Você está na página 1de 6

Kata gereja dalam bahasa Indonesia mengacu kepada bahasa Portugis

igreja. Namun, istilah gereja dalam Alkitab, dalam bahasa aslinya (Yunani)
menggunakan dua istilah yaitu ekklesia dan kuriakon.
Ekklesia artinya dipanggil keluar. Orang-orang yang pertama dipanggil keluar
adalah murid-murid Yesus yang pertama (Mat 4:18-22). Dari sini kita
mendapatkan pemahaman bahwa kata gereja mengacu kepada pribadipribadi, yaitu orang-orang sebagai pribadi ataupun kelompok yang bersekutu
bersama-sama. Bahkan dimana ada dua atau tiga orang berkumpul dalam
nama Yesus, di situ Dia ada (Mat 18:20). Istilah lain yang digunakan adalah
jemaat. Dari konsep ini gereja juga dipahami berfungsi sebagai organisme
dan organisasi.
Ayat-ayat di Alkitab menunjukkan perbedaan antara Gereja lokal dan Gereja
Universal. Semua orang yang percaya di dalam Yesus untuk keselamatan
adalah bagian dari Gereja Universal. Tetapi hanya apabila mereka
bergabung di dalam sebuah tubuh lokal dari orang-orang beriman maka
disebut sebagai gereja lokal.
Jemaat lokal yang terdiri dari orang-orang yang telah diselamatkan dan
digembalakan oleh seorang Gembala adalah tubuh Tuhan. Juga disebut
mempelai wanita dengan Kristus sebagai mempelai pria. Dalam perannya
terhadap dunia ia disebut tiang penopang dan dasar kebenaran, yaitu
tempat bagi manusia di dunia untuk mendapatkan kebenaran. Sekumpulan
orang bisa disebut Jemaat Tuhan atau mempelai Kristus, atau tiang
penopang dan dasar kebenaran, harus memenuhi dua syarat utama,
yaitu; terdiri dari orang-orang yang telah lahir baru dengan keanggotaan
yang jelas, dan digembalakan oleh seorang yang mengasihi Tuhan.
Contoh-contoh dari gereja lokal: Paulus menulis surat kepada Gereja-gereja
lokal (misalnya: Galatia) yang mempunyai pemimpin-pemimpin khusus .
Yesus juga berbicara pada perkumpulan-perkumpulan lokal, dan
menunjukkan kebutuhan-kebutuhan mereka yang khusus sebagai tubuh .
Orang-orang beriman lokal ini berkumpul bersama-sama secara teratur.

untuk berdoa, mengajar dan bersekutu. Baru setelah itu mereka akan benarbenar mengerti bagaimana untuk menjadi anggota yang benar dari Gereja
Universal yang terdiri dari orang-orang dari berbagai macam suku, bahasa
dan bangsa.
Berikutnya, kata kuriakon mengacu pada tempat ibadah, gedung gereja
tempat beribadah. Di tempat ini jemaat melakukan berbagai bentuk kegiatan
dan persekutuan di antara orang percaya.
Sifat-sifat Gereja
Gereja adalah Esa
Dalam Efesus 4:3-6 dikatakan dan berusahalah memelihara kesatuan roh
oleh ikatan damai sejahtera : satu tubuh, dan satu roh, sebagaimana kamu
telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilan,
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah, dan Bapa dari semua, Allah
yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua. Rasul Paulus
mengungkapkan hal ini, Ketika ia berbicara tentang kesatuan jemaat dan
karunia yang berbeda-beda. Dari apa yang telah disampaikan ini dapatlah
dipahami bahwa konsep rasul Paulus tentang orang-orang percaya yang ada
di Efesus 1:1 adalah satu.
Gereja adalah Kudus
Istilah kudus tentunya bukanlah sesuatu yang asing dalam Alkitab.
Bahkan Alkitab berulangkali menyinggung istilah ini. Istilah ini biasanya
dipergunakan, ditujukan bagi mereka-mereka yang telah percaya kepada
Kristus Yesus,misalnya dapat kita baca dalam Efesus 1:1 Dari Paulus, rasul
Kristus Yesus oleh kehendak Allah, kepada orang-orang kudus. Juga
dapat dibaca dalam Kolose 1:2 Kepada saudara-saudara yang
kudus dan yang percaya dalam Kristus di Kolose. Dari beberapa ayat-ayat
Perjanjian Baru tersebut, dapat kita ketahui bahwa kekudusan yang ditujukan
kepada orang-orang percaya bukanlah sesuatu yang abstrak, melainkan

