Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
4. Guru atau karyawan di lingkungan SMA PGRI 4 Jakarta dan mantan Guru
dan Karyawan SMA PGRI 4 Jakarta
5. Mengajukan permohonan untuk menjadi anggota dan menyatakan
kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok dan simpanan
wajib.
6. Bersedia membayar simpanan pokok sebesar Rp 100.000,- (seratus l
ribu rupiah) dan simpanan wajib yang telah ditentukan dalam Anggaran
Rumah Tangga dan/atau keputusan rapat anggota.
7. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
Pasal 7
1. Keanggotaan koperasi diperoleh jika seluruh persyaratan telah dipenuhi,
simpanan pokok dan simpanan wajib telah dilunasi dan yang
bersangkutan terdaftar dan telah menandatangani Buku Daftar Anggota
Koperasi.
2. Pengertian keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (1) di atas
termasuk para pendiri.
3. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan
cara apapun.
4. Koperasi secara terbuka dapat menerima anggota lain sebagai anggota
luar biasa. Anggota luar biasa adalah mereka yang bermaksud menjadi
anggota, namun tidak bekerja sebagai Guru maupun karyawan di
lingkungan SMA PGRI 4 Jakarta.
5. Tata cara penerimaan anggota sebagaimana dimaksud ayat (4) diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 8
Setiap anggota mempunyai kewajiban:
1. Membayar rekening simpanan atau tabungan pada Koperasi sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga
atau diputuskan dalam Rapat Anggota (membayar simpanan wajib
sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga atau
diputuskan dalam Rapat Anggota).
2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha Koperasi.
3. Mentaati ketentuan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Rapat Anggota dan ketentuan lainnya yang berlaku dalam
Koperasi.
4. Memelihara serta menjaga nama baik dan kebersamaan dalam
Koperasi.
Pasal 9
Setiap anggota berhak:
1. Memperoleh pelayanan dari Koperasi.
2. Menghadiri dan berbicara dalam rapat anggota.
3. Memiliki hak suara yang sama.
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 13
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam
Koperasi.
2. Rapat Anggota dilaksanakan untuk menetapkan:
a. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan perubahan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b. Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen dan usaha
koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan
pengawas.
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi
serta pengesahan laporan keuangan.
e. Pengesahan pertanggungjawaban Pengurus dalam pelaksanaan
tugasnya dan pelaksanaan tugas pengawas bila koperasi
mengangkat pengawas tetap.
f. Pembagian Sisa Hasil Usaha.
g. Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran Koperasi.
3. Rapat Anggota dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu)
tahun.
4. Rapat Anggota dapat dilakukan secara langsung atau melalui
perwakilan yang pengaturannya ditentukan dalam Anggaran Rumah
Tangga.
5. Rapat Anggota Koperasi terdiri dari:
a. Rapat Anggota Tahunan.
b. Rapat Anggota Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja.
Tempat, acara, tata tertib dan bahan materi Rapat Anggota harus sudah
disampaikan terlebih dahulu kepada anggota sekruang-kurangnya 7 (tujuh)
hari sebelum pelaksanaan Rapat Anggota.
Pasal 17
1. Rapat Anggota diselenggarakan oleh Pengurus Koperasi, kecuali
Anggaran Dasar menentukan lain.
2. Rapat Anggota dapat dipimpin langsung oleh Pengurus Koperasi dan
atau oleh Pimpinan Sidang dan Sekretaris Sidang yang dipilih dalam
Rapat Anggota tersebut.
3. Pemilihan pimpinan dan sekretaris sidang dipimpin oleh Pengurus
Koperasi dari anggota yang hadir, yang tidak memangku jabatan
Pengurus, Pengawas dan pengelola atau Karyawan Koperasi.
4. Setiap Rapat Anggota harus dibuat Berita Acara Rapat yang
ditandatangani oleh seluruh Pimpinan dan Sekretaris Rapat.
5. Berita Acara keputusan Rapat Anggota yang telah ditandatangani oleh
pimpinan dan sekretaris rapat menjadi bukti yang sah terhadap semua
anggota koperasi dan pihak ketiga.
6. Penandatanganan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak
diperlukan, jika Berita Acara Rapat tersebut dibuat oleh Notaris.
Pasal 18
1. Rapat Anggota Tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 6 (enam)
bulan sesudah tutup tahun buku, kecuali ada pengaturan lain dalam
anggaran dasar.
