Você está na página 1de 2

Anak tirikan SBMPTN, SMA Negeri 8 Yogyakarta

Pentingkan UN?
Siswa kewalahan, pihak SMA Negeri 8 Yogyakarta mengaku
masih pentingkan Ujian Nasional (UN) demi menjaga nama
baik di kalangan sekolah elit di Yogyakarta.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah
mengumumkan berita resmi terkait pelaksanaan Ujian Nasional (UN)
yang akan dilaksanakan pada 4 April 2016. Bertepatan setelah itu,
Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) akan
diselenggarakan mulai 9 Juni 2016. Sebagai salah satu sekolah favorit
di Yogyakarta, SMA Negeri 8 Yogyakarta turut unjuk gigi dalam
memperlihatkan persiapannya.
Namun, persiapan SMA 8 Yogyakarta dalam menghadapi UN dan
SBMPTN sendiri dinilai tidak seimbang. Christopher Triyoso, siswa
SMA 8 Yogyakarta, mengaku program-program sekolah yang
dijalaninya hanya berorientasi pada Ujian Nasional (UN) saja.
Kalau untuk UN, persiapannya sudah bagus. Tapi tidak mungkin
semua siswa akan diterima lewat jalur SNMPTN, sehingga sekolah
seharusnya lebih mempersiapkan untuk kemungkinan terburuk
apabila siswa harus menempuh jalur SBMPTN, ujar siswa yang akrab
disapa Ito.
Hal ini terbukti dari program pendalaman materi yang dilakukan bagi
kelas XII. Program ini berbeda antara siswa reguler dan akselerasi.
Pada pelaksanaannya, keduanya sama-sama berorientasi pada
materi Ujian Nasional (UN) saja.
Menurut Drs. Edi Supriyanto, guru bimbingan konseling SMA Negeri 8
Yogyakarta, kejadian ini disebabkan oleh kurangnya adaptasi SMA
Negeri 8 Yogyakarta terhadap perubahan orientasi yang sebelumnya
Ujian Nasional (UN) menjadi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN). Selain itu, hal ini dilakukan demi menjaga nama
baik SMA Negeri 8 Yogyakarta di kalangan sekolah elit Kota
Yogyakarta.
Berpangkal dari persoalan di atas, terdapat beberapa solusi yang
dapat dilakukan siswa maupun dari pihak sekolah sendiri. Beberapa
siswa mengaku mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah untuk
berjaga-jaga jika tidak lolos seleksi SNMPTN. Namun, ada pula siswa

yang mengaku tidak melakukan persiapan sama sekali dikarenakan


percaya akan diterima SNMPTN. Solusi lain menurut Edi, adalah
memohon kepada pihak Wakil Kepala Kurikulum SMA 8 Yogyakarta
sendiri agar lebih mempersiapkan seleksi SBMPTN lebih dini.

Você também pode gostar