Você está na página 1de 15

SEORANG PRIA 52 TAHUN DENGAN HIDRONEFROSIS DAN HIDROURETER

DEXTRA GRADE II ET CAUSA SUSPEK NEFROLITHIASIS DEXTRA


Diajukan untuk melengkapi syarat kepaniteraan senior Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
Anindita Kusuma A.

22010113210155

Tarasandi Dian R.

22010113210156

Rr. Retno Suminar

22010113210157

Pratiwi Assandi

22010113210158

Arif Setyo Nugroho

22010113210163

Dosen Pembimbing :
dr. Farah, MSi.Med., Sp.Rad
Residen Pembimbing :
dr. Wigia

BAGIAN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
1

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Besar dengan :


Judul

: Seorang Pria 52 Tahun dengan Hidronefrosis dan Hidroureter Dextra et


causa Suspek Nefrolithiasis Dextra

Bagian

: Radiologi

Pembimbing

: dr. Farah, Sp.Rad, MSi.Med


dr. Wigia

Telah diajukan dan disahkan pada tanggal ... April 2015.

Semarang, ... April 2015


Residen pembimbing,

Dosen pembimbing,

dr. Wigia

dr. Farah, MSi.Med, Sp.Rad

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan .........................................................................................

ii

Daftar isi .............................................................................................................

iii

I.

Pendahuluan ...........................................................................................

II.

Tinjauan Pustaka.....................................................................................

2.1 Anatomi Antebracium......

2.2 Fraktur.....
2.3 Fraktur Humerus Proximal,,,,,,,.
2.4 Fraktur Corpus Humerus...
2.5 Fraktur Humerus Distal ..
2.6 Fraktur Capitulum......................................
2.7 Cedera pada Lengan Bawah dan Pergelangan Tangan....
2.8 Fraktur Metacarpal ..........................................................
2.9 Fraktur Phalang...........................................................
2.10 Proses penyembuhan fraktur.....................................

5
10
18
19
20
21
43
45
46

III.

Laporan kasus..........................................................................................

47

IV.

Pembahasan.............................................................................................

53

V.

Kesimpulan.............................................................................................

54

Daftar Pustaka.....................................................................................................

55

Lampiran

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidronefrosis adalah ... Biasanya disebabkan oleh ... Insiden ... Gejala ...
Hidroureter adalah ... Biasanya disebabkan oleh ... Insiden ... Gejala ...
Nefrolithiasis adalah ... Biasanya disebabkan oleh ... Insiden ... Gejala ...
1.2 Tujuan
Pada laporan kasus ini disajikan suatu kasus hidronefrosis dan hidroureter dextra et causa
suspek nefrolithiasis dextra dengan pemeriksaan X foto BNO-IVP yang sedang melakukan rawat
jalan di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Penyajian kasus ini bertujuan untuk mempelajari tentang
hidronefrosis, hidroureter, nefrolithiasis, dan kelainan traktus urinarius lainnya serta mempelajari
pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis tersebut dengan X foto BNO-IVP.
1.3 Manfaat
Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat membantu mahasiswa kedokteran untuk
belajar menegakkan diagnosis pada pasien dengan hidronefrosis dan hidroureter serta
nefrolithiasis dengan memilih pemeriksaan penunjang yang tepat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Traktus Urinarius


2.1.1 Ginjal
2.1.2 Ureter
2.1.3 Vesica Urinaria
2.1.4 Uretra
2.2 Hidronefrosis
2.2.1 Penyebab
2.2.2 Patofisiologi
2.2.3 Gejala Klinis
2.2.4 Derajat
2.2.5 Dasar Diagnosis
2.2.6 Tata Laksana
2.2.7 Komplikasi
2.3 Nefrolithiasis
2.3.1 Penyebab
2.3.2 Patofisiologi
2.3.3 Gejala Klinis
2.3.4 Dasar Diagnosis
2.3.5 Tata Laksana
2.3.6 Komplikasi
2.4 Pemeriksaan BNO-IVP
2.4.1 Indikasi dan Kontraindikasi
2.4.2 Persiapan
2.4.3 Tata Cara
2.4.4 Komplikasi