2. Rapat Anggota tahunan membahas dan mengesahkan:
a. Laporan pertanggungjawaban Pengurus atas pelaksanaan tugasnya.
b. Neraca perhitungan laba rugi tahun buku yang berakhir 31 (tiga
puluh satu) Desember.
c. Penggunaan dan pembagian Sisa Hasil Usaha.
d. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pengawas dalam satu
tahun buku.
3. Rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan
belanja membahas dan mengesahkan rencana kerja dan rencana
Anggaran belanja pendapatan dan belanja koperasi juga harus
dilaksanakan tiap tahun buku, paling lambat 1 (satu) bulan sebelum
tahun buku/anggaran yang bersangkutan dilaksanakan, yang diajukan
oleh Pengurus dan Pengawas.
4. Apabila rapat anggota rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan
dan belanja seperti tersebut pada ayat 3 (tiga) di atas belum mampu
dilaksanakan oleh koperasi karena alasan yang obyektif dan rasional
seperti efisiensi maka:
a. Rapat Anggota rencana Kerja dan rencana Anggaran pendapatan
dan belanja dapat dilaksanakan bersama dengan Rapat Anggota
Tahunan dengan acara rapat tersendiri (terpisah), dengan ketentuan
Rapat Anggota Tahunan harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah tutup tahun buku.
Pasal 26
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipiluh menjadi pengawas adalah anggota yang memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian, pengawasan
dan akuntansi, jujur, dan berdedikasi terhadap koperasi.
b. Memiliki kemampuan keterampilan kerja dan wawasan di bidang
pengawasan.
c. Sudah menjadi anggota sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun.
3. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
4. Pengawas terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang.
5. Sebelum melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Pengawas, harus
terlebih dahulu mengucap sumpah atau janji di depan Rapat Anggota.
6. Tata cara pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian Pengawas diatur
dan sumpah Pengawas ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 27
1. Dalam hal koperasi telah mampu mengangkat Manager yang
profesional, maka pengawasan dapat diadakan secara tetap atau
diadakan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan ditentukan
dengan keputusan Rapat Anggota.
2. Dalam hal koperasi tidak mengangkat pengawas, maka ditentukan:
a. Pengangkatan Manager tersebut harus langsung ditetapkan oleh
Rapat Anggota.
b. Fungsi dan tugas pengawas menjadi tugas dan tanggung jawab
Pengurus dan Pengurus tidak ikut campur tangan dalam
pengelolaan kegiatan usaha, keuangan yang dijalankan oleh
koperasi.
3. Audit keuangan harus dilakukan oleh Akuntan Publik dan audit non
keuangan oleh tenaga ahli di bidangnya atas permintaan pengurus.
4. Pengaturan selanjutnya diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga.
Pasal 28.
Hak dan kewajiban pengawas adalah:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan
pengelolaan koperasi.
b. Meneliti catatan dan pembukuan yang ada pada koperasi.
c. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
d. Memberikan koreksi, saran, teguran dan peringatan kepada pengurus.
e. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
f. Membuat laporan tertulis tentang hasil pelaksanaan tugas pengawasan
kepada Rapat Anggota.
Pasal 29
Pengawas berhak menerima imbalan jasa sesuai keputusan Rapat Anggota.
Pasal 30
Pasal 38
dapat mengangkat
penasehat
atas
BAB XV
SISA HASIL USAHA
Pasal 47
1. Sisa Hasil Usaha merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun buku dikurangi penyusutan, kewajiban lain termasuk Pajak,
dan segala biaya yang dikeluarkan dalam tahun buku yang
bersangkutan;
2. Sisa Hasil Usaha yang diperoleh Koperasi, setelah dikurangi dana
cadangan dibagikan untuk:
a. Anggota sesuai transaksi dan simpanannya;
b. Pendidikan;
c. insentif untuk Pengurus;
d. untuk dana pendidikan;
e. untuk dana sosial dan pembangunan daerah kerja;
3. Pembagian dan prosentase pembayaran sebagaimana dimaksud dalam
ayat (2), ditentukan dan diputuskan dalam keputusan Rapat Anggota
dan ditetapkan dalam Anggaran Rumah Tangga;
4. Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung
atau dimasukkan dalam simpanan atau tabungan anggota yang
bersangkutan yang sesuai keputusan Rapat Anggota;
Pasal 48.
1. Dana cadangan adalah kekayaan koperasi yang disediakan untuk
menutup kerugian sehingga tidak boleh dibagikan kepada anggota;
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk mempergunakan paling tinggi
75% dari seluruh jumlah dana cadangan untuk perluasan usaha
koperasi;
3. Sekurang-kurangnya 25% dari dana cadangan harus disimpan dalam
bentuk giro pada Bank sesuai keputusan Rapat Anggota.
