Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun Oleh:
Muhammad Farhan Riansyah Putra (1506723654)
Aghna Mahardhika (1506726422)
Gerdyan Hidayat S (1506727210)
Mochammad Raka Abrar (1506749943)
MAKALAH PENGANTAR AKUNTANSI 2
Statement of Authorship
Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas
pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan
bahwa saya/kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
NPM : 1506723654
NPM : 1506727210
Tandatangan :
Tandatangan :
NPM : 1506726422
NPM : 1506749943
Tandatangan :
Tandatangan :
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Analisis Laporan Keuangan PT Adhi
Karya dengan baik. Makalah ini kami buat dengan tujuan pemenuhan Tugas Kelompok yang
dikumpulkan saat UAS.
Kami berterima kasih kepada Bapak Widhi Astono S.E., MM. yang telah membimbing
kami dalam proses pembuatan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat memperluas wawasan pembaca mengenai
Analisis Laporan Keuangan suatu perusahaan.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah yang kami buat.
Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sebagai bagian dari
pembelajaran kami.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Profil Perusahaan
PT Adhi Karya merupakan perusahaan yang sangat bersejarah di Indonesia. Perusahaan
yang pada mulanya bernama Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en
de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) ini dinasionalisasi pada 11 Maret 1960
menjadi PN Adhi Karya. Kemudian, berdasarkan pengesahan Menteri Kehakiman Republik
Indonesia, pada tanggal 1 Juni 1974, ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Hingga
pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.1
http://www.adhi.co.id/about-adhi/company-profile
BAB II
ISI
2.1 Analisis Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas berfungsi unutk menunjukkan atau mengukur kemampuan peruahaan
dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar
perusahaan maupun dalam perusahaan (Kasmir, 2015: 110).
2.1.1 Accounts Receivable Turnover
Perputaran piutang (Account Receivable Turnover) merupakan rasio yang mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang berputar dalam satu periode. Semakin besar
nilainya maka semakin rendah jumlah modal kerja yang ditanamkan dalam piutang. Perputaran
Piutang = Pendapatan/Rata-rata Piutang (Kasmir, 2015: 176).
Perputaran piutang 2014 = 8,653,578,309,020/((1,953,900,412,991+ 1,503,438,150,041)/2) =
5.00 kali
Perputaran piutang 2015 = 9,389,570,098,578/((2,231,747,915,506 +1,953,900,412,991)/2) =
4.48 kali
Terjadi penurunan sebesar 0.52 kali pada tahun 2015.
Penurunan perputaran piutang sebesar diakibatkan kenaikan piutang yang mengiringi
kenaikan pendapatan. Sebagian kenaikan piutang pada 2015 sebagian disumbang oleh
Kementrian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat dalam perbaikan jalan tol Kanci-Pejagan.
2.1.2 Number of Days Sales in Receivables
Rata-rata Jangka Waktu Penagihan Piutang (Number of Days Sales in Receivables)
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jangka waktu yang dibutuhkan untuk menagih
piutang. Rata-rata Jangka Waktu Penagihan Piutang = Rata-rata Piutang/Rata-rata Penjualan
per Hari (Warren dkk., 2014: 789).
Rata-rata
Jangka
Waktu
Penagihan
Piutang
((1,953,900,412,991+1,503,438,150,041)/2)/(8,653,578,309,020/365) = 73 hari
2014
Rata-rata
Jangka
Waktu
Penagihan
Piutang
2015
((2,231,747,915,506+1,953,900,412,991)/2)/(9,389,570,098,578/365) = 81 hari
Terjadi penurunan kemampuan menagih piutang selama 8 hari.
Hal ini menunjukkan penurunan kemampuan penagihan piutang oleh PT Adhi Karya.
Salah satu yang menjadi sebabnya adalah tersendatnya pembayaran piutang oleh Pemerintah
Provinsi Riau untuk proyek Pembangunan Infrastruktur Stadion Utama senilai Rp141 milliar
yang kemudian dijanjikan akan dibayarkan dengan APBD 2016.
2.1.3 Inventory Turnover
Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali
dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini
menunjukkan berapa kali barang persediaan diganti. Semakin besar, semakin bagus, artinya
semakin sering barang persediaan diganti. Perputaran Persediaan = Harga Pokok
Penjualan/Rata-rata Persediaan (Kasmir, 2015: 180).
