Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Zia Rohmawati
200159
AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2002/2003
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya yang tidak terhingga kepada penulis,
sehingga terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini disusun sebagai pelengkap atau nilai tambah ujian akhir
semester. Selama penyusun makalah ini, penulis banyak mendapatkan
kemudahan, arahan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada yang terhormat :
1. AzisAlimul H., Skp, selaku dosen mata kuliah dokumentasi di Akademi
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
2. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Perawatan Universitas Muhammadiyah
Surabaya dan berbagai pihak yang telah memberi bantuan, serta dorongan
kepada penulis selama mengikuti pendidikan dan dalam penyusunan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa karena sangat
terbatasnya kemampuan penulis, maka karya tulis ini jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan dan kritikan serta saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan juga
mereka yang berkecimpung dalam dunia perawatan serta menambah ilmu
pengetahuan bagi penulis pribadi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Dasar
I.1 Pengertian
Bronchopneumonia adalah salah satu peradangan paru yang terjadi
pada jaringan paru atau alveoli yang biasanya didahului oleh infeksi traktus
respiratorius bagian atas selama beberapa hari, yang dapat disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti : bakteri, virus, jamur dan benda asing
(Depkes, 1993 : 106).
I.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Masalah
a. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernafasan
Pernafasan adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang
banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa-sisa dari oksigen
yang keluar dari tubuh.
Adapun organ-organ pernafasan dimulai dari hidung, faring,
trakhea, bronchus dan paru-paru.
Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua
lubang (cavun nasi) yang dipisahkan oleh sekat hidung. Di dalamnya
terdapat bulu-bulu yang berguna menyaring udara, debu dan kotorankotoran yang masuk dalam lubang hidung. Daerah pernafasan dilapisi
dengan epitelium silinder dan sel epitil berambut yang mengandung sel
lendir. Sekresi dari sel membuat permukaan nares basah dan berlendir.
Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang
terdapat pada vestubulum dan karena kontak dengan permukaan lendir
yang dilalui, maka udara menjadi hangat oleh penguapan air dari
permukaan selaput lendir.
Faring merupakan tempat persimpangan antara jalan nafas dan
jalan makanan. Terdapat di bawahn dasar tengkorak di belakang rongga
hidung di sebelah depan atas leher.
lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 20 cincin yang terdiri dari
tulang rawan. Disebelah dalam trakhea diliputi selaput lendir yang berbulu
getar (silia) yang hanya bergerak dari arah luar.
Bronchus terbentuk dari belahan dua trakhea pada ketinggian
vertebrae thorakalis kelima yang mempunyai struktur serupa dengan
trakhea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Bronchus ini berjalan ke
bawah dan ke samping ke arah tumpuk paru-paru.
Paru-paru merupakan alat pernafasan utama yang terletak disebelah
kanan dan kiri, dibagian tengah dipisahkan oleh jantung serta pembuluh
besarnya dan struktur lain yang terletak dimediastinum. Paru-paru adalah
organ yang berbentuk kerucut dengan apex diatas dan muncul sedikit lebih
tinggi dari clavicula.
Setiap paru-paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua yang
disebut pleura. Pleura viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam
fisura dan dengan demikian akan memisahkan lobus satu dengan lainnya.
Membran ini kemudian dilipat kembali disebelah tumpuk paru dan
membentuk pleura parietalis dan melapisi bagian dalam hidung.
Fisiologi dari pernafasan adalah oksigen diambil oleh paru-paru
melalui hidung dan mulut. Sewaktu bernafas oksigen masuk melalui
trakhea dan pipa bronhiale ke alviol dan dibawa ke kapiler pulmonalis.
Pernafasan terjadi oleh karena paru-paru yang berkembang kempis.
Dan hal ini dimungkinkan oleh gerakan turun naiknya diafragma serta
elevasi depresi iga yang meningkat dan menurunkan diameter antero
posterior rongga dada. Demikian juga elevasi dari bagian rongga dada
meningkat kira-kira 20 persen lebih besar pada inspirasi dari pada
ekspirasi.
lobus
yang
meradang
tampak
warna
kemerahan,
a. Penatalaksanaan
Adapun penatalaksanaan pada klien Bronchopneumonia yang
berusia 9 bulan adalah sebagai berikut :
6. Oksigen 2 liter/menit
7. IVFD (Intra Vena Fluid Drip)
1) Jenis cairan adalah 2A K CL (1-2 mek/kg BB/24 jam atauKCL 6
mek/500 ml).
