Você está na página 1de 6

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN GLOBAL DELAY DEVELOPMENT


DI POLITUMBUH KEMBANG ANAK RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Anak

ENI WIDIYAWATI
15/392869/KU/18528

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

GLOBAL DELAY DEVELOPMENT


1. Definisi
Perkembangan yang terlambat (developmental delay) adalah ketertinggalan secara
signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi, atau perkembangan sosial
seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal seusianya. 2 Seorang anak dengan
developmental delay akan tertunda dalam mencapai satu atau lebih perkembangan
kemampuannya. Seorang anak dengan Global Developmental Delay (GDD) adalah anak
yang tertunda dalam mencapai sebagian besar hingga semua tahapan perkembangan pada
usianya. Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari populasi anak di dunia dan
sebagian besar anak dengan GDD memiliki kelemahan pada semua tahapan
kemampuannya.
Global Delay development merupakan keadaan yang terjadi pada masa
perkembangan dalam kehidupan anak (lahir hingga usia 18 bulan). Ciri khas GDD
biasanya adalah fungsi intelektual yang lebih rendah daripada anak seusianya disertai
hambatan dalam berkomunikasi yang cukup berarti, keterbatasan kepedulian terhadap
diri sendiri, keterbatasan kemampuan dalam pekerjaan, akademik, kesehatan dan
keamanan dirinya.
2. Epidemiologi
Sekitar 8 persen dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia memiliki
masalah

perkembangan

dan

keterlambatan

pada

satu

atau

lebih

area

perkembangan.2 Sekitar 1-3 % anak usia 0-5 tahun di dunia mengalami GDD.
Sementara di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan Stimulasi Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SSDIDTK). Hasilnya, dari 476 anak yang
diberi pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%) anak dengan kelainan tumbuh
kembang. Adapun lima jenis kelainan tumbuh kembang yang paling banyak dijumpai
adalah, Delayed Development (tumbuh kembang yang terlambat) sebanyak 22 anak,
Global Delayed Development sebanyak 4 anak, gizi kurang sebayak 10 anak,
Mikrochepali sebanyak 7 anak dan anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan
dalam beberapa bulan terakhir sebanyak 7 anak.

3. Patogenesis
Terdapat beberapa penyebab yang mungkin menyebabkan Global Delayed
Development dan beberapa penyebab dapat diterapi. Oleh karena itu, pengenalan dini
dan diagnosis dini merupakan hal yang penting. Beberapa etiologi yang lain diturunkan
secara genetik.
Penyebab yang paling sering adalah abnormalitas kromosom dan malformasi
otak. Hal lain yang dapat berhubungan dengan penyebab GDD adalah keadaan ketika
perkembangan janin dalam kandungan. Beberapa penyebab lain adalah infeksi dan
kelahiran prematur.

4. Perkembangan Anak dengan GDD


Komponen perkembangan yang diperiksa pada anak dengan GDD8:
a) Komponen motorik (kemampuan motorik kasar seperti bangkit berdiri, berguling,
danmotorik halus seperti memilih benda kecil).
b) Kemampuan berbicara dan bahasa(berbisik, meniru kata, menebak suara yang
didengar, berkomunikasi non verbal misalnya gesture, ekspresi wajah, kontak mata).
c) Kemampuan kognitif (kemampuan untuk mempelajari hal baru, menyaring dan
mengolah informasi, mengingat dan menyebutkan kembali, serta memberikan alasan).
d) Kemampuan sosial dan emosi (interaksi dengan orang lain dan perkembangan sifat dan
perasaan seseorang).

5. Gejala Klinis
Sebagian besar pemeriksaan pada anak dengan delay development difokuskan pada
keterlambatan perkembangan kemampuan kognitif, motorik, atau bahasa.6 Gejala yang
terdapat biasanya4:

a) Keterlambatan perkembangan sesuai tahap perkembangan pada usianya: anak


terlambat untuk bias duduk, berdiri, berjalan.
b) Keterlambatan kemampuan motorik halus/kasar
c) Rendahnya kemampuan social
d) Perilaku agresif
e) Masalah dalam berkomunikasi

6. Prognosis
Global Developmen Delay memiliki kemungkinan penyebab yang beraneka ragam.
Keterlambatan perkembangan dapat terjadi pada otak anak saat otak terbentuk pada masa
gestasi. Penyebab yang mungkin antara lain: lahir premature, kelainan genetic dan
herediter, infeksi, tetapi seringkali penyebab GDD tidak dapat ditentukan. Secara umum,
perjalanan penyakit GDD tidak memburuk seiring dengan waktu pertumbuhan anak.9

7. Diagnosis
Beberapa pedoman memberikan rekomendasi diagnosis4:
a) Pemeriksaan sitogenik
b) Pemeriksaan fragile X molecular genetic.
c) Pemeriksaan metabolic
d) Pemeriksaan neurologis: EEG, MRI

8. Penatalaksanaan

Tidak ada terapi khusus bagi penderita GDD, tetapi untuk beberapa keadaan dapat
dilakukan penatalaksanaan. Jika ditemukan masalah dalam pendengaran atau penglihatan,
dapat dilakukan koreksi. Perlu mengingat bahwa penyebab GDD dapat saja tidak
diketahui. Kepekaan terhadap keadaan-keadaan yang dapat membuat keterlambatan
perkembangan menolong tenaga medis, orang tua, maupun guru penderita GDD.

DAFTAR PUSTAKA
Tanuwijaya S. Kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra M, Sularyo S,
Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IGN, penyunting. Buku ajar tumbuh kembang
anak dan remaja, edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto.
Soetomenggolo TS. Pemeriksaan neurologis pada anak dan bayi. Dalam: Soetomenggolo
TS, Ismael S, penyunting. Buku ajar neurologi anak. Jakarta: Ikatan Dokter Anak;
1999.h.1-35

Você também pode gostar