Perputaran Persediaan 2014 = 7,655,376,741,694/((132,013,517,468+161,559,750,775)/2) =
52, 1 kali
Perputaran Persediaan 2015 = 8,414,925,778,081/((162,650,778,629+132,013,517,468)/2) =
57, 1 kali
Terjadi kenaikan Perputaran Persediaan sebesar 5 kali pada tahun 2015.
Kenaikan perputaran persediaan ini diperkirakan terjadi karena PT Adhi Karya
menjalankan proyek-proyek besar pada 2015 seperti pembangunan trasnportasi massal light
rail transit (LRT). Nilai rasio yang sangat besar ini juga mungkin terjadi karena PT Adhi Karya
merupakan perusahaan jasa yang bergerak di bidang konstruksi, bukan perusahaan dagang.
=
Ratio of Net Sales to Assets tahun 2015 :
9.389.570.098.578
= ((16.761.063.514.879970.484.287.119)+(10.458.881.684.274796.891.462.832))/2 = ,
Ratio of Net Sales to Assets tahun 2014 :
8.653.578.309.020
= ((10.458.881.684.274796.891.462.832)+(9.720.961.764.422771.952.630.703))/2 = ,
Rasio ini berfungsi untuk menghitung keefektifan penggunaan aset, Dari perbandingan
tahun 2014 dan 2015, terjadi penurunan Ratio of Net Sales to Assets yang cukup signifikan
yang menunjukkan bahwa keefektifan penggunaan aset telah menurun dengan pesat. Penyebab
pendapatan usaha naik adalah karena meningkatnya pendapatan dari keempat sektor
perusahaan ini yaitu :
Sedangkan aset tetap dan aset tidak lancar, dan membuat aset secara umum meningkat
secara drastis menurut analisa dan pembahasan manajemen adalah karena perusahaan telah
melakukan investasi aset tetap (CAPEX). Namun, jika dilihat dari catatan keuangan, pada
bagian aset tetap, kenaikan aset tetap disebabkan terutama oleh revaluasi aset tanah sebesar
lebih dari 427 miliar rupiah. Kenaikan aset karena revaluasi ini membuat keefektifan
penggunaan aset terkesan menurun padahal aset riil sendiri tidak bertambah secara signifikan.
= 16.761.063.514.879+10.458.881.684.274)/2 = ,
Rate Earned on Total Assets Tahun 2014 :
329.075.308.116+136.530.244.593
= (10.458.881.684.274+9.720.961.764.422)/2 = ,
Dalam analisis rasio ini, terlihat bahwa tidak ada penurunan signifikan pada rasio ini
yang berarti profitabilitas aset hanya sedikit menurun. Hal ini disebabkan meskipun laba bersih
ditambah biaya keuangan naik sekitar 28%, namun terdapat selisih kenaikan aset total lebih
dari 6 miliar sehingga average total asset pun naik dengan persentase lebih dari kenaikan laba
bersih ditambah biaya keuangan.
Kenaikan laba bersih yang cukup drastis sebagian besar dikontribusikan oleh masuknya
dana hasil Rights Issue senilai Rp2,7 triliun serta pembangunan transportasi massal berbasis
rel (light rail transit/LRT). Kenaikan tersebut juga didukung oleh pertumbuhan Pendapatan
Usaha Perseroan sebesar 48,51% menjadi Rp9,4 triliun dari Rp8,7 triliun di tahun 2014 karena
adanya peningkatan perolehan kontrak baru. Kedua hal tersebut berefek positif kepada laba
bersih.
Total Aset sendiri meningkat karena adanya peningkatan yang cukup signifikan pada
Kas dan Setara Kas, Aset Tetap, Biaya Dibayar Dimuka, Tagihan Bruto Aset Real Estat
masing-masing sebesar 432,1%; 121,6%; 9,4%; 6,6% dan 18,2%. Sedangkan secara
keseluruhan, Total Aset mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya kenaikan
pendapatan usaha perseroan.