BAB III
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PENDERITA
Nama

: Tn. N

Umur

: 52 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Blora

Agama

: Islam

No. CM

: C529524

Tanggal masuk : 9 April 2014


II. ANAMESIS
Keluhan Utama : Kemeng Pinggang Kanan
a. Riwayat Penyakit Sekarang:
2 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh merasa kemeng di pinggang
kanan, kemeng dirasakan hilang timbul, menjalar hingga ulu hati dan perut kanan atas,
keluhan mengganggu aktivitas sehari-hari, kemeng berkurang dengan obat antinyeri
namun timbul lagi. Demam (-), pusing (-), nyeri dada (-), sesak napas (-), mual (-),
muntah (-), BAK berpasir (+), darah (+), nyeri (-), pancaran lemah (-), harus mengejan
(-), merasa tidak tuntas (-), BAB lancar. Pasien berobat jalan ke RS Rembang dikatakan
kemungkinan terdapat batu di saluran kencing, disarankan untuk operasi namun pasien
menolak. Pasien berobat jalan, diberikan obat antinyeri, tetapi lupa namanya. Pasien tidak
rutin berobat.
1 tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan kemeng di pinggang kanan
kemudian berobat jalan ke RS Blora, dikatakan kemungkinan terdapat batu di saluran
kencing, namun pasien menolak. Pasien berobat jalan, diberikan obat antinyeri, pasien
lupa namanya. Pasien tidak rutin berobat.
1 bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluhkan kemeng di pinggang kanan
semakin memberat, lebih sering daripada biasanya, dan durasinya lebih lama. Pasien
berobat ke RS Blora, dilakukan pemeriksaan BNO IVP, dikatakan terdapat batu di saluran
kencing. Pasien kemudian di rujuk ke RSDK untuk dilakukan operasi pengambilan batu
saluran kencing.
b.Riwayat Penyakit Dahulu:

Riwayat minum teh, kopi, kratingdaerng, extra joss (+)


6

Riwayat sering menahan kencing (+)

Riwayat merokok (+)

Riwayat penyakit hipertensi (-)

Riwayat penyakit DM (-)

Riwayat alergi (-)

Riwayat asma (-)

c.Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat keluarga sakit seperti ini (-), riwayat hipertensi (-)
d.Riwayat Sosial Ekonomi :
Penderita bekerja sebagai pegawai negeri di kelurahan dan istri bekerja sebagai ibu rumah
tangga, memiliki 3 orang anak sudah mandiri. Biaya pengobatan ditanggung BPJS Non
PBI. Kesan: sosial ekonomi cukup.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis.
Status generalis:
Tanda Vital

: Tekanan Darah

: 130/80 mm Hg

Nadi

: 82x/menit

Frekuensi Napas

: 16x/menit

Suhu

: 36,5oC

BB sekarang

: 72 kg

TB

: 168 cm

Kepala

: Mesosefal, turgor dahi cukup

Mata

: Konjungtiva palpebra pucat (-/-)

Mulut

: Bibir sianosis (-)

Leher

: Trakea di tengah, pembesaran nnll (-)

Thoraks

Pulmo

Inspeksi

: Simetris, statis - dinamis

Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri

Perkusi

: Sonor seluruh lapangan paru


7

Auskultasi: Suara dasar = vesikuler,


Suara tambahan : hantaran -/-, ronki -/-, wheezing -/Jantung

Inspeksi

: Iktus cordis tak tampak

Palpasi

: Iktus kordis teraba di spatium interkosta V, 2 cm medial linea


midklavikula sinistra

Perkusi

: Konfigurasi jantungdalam batas normal

Auskultasi: Suara jantung I-II murni, bising (-), gallop (-)


Abdomen

Inspeksi

: datar, gambaran gerak usus (-), venektasi (-)

Auskultasi : Bising usus (+) normal


Perkusi

: timpani, pekak alih (-), pekak sisi (+) normal

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tak teraba

Genitalia Eksterna: Laki-laki, dalam batas normal


Ekstremitas

: Dalam batas normal

Status Lokalis :
Regio Lumbal Dextra
Inspeksi

: merah (-), bengkak (-)

Palpasi

: hangat (-), nyeri tekan (-), nyeri ketok CVA (+), ballotement (-)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


-

Laboratorium
a. Darah rutin (9 April 2015)
Hb

: 14,2 gr/dl

Lekosit

: 13.800/mm

Trombosit

: 369.200/mm

b. GDS (9 April 2015): 116 mg/dl


c. Kimia klinik (9 April 2015)
Ureum

16 mg/dl

Creatinin

0,97 mg/dl

Na+

138 mmol/L

K+

3,9 mmol/L

Cl-

105 mmol/L

d. X-foto BNO IVP (15 April 2015):


X-Foto Polos (BNO):
Preperitoneal fat line kanan kiri tampak baik
Psoas line kanan kiri dan kontur kedua ginjal tampak baik
Tampak opasitas bentuk relatif bulat, batas tegas, tepi regular (ukuran 1 x 1,5

cm) pada cavum pelvis sisi kanan setinggi corpus vertebra sacrum 5
Tak tampak free air

X-Foto IVP:
Ginjal kanan

: Bentuk, letak, dan axis normal. Kontras tampak mengisi PCS


pada menit ke-5. PCS tampak melebar, kaliks minor bentuk
flattening. Tak tampak filling defect.