suatu kenyataan yang telah terjadi dalam suatu perubahan yang radikal,
yaitu perubahan dari hidup yang lama kepada hidup yang baru, Kata
kudus dalam bahasa aslinya (Ibrani: Qahal) berarti diasingkan,
disendirikan. Dari pengertian ini bukan berarti Gereja harus diasingkan dari
dunia ini ketempat dimana orang-orang yang tidak percaya tidak ada. Bukan
bukan itu maksudnya. Namun diasingkan disini berarti Gereja, orang percaya
harus diasingkan dari pola hidup, gaya hidup orang-orang yang tidak
mengenal Tuhan. Gaya hidup orang percaya adalah gaya hidup yang sudah
meninggalkan kehidupan yang lama, masuk dalam gaya hidup yang baru
yakni hidup yang dipimpin oleh Tuhan. Oleh karena itu Alkitab senantiasa
menekankan bahwa orang Kristen senantiasa dipanggil untuk menguduskan
diri, untuk mengasingkan diri bagi Tuhan
Sebagai tambahan, berikut dapat kita lihat sebagai dasar kekudusan gereja
seperti tertera di bawah ini:
1.Dasar pertama 1 Petrus 2:9-10: tetapi kamulah bangsa yang terpilih,
imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri,
supaya kamu memberitahukan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib: kamu, yang
dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya,
yang dahulu tidak dikasihani tetapi sekarang telah beroleh belas kasihan.
2.Dasar kedua terdapat dalam Pengakuan Iman Rasuli, seperti Aku percaya
kepada Roh Kudus, Gereja yang kudus. Allah menguduskan gerejaNya
melalui percikan darah dan kematian Yesus Kristus pada kayu salib di bukit
Golgota. Dengan pengorbanan Yesus Kristus inilah Dia menyempurnakan
semua yang dilakukan bangsa-bangsa untuk pengampunan dan
penghapusan dosa manusia.
Gereja adalah Am
Dalam Pengakuan Iman Rasuli disebutkan Aku percaya kepada Roh Kudus;

gereja yang kudus dan am. Kata yang diterjemahkan untuk am adalah
katholikos yang berarti umum, tidak terbatas, memiliki peranan yang luas,
dan meliputi segala sesuatu. Jika Gereja di sebut am hal itu berarti, bahwa
Gereja menerobos segala batasan dan memiliki perspektif umum. Gereja
yang umum artinya gereja yang terbuka bagi setiap orang atau golongan.
Gereja terbuka bagi semua golongan, umur, jenis kelamin, suku, bahasa dan
bangsa, warna kulit, status sosial, tingkat pendidikan,dll. Gereja harus
membumi dan mendunia untuk membawa kabar sukacita bagi semua
bangsa (matius 28).
Gereja yang rasuli
Sebutan rasul dan rasuli mengandung pengertian yang berbeda ada
yang mengatakan rasul menunjuk kepada ke-12 rasul sebagai murid-murid
Tuhan Yesus. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa istilah rasuli
menunjuk kepada Apostolos (bahasa Yunani) yang berarti yang diutus, jadi
gereja yang rasuli berarti gereja yang diutus untuk melaksanakan tugas dan
pangilannya di dunia untuk membawa kabar baik.
Gereja Sebagai Garam Dan Terang Dunia
Gereja berada di dalam dunia karena Gereja dipanggil menjadi saksi Kristus
di tengah dunia. Sebagai garam dan terang (Mat 5) mempunyai berbagai
peranan baik secara individual maupun secara organisasi, dalam segala
bidang untuk melayani masyarakat (pendidikan, kesehatan, politik, sosial,
seni, dan lain-lain. Namun sayangnya gereja masa kini banyak yang sibuk
berkutat hanya dalam gereja sendiri.
Pemuda Gereja terkesan alergi dan anti terhadap ormas, dikarenakan
terlalu sempit memandang dan beranggapan : ormas itu negatif (berbau
politik). Idealnya para Pemuda Gereja-lah diharapkan terjun aktif di dunia keormasan untuk dapat menjadi garam dan terang di masyarakat, bangsa
dan negara. Kodrat Pemuda adalah melakukan peran dan tanggung jawab

