Você está na página 1de 29

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI


Materi:
ALKOHOL
Oleh:
Sherly Zagita L.N

NIM: 21030113120023

Alfian Hayu Sudibya NIM: 21030113140157


Anna Pahmiasih

NIM: 21030113130111

Albert Iskandar K.

NIM: 21030113140150

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

Alkohol

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan resmi berjudul ALKOHOL yang disusun oleh:
Kelompok

: 4 / Rabu Pagi

Nama / NIM

: Sherly Zagita L.N

21030113120023

Alfian Hayu Sudibya

21030113140157

Anna Pahmiasih

21030113130111

Albert Iskandar K.

21030113140150

Telah diterima dan disetujui pada:


Hari

Tanggal :
Laporan disusun sebagai syarat untuk mengikuti responsi dan seminar Laboratorium
Mikrobiologi Industri.
Semarang,

Desember 2014

Mengetahui,
Asisten Pembimbing

Laboran Laboratorium
Mikrobiologi Industri

Fahri Rizki

Jufriyah, ST

NIM. 21030111130138

NIP. 19700109 199703 2 001


Menyetujui, Dosen
Pembimbing

Dr. Widayat, ST., MT.


NIP. 19720609 199803 1 001

RINGKASAN
Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol
Alkohol merupakan senyawa yang memiliki gugus R-OH. Salah satu proses
pembuatan alkohol adalah dengan fermentasi. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
membuat alkohol dari sari buah semangka dengan proses fermentasi, membandingkan
konversi alkohol hasil proses fermentasi sari buah nanas dengan variabel, konsentrasi
sari buah nanas, jenis starter dengan beda pH, dan penambahan jumlah %V starter yang
berbeda, serta untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada starter dan fermentasi alkohol.
Proses pembuatan alkohol salah satunya dengan fermentasi. Fermentasi adalah
pengubahan glukosa menjadi alkohol dengan menggunakan bantuan mikroorganisme
sacharomyces cerevesiae. Sebelum fermentasi dilakukan starter terlebi dahulu yang
berfungsi untuk memperbanyak yeast dan untuk adaptasi yeast tersebut sebelum di
fermentasi.
Bahan yang digunakan adalah sari buah nanas, (NH 4)2SO4 , MgSO4, Urea,
Glukosa anhidrit, NaOH, indikator MB, Aquadest, ragi roti, Fehling A dan Fehling B.
langkah kerja pertama kalinya adalah pembuatan starter terlebih dahulu dengan cara
mencampurkan sari buah nanas + (NH4)2SO4 + MgSO4 + Urea, lalu disterilkan dengan
dipanaskan, setelah itu didinginkan pada suhu ruang dan pH pada masing-masing
starter. Stater dilakukan dlam waktu 2 hari, selama 2 hari dihitung jumlah yeast
menggunakan hemositometer. Tahapan praktikum selanjutnya fermentasi alkohol yang
terdiri dari analisa glukosa standar, persiapan sari buah nanas, analisa kadar glukosa
sari buah nanas, penentuan kadar glukosa substrat, dan fermentasi sari buah yang
dilakukan selama 6 hari.
Dari percobaan di dapat bahwa pada hari ke - 0 jumlah mikroba masih sedikit,
meningkat pesat pada hari ke-1, dan mulai menurun pada hari ke-2; densitas semakin
bertambah umur hari maka densitas semakin meningkat; semakin bertambahnya umur
hari fermentasi maka kadar glukosa semakin menurun; pengaruh % volum dan kadar
urea tidak terlihat nyata dalam produksi etanol.
Kesimpulan dalam percobaan ini adalah pada hari ke-0 starter mengalami log
fase, saat hari ke-1 starter mengalami fase eksponensial, dan saat hari ke-2 starter
mengalami stationary fase; perkembangbiakan bakteri membuat densitas starter
semakin besar; semakin bertambahnya umur hari fermentasi kadar glukosa turun
karena glukosa dipecah menjadi etano; pengaruh % volum dan kadar urea tidak terlihat
nyata dalam produksi etanol karena konsentrasi yang belum optimal dari keduanya.
Saran untuk praktikum alkohol ini adalah mencuci alat sebelum dan sesudah
praktikum, teliti saat perubahan warna titrasi, menjaga suhu titrasi antara 60 oC - 70oC,
teliti dalam mengukur densitas.

Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol

SUMMARY
Alcohol is a compound that contain R-OH group. One of the alcohol making
process is fermentation. The aim of this experiment is to make alcohol from pinapple
extracts with fermentation process, compare the alcohol conversion of pinapple extracts
fermentation process yield with the variable, pinapple extracts concentration, the kind
of starter with different pH, and the addition of total %V of different starter, also to
know the phenomenon that occurs in starter and alcohol fermentation.
One of the alcohol making process is fermentation. Fermentation is a conversion
of glucose to alcohol using the help of saccharomyces cereviseae microorganism.
Before doing the fermentation, starter firstly used to multiply the yeast and to adapt the
yeast before fermentated.
The ingredients used are pineapple extract, (NH 4)2SO4 , MgSO4 , Urea,
anhydrous glucose, NaOH, MB indicator, Aquadest, bread yeast, Fehling A and B. The
first work steps is starter making by mixing pineapple extract + (NH 4)2SO4 + MgSO4 +
Urea, then it is sterilized by heating, after that it is cooled at room temperature and pH
of each starter. Starter done in 2 days, during 2 days the amount of yeast is counted
using hemocytometer. The next step of alcohol fermentation consists of standard glucose
analysis, pineapple extract preparation, analysis of glucose level of pineapple extract,
determination of substrate glucose level, and pineapple extract fermentation which is
done in 6 days.
From the experiments can be found in the day to - 0 number of microbes still
slightly, rising rapidly on day 1, and began to decline on day 2; increasing the density of
the age of the increasing density; the increasing age of the fermentation of the glucose
concentration decreased; % volume effect and urea levels are not evident in the
production of ethanol.
The conclusion of this experiment was on day 0 starter experiencing log phase,
while a Day 1 starter experiencing exponential phase, and time of day 2 starter
experience Stationary phase; proliferation of bacteria making starter greater density;
the increasing age of the fermentation of glucose because glucose is broken down into
etano; % volume effect and urea levels are not evident in the production of ethanol as
the concentration is not optimal from both. Suggestions for practical alcohol is washing
tools before and after practice, careful titration when the color changes, keeping the
temperature between 60oC titration - 70oC, thorough in measuring the density.

Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri
berjudul Alkohol dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
maka laporan ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdullah, M.S. selaku pembimbing penanggung jawab
Laboratorium Mikrobiologi Industri.
2. Bapak Dr. Widayat, ST., MT. selaku dosen pembimbing Laboratorium Mikrobiologi
Industri pengampu materi Alkohol.
3. Netya Shoma Siwi Pertiwi selaku koordinator asisten Laboratorium Mikrobiologi
Industri.
4. Fahri Rizki selaku asisten Laboratorium Mikrobiologi Industri pengampu materi
Alkohol.
5. Segenap teman-teman yang telah memberikan dukungan baik materil maupun
spiritual.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
segenap pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk
menuju kesempurnaan makalah ini.
Semarang,

Desember 2014

Penulis

Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol

DAFTAR ISI

Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol

DAFTAR TABEL

Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol

DAFTAR GAMBAR

Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol

BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Tujuan Percobaan
I.3. Manfaat Percobaan