2) Kebutuhan cairannya adalah sebagai berikut :
Kg BB
3 10
11 11
85
lebih dari 15
65
I.2.4
Dampak Masalah
1. Biologis
Terjadi gangguan pada sistem respiratorius karena sesak nafas,
gangguan aktifitas karena kelemahan, gangguan nutrisi karena nafsu
makan yang menurun dan intake yang kurang serta defisit cairan yang
disebabkan oleh karena out put yang berlebihan dan intake yang tidak
adekuat.
2. Psikologis
Pada keluarga akan timbul kecemasan dan pada anak akan timbul
kegelisahan,
anak
menjadi
rewel.
Oleh
karena
penyakit
BAB II
TINJAUAN KASUS
II.1 Pengkajian (tanggal : 14 Januari 2003, pukul : 09.00 WIB)
II.1.1 Pengumpulan Data
II.1.1.1 Identitas klien
Nama An. N, umur 9 bulan, jenis kelamin perempuan, tanggal
MRS
14
Januari
2003,
pukul
08.45
WIB,
diagnosa
medis
3. Sistem kardiovascular
Ditemukan adanya takhikardi (denyut nadi 138 kali/menit), iramanya
tidak teratur, tidak ada nyeri dada, suara S1 S2 tunggal, adanya
cyanosis, acral hangat
4. Sistem urinaria
Tidak
ditemukan
kelainan
maupun
gangguan
pada
sistem
: 11
9/dl
Leukocit
: 9,6
Thrombocit
: 352 x
PCV
: 33 %
(13,4 17,7)
(150 350)
(35 45)
: 7,337
(7,35 7,45)
PO2
: 67,2 mmHg
PCO2
: 29,1 mmHg
(35 45 mmHg)
HCO3
: 15,4 mmHg
(21 25 mmHg)
3. Radilogy
Cor
Pulmo
(2)
Data onyektif : anak sesak, batuk, pilek, bunyi nafas grok-grok, ada
pernafaan cuping hidung, terdapat retraksi intercostae pada
auscultasi adanya ronchi basah dan stidor, frekuensi pernafasan 52
kali / menit, anak cynosis, hasil laboratorium didapatkan pH 7,337,
PCO2 67,2, HCO3, 15,4, PO2 67,2, keadaan lemah, nadi 138/menit.
(3)
(4)
(2)
Data obyektif : badan klien panas, suhu tubuh 39 0C, denyut nadi
138 kali/menit, klien lemah, rewel, pada hasil photo tampak patchi
(4)
(2)
(3)
Masalah : aktivitas
(4)
(2)
(3)
Masalah : kecemasan
(4)
3) Berikan posisi semi fowler dan bantal yang ringan diatas abdomen
untuk menambah ekspirasi.
4) Berikan nebulizer selama 15 menit
5) Lakukan suction secara benar
6) Berikan oksigen (O2) sesuai advis dokter
7) Berikan
hidrasi
peroral
dan
perenatal
secara
adekuat
bila
antibiotik
(Ampicilin,
Kemicetine)
dan
Kortokosteroid
(Dexamethason).
Rasional :
1) Pendekatan pada keluarga secara therapiutic dapat menciptakan
hubungan yang baik.
2) Pernafasan dangkal dan cepat, gerakan dada yang tak simetris sering
terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada.
3) Dengan posisi semi fowler akan meningkatkan ekspansi paru dalam
pengambilan oksigen dan kontraksi abdomen untuk meningkatkan
tekanan intra thorak serta memudahkan pengeluaran lendir.
4) Pemberian
neulizer
dengan
uap
hangat
berfungsi
untuk
sehingga
akan
mempercepat
proses
penurunan
temperatur tubuh.
5) Dengan pemberian cairan yang cukup berfungsi untuk mengganti
cairan yang hilang. Dan pemberian peroral kurang diperkenankan
karena klien sesak.
6) Aktivitas
6) Diskusikan
aspek
ketidakmampuan
dari
penyakit,
lamanya
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(2)
(3)
(4)
Membantu
segala
meningkatkan
memungkinkan.
aktivitas
kemampuan
klien
aktivitas
yang
klien
diperlukan.
jika
Dan
kondisinya
(2)
(3)
(4)
adalah :
1) Diagnosa Keperawatan Pertama
(Tanggal 14 Januari 2003)
Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas, batuk, dan pilek
Obyektif
: -
dengan
pengobatan
dokter
(Ampicillin,
dalam
pemberian
Kemicetine
dan
Dexamethason)
2) Diagnosa keperawatan kedua
(Tanggal 15 Januari 2003)
Subyektif : Ibu klien mengatakan anaknya tidak panas
Obyektif
: -
: -
Subyektif : Ibu dan ayah klien mengatakan sudah tidak cemas lagi dan
mengerti tentang tindakan perawatan pada anaknya.
Obyektif
: -
DAFTAR PUSTAKA