Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Diagnosis
Penegakaan diagnosis pada pasien ini dapat diketahui dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang. Dari hasil anamnesis didapatakan 2 hari SMRS os mengeluh nyeri
perut yang dirasakan terus menerus, nyeri bertambah apabila batuk bersin. Nyeri tidak menjalar,
nyeri paling berat dirasakan di perut bagian kiri bawah, os juga mengeluh mudah lelah ,
pandangan berkunang-kunang, mual muntah (-) BAK tidak ada keluhan, os mengaku tidak BAB
5 hari. 1 tahun SMRS os merasakan adanya benjolan di perut bawah, benjolan dirasakan
semakin membesar, awalnya benjolan dirasakan sebesar telur puyuh dan tidak nyeri. Os juga
mengaku nyeri saat menstruasi. Saat menstruasi di hari pertama dan kedua banyak ganti
pembalut 5-6 kali/hari, lamanya menstruasi 7 hari.
Berdasarkan hasil anamnesis, diperkirakan os telah menderita penyakit ini sejak setahun
yang lalu yaitu dimulai dengan timbulnya benjolan tanpa disertai rasa nyeri. Os mengaku
mengalami dismenorea di hari pertama dan kedua. Biasanya dismenorea disebabkan oleh efek
tekanan, kompresi, termasuk hipoksia lokal miometrium. Os mengalami nyeri perut bawah 2
hari SMRS. Berdasarkan literatur, mioma tidak menyebabkan nyeri dalam pada uterus kecuali
apabila kemudian terjadi gangguan vaskuler. Nyeri lebih banyak terkait dengan proses degenari
akibat oklusi pembuluh darah, infeksi, torsi tangka mioma atau kontraksi uterus sebagai upaya
untuk mengeluarkan mioma subserosa dari kavum uteri. Gangguan buang air besar yang dialami
oleh pasien kemungkinan disebabkan oleh penekanan mioma uteri yang ukurannya besar.
Pemeriksaan fisik umum dan khusus menunjukan hasil dalam batas normal. Pada
pemeriksaan dalam (inspekulo) Portio tidak livide, OUE tertutup, Fluor (-), fluxus (-), E (+), L
(-), P (-) sondase 4 cm teraba tahanan. Portio tidak livide menandakan pasien tidak sedang hamil.
Saat dilakukan sondase didapatkan panjang uteri 4 cm (<normal) dan teraba tahanan. Hal ini
menunjukkan kemungkinan mioma sudah menonjol ke dalam cavum uteri sehingga ukuran uteri
menjadi lebih pendek dari normal. Berdasarkan hasil pemeriksaan Vaginal touche didapatkan
Portio kenyal (pasien tidak sedang hamil), OUE tertutup (tidak terjadi pembukaan), CUT U 20
minggu (terdapat massa dalam cavum uteri), AP kanan/kiri lemas (normal), Cavum douglas tidak
menonjol (normal).
Pada pasien ini dilakukan juga pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium
dan pemeriksaan ultrasonografi. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil dalam batas
normal. Sementara pada pemeriksaan USG diadapatkan Tampak uterus AF bentuk dan ukuran
normal, Endometrial line (+) terbuka, Tempak masssa hipoechoic berbatas tegas dengan feeding
arteri (+) dengan ukuran 6,13 x 5,0 cm yang kemungkinan mioma uteri submukous, Kedua
ovarium dalam batas normal, Liver dan Ginjal dalam batas normal, Asites (-). Berdasarkan hasil
USG memberikan kesan Mioma Uteri Submukosum.
Pada gambaran ultrasonografi, mioma uteri secara khas menghasilkan gambaran berupa
irregularitas kontur dan pembesaran uterus. Saline infusion sonography adalah suatu metode
USG yang menggunakan cairan saline sebagai kontras. Cairan saline yang dimasukkan ke dalam
rongga uterus akan memberikan gambaran yang lebih baik, sehingga pemeriksa dapat
membedakan antara mioma submukosa, polip, hyperplasia endometrium atau karsinoma.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pada pasien
ini dapat ditegakkan diagnosis mioma uteri submukosum.
B. Tatalaksana
Pada pasien ini terapi berupa observasi tanda vital, IVFD RL gtt xx/m, injeksi
Ceftriaxone 2x1 gr iv, injeksi Tramadol 3x1 gr iv, rencana transfusi PRC sampai HB 10 gr/dl (5
kolf), rencana USG konfirmasi, rencana Histerektomi setelah keadaan umum membaik. Terapi
medikamentosa tidak bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, namun hanya untuk
meringankan gejala klinis yang timbul, Ceftriaxone diberikan sebagai antibiotik untuk mencegah
terjadinya infeksi, Tramadol diberikan untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami.
Pada tanggal 06 April 2016 dilakukan tindakan operasi berupa Histerektomi Totalis
salpingo-ooforektomi
bilateral
perlengketan
genitalia
interna.
Histerektomi
adalah
Pengangkatan rahim keseluruhan yang dipertimbangkan pada wanita yang sudah tidak
menginginkan anak lagi, pertumbuhan mioma yang berulang setelah miomektomi, dan nyeri
hebat yang tidak sembuh dengan terapi konvensional. Pada kasus Anda dimana sudah dilakukan
histerektomi (pengangkatan rahim), maka tidak akan timbul kekambuhan kembali.
3 hari setelah tindakan operasi pasien mengeluhkan belum bisa buang air kecil.
Kemungkinan pasien mengalami infeksi saluran kemih sehingga pada pasien ini diberikan
antibiotik untuk mengobati keluhan tersebut.
C. Prognosis
Prognosis pada pasien ini dubia ad bonam. Pada pasien ini tidak ditemukan komplikasi
berupa degenerasi ganas atau torsi sehingga prognosis pada pasien ini baik.