Laboratorium Mikrobiologi Industri

Alkohol

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pengertian Umum Alkohol
Alkohol adalah senyawa yang memiliki rumus molkul R-OH gugus alkil
tersubstitusi. Gugus ini bisa alkohol primer, sekunder, tersier bisa juga rantai
terbuka. Ikatan rangkap ataupun rantai tertutup/siklis yang berikatan dengan
gugus aromatis. (Organic Chemistry 3 th hal 492-493). Alkohol dapat dibuat
dari bahan yang mengandung gula atau dari bahan yang dapat dijadikan
gula. Bagi bahan bergula pembuatan alkohol lebih sederhana. Untuk bahan yang
dapat dijadikan gula diperlukan proses pendahuluan yang disebut sacharifikasi,
macam-macam proses sacharifikasi :
1. Sacharifikasi secara kimia
Contohnya hidrolisa secara kimia dengan katalisator asam, misalnya
hidrolisa pati dengan katalisator HCl ataupun H2SO4
2. Sacharifikasi secara biokimia
Yaitu dengan aktivitas enzim misalnya amilase dan selulosa, misalnya
sacharifikasi pati secara biochemist dengan amilase.
II.2. Pembuatan Starter
Tujuan pembuatan starter untuk memperbanyak yeast dan untuk melatih
yeast tersebut pada kondisi yang akan difermentasi. Syarat yeast yang dapat
dipakai dalam proses fermentasi :
a. Mempunyai kemampuan tumbuh dan berkembang biak dengan
cepat dalam membuat struktur yang sesuai.
b. Dapat menghasilkan enzim dengan cepat untuk mengubah
gula menjadi alkohol.
c. Mempunyai daya fermentasi yang tinggi terhadap glukosa,
fruktosa, galaktosa dan maltosa.
d. Tahan terhadap mikroba lain.
II.3. Teori Fermentasi
Fermentasi berasal dari kata fervere yang berarti mendidih. Hal ini tejadi
pada gejala fermentasi yang terlihat gelembung udara yang merupakan akibat
Laboratorium Mikrobiologi Industri

10

Alkohol
katabolisme anaerob yang menghasilkan CO2. Mulanya fermentasi digunakan
untuk menujukan proses perubahan glukosa menjadi alkohol yang berlangsung
anaerob, kemudian berkembang menjadi seluruh perombakan senyawa organic
yang dilakukan mikroorganisme yang melibatkan enzim yang dihasilkannya.
Produk fementasi dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu produk biomassa,
produk enzim sintesis, produk metabolit primer serta produk transformasi.
(Diktat Mata Kuliah Mikrobiologi Industri hal 1-2)
II.4. Penyiapan Bersih
Yeast yang digunakan sebagai starter harus murni, volume untuk
pemasukan harus agak besar dengan Aceptac Perth yang telah steril dimasukan
dalam media pembiakan. Ditulari dengan yeast murni, lalu dimasukan ke dalam
tabung yeast. Dalam tabung ini ditambahkan asam sulfat dan ammonium sulfat
sehingga PH 4-5 dan suhu diatur 25-80oC.
Hasil dari tabung yast dimasukan ke dalam ruang fermentasi. Pada
mulanya yeast memerlukan O2 untuk pertumbuhannya maka pada larutan
anaerob

diberikan

O2,

setelah

terjadi

CO2

anaerob,pemberian O2 dihentikan dan diusahakan

dan
tidak

reaksi
ada

O2

menjadi
yang

masuk pada ruang fermentasi. Suhu selama fermentasi harus dijaga pada
kondisi optimum antara 20-30oC, waktu fermentasi biasanya 30-70 jam.
Tergantung pada suhu fermentasi, konsentrasi gula dan faktor lain.
(Buku Petunjuk Prsktikum Mikrobiologi Industri)

II.5. Mekanisme Fermentasi Alkohol


glukosa
ethanol

jalur HDP

2NAD, 2NaOH

2 piruvat
2 Asetaldehid

Laboratorium Mikrobiologi Industri

11

Alkohol
CH3- CO-KOA + NADH

dihidrogenasi Asetaldehid + NADH

CH3COCOH

Piruvat dkarboksilasi

CH3CHO + CO2

CH3NADH3

Piruvat dkarboksilasi

CH3CH2OH + NAD

CH3CHO + KOA

Fermentasi alkohol dapat menggunakan bakteri

lajur

peruraian glukosa

melalui jalur HDEP, namun demikian dapat dengan bakteri yang melalui jalur
HDP seperti Sarcins Ventricoli.
ATP
Glukosa
ADP

Heksokinase
Glukosa 6 Phosphat

NAD, NADH
6 Phosphat glukonat
H2O

Phospoglukonat dehidrase

2 Keto 3 deoksiglukonat 6 Phosphat


(KDOP)

NAD
NADH 2 piruvat
2 ADP, 2 ATP
Acetaldehid

Gliseraldehid 3 Phospat + CO2

NADH, NAD
Etanol
Laboratorium Mikrobiologi Industri

12

Alkohol
II.6. Langkah Fermentasi Alkohol
1) Persiapan Inokulum
2) Persiapan Media
3) Fermentasi
4) Analisa Ethanol
5) Analisa Glukosa
II.7. Komposisi Utama Proses Fermentasi
1) Fermentasi media
2) Sterilisasi media, fermentasi dan peralatan
3) Produk starter yang aktif, murni untuk inokulasi skala tangki industri
4) Pemeliharaan, pertumbuhan mikroorganisme pada aktivitas yang
optimum untuk pembentukan produk.
5) Pemindahan dan pemurnian
II.8. Fungsi Aerasi Pada Pertumbuhan Yeast
1)
2)
3)
4)