Ginjal kiri

: Bentuk, letak, dan axis normal. Kontras tampak mengisi PCS


pada menit ke-5. PCS tak melebar, kaliks minor bentuk cupping.
Tak tampak filling defect.

Ureter kanan

: Tampak melebar dari proksimal sampai setinggi corpus verterbra


sacral 5. Tampak bendungan setinggi corpus vertebra sacral 5,
namun masih tampak sedikit aliran kontras pada distalnya.
Tampak opasitas bentuk relatif bulat, batas tegas, tepi regular
(ukuran 1 x 1,5 cm) pada ureter distal setinggi corpus vertebra
sacral 5. Tampak kinking setinggi vertebra sacral 2-3.

Ureter kiri

: Tak tampak melebar. Tak tampak bendungan.

Vesika urinaria

: Dinding regular. Tak tampak indentasi, filling defect, maupun


additional shadow.

Post miksi

: Masih tampak sisa kontras pada PCS kanan kiri, ureter kanan kiri,
dan vesika urinaria.

Gambar 1. Foto polos abdomen dan IVP menit ke-5

Gambar 2. IVP 15 menit dan 45 menit

10

Gambar 3. IVP post miksi oblique dan erect


Kesan:

Hidronefrosis kanan grade 2 dan hidroureter kanan sampai setinggi corpus


vertebra sacral 2 et causa ureterolithiasis distal setinggi level tersebut (ukuran 1

x 1,5 cm)
Kinking ureter kanan setinggi vertebra sacral 2-3
Tak tampak batu maupun tanda bendungan pada ginjal dan ureter kiri
Fungsi ekskresi ginjal kanan kiri baik

V. DIAGNOSIS SEMENTARA
Hidronefrosis grade 2 dan hidroureter dextra et causa ureterolithiasis dextra
VI. TERAPI
-

Tramadol 25 mg/ 6 jam (bila nyeri)

Pro ESWL

BAB IV
11

PEMBAHASAN
Pada kasus ini seorang laki-laki 52 tahun dengan hidronefrosis grade 2 dan hidroureter
dextra et causa ureterlithiasis dextra. Dari anamnesis didapatkan pasien mengeluh kemeng pada
pinggang kanan, yang semakin lama dirasakan semakin berat, hilang timbul, menjalar ke ulu hati
dan perut kanan, BAK berpasir dan berdarah. Hal ini sesuai dengan tanda nyeri kolik yang dapat
terjadi akibat adanya batu pada saluran kemih, yaitu nyeri di deaerah pinggang yang menjalar ke
perut, lipat paha atau kemaluan, nyerinya hebat, bersifat tajam, hilang timbul, dan tidak hilang
dengan perubahan posisi. Nyeri terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos ureter yang
meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. Kecurigaan mengenai
adanya batu pada saluran kemih diperkuat dengan riwayat pasien jarang minum air putih dan
sering menahan kencing.
Pada pemeriksaan fisik pasien, seluruhnya ditemukan masih dalam batas normal kecuali
pada pemeriksaan status lokalis regio lumbal dextra dimana didapatkan nyeri ketok pada CVA.
Dari hasil pemeriksaan penunjang BNO IVP, pada menit ke-5 didapatkan gambaran
pelebaran PCS dan flattening kaliks minor pada ginjal kanan. Pada menit ke-15 didapatkan
gambaran pelebaran ureter kanan dari proksimal sampai sampai setinggi corpus vertebra sacral
5, serta bendungan setinggi corpus vertebra sacral 5. Namun masih tampak sedikit aliran kontras
pada distalnya. Selain itu, tampak pula opasitas bentuk relatif bulat, batas tegas, tepi regular
(ukuran 1 x 1,5 cm) pada bagian distal ureter dextra setinggi corpus vertebra sacral 5.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka pasien ini
didiagnosis hidronefrosis grade 2 dan hidroureter dextra et causa ureterolithiasis dextra.
Untuk mengatasi nyeri kolik yang dirasakan oleh pasien, diberikan obat anti nyeri, yaitu
tramadol dengan dosis 50 mg/6 jam per oral apabila pasien merasa nyeri. Selain itu untuk terapi
kausatif, direncanakan untuk dilakukan ESWL.