BAB XVI
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 49
1. Bilamana koperasi dibubarkan dan pada penyelesaian ternyata bahwa
kekayaan Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian
dan kewajiban, maka sekalian anggota dan mereka yang telah berhenti
sebagai anggota dalam waktu 1 (satu) tahun sebelum pembubaran
koperasi diwajibkan menanggung kerugian itu;
2. Bila menurut kenyataan ada anggota dan mereka yang berhenti sebagai
anggota dalam waktu 1 (satu) tahun yang sebelum pembubaran
koperasi, tidak mampu memenuhi kewajibannya sebagaimana
ditentukan dalam pasal ini, maka kekurangan itu dibebankan kepada
anggota lain, hingga jumlah kerugian yang menurut perhitungan harus
dibayar oleh para anggota dan mereka yang berhenti sebagai anggota
dapat dipenuhi;
BAB XX
ANGGARAN RUMAH TANGGA DAN PERATURAN KHUSUS
Pasal 59
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan
Khusus, yang memuat peraturan pelaksanaan berdasarkan ketentuan
Anggaran Dasar Koperasi dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
ini.
Pasal 60
Anggaran Dasar ini disahkan oleh Rapat Anggota Pembentukan Koperasi
yang dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15 November 2006 di Jalan
Raya Cipayung , Gedung SMA PGRI 4 Jakarta
Pasal 5
1. Koperasi menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan usaha yang
mampu memberikan nilai tambah bagi kesejahteraan anggota
khususnya, dan masyarakat pada umumnya.
2. Sebelum ditetapkan, kegiatan usaha yang akan dilaksanakan wajib
dikaji terlebih dahulu secara menyeluruh mengenai kelayakan teknis,
finansial serta manfaatnya bagi anggota Koperasi dan masyarakat.
3. Kegiatan usaha sebagaimana dimaksud adalah:
a. Mengadakan unit simpan pinjam bagi anggotanya
b. Menjalankan usaha pemasaran produk dan jasa, termasuk penjualan
secara berjenjang, waralaba maupun melalui internet
c. Melaksanakan kemitraan antara Koperasi dengan pihak lain,
Pemerintah, BUMN, BUMS, perbankan, koperasi lainnya dan
Lembaga Swadaya Masyarakat (NGO) dari dalam maupun luar
negeri dalam usaha / permodalan yang saling menguntungkan
d. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan perkoperasian,
kewirausahaan, dan lain-lain dalam rangka peningkatan sumber
daya manusia dan kesejahteraan anggota
e. Mengadakan usaha barang-barang primer dan sekunder untuk
anggota dan masyarakat
f. Mengadakan usaha jasa di bidang keuangan, kesehatan (apotik,
klinik),
pelatihan,
pendidikan,
pendampingan,
konsultansi,
ekspor/impor, travel biro, property, penyewaan gedung, pengadaan
kendaraan bermotor, asuransi, telekomunikasi, broadcasting,
warung internet, fotocopy, ATK, toko buku, kantin / restoran , taxi,
perbengkelan, perikanan, dan jasa-jasa lainnya.
4. Dalam menyelenggarakan kegiatan usaha tersebut pada ayat (3) pasal
ini, Koperasi dapat membentuk Unit dan Cabang Usaha di luar wilayah
Kantor Pusatnya atau membentuk Usaha Bersama dengan pihak lain
dengan tetap memperhatikan efisiensi, efektivitas serta produktivitas
usaha dimaksud.
5. Unit-unit Usaha Koperasi yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam
ayat 4 pasal ini wajib dikelola secara professional dan diadministrasikan
secara terpisah satu dari yang lain, namun tetap merupakan satu
kesatuan dari organisasi Koperasi.
6. Dalam hal Koperasi membentuk Usaha Bersama dengan pihak lain,
bentuk usaha dimaksud dapat berupa bentuk hukum lain atau
melakukan kerjasama yang bersifat khusus berdasarkan suatu
perjanjian.
BAB V
KEANGGOTAAN
Pasal 6
f.
Pasal 16
1. Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) diselenggarakan sewaktu-waktu
dianggap perlu, untuk membahas dan memecahkan permasalahan
yang sifatnya mendasar dan perlu diselenggarakan secepatnya.