=
Rate Earned on Stockholders Equity Tahun 2015 :
463,685,278,990
= (5.153.827.238.126+1.633.821.522.158)/2 = ,
Rate Earned on Stockholders Equity Tahun 2014 :
329,075,308,116
= (1.633.821.522.158+1.450.771.201.073)/2 = , 4
Dalam rasio ini terjadi penurunan yang cukup signifikan (56,22%) yang menandakan
profitabilitas dari investasi para stockholders menurun. Hal ini terjadi karena meskipun laba
bersih mengalami kenaikan yang cukup drastis, namun ekuitas mengalami peningkatan yang
luar biasa (hingga 214,6%) dari 1,63 miliar pada 2014 ke 5,15 miliar pada 2015. Kenaikan
ekuitas tersebut diakibatkan terutama oleh peningkatan Tambahan Modal Disetor secara
signifikan sebesar Rp2,5 triliun, Saldo Laba yang Ditentukan Penggunaannya sebesar Rp264,3
miliar, serta peningkatan di Saldo Laba belum Ditentukan Penggunaannya sebesar Rp126,8
miliar.
2.3.4 Rate Earned on Common Stockholders Equity
Dikarenakan perusahaan ini tidak memiliki saham preferen, maka rasio ini sama dengan
Rate Earned on Stockholders Equity.
2.3.5 Earnings per Share on Common Stock
=
2015
Net Income
2014
465,025,548,006 331,660,506,417
Total
465,025,548,006 331,660,506,417
3,560,849,376
1,801,320,000
130.5939
184.12081
Angka ini menilai keuntungan yang didapatkan dari setiap lembar saham biasa.
Menurut perhitungan dari tahun 2014 ke 2015 terlihat terjadi penurunan yang cukup signifikan.
Hal ini terjadi akibat dari PT Adhi Karya turut andil dalam pembangunan transportasi massal
berbasis Light Rail Transit (LRT). Untuk mendukung hal ini PT Adhi Karya membutuhkan
dorongan modal dengan Penawaran Umum Terbatas (PUT) Adhi melalui Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD). Dengan masuknya dana segar melalui HMETD atau Right Issue
menyebabkan terjadinya peningkatan dalam Shares of Common Stock Outstanding. Hal ini
membuat pembagi dari Net Income semakin besar yang berakibat pada turunnya Earning Per
Share on Common Stock pada tahun 2015
2.3.6 Price-earnings Ratio
3,101
2014 = 184.12081
= 16.8422
2015
3,092
= 130.5939
= 23.6765
Price Earnings ratio naik dari 16.8422 menjadi 23.6765 selama tahun 2015. Dalam
kata lain, share of common stock PT Adhi Karya terjual 16.8422 kali earnings per share pada
akhir tahun 2014. Sedangkan pada akhir tahun 2015 common stock terjual 23.6765 kali
earnings per share. Hal ini menunjukkan pasar mengharapkan kenaikan pendapatan dari PT
Adhi Karya pada masa yang akan datang.
121,791,956,889
2015
1,801,320,000
= 67.6126
64,814,107,598
3,560,849,376
= 18.2019
Dividends per share turun dari angka 67.6126 menjadi 18.2019 selama tahun 2014
hingga 2015. Awalnya para pemegang saham mendapat 67.6126 rupiah dividen dari tiap
lembar saham yang dimiliki sedangkan pada tahun 2015 pemegang saham hanya mendapat
18.2019 rupiah dividen tiap lembar saham. Hal ini disebabkan oleh tambahan saham sebanyak
1.7 milliar lembar pada tahun 2015.
67.6126
3,101
= 2.1%
2015
18.2019
3,092
= 0.59%
Dividend yield merupakan ukuran untuk mengukur tingkat kembalinya common stock
melalui cash dividend. Pada tahun 2014 hingga 2015 terjadi penuruan dividend yield dari 2.1%
ke 0,59%. Penurunan yang cukup signifikan ini disebabkan oleh tambahan saham beredar
sebanya 1.7 milliar lembar saham pada tahun 2015.
