Protein kasar (%) min 16,0
c. Lemak Kasar (%) maks 7
d. Serat Kasar (%) maks 7
e. Abu (%) maks 14,0
f. Kalsium (Ca) % 3,25-4,25
g. Fosfor (P) total % 0,60-1,00
h. Fosfor (P) tersedia % min 0,32
i. Energi termetabolis (ME) Kkal min 2650
j. Total aflatoksin µg/Kg Maks 50,0
k. Asam amino
 Lisin % 0,8
 Metionin % 0,35
 Metionin + Sistin % 0,60

H. PEMBAHASAN
1. Kadar Air
Pengujian kadar air dilakukan dengan menggunakan metode pengeringan
atau thermogravitimetri. Dalam metode ini, sampel ditimbang dalam cawan
porselen (yang sudah diketahui bobot konstannya) sebanyak 1-2 gram,
kemudian sampel dalam cawan tersebut dimasukan kedalam oven dengan suhu
105oC selama 3 jam. Setelah 3 jam, sampel tersebut didiamkan dalam 15 menit
dalam eksikator kemudian ditimbang kembali hingga mencapai bobot konstan.
Hasil pengujian dan perhitungan, kadar air dalam pakan ayam adalah
10,06%. Berdasarkan persyaratan mutu pakan ayam dari SNI 01-3929-2006
kadar air untuk pakan ayam maksimal 14,0%, jika hasil pengujian ini
dibandingkan dengan persyaratan mutu dari SNI 01-3929-2006 tersebut maka
sampel pakan ayam tersebut memenuhi persyaratan mutu dari SNI 01-3929-
2006.

2. Kadar Protein
Pengujian kadar protein dilakukan dengan menggunakan metode semi
mikro kjeldahl. Dalam pengujian protein dengan metode ini, protein yang
ditentukan berdasarkan pada jumlah N sehingga hasil dari penentuan protein
dengan metode semi mikro kjeldahl ini merupakan protein kasar (Crude
Protein), hal ini dikarenakan senyawa N lain selain protein seperti urea, asam
nukleat, ammonia, nitrat, nitrit, asam amino, amida, purin dan pirimidin ikut
terhitung.
Tahapan pengujian protein dengan menggunakan metode semi mikro
kjeldahl adalah tahapan dekstruksi, destilasi, dan terakhir titrasi. Dari hasil
pengujian dan perhitungan, maka kadar protein kasar dalam sampel pakan ayam
adalah 21,57%. Jika hasil pengujian ini dibandingkan dengan persyaratan mutu
pakan ayam berdasarkan SNI 01-3929-2006, yang menyebutkan kadar protein
kasar minimal 16% maka hasil pengujian memenuhi persyaratan mutu pakan
ayam berdasarkan SNI 01-3929-2006.

3. Lemak
Lemak dan minyak atau secara kimiawi adalah trigliserida merupakan
bagian terbesar dari kelompok lipida. Pengujian kadar lemak dalam sampel
dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut non polar
setelah sampel dihidrolisa terlebih dahulu dalam suasana asam untuk
membebaskan lemak yang terikat.
Hasil analisa dari metode ini disebut sebagai lemak kasar (crude fat), hal
ini dikarenakan pengujian lemak dengan pelarut, selain lemak juga terikut
fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen yang lain.
Dari hasil pengujian dan perhitungan, maka kadar lemak dalam sampel
pakan ayam adalah 8,15%. Jika hasil pengujian ini dibandingkan dengan
persyaratan mutu pakan ayam berdasarkan SNI 01-3929-2006, yang menyatakan
bahwa kadar lemak dalam pakan ayam adalah tidak lebih dari 7,0%, maka hasil
pengujian serat kasar pada sampel tidak memenuhi persyaratan mutu SNI 01-
3929-2006.
4. Serat Kasar
Pengujian serat kasar dilakukan dengan ekstraksi sampel menggunakan
asam dan basa encer sehingga dapat memisahakan serat kasar yang terdapat di
dalam sampel dari bahan lain.
Dari hasil pengujian dan perhitungan, maka serat kasar dalam sampel
pakan ayam adalah 4,2%. Jika hasil pengujian ini dibandingkan dengan
persyaratan mutu pakan ayam berdasarkan SNI 01-3929-2006, yang menyatakan
bahwa serat kasar dalam pakan adalah tidak lebih dari 7%, maka hasil pengujian
serat kasar pada sampel memenuhi persyaratan mutu SNI 01-3929-2006.

5. Kadar Abu
Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan
organik. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan
cara pengabuan.
Pengujian kadar abu dilakukan dengan metode langsung atau metode
kering, yaitu dengan mengoksidasikan semua zat organik pada suhu yang tinggi,
yaitu sekitar 500-600oC dan kemudian dilakukan penimbangan zat yang
tertinggal setelah proses pembakaran tersebut. Sebelum proses pengabuan
dilakukan terlebih dahulu sampel diarangkan diatas Bunsen, hal ini dilakukan
untuk mempercepat proses pengabuan didalam tanur.
Dari hasil pengujian dan perhitungan, maka kadar abu dalam sampel
pakan ayam adalah 5,67%. Jika hasil pengujian ini dibandingkan dengan
persyaratan mutu pakan ayam berdasarkan SNI 01-3929-2006, yang menyatakan
bahwa kadar abu dalam pakan adalah tidak boleh lebih dari 14%, maka hasil
pengujian serat kasar pada sampel memenuhi persyaratan mutu SNI 01-3929-
2006.

6. Karbohidrat By Difference
Kadar karbohidrat dalam sampe pakan tidak diketahui melalui pengujian
melainkan melalui perhitungan dengan teori bahwa semua nilai gizi dalam
sampel dihitung 100%. Hasil pengujian kadar air, protein, lemak, serat kasar,
abu dijumlahkan dan sisanya dinyatakan merupakan kadar karbohidrat dalam
persen. Maka dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa kadar dari
karbohidrat adalah 50,35%.

I. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian mutu untuk sampel pakan ayam maka dapat
diketahui bahwa sampel mengandung kadar air sebanyak 10,06%; protein
21,57%; kedar lemak 8,15%; serat kasar 4,2%; dan kadar abu 5,67%.
Hasil pengujian tersebut dibandingkan dengan persyaratan mutu dari SNI
01-3929-2006, maka hasilnya semua parameter uji memenuhi persyaratan dari
SNI tersebut kecuali untuk kadar lemak. Karbohidrat dari sampel pakan ayam
tersebut adalah 50,35%, dan mengandung energy sebesar 590,109 Kkal.

J. DAFTAR PUSTAKA
 Sudarmadji, Slamet. 1996. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian.
Yogyakarta : Liberty.
 Winarno,F.G.1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
 Modul PJJ. Pengujian Mutu. VEDCA Cianjur

Você também pode gostar