2. RALB dihadiri oleh Anggota / perwakilan, tidak termasuk Anggota Luar
Biasa
3. Hal-hal yang bersifat mendasar tersebut pada ayat (1) pasal ini antara
lain:
a. Pemberhentian anggota Pengurus dan/ atau Pengawas yang telah
terbukti menimbulkan kerugian pada Koperasi dan atau anggotanya
karena tidak betindak sesuai dengan wewenang atau bertindak
melampaui batas wewenang yang ada padanya;
b. Perubahan/ penyempurnaan AD dan/ atau ART;
c. Pembubaran Koperasi dan pembentukan Panitia Penyelesaian;
d. Penyelamatan Koperasi dari kerugian yang berkelanjutan dan telah
mengakibatkan berkurangnya modal sendiri.
Pasal 17
Implementasi keputusan Rapat Anggota ditindaklanjuti/ dituangkan dalam
Surat Keputusan dan/ atau Peraturan Khusus yang diterbitkan oleh
Pengurus.
BAB VIII
PENGURUS
Pasal 18
1. Pengurus KOPERASI dipilih dari dan oleh anggota secara langsung atau
melalui formatur.
2. Dalam hal dipilih melalui formatur, maka Rapat Anggota menetapkan
jumlah formatur sekurang-kurangnya terdiri dari 5 (lima) dan sebanyakbanyaknya 9 (sembilan) orang yang dipilih secara langsung dalam
Rapat Anggota.
3. Keanggotaan Formatur dapat melibatkan 1 (satu) orang Pengurus lama,
dan 1 (satu) orang Pengawas lama.
4. Anggota Formatur tidak harus menjadi Pengurus.
Pasal 19
1. Selain dari syarat yang ditetapkan pada bab VI pasal 21 ayat (2) AD,
yang dapat dicalonkan menjadi anggota Pengurus harus memenuhi
syarat tambahan berikut:
a. Menjadi anggota Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun tidak
terputus-putus
b. Tidak pernah melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan
Koperasi.
c. Tidak mempunyai tunggakan Simpanan Pokok/ atau Simpanan
Wajib.
2.
3.
4.
5.
Pasal 23
1. Anggota Pengurus yang berhenti atas permohonan sendiri sebelum
masa jabatannya habis harus mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Pengurus.
2. Apabila permohonan tersebut pada ayat (1) pasal ini dapat disetujui,
Pengurus menyatakan persetujuannya secara tertulis kepada yang
bersangkutan dan segera mencatat hal tersebut dalam Buku Daftar
Pengurus.
3. Terhitung sejak tanggal pencatatan berhenti dari jabatan Pengurus,
yang bersangkutan dengan sendirinya kembali menjadi anggota biasa,
dan semua fasilitas yang diberikan kepadanya selaku anggota Pengurus
dihentikan.
4. Apabila ada anggota Pengurus berhenti dari jabatannya selaku anggota
Pengurus sebelum masa jabatannya berakhir, maka Rapat Pengurus
menunjuk seorang pengganti.
5. Untuk menjaga efektivitas organisasi, pengunduran pengurus
dikarenakan mundur/berhenti/pindah kerja dari Universitas Ahmad
Dahlan atau studi lanjut ke luar wilayah DIY harus diikuti dengan
pengunduran diri sebagai Pengurus.
6. Pergantian anggota Pengurus antar waktu tersebut pada ayat (4) pasal
ini harus disahkan Rapat Anggota.
Pasal 25
1. Sebagai pengganti tenaga dan waktu yang dipergunakan untuk
menjalankan tugas yang diembannya kepada anggota Pengurus
diberikan imbalan jasa/ honorarium dibayarkan setiap bulan yang
besarnya ditetapkan oleh Rapat Anggota.
2. Sesuai dengan ketentuan Bab XII pasal 41 ayat (2) dan ayat (3) AD
kepada Pengurus diberikan bagian dari SHU.
BAB IX
PENGAWAS
Pasal 26
1. Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh serta bertanggungjawab
kepada Rapat Anggota.
2. Pengawas terdiri dari 5 (lima) orang yang dipilih dari dan oleh anggota
dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat dipilih menjadi Pengawas
selain yang tercantum dalam pasal 19 ayat (2) AD, calon Pengawas
memenuhi persyaratan tambahan berikut
a. Syarat tambahan yang ditetapkan bagi calon Pengurus sebagaimana
tercantum dalam pasal 19 ayat (1) huruh a s/d f ART berlaku juga
bagi calon anggota Pengawas.
b. Umur sekurang-kurangnya 30 tahun.
c. Dicalonkan sekurang-kurangnya oleh 10 (sepuluh) peserta RAT.
d. Dapat menyediakan waktu untuk kepentingan Koperasi.
