Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
- Derajat II
: Sama dengan derajat pertama ditambah dengan gejala perdarahan spontan seperti
peteteia, ekimasa, epitaksis, gematansis, perdarahan gusi.
- Derajat III
: Ditandai dengan gejala kegagalan perdarahan darah seperti nadi lemah dan cepat
(kurang dari 20/menit) (lebih dari 20 mmHg. Tekanan darah menurun (120/80120/100-120/110-90-80)
- Derajat IV
: Nadi tidak teraba, tekanan darah tak terukur (denyut jantung kurang dari
140/menit) anggota gerak teraba dingin, berkeringat, dan kulit tampak biru.
Gejala-gejala lain :
- Hati membesar, nyeri spontan pada perabaan
- Asites
- Cairan dalam rongga pleura (kanan)
- Ensefalopati = kejang, gelisah, sapor, teoma
D. Patofisiologi
Virus Dengue
Invasi ke dalam tubuh
Kongesti pembesaran
daerah di bawah kulit
- Demam
- Sakit Kepala
Ruam
Sistem Retikuloendotelial
Pembesaran getah
bening
+
Pembesaran
hati
Pembesaran
limpa
Aktivasi system
kalikrein
Volume plasma
Hipotensi
Haemokonsentrasi
Hipoproteinemia
Efusi
Renjatan Hipovolemik
Anoxia
jaringan
Asidosis
metabolik
X-foto dada
EKG
Diagnosa Banding
Penatalaksanaan
Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah, masukan kurang) atau kejang-kejang
Panas 3-5 hari disertai nyeri perut, pembesaran hati, uji tourniquet positif/negatif, kesan sakit
keras, HB dan PCV meningkat
Dengan Renjatan :
-
Timbang berat badan anak, ambil contoh darah, isi formulir PMI (darah 20 ml/kg, plasma 40
ml/kg)
Bila nadi masih cepat, kecil atau tidak teraba, tekanan darah rendah atau tidak terukur, beri
plasma 20-40 ml/kg dalam 1-2 jam
Bila terpaksa, pakai plasma golongan AB/donor universal
Setelah renjatan teratasi, beri dekstrosa 5% dalam 0,9% NaCl 100-150 ml/kg/hari. Bila nadi
telah mencapai 80/menit, ganti dengan dektrosa 5%-0,45% NaCl atau dektrosa 5%-0,22%
NaCl disesuaikan dengan umur penderita
Observasi ketat selama 24-48 jam. Bila timbul renjatan lagi, ulangi prosedur di atas
Bila dengan tindakan-tindakan di atas renjatan belum dapat teratasi, perlu dipertimbangkan
pemasangan kateter untuk mengukur tekanan vena sentral, dan pemberian obat-obatan
vasoaktif
Hepanin dipakai pada keadaan koagulasi intravaskuler menyeluruh (DIC) yang disertai
gejala trombosis
E. Komplikasi
-
Perdarahan otak
Asuhan Keperawatan
2. Pengkajian Dasar
Biodata
Terjadi dengue haemorhagic fever, biasanya terjadi pada anak dan orang dewasa.
Keluhan utama
Terjadinya DHF pada anak disertai gejala mual.muntah, nyeri pada ulu hati dan kenaikan
suhu tubuh timbul bintik-bintikmerah pada tangan pasien.
Tiwayat tumbang
Dalam hal ini tidak menampakkan bahwa masa perkembangannya mengalami
kemunduran.
Pola psikososial
Keluarga akan merasa khawatir dan kebingungan dengan kondisi yang terjadi pada
anaknya dan apa yang harus dilakukan pada anak yang sakit dan dampak di rawat di
Rumah Sakit
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum demam yang tinggi, anoreksia, nyeri punggung, tulang, persendian.
TTV : peningkatan suhu tubuh
3. Pengkajian
Data Subyektif
Panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati dan tidak nafsu makan, sakit menelan, pegal
seluruh tubuh, nyeri otot dan persendian, punggung, kepala, haus.
Data obyektif
Suhu tubuh tnggi (38 40oC), adanya bintik-bintik merah (??????) pada tangan
4. Diagnosa keperawatan
Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan mual, muntah,
sakit menelan.
Gangguan kebutuhan tidur (istirahat) sehubungan dengan suhu tubuh yang meningkat.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya sehubungan dengan informasi tentang
penyakitnya
5. Intervensi
Dx I
Tujuan : KH
Dx II
Tujuan : -
KH
:-
Intervensi :
Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan makanan utama pada pagi hari.
R/ makan banyak sulit untuk mengatur bila anorexia, anorexia juga paling buruk selama
siang hari.
Dx III
Tujuan : KH
:-
Intervensi :
Berikan penjelasan pentingnya istirahat yang cukup 6-8jam untuk menunjang proses
penyembuhan.
R/ Memenuhi kebutuhan istirahat
Dx IV
Tujuan : -
KH
:-
Memberikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan di luar dan didalam rumah, cara
membuang sampah dan membasmi jentik-jentik nyamuk.
R/ Agar nyamuk tidak bersarang di sembarang tempat
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer. Dkk (2001)., Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes CV Laprus FKUI.
Marlyn E. Doenges, (2000)., Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.
Nasrul Effendi (1995), Pengantar Proses Keperawatan, Jakarta, EGC.
Syaifudin (1997), Anatomi Fisiologi
Sylfia A. Price (1995), Patofisiologi, Jakarta, EGC.