Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1.
Kependudukan
89.89
187,692.96
152,920.30
208,981.60
98,506.87
648,191.61
722,793.68
706,422.90
692,013.93
678,538.82
665,128.08
648,964.28
Penduduk
Laki-laki
Perempuan
214,446
220,120
378,304
394,311
361,897
377,319
419,230
429,026
254,153
241,940
1,628,031
1,662,715
1,613,345
1,649,843
1,598,077
1,635,219
1,583,875
1,622,372
1,571,218
1,611,137
1,853,987
1,597,614
1,540,900
1,582,791
Jumlah
439,517
772,615
739,216
848,256
496,093
3,360,526
3,263,189
3,233,296
3,206,247
3,182,355
3,154,509
3,123,692
Rasio
Pertumbuhan
95.30
95.90
95.90
97.70
105.00
97.60
97.80
97.70
97.60
97.50
97.50
97.40
0.71
0.91
0.43
1.48
1.43
1.01
0.92
0.84
0.75
0.88
0.98
0.95
B. Komposisi Penduduk
Dilihat dari komposisinya, penduduk DIY sesuai data dari sensus penduduk tahun 2000
terbanyak berumur antara 20-24 tahun, dengan 10.60% dari total penduduk.
C.
Kepadatan Penduduk
Jika dilihat dari kepadatan penduduk yang mendiami wilayah DIY, rata-rata terdapat
1.044,62 jiwa tiap km. Dalam skala kabupaten, kota yogyakarta terpadat dengan
15.413,82 jiwa tiap km, sedangkan Kabupaten Gunung Kidul adalah kabupaten
terjarang dengan hanya 502,54 jiwa tiap km.
D. Lapangan Usaha Penduduk
Dilihat dari penduduk berumur 10 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan usaha
utama di DIY, terlihat bahwa sebagian besar penduduk usia kerja di DIY bekerja di
Analisis Data
sektor pertanian, perdagangan besar, eceran dan rumah makan, serta industri
pengolahan dengan total penduduk pada golongan ini mencapai 1,647,032.67 jiwa.
Tabel 2. Komposisi Penduduk (10 tahun) ke atas yang Bekerja Menurut
Lapangan Usaha Utama di DIY
No
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, gas, dan air
Bangunan
Perdagangan Besar, Eceran, dan Rumah Tangga
Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi
Keuangan, Asuransi, Persewaan Bangunan/ Tanah, Jasa Perusahaan
Jasa Kemasyarakatan
Penduduk
Jumlah
%
713,250.50 43.30518
4,827.72 0.293116
213,340.59 12.95303
1,132.67 0.068771
101,715.84 6.175703
309,267.33 18.77724
60,004.95 3.643216
27,462.38 1.667385
216,030.69 13.11636
1,647,032.67
100
E.
Secara umum jumlah penduduk miskin tahun 2004 di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta mengalami peningkatan dari tahun 1999, sebesar 31,26%. Dalam tahun
1999 jumlah mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan sebesar 789,1 ribu jiwa,
kemudian meningkat menjadi sekitar 1.035,8 ribu jiwa tahun 2004. Dilihat dari
presentase jumlah penduduk miskin juga mengalami peningkatan yaitu dari 26,11%
berubah menjadi 33,38%. Pengamatan untuk kebupaten/kota seluruhnya mengalami
Analisis Data
peningkatan antara 2-5 persen, kecuali untuk Kabupaten Gunung Kidul yang
bertambah cukup besar yaitu sekitar 20%. Di tahun 2004/2005 penduduk miskin
meningkat menjadi sekitar 40%
Presentase penduduk yang miskin di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta paling
banyak di kabupaten Gunung Kidul sebesar 34,9%, kemudian 26,1% di Bantul dan
Sleman dengan 19,1%. Kemudian untuk Kulonprogo dan kota Yogyakarta masingmasing 14,1% dan 5,6%.
Tabel 3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Tahun 2005
Kabupaten/ Kota
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Yogyakarta
Propinsi DIY
Garis Kemiskinan
(Rp/kapita/bulan)
84.205
88.306
85.418
89.802
82.047
88.104
Jumlah Penduduk
% Penduduk Miskin
Miskin (ribu orang)
174.60
14.07
326.54
26.31
434.15
34.98
237.39
19.13
68.66
5.53
1241.22
100.00
Dari tabel diatas terlihat bahwa di Kabupaten Kulonprogo dengan garis kemiskinan
terendah Rp. 84.205,-, jumlah mereka yang miskin 174,6 ribu jiwa atau 14,07%
penduduk. Kabupaten Bantul dengan Rp. 88.306,- terdapat 326,54 ribu jiwa penduduk
yang berpendapatan di bawah garis kemiskinannya atau 26,3%.