PT Adhi Karya
Comparative Balance Sheet (Horizontal)
31 Desember 2015 and 2014 (dalam jutaan Rupiah)
Kenaikan (Penurunan)
Des. 31 2015
Des. 31 2014
Jumlah
Persen
ASET
Aset Lancar:
Cash
Piutang Usaha
Piutang Retensi
Tagihan Bruto Pemberi Kerja
Persediaan
Uang Muka
Biaya Dibayar di Muka
Pajak Dibayar di Muka
Aset Real Estat
Jumlah Aset Lancar
Aset Tidak Lancar:
Aset Pajak Tangguhan
Piutang Lain-lain Jangka
Panjang
Aset Real Estat
Investasi pada Ventura
Bersama
Properti Investasi
Aset Tetap
Investasi Jangka Panjang
Lainnya
Aset Lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
LIABILITAS DAN EKUITAS
Liabilitas Jangka Pendek:
Utang Usaha
Utang Bank
Utang Pajak
Uang Muka Pemberi Kerja
Pendapatan Diterima di
Muka
Beban Akrual
Utang Retensi
Liabilitas Jangka Pendek
Lainnya
Jumlah Liabilitas Jangka
Pendek
4.317.347
2.231.746
1.079.643
3.093.132
162.650
175.336
1.216.509
857.435
1.557.347
14.691.152
811.411
1.953.899
941.745
2.617.233
132.013
183.607
814.053
622.516
1.089.412
9.165.894
3.505.936
277.847
137.898
475.899
30.637
(8.271)
402.456
234.919
467.935
5.525.258
432,08%
14,22%
14,64%
18,18%
23,21%
-4,50%
49,44%
37,74%
42,95%
60,28%
-100,00%
14
(14)
6.396
36.374
(29.978)
-82,42%
47.757
5.132
42.625
830,57%
368.089
363.654
4.435
1,22%
329.881
1.099.426
356.221
496.095
(26.340)
603.331
-7,39%
121,62%
31.550
7.600
23.950
315,13%
186.808
2.069.911
16.761.063
27.893
1.292.987
10.458.881
158.915
776.924
6.302.182
569,73%
60,09%
60,26%
6.489.309
1.115.499
435.488
692.207
4.923.211
658.000
279.847
494.513
1.566.098
457.499
155.641
197.694
31,81%
69,53%
55,62%
39,98%
11.043
77.196
(66.153)
-85,69%
326.019
214.287
353.848
220.811
(27.829)
(6.524)
-7,86%
-2,95%
27.606
33.187
(5.581)
-16,82%
9.414.462
7.040.618
2.373.844
33,72%
2.111
11.413
84.453
0
7.034
48.155
2.111
4.379
36.298
62,25%
75,38%
504.736
113.500
391.236
344,70%
1.248.298
285
83.169
250.000
1.247.628
400
110.762
250.000
670
(115)
(27.593)
0
0,05%
-28,75%
-24,91%
0,00%
2.184.469
1.777.482
406.987
22,90%
11.598.931
8.818.101
2.780.830
31,54%
356.084
180.132
175.952
97,68%
2.587.944
50.004
2.537.940
5075,47%
3.117
3.117
0,00%
1.789.884
1.398.815
391.069
27,96%
416.794
1.751
415.043
23703,20%
5.153.827
1.633.821
3.520.006
215,45%
8.304
5.162.131
6.959.023
1.640.780
(6.950.719)
3.521.351
-99,88%
214,61%
16.761.063
10.458.881
6.302.182
60,26%
Dari tabel di atas, terlihat bahwa secara umum jumlah aset bertambah pada tahun 2015.
Kemudian, kenaikan kas pada tahun 2015 terlihat sangat mencolok. Salah satu penyebab utama
kenaikan ini adalah bertambahnya saham yang di-issue sebanyak kurang lebih 1.7 milliar
lembar menghasilkan dana segar sebanyak kurang lebih Rp2.7 trilliun.
Pada bagian liabilitas, utang usaha mengalami kenaikan yang cukup besar, yaitu mencapai
Rp1.5 trilliun. Utang usaha mengalami kenaikan yang cukup besar diperkirakan karena
meningkatnya aktivitas perusahaan pada tahun 2015 yang disebabkan keikutsertaan dalam
penanganan proyek besar, seperti LRT.