Mencegah terjadinya fermentasi dan menaikan respirasi


Memberikan pengadukan terhadap medium
Mengeluarkan bahan-bahan beracun
Merangsang sel vegetatif untuk tumbuh

II.9. Hal - Hal yang Mempengaruhi Fermentasi


1) Kadar gula

: 10-18%

2) pH

: 4-4,5

3) Waktu

: 7 hari

4) Suhu
5) Nutrien

: 80oF
: mengandung unsur makro dan mikro nutrient

6) Volume Starter

: 5%V

7) Pemilihan Yeast

: sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan

8) O2
II.10. Fungsi Reagen

: tidak diperlukan

1. Glukosa
: Bahan yang akan difermentasikan
Sebagai
sumber
nutrient
2. KH2PO4 DAN MgSO4.7H2O :
mempercepat
3. NaOH
4. H2SO4

pertumbuhan mikroba
: Pengaturan PH (menetralkan PH)
: Pengaturan PH

Laboratorium Mikrobiologi Industri

13

untuk

Alkohol
5. Indikator MB

: Untuk titrasi saat menganalisa kadar glukosa

6. Aquadest
7. Ragi

sebelum dan sesudah fermentasi


: Untuk pengenceran
: Sebagai sumber mikroorganisme

8. Fehling A+B
II.11. Manfaat Alkohol

(Saccaromyces Cereviceae)
: Untuk titrasi / penentuan TAT

Bahan obat-obatan
1. Industri farmasi
2. Pembuatan minuman
3. Pemberi aroma
4. Zat pembunuh kuman
5. Bahan bakar
6. Pelarut
7. Reagensia
8. Bahan baku sintesa
II.12. Bioetanol
Bioetanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair pengolahan
tumbuhan) disamping biodiesel. Bioetanol adalah etanol yang dihasilkan dari
fermentasi glukosa yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Proses destilasi
menghasilkan etanol dengan kadar 95% volume, untuk digunakan sebagai bahan
bakar (biofuel). Bahan baku bioetanol yang dapat digunakan antara lain ubi kayu,
tebu, sagu, dll.
Etanol dari pati akan terbentuk jika pati atau amilum diubah dulu menjadi gula
sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) melalui reaksi hidrolisis dan
dilanjutkan dengan fermentasi alkohol yang mengubah glukosa menjadi etanol
dengan menambah yeast atau ragi. Reaksi hidrolisis merupakan reaksi yang
berlangsung lambat karenanta untuk mempercepat laju reaksi sering ditambah
katalis. Katalis yang dapat dipakai pada reaksi hidrolisis pati adalah katalis asam,
seperti H2SO4 dan HCl.
Secara umum proses pengolahan bahan berpati seperti ubi kayu , tebu, dan
sagu untuk menghasilkan bioetanol dilakukan dengan proses berurutan. Dimulai
dari proses hidrolisis yakni proses konversi pati jadi glukosa. Pati sendiri terbagi 2
yaitu amilosa (fraksi terlarut) dengan struktur lurus dan amilopektin (fraksi tidak
terlarut) dengan struktur cabang.
Laboratorium Mikrobiologi Industri