Analisis Data
2.
Sosial Budaya
SD
SLTP
SLTA
Total
Jml
Murid
Guru
Jml
Murid
Guru
Jml
Murid
Guru
Jml
Murid
Guru
Jml
Murid
Guru
Kulon Progo
287
6,108
460
393
37,443
3,285
73
18,911
1,610
19
6,946
536
772
69,408
5,891
Kabupaten/ Kota
Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta Propinsi DIY
463
446
452
207
1,855
16,851
9,924
18,398
11,429
62,710
1,134
593
1,157
708
4,052
523
553
538
246
2,253
72,282
66,586
76,188
42,377
294,876
4,470
4,100
4,635
2,298
18,788
100
102
115
60
450
31,104
26,100
32,987
22,655
131,757
2,657
2,167
2,904
1,779
11,117
40
32
52
50
193
14,433
9,452
15,870
24,350
71,051
1,151
883
1,550
1,912
6,032
1,126
1,133
1,157
563
4,751
134,670
112,062 143,443
100,811
560,394
9,412
7,743
10,246
6,697
39,989
Dilihat dari sebarannya, jumlah sekolah terbesar berada di kabupaten Sleman, begitu
pula dengan jumlah murid dan guru yang mengajar, dengan rata-rata 179 murid tiap
sekolah. Meskipun demikian kondisi ini berbeda tiap-tiap jenis sekolah. Rata-rata kota
Yogyakarta memiliki prosentase murid tiap sekolah yang terbesar untuk tingkat
pendidikan TK, SD, SLTP dan SLTA.
Tabel 5. Perbandingan Antara Murid dan sekolah serta Murid dan Guru Pada Fasilitas
Pendidikan Dasar dan Menengah di DIY Tahun 2004
Analisis Data
TK
SD
SLTP
SLTA
murid/ guru murid/ sekolah murid/ guru murid/ sekolah murid/ guru murid/ sekolah murid/ guru murid/ sekolah
1 Kulon Progo
13
21
11
95
12
259
13
366
2 Bantul
15
36
16
138
12
311
13
361
3 Gunung Kidul
17
22
16
120
12
256
11
295
4 Sleman
16
41
16
142
11
287
10
305
5 Yogyakarta
16
55
18
172
13
378
13
487
Propinsi DIY
15
34
16
131
12
293
12
368
Sumber : Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2004
No Kabupaten/ Kota
Sebutan kota pelajar didukung juga oleh keberadaan puluhan perguruan tinggi
baik negeri maupun swasta dengan berbagai jenjang stiudi. Di Yogyakarta ada 6 buah
perguruan tinggi negeri dengan total 73.762 mahasiswa dan 4.757 tenaga pengajar.
Sedangkan 89 perguruan tinggi swasta di DIY mampu menampung 182.919
mahasiswa.
Tabel 6. Kondisi Pendidikan Tinggi Negeri di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun
2004
No
1
2
3
4
5
6
Mahasiswa
49,252
12,376
8,212
2,629
766
527
73,762
Dosen
2,893
913
449
275
177
50
4,757
Dalam sektor kesehatan, pada tahun 2004 terdapat 9 rumah sakit pemerintah dan 19
rumah sakit swasta yang didukung oleh keberadaan 602 Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dalam berbagai jenis. Kota Yogyakarta memiliki jumlah rumah sakit
terbesar dibandingkan daerah tingkat II lainnya di Propinsi DIY.
Secara umum jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dan fasilitas kesehatan
yang ada, kota Yogyakarta mempunyai kondisi yang terbaik, sedangkan kabupaten
Kulonprogoo mempunyai kondisi yang paling buruk diseluruh wilayah DIY.
5
Analisis Data
Tabel 8. Jumlah Rumah Sakit dan Kapasitas Tempat Tidur Menurut Kabupaten/ Kota
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
No
1
2
3
4
5
Kabupaten/Kota
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Yogyakarta
Propinsi DIY
Rumah Sakit
Pemerintah Swasta
1
1
1
2
1 4
5
2
11
9
19
Jumlah
2
3
1
9
13
28
Kabupaten/ Kota
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Yogyakarta
Propinsi DIY
Umum
18
26
20
29
31
124
Puskesmas
RRI
Pembantu
2
12
6
64
5
61
13
110
4
68
30
315
Keliling
18
27
22
33
33
133
3.
