Você está na página 1de 3

Nomor:

Bandung, 3 Januari 2014

Kepada Yth
PT. UTAMA MILK INDUSTRI & TRADING COMPANY Tbk.
Di Tempat
Perihal: Management Letter atas Informasi Umum Berkaitan dengan PT. UMITC, Tbk.

Dalam perencanaan pelaksanaan audit Laporan Keuangan PT. UTAMA MILK INDUSTRI &
TRADING COMPANY Tbk. untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013, kami melakukan
pemahaman atas struktur pengendalian intern dan kewajaran pembukuan, struktur pengendalian
intern dan kewajaran pembukuan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.
Dari pemahaman tersebut kami menemukan beberapa permasalahan yang kami pandang
merupakan kondisi yang perlu diperhatikan menurut standar auditing yang ditetapkan IAPI.
Kondisi yang perlu diperhatikan mencakup permasalahan yang menyangkut kekurangan yang
material dalam rancangan dan pelaksanaan struktur pengendalian intern, pembukuan dan operasi
PT. UTAMA MILK INDUSTRI & TRADING COMPANY Tbk. yang menurut kami
memperngaruhi kemampuan pertanggungjawaban keuangan PT. UTAMA MILK INDUSTRI &
TRADING COMPANY Tbk.
Secara ringkas permasalahan dan rekomendasi yang saya ajukan adalah sebagai berikut:
1. PT. UMITC mengalami kesulitan dalam menagih piutang kepada Ratna Supermarket
diakibatkan oleh adanya relasi antara Ratna Supermarket dan PT.UMITC yaitu hubungan
adik ipar direktur. Ratna Supermarket ternyata berada dalam krisis keuangan. Mengacu
kepada SA Seksi 120.1 mengenai Prinsip Objektivitas yang mengharuskan untuk tidak
membiarkan benturan kepentingan, PT. UMITC, Tbk. membiarkan Ratna Supermarket
untuk menunda pelunasan piutang yang kemungkinannya dapat mengakibatkan kerugian
bagi PT. UMITC, Tbk. Seharusnya, PT. UMITC, Tbk. menerapkan SA Seksi 110. 1
tentang Prinsip Integitas yang mewajibkan setiap praktisi untuk adil dalam hubungan
professional dan hubungan bisnisnya. Seharusnya PT. UMITC, Tbk. memberlakukan
Prinsip Objektivitas tersebut dengan tidak memandang atau membedakan perilaku
terhadap setiap konsumen. (KASUS 6)
2. Adanya perbedaan dalam saldo tagihan PT. Semanis Madu per 31 Desember 2013
sebesar Rp2.306.630.000. Perbedaan tersebut timbul akibat adanya pembayaran oleh

direktur yang bersangkutan pada tanggal 22 Desember 2013 yang belum dicatat oleh
perusahaan. Hal ini jelas melanggar SA Seksi 150.1 tentang Perilaku Profesional bahwa
prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan
dan peraturan yang berlaku, pada kejadian ini pembayaran yang dilakukan konsumen
ternyata belum dicatat oleh perusahaan dan bisa saja merugikan pihak debitur dan juga
dapat mengakibatkan kesalahpahaman. Seharusnya PT. UMITC, Tbk. mematuhi setiap
ketentuan yang ada diperusahaan dengan mencatat pembayaran dari konsumen pada saat
diterima pelunasannya. (KASUS 7)
3. Ditemukan faktur yang sudah diterima pembayarannya ataupun yang belum diterima,
disimpan dalam binder yang sama dan tidak terdapat cap LUNAS. Mengacu pada SA
Seksi 110.2 tentang Prinsip Integritas yang menyatakan bahwa kesalahan yang material
atau pernyataan yang menyesatkan yang dapat merugikan perusahaan, dimana dengan
tidak adanya perbedaan terhadap faktur yang sudah diterima atau belum pembayarannya
akan mengakibatkan penagihan kepada konsumen secara double (lebih dari satu kali)
atau tidak dilakukannya penagihan terhadap konsumen. Haltersebut dapat mengakibatkan
hilangnya kepercayaan konsumen terhadap PT. UMITC, Tbk. Seharusnya PT. UMITC,
Tbk. memberlakukan Prinsip Integritas agar tidak terjadi kesalahpahaman(KASUS 8)
4. Tidak teraturnya warna dalam salinan faktur yang disimpan. Melihat Prinsip Integritas
110.2 mengenai pernyataan atau informasi yang diberikan tidak secara hati-hati. Selain
dapat mengakibatkan salahnya informasi, hal tersebut juga dapat mengakibatkan
perusahaan kesulitan dalam membedakan mana arsip perusahaan dan mana yang harus
diberikan kepada konsumen. Seharusnya PT. UMITC, Tbk.memberlakukan Prinsip
Integritas agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan yang berlaku. (KASUS
8)
5. Terdapat salah pencatatan yang dilakukan PT. UMITC, Tbk. salah satunya adalah adanya
pinjaman yang dilakukan Sdr. Andika untuk berobat orangtuanya yang sedang sakit,
dimana PT. UMITC, Tbk.

ternyata mencatatnya sebagai pengurang utang usaha,

seharusnya dicatat sebagai piutang lain-lain. Seharusnya PT. UMITC, Tbk.menganut SA


Seksi 110.2 tentang Prinsip Integritas. (KASUS 10)
6. Belum dituangkannya kebijakan mengenai tarif penyusutan tahunan dalam buku
pedoman kebijakan akuntansi dan keuangan tetapi ternyata sudah diterapkan sejak lama.
Ditemukan beberapa peralatan inventaris yang tidak digunakan, akan tetapi biaya

penyusutannya tetap dianggap ada. Hal ini kemungkinan akan membuat perusahaan
mengalami kesulitan bila nantinya perusahaan tidak menerapkan kebijakan tersebut,
karena tarif penyusutan yang sudah diterapkan tidak memiliki bukti. Hal tersebut akan
membuat kecurigaan di pihak auditor eksternal maupun pemerintah mengenai asal mula
penyusutan tersebut. Melihat Seksi 110.2 tentang penghilangan atau penyembunyian
yang dapat menyesatkan atas informasi yang seharusnya diungkapkan, hal tersebut
dipandang bertentangan. Seharusnya PT. UMITC, Tbk. lebih memperhatikan inventaris
agar tidak menimbulkan kerugian. (KASUS 11)
Berdasarkan informasi umum dan temuan yang saya dapatkan di PT UMITC, Tbk. ,
perusahaan tersebut dinyatakan wajar dengan pengecualian. Dengan alasan bahwa di dalam
perusahaan masih terdapat kesalahan-kesalahan yang material

Você também pode gostar