3. Pemilihan Pengawas dilakukan secara langsung.
Pasal 27
1. Masa jabatan Pengawas 3 (tiga) tahun sesuai dengan periode pengurus.
2. Anggota Pengawas yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya.
Pasal 28
1. Serah-terima jabatan dari Pengawas lama yang telah habis masa
jabatannya kepada Pengawas baru dilakukan bersama-sama dengan
serah terima jabatan dari Pengurus lama kepada Pengurus baru.
2. Selama belum dilakukan serah-terima jabatan, Pengawas lama tetap
menjalankan tugas yang diembannya selaku Pengawas Demisioner.
3. Apabila serah terima jabatan tersebut pada ayat (1) pasal ini karena
satu dan lain sebab tidak dapat terlaksana dalam jangka waktu 10
(sepuluh) hari kerja, maka Pengawas baru dengan sendirinya segera
melaksanakan tugas kepengawasannya.
Pasal 29
Selain tugas pokok yang ditetapkan dalam pasal 28 AD, Pengawas juga
bertugas:
a. Menjaga agar operasional KOPERASI selalu taat azas dengan Rencana
Kerja dan Anggaran Koperasi yang telah ditetapkan.
b. Mencegah terjadinya penyimpangan dan/ atau penyalahgunaan
wewenang yang dilakukan oleh pengurus;
c. Mengambil tindakan kolektif untuk meluruskan kembali bila terjadi
penyimpangan/ penyalahgunaan wewenang.
Pasal 30
1. Anggota Pengawas yang berhenti atas permohonan sendiri sebelum
masa jabatannya habis, diselesaikan dengan tata cara yang
diberlakukan terhadap anggota Pengurus yang berhenti atas
permohonan sendiri sebelum masa jabatannya berakhir.
2. Ketentuan tersebut pada pasal 23 ayat (1) s/d ayat (8) diberlakukan
pada anggota Pengawas tersebut pada ayat (1) pasal ini.
Pasal 31
1. Anggota Pengawas dapat diberhentikan melalui RALB bila yang
bersangkutan terbukti:
a. Dengan sengaja tidak melaksanakan ketentuan dalam UU / AD / ART
/ Keputusan Rapat Anggota.
b. Melaksanakan suatu tindakan yang menyimpang atau bertentangan
dengan ketentuan dalam UU / AD / ART / Keputusan Rapat Anggota.
2. Rapat Anggota Laur Biasa (RALB) diselenggarakan berdasarkan
ketentuan-ketentuan pada pasal 20 AD.
Pasal 32
BAB XI
PENGELOLA DAN KARYAWAN KOPERASI
Pasal 34
1. Hubungan kerja antara Pengelola dengan Koperasi berdasarkan
ketentuan pasal 22 ayat (4) AD dikukuhkan dengan Kontrak Kerja.
2. Pengelola dapat diberhentikan oleh Pengurus meskipun jangka waktu
kontrak kerja belum habis, bila pengelola yang bersangkutan ternyata:
a. Tidak melaksanakan kewajibannya sesuai dengan isi kontrak kerja
tersebut pada ayat (1) pasal ini, atau
b. Melakukan
kekeliruan/
kesalahan
manajemen
sehingga
menimbulkan kerugian pada Koperasi, sebagaimana dinyatakan oleh
Internal Auditor UAD atau Akuntan Publik dalam laporannya.
3. Pengelola dan/ atau karyawan Koperasi bertanggungjawab kepada
Pengurus.
4. Syarat Pengelola Koperasi;
a. Memiliki akhlak dan moral yang baik.
b. Mengetahui, memahami dan menghayati secara konsisten batasbatas wewenang dan tanggung jawabnya.
c. Mempunyai jiwa dan semangat kepemimpinan serta kewirausahaan.
d. Memahami seluk-beluk dan sifat/ usaha pekerjaan yang dikelola dan
mempunyai visi untuk mengembangkannya.
BAB XVI
SANKSI-SANKSI
Pasal 39
1. Tenggang waktu antara peringatan pertama, peringatan kedua dan
peringatan ketiga yang dimaksud dalam pasal 47 ayat (1) AD
masing-masing 2 (dua) bulan.
2. Waktu skorsing tersebut pada pasal 47 ayat (1) AD selama 6 (enam)
bulan.
BAB XVII
PENUTUP
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggarn Rumah Tangga (ART) ini akan
diatur dalam Peraturan Khusus yang ditetapkan oleh Pengurus.
Pasal 42
1. Anggaran Rumah Tangga ini disahkan oleh Rapat Anggota yang
diselenggarakan pada tanggal 15 Nopember2016 di jakarta.
2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal disahkan.