Você está na página 1de 4

ANALISIS HASIL STUDI INTERNASIONAL

logo

Dosen Pembina:

...........................................

Oleh:
........................................
NPM....................

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PAKUAN

Tabel 1. Ringkasan Abstraksi Hasil Studi Pendidikan IPA


No.
1

Identitas Artikel
Development of an
Instrument Designed to
Investigate Elements of
Science Students
Metacognition, SelfEfficacy and Learning
Processes: The SEMLI-S
(Gregory P. Thomas, David
Anderson and Samson
Nashon, 2008.
International Journal of
Science Education
Vol. 30, No. 13, pp. 1701
1724)

Using Metacognitive
Strategi and Learning Style
to Create Self-Directed
Learners.
(Steven V. Shannon, 2008.
Institute for Learning
Styles Journal. Vol 1, pp.
14-28)

Abstraksi
Artikel melaporkan tentang pengembangan instrumen
self-report untuk mengukur
metakognisi, percaya diri, dan proses pembelajaran
sains konstruktivis. Instrumen dikembangkan secara
bilingual (bahasa Inggris dan Cina tradisional) terdiri
dari 72 butir/item. I.nstrumen tersebut diisi oleh 465
siswa sekolah tinggi di Hongkong. Data yang
terkumpul diolah dengan analisis faktor eksploratori
dan analisis Rasch. Proses perbaikannya selanjutnya
menghasilkan instrumen akhir Self Efficacy and
Metacognition Learning Inventory-Science (SEMLI-S)
terdiri atas 30 butir. Instrumen tersebut dapat digunakan
untuk menganalisis dan memfokuskan sebagian atau
keseluruhan dari dimensi atau untuk skor penugasan
individu yang dapat digunakan untuk membandingkan
siswa dalam kaitannya dengan metakognitif
pembelajaran sains.
.........................................................................................
.
.........................................................................................

Dst

Hasil Analisis Artikel 1.

Development of an Instrument Designed to Investigate Elements of


Science Students Metacognition, Self-Efficacy and Learning
Processes: The SEMLI-S
Pengembangan Instrumen yang Dirancang untuk Menyelidiki Metakognisi Siswa Sains,
Self-Efficacy, dan Proses Belajar: SEMLI-S
Gregory P. Thomas, David Anderson and Samson Nashon

1. Latar Belakang
Metakognitif merupakan konstruk yang sering dianggap berperan untuk memperbaiki
proses belajar siswa sehingga hasil belajarnya meningkat. Banyak penelitian yang dilakukan
untuk mengembangkan, meningkatkan, dan mengukur metakognisi siswa. Salah satu
alasannya adalah proses belajar siswa dapat dikembangkan dan diperbaiki. Metakognisi
potensial untuk mengeksplorasi, menjelaskan, dan pada akhirnya akan memperbaiki proses
berpikir dan belajar siswa.
Penelitian tentang metakognisi bukan berarti tanpa masalah karena metakognisi
merupakan konsep yang kabur. Demikian halnya penilaian dan evaluasi metakognisi juga
bermasalah disebabkan: (1) variasi definisi yang beragam dan hubungannya dengan hal lain
yang membantu penjelasan belajar sains dan (2) berhubungan dengan metodologi, strategi
penelitian dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data empiris.
2. Perumusan Masalah
Bagaimana mengembangkan instrumen yang digunakan untuk menyelidiki aspek
metakognisi siswa secara luas, self-efficacy dan proses pembelajaran?
3. Landasan Teori
Sebagian besar penelitian metakognisi berhubungan dengan laporan diri (self-report).
Self-report mengukur penyelidikan pengetahuan metakognitif siswa dan penggunaan strategi
metakogitif yang meminta siswa mempertimbangkan hakekat dan keberadaan kognisi dan
metakognisi mereka serta kecepatan penggunaan proses kognisi dan metakognisi mereka.
Instrumen tentang self-report untuk menggali proses belajar dan metakognisi siswa
antara lain Motivated Strategies for Learning Questionnaire, Learning and Study Startegies
Inventory, Assessment of Cognitive Monitoring Effectiveness, Learning Process
Questionnaire, namun tidak menjelaskan konteks kelas atau menolong siswa menempatkan
self-report mereka dalam kaitannya dengan subyek spesifik seperti sains.
Gunstone (1994) dan Thomas & Mc.Robbie (2001) menyarankan pentingnya hakekat
konten dan proses sains ketika menyelidiki metakognisi dalam tatanan belajar sains. Secara
luas, instrumen yang digunakan seperti Constructivist Learning Environment Scale dan
Metacognitive Orientation Learning Environement Scale Science menempatkan awalan
seperti dalam kelas sains ini dan atau pernyataan dalam pendahuluan dari instrumen untuk
menempatkan refleksi mereka meskipun item-item yang ada terkait dengan parameter umum
dari lingkungan kelas.