Perekonomian
Analisis Data
Krisis ekonomi yang terjadi mulai pada pertengahan tahun 1997 telah berakibat pada
melemahnya kegiatan ekonomi tak terkecuali di wilayah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta. Berdasarkan harga konstan tahun 1993, pertumbuhan Produk Domestik
Regional Brutto (PDRB) per kapita tahun 1998 dan 1999 menurun masing-masing
sebesar -12,36% dan -0,20%.
Namun pada tahun 2004, pendapatan perkapita mengalami kenaikan sebesar 3,28%.
Kenaikan diatas 10% terjadi di sektor transportasi-komunikasi dan sektor pertanian,
sektor perdagangan dan sektor industri masing-masing sebesar 20,47%, 17,96%,
15,78% dan 13,24%. Pada tahun 2000 PDRB Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
mencapai lebih dari 5 trilliun rupiah, naik 4,01% dari tahun sebelumnya yang
mencapai 4,8 triliun rupiah. Angka ini dihitung berdasarkan harga konstan tahun 1993.
Tabel 10. Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga konstan di DIY Tahun 2003-2004
No
Lapangan Usaha
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdaganga, Hotel, dan Restoran
Pengangkuatn dan Kominikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Produk Domestik Reg. Bruto
Produk Pertengahan Tahun
Distribusi (%)
2003
2004
16.95
17.96
1.25
1.21
14.15
13.24
0.73
0.76
7.94
7.99
15.77
15.78
11.46
12.15
11.01
10.45
20.73
20.47
27,57%.
Dengan
demikian
terlihat
bahwa
hampir
60%
PDRB
DIY
disumbangkan oleh kedua wilayah tersebut. Dilihat dari lapangan usahanya, sektor
jasa-jasa di kota yogyakarta adalah penyumbang terbesar PDRB DIY dengan 7,33%,
diikuti oleh sektor pertanian di kabupaten Gunung Kidul dengan 7,06%.
Tabel 11. Distribusi PDRB Dilihat dari Kabupaten dan Lapangan Usaha DIY 2004
Analisis Data
No
Lapangan Usaha
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pertanian
Pertambangan dan penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Bersih
Bangunan
Perdaganga, Hotel, dan Restoran
Pengangkuatn dan Kominikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
Kabupaten/ Kota
Kulon Progo Bantul
Gunung Kidul Sleman
Yogyakarta
2.03
3.73
7.06
4.18
0.25
0.06
0.21
0.34
0.13
0.01
0.31
2.64
2.26
4.77
3.09
0.04
0.08
0.04
0.21
0.37
0.53
1.75
1.53
3.06
1.67
0.75
2.84
2.02
5.42
5.74
0.86
1.42
1.92
3.17
4.53
0.54
1.07
0.82
3.42
4.59
1.68
3.46
2.92
5.15
7.33
6.8
17.2
18.91
29.51
27.57
Dilihat dari besaran PDRB per kapita selama tahun 2004 terlihat bahwa tiap penduduk
kota yogyakarta rata-rata berpenghasilan diatas 3 juta rupiah, lebih dari dua kali
pendapatan perkapita daerah tingkat II lainnya pada tahun yang sama.
A. Pariwisata
Propinsi daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu tujuan wisata utama di
Indonesia. Ada lebih dari 100 obyek wisata baik yang telah dikelola dengan baik
maupun yang masih berupa potensi, didukung oleh ribuan jenis atraksi wisata yang
membuat jutaan wisatawan berdatangan ke propinsi ini setiap tahunnya.
Tabel 12. Sebaran Obyek Wisata di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Analisis Data
Kabupaten/Ko
ta
Jenis Obyek
Wisata
Alam ( 9 obyek )
Kulonprogo
Ekosistem (2
obyek)
Bantul
Alam ( 9 obyek )
Budaya (3 obyek)
Gunung Kidul
Kabupaten/
Kota
Jenis Obyek
Wisata
Analisis Data
Budaya (7 obyek)
Sleman
Yogyakarta
Budaya (5 obyek)
Buatan (8 obyek)
47.Situs Sokoliman
48.Situs Munggur
49.Situs Beji
50.Situs Nguleng
51.Candi Rejo (Semin)
52.Candi Risan
53.Petilasan Sunan Kalijogo
54.Monumen Gelaran
55.Mon.Stasiun Radio AURI PC 2
56.Route Gerilya Jenderal Sudirman
57.Kawasan Kaliurang
58.Gunung Turgo
59.Kalibebeng/Kinahrejo
60.Wisata Alam Desa Turgo
61.Jurang Boyong
62. Wisata