12

BAB V
KESIMPULAN
Hidronefrosis dan hidroureter merupakan komplikasi yang sering terjadi pada pasien
dengan batu saluran kemih. Hidronefrosis merupakan tanda adanya obstruksi pada sistem saluran
kemih. Salah satu penyebab obstruksi tersebut adalah batu saluran kemih. Untuk itu pada pasien
dengan gejala dan tanda kegagalan ginjal perlu dicurigai adanya batu saluran kemih meskipun
tidak ada tanda-tanda obstruksi.
Pada pasien dalam kasus ini tampak jelas tanda adanya obstruksi sluran kemih,
diantaranya nyeri kolik, dan nyeri ketok CVA yang mengindikasikan adanya batu dalam ureter.
Sumbatan yang diakibatkan, baik sebagian ataupun total, menyebabkan terjadinya proses
hidronefrosis.
Dalam mendiagnosis hidronefrosis dan batu saluran kemih perlu anamnesis yang baik
untuk mengetahui keluhan-keluhan serta progresivitas penyakit, pemeriksaan fisik untuk mencari
tanda-tanda adanya gangguan pada saluran kemih, serta pemeriksaan penunjang yang sesuai
seperti X-foto BNO IVP untuk mendiagnosis hidronefrosis dan hidroureter serta batu saluran
kemih.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Maharta A R Gede, Maliawan Sri, Kawiyana S Ketut. Manajemen fraktur pada trauma
musculoskeletal. [serial online] [cited 2013 Des 15] Available from:
URL: http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/4939/3729
2. Sumpengan Rony. Humeral shaft fracture. [serial online] [cited 2013 Des 15] Available
from:
URL: http://www.artikelkedokteran.com/1336/referat-fraktur-humerus.html
3. Sjamsuhidajat R, de Jong Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2008. hal
356, 987-8
4. Moore L Keith, Agur Anne. Essensial clinical anatomy. 3 rd Edition. New York: Lippincott
Willian & Wilkins; 2007. p. 408-9
5. Fowler T, Taylor Benjamin, William Bryan. Open fracture and timing for closure: a review.
[serial online] 2010 May 20 [cited 2013 Des 15] Available from:
URL: http://www.upoj.org/site/files/v20/v20_08.pdf
6. Sachdeva R K. Catatan ilmu bedah. Edisi 5. Jakarta: Hipokrates; 1974. hal 97-8
7. Townsend M Courtney, Beauchamp R D, Evers B M, Mattox L K. Buku Saku Ilmu Bedah.
Edisi 17. Jakarta: EGC; 2010. hal 472
8. Heinz Feneis, Wolfgang Dauher. Pocket atlas of human anatomi. 4 th Edition. New York:
Thieme; 2000. p. 152-3
9. Fildes J, Meredith JW. Advanced trauma life support for doctors. 7 th ed. Chicago: American
college of surgeons committee on trauma; 2004. hal. 237
10. Cross William, Swiontkowski Mark. Treatment principles in the management of open
fractures. [serial online] 2008 Des [cited 2013 Des 15] Available from:
URL: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2740354/
11. Snell RS. Anatomi klinik. Ed 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC : 2000.
12. Apley AG, Solomon L. Buku ajar ortopedi dan fraktur sistem Apley. Ed 7. Jakarta : Penerbit
Widya Medika; 1995.
13. Miller MD. Review of orthopaedics. 4th ed. Philadelphia : Saunders : 2004.

14

14. Elstrom JA, Virkus WW, Pankovich AM. Handbook of fractures. 3rd ed. New York :
McGraw-Hill; 2006.
15. Author. Smiths fracture. Available at : www.wikipedia.com. Accessed on : December 11th,
2013.
16. Salter RB. Textbook of disorders and injuries of the musculoskeletal system. 3rd ed.
Baltimore : Williams & Wilkins; 1999.
17. Rasjad C. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Ed 3. Jakarta : Penerbit PT Yarsif Watampone;
2012.

15

Você também pode gostar