4. Metodologi
a. Instrumen yang dikembangkan adalah Self-Efficacy and Metacognition Learning
Inventory Science (SEMLI S). Instrumen dikembangkan dalam dwibahasa (bahasa
Inggris dan bahasa Cina tradisional).
b. Instrumen awal terdiri dari 72 item dengan 5 skala Likert berupa pertanyaan kepada siswa
untuk self-report pada frekuensi keterlibatan mereka.dalam metakognitif, proses kognitif,
perilaku, dan self-efficacy mereka sebagai pebelajar sains. Instrumen terdiri dari 7
dimensi yaitu control (regulation), monitoring, awareness, evaluation, planning,
behavioural evidence of metacognition, and self-efficacy.
c. Sebelum uji coba lapangan, instrumen diberikan pada 40 siswa untuk mendapatkan
masukan tentang sifat item dan pemahaman mereka terhadap item tertentu.
d. Instrumen diberikan kepada 465 siswa (19 kelas) berasal dari form 2 sampai 7 (usia 13-18
tahun) selama belajar sains dengan rincian 163 siswa (form 2), 154 siswa (form 4), dan
148 siswa (form 6 dan 7).
e. Analisis data menggunakan analisis faktor eksploratori analisis Rasch.
5. Temuan/Hasil
a. Hasil analisis faktor dan Rasch terdapat beberapa item yang dihilangkan sehingga versi
akhir SEMLI-S terdiri 30 item (5 subskala) yang mencerminkan self-perceived orientasi
metakonitif belajar sains yaitu: (1) CC, (2) MEP, (3) SE, (4) AW, dan (5) CO.
b. Hasil analisis faktor , Cronbachs alpha menyatakan konsistensi internal pada level yang
dapat diterima untuk tiap subskala (tabel 1) dan terdapat korelasi yang tinggi antara CC
dan MEP, MEP dan SE, serta CC dan SE.
c. Hasil analisis Rasch. Real item reliability: 0,97 (konsistensi internal tinggi), Real person
Reliability: 0,92, dan pearson separation index: 3,33 diatas ambang batas: 0,7. (tabel 5).
d. Item-item pada dimensi AW dan CO dan beberapa item dari dimensi SE adalah mudah,
dan item pada dimensi CC dan MEP dan beberapa dimensi SE adalah sukar. SEMLI-S
sesuai dengann model Rasch adalah baik dan dapat dianggap sebagai unidimensional.
SEMLI-S memiliki pemisahan yang memadai sehingga terdapat beberapa strata,
mempunyai item-item yang terkalibrasi, dan item-item individual
semuanya
berkontribusi dan mencerminkan konstruk yang mendasari orientasi belajar metakognitif.
6. Kesimpulan
SEMLI-S dapat digunakan untuk menganalisis dan memfokuskan pada sebagian atau
seluruh dimensinya atau untuk skor penugasan secara indinvidu yang membandingkan di
antara mereka dalam kaitannya terhadap metakognitif mereka dalam belajar sains.
7. Komentar
a. Keunggulan
1) SEMLI-S terdiri dari beberapa dimensi.
2) Uji coba lapangan menggunakan sampel dengan jumlah banyak dan berstrata.
3) Analisis instrumen SEMLI-S cukup banyak.
b. Kelemahan:
1). Banyak item yang gugur.
.

Você também pode gostar