14

Alkohol
Tahap kedua adalah proses fermentasi untuk mengkonversi glukosa menjadi
etanol dan CO2. Fermentasi etanol adalah perubahan 1 mol gula menjadi 2 mol
etanol dan 2 mol 3O2. Pada proses fermentasi etanol, khamir terutama akan
memetabolisme glukosa dan fruktosa membentuk asam piruvat melalui tahapan
reaksi pada jalur Embolen - Meyerhof - Parnas, sedangkan asam piruvat yang
dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi asetaldehid yang kemudian mengalami
dehidrogenasi menjadi etanol (Amerine. et. al 1987)
Khamir yang sering digunakan adalah saccharomycefs cereviciae karena jenis
ini dapat berproduksi tinggi, toleran terhadap alkohol yang cukup tinggi tahan
terhadap kadar gula yang tinggi dan tetap aktif melalukan fermentasi pada suhu 4 320C.
Setelah proses fermentasi selesai, dilakukan destilasi untuk memisahkan
etanol. Distilasi merupakan pemisahan komponen berdasarkan titik didihnya. Titik
didih etanol murni adalah 780C sedangkan adalah 1000C (kondisi standar). Dengan
memanaskan pada suhu 780C - 1000C mengakibatkan sebagian besar etanol
menguap dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan
konsentrasi 95% volume.
(Musanif, Jamil, 2011)

Laboratorium Mikrobiologi Industri

15

Alkohol

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Bahan dan Alat yang Digunakan
III.1.1. Bahan:
1. Glukosa
2. KH2PO4

g/l

6. Aquadest
7. Fehling A+B
8. Ragi roti 4 g/l
9. Semangka 2500ml
10. Alumunium foil
11. Urea 8 g/l

dan

Mg2SO4 2 g/l
3. NaOH
4. H2SO4
5. Indikator MB
12.

III.1.2. Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

15.

Beaker glass
Kompor listrik
Indikator pH
Labu takar
Cawan petri
Buret
Statif

8. Klem
9. Erlenmeyer
10. Pipet tetes
11. Gelas ukur
12. Panci
13. Picnometer
14. Timbangan

III.2. Gambar Alat

Laboratorium Mikrobiologi Industri

16

Alkohol

16.

a.

17.

d.

b.

c.

e.

Laboratorium Mikrobiologi Industri

f.

17

Alkohol

20.

18.

g.

19.

j.

h.

i.

k.

l.

III.3. Keterangan Alat


a. Beaker glass

Laboratorium Mikrobiologi Industri

18

Alkohol

21.

22.

b. Kompor listrik
c. Indikator pH
d. Labu takar
e. Cawan petri
f. Buret, statif, dan klem
g. Erlenmeyer
h. Pipet tetes
i. Gelas ukur
j. Panci
k. Picnometer
l. Timbangan
III.4. Variabel Percobaan
Variabel tetap
: pH, ragi roti, MgSO4, KH2PO4
Variabel kontrol : suhu, volume, urea
III.5. Cara Kerja
23.
III.5.1. Pembuatan Starter
a. Sari buah sebanyak 250 ml ditambahkan 1 gr/l KH 2PO4, 1 gr/l MgSO4,
b.
c.
d.
e.
f.

dan urea 2 gr/l.


Larutan tersebut disterilkan dengan cara dididihkan.
Adonan didinginkan sampai dengan suhu kamar. pH diatur hingga 4,5.
Ragi / fermipan sebanyak 2 gr/l ditambahkan ke dalam larutan tesebut.
Simpan adonan pada suhu ruangan dan suhu inkubator
Jamur/spora dan densitas dalam larutan dihitung setiap hari selama 2

24.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

hari sampai dengan konstan.


Cara Perhitungan Jumlah Mikroorganisme dengan Hemositometer
Sampel sebanyak 1 ml diencerkan 100x.
Sampel diteteskan pada meja hemositometer.
Hemositometer diletakkan pada mikroskop.
Gambar/preparat dicari dengan mengatur perbesaran.
Jumlah spora dihitung pada ruang hemositometer,
Jumlah spora/mikroorganisme dihitung dengan mengalikan faktor
pengenceran
25.
29.
33.
37.
41.

26.
30.
34.
38.

27.
31.
35.
39.

28.
32.
36.
40.

42.
46.
50.
54.

43.
47.
51.
55.

44.
48.
52.
56.

45.
49.
53.
57.
58.

Laboratorium Mikrobiologi Industri

59.
19

60.

61.

Alkohol

74.
78.
82.
86.
90.

75.
79.
83.
87.

76.
80.
84.
88.

62.
66.
70.
77.
81.
85.
89.

63.
67.
71.

64.
68.
72.

65.
69.
73.