dalam komitmennya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta sikap,


komitmen, dan keberpihakan kepada masyarakat. Untuk itulah gelar yang
diberikan dan yang disandang pemuda sebagai agen perubahan dan agen
kontrol sosial. Sehingga dengan demikian, sangat perlu bagi para siswa
yang adalah pemuda (gereja) untuk aktif dan mau terlibat untuk dibina di
Organisasi-organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang ada termasuk
organisasi-organisasi kepemudaan, organisasiorganisasi profesi, organisasiorganisasi fungsional merupakan wadah yang tepat untuk membangun
kepeloporan dan kepemimpinan seperti yang diharapkan itu.

Sepanjang sejarah kita telah menyaksikan keteladanan anak-anak


Tuhan yang terlibat aktif menjadi garam dan terang di tengah
masyarakat seperti:
Daniel terlibat dalam pemerintahan Babel (pemerintahan)
Daud sebagai raja (pemimpin negara)
Yusuf sebagai orang kepercayaan Firaun (pemerintahan)
Mother Theresa bidang sosia
Peran gereja yang ditetapkan oleh Kepala Gereja yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Garam diperlukan untuk mencegah pembusukan, dan gereja harus menjadi
teladan mulia bagi
dunia, melawan kebobrokan moral dan kecurangan nyata dalam masyarakat.
Jika Gereja menjadi suam dan membiarkan kuasa Roh Kudus tidak bekerja
maka Gereja tidak berdaya dan tidak memiliki hasrat melawan situasi dan
kondisi buruk yang melingkupinya. Pada posisi inilah gereja akan dibuang
dan diinjak orang bahkan akan terjepit oleh cara hidup dan moral buruk
dunia. Gereja adalah setiap orang yang telah mengakui dan menerima Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi dan telah dibabtiskan.
Setiap pengikut Kristus telah ditetapkan memiliki posisi dan peran sebagai

garam dan terang dunia, dimanapun dia berada, apapun yang dia kerjakan.
Terutama jika dia adalah abdi negara yang melayani banyak orang. Jika
seseorang menyatakan dirinya pengikut Kristus mendapat kesempatan
diangkat, berjanji dan bersumpah untuk mengabdi kepada rakyat maka
tubuh jiwa dan rohnya seharusnya berperan dan berfungsi seturut kebenaran
Kristus (Galatia 2:19-20). Perjuangan menegakkan keadilan, kebenaran dan
kejujuran menjadi determinasi kuat tak tergoyahkan oleh karena Kristus yang
hidup di dalamnya. Sebaliknya jika seorang abdi Negara pengikut Kristus
melakukan kebijakan dan keputusan publik menyengsarakan rakyat,
mendatangkan pertengkaran, perkelahian, adu domba sesama anak bangsa,
dan menghancurkan nilai- nilai demokrasi yang sudah dibangun maka dia
adalah garam yang sudah menjadi tawar, akan dibuang dan diinjak orang.
Dia tidak meletakkan pelita itu bersinar diatas kaki dian, melainkan
meletakkannya dibawah gantang. Dia tidak menjadi terang dunia, akan
tetapi justru membawa kegelapan bagi dunia. Kesempatan atau peluang
mulia yang seharusnya diperankan dengan berbuat adil,jujur dan benar
dihadapan banyak orang agar nama Bapa di Sorga dimuliakan (tidak terjadi).
Jikalau kondisi tawar dan gelap ini terus diperankan para aktor politik dan
pejabat negara yang saat dilantik berjanji dengan meletakkan tangan diatas
Alkitab, disisi lain Gereja sebagai Istitusi suam dan tidak menyuarakan suara
kenabian, maka Tuhan akan memuntahkannya (Wahyu 3 : 15-16). Alkitab
mencatat sejak jaman raja raja Israel, para nabi Tuhan secara keras dan
tegas mengoreksi jalannya pemerintahan lalim, kondisi negeri yang
menyimpang dari kebenaran Allah. Demikian dijaman Perjanjian Baru para
rasul konsisten menegur ketidak adilan dan ketidak benaran.

Você também pode gostar