4.317.347
2.231.746
1.079.643
3.093.132
162.650
175.336
1.216.509
857.435
1.557.347
14.691.152
25,76%
13,32%
6,44%
18,45%
0,97%
1,05%
7,26%
5,12%
9,29%
87,65%
811.411
1.953.899
941.745
2.617.233
132.013
183.607
814.053
622.516
1.089.412
9.165.894
7,76%
18,68%
9,00%
25,02%
1,26%
1,76%
7,78%
5,95%
10,42%
87,64%
0,0001%
0,00%
14
6.396
0,04%
36.374
0,35%
47.757
0,28%
5.132
0,05%
368.089
2,20%
363.654
3,48%
329.881
1.099.426
1,97%
6,56%
356.221
496.095
3,41%
4,74%
31.550
0,19%
7.600
0,07%
186.808
2.069.911
16.761.063
1,11%
27.893
12,35% 1.292.987
100,00% 10.458.881
0,27%
12,36%
100,00%
6.489.309
1.115.499
435.488
692.207
38,72% 4.923.211
6,66% 658.000
2,60% 279.847
4,13% 494.513
47,07%
6,29%
2,68%
4,73%
11.043
0,07%
77.196
0,74%
326.019
214.287
1,95%
1,28%
353.848
220.811
3,38%
2,11%
27.606
0,16%
33.187
0,32%
9.414.462
56,17% 7.040.618
67,32%
2.111
11.413
84.453
0,01%
0,07%
0,50%
0
7.034
48.155
504.736
3,01%
113.500
0,00%
0,07%
0,46%
1,09%
1.248.298
285
83.169
250.000
7,45% 1.247.628
0,002%
400
0,50% 110.762
1,49% 250.000
11,93%
0,004%
1,06%
2,39%
2.184.469
13,03% 1.777.482
16,99%
11.598.931
69,20% 8.818.101
84,31%
356.084
2,12%
180.132
1,72%
2.587.944
15,44%
50.004
0,48%
3.117
0,02%
3.117
1.789.884
10,68% 1.398.815
0,03%
13,37%
416.794
2,49%
5.153.827
30,75%
8.304
5.162.131
0,05% 6.959.023
30,80% 1.640.780
66,54%
15,69%
16.761.063
100,00% 10.458.881
100,00%
1.751
1.633.821
0,02%
15,62%
PT Adhi Karya memiliki aset lancar dengan proporsi hampir 90% dari jumlah asetnya.
Hal ini menunjukkan bahwa PT Adhi Karya memiliki likuiditas yang sangat baik. Kemudia,
proporsi kas pada tahun 2015 meningkat 18% menjadi 25%, penyumbang terbesar pada aset
2015. Hal ini terjadi karena, pada tahun tersebut, PT Adhi Karya baru saja menerbitkan saham
sebanyak 1.7 milliar lembar yang menyumbang dana segar sebesar Rp2.7 trilliun. Selain itu,
sebagian besar akun-akun pada bagian aset mengalami penuruan jumlah proporsi diakibatkan
kenaikan jumlah kas yang sangat besar.
Pada bagian liabilitas dan ekuitas, utang usaha masih memiliki proporsi paling besar
walaupun mengalami penurunan proporsi sebesar 9%. Kemudian, kenaikan yang cukup
signifikan terjadi pada tambahan modal disetor (share premium) sebesar 15% yang merupakan
hasil dari penerbitan saham pada tahun 2015.
Kesimpulan
Dari analisis yang kami lakukan, terlihat bahwa perubahan yang cukup signifikan
terdapat pada aset lancar dan ekuitas. Perubahan pada keduanya sangat mempengaruhi hasil
Analisis Rasio maupun Analisis Vertikal dan Analisis Horizontal.
Pada bagian aset lancar, terdapat tambahan kas sebesar Rp3.5 trilliun (430%) yang
mayoritas berasal dari hasil penerbitan saham. Hal ini berakibat pada meningkatnya
kemampuan perusahaan untuk membayar utang secara umum.
Kemudian, bagian ekuitas sagat terpengaruh oleh tambahan modal dari penerbitan
saham yang menghasilkan Rp2.7 trilliun (1500%). Hal ini berakibat pada menurunnya rasio
hasil/pendapatan yang dibandingkan dengan aset atau pun modal secara umum.
Analisis Likuiditas
Analisis Solvabilitas
Analisis Profitabilitas
Turun 8 hari
Working capital
Current ratio
Quick Ratio
Ratio of Net Sales to Assets
Rate Earned on Total Assets
Rate Earned on Stockholders
Equity
Earnings per Share on Common
Stock
Price-earnings Ratio
Naik 7 kali
Turun Rp49
Dividend Yield
Turun 1.5%
Naik 8 kali
Daftar Pustaka
Warren, Carl S., and Reeve, James M., and Duchac, Jonathan E. (2014). Accounting. (25th ed).
Mason: South-Western Cengage Learning.
Kasmir, 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Lampiran