91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100. 101. 102.
103. 104. 105. 106.
107. Gambar 3.1. Tampilan Hemositometer Menggunakan Mikroskop
108. Jumlah mikroorganisme per sample:
1
x fp x total volume starter
5
3
109.
80 x 25.10 x 10
110.
III.5.2. Fermentasi media
1 1 1 . III.5.2.1. Analisa Glukosa Standar
a. Pembuatan glukosa standar
b. 1,25 gram glukosa anhidrit dilarutkan dengan aquadest pada labu
takar 500ml
c. Standarisasi kadar glukosa
1. 5 ml glukosa standar, d i encerkan sampai 100 ml,
d i ambil 5 ml, dinetralkan pHnya.
2. Larutan ditambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B
3. Lrutan dipanaskan hingga 60o - 70oC.
4. Larutan dititrasi dengan glukosa standar sambil dipanaskan
60-70oC sampai warna biru hampir hilang lalu ditambahkan
2 tetes MB.
5. Larutan dititrasi lagi dengan glukosa standar sambil
dipanaskan 60o - 70oC sampai warna biru menjadi merah bata
6. Kebutuhan titran dicatat volumenya
112.
F = V titran
113. III.5.2.2. Persiapan Sari Buah
a. Sari buah yang telah bebas dari ampas disiapkan
sebanyak 2000ml.
b. Sari buah disterilkan dengan cara didihkan.
c. Adonan didinginkan sampai suhu kamar, lalu diatur
pH 4,5
114. III.5.2.3. Mengukur Kadar Glukosa Sari Buah
Laboratorium Mikrobiologi Industri

20

Alkohol
a. Ukur densitas sari buah
b. Cari M
1. 5 ml sari buah, diencerkan hingga 100 ml, diambil 5 ml dan
dinetralkan pHnya.
2. Larutan ditambahkan 5 ml fehling A dan 5 ml fehling B,
ditambahkan 5 ml glukosa standar yang telah diencerkan.
3. Larutan dipanaskan hingga 60o - 70oC.
4. Larutan dititrasi dengan glukosa standart sambil dipanaskan
60o - 70oC, sampai warna biru hampir hilang, lalu
ditambahkan 2 tetes MB.
5. Larutan dititrasi lagi dengan glukosa standar sambil
dipanaskan 60o - 70oC sampai warna biru menjadi merah bata
6. Kebutuhan titran dicatat volumenya.
115.
M = V titran
c. Kadar glukosa sari buah diukur dengan rumus berikut:
116.

( FM ) x
117.

%SB=

V total V pengenceran
x
V titrasi V yang diambil
x 100 x 0,0025 III.5.2.4.
V total x

Penentuan Kadar Glukosa Substrat


a. Kadar glukosa substrat sebelum fermentasi diatur sebesar 10%
118.
Contoh : Bila dalam substrat kita menginginkan kadar

120.

glukosanya 14%
119.
Bila %SB > 14%, perlu diencerkan :
%SB x V SB x SB
14 =
x 100
( V aq x aq )+(V S B+ SB)

121.
Bila %SB < 14%, perlu ditambah sukrosa :
180 X +(%SB x V SB x SB)
x 100
122. 14 =
342 X +(V SB x SB)
123.
Berat sukrosa = X mol. 342 gr/mol = Y gram
124.
Y gram dilarutkan ke dalam substrat tersebut
125.
126. III.5.2.5. Fermentasi Media Sari Buah
a. Substrat yang telah diatur kadar glukosanya diambil.
b. Substrat ditambahkan starter sesuai variabel.
c. Densitas dan volume konstan diukur sebelum fermentasi.
d. Fermentasi anaerob selama 3 hari.
127.
III.5.3. Analisa Hasil
1. Densitas diukur setelah fermentasi
Laboratorium Mikrobiologi Industri

21

Alkohol
2. F dan M dicari
3. Kadar glukosa hasil fermentasi dianalisa dengan rumus :
V total V pengenceran
( FM ) x
x
V
titrasi
V yang diambil
128.
%h=
x 100 x 0,0025
V total x

Laboratorium Mikrobiologi Industri

22

e. BAB IV
f. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
g.

h. BAB V
i. PENUTUP
j.

k. DAFTAR PUSTAKA
l.

m. LEMBAR PERHITUNGAN
n.

o. LAPORAN SEMENTARA
p.

q. KUANTITAS REAGEN
r.

s. LEMBAR ASISTENSI
t.

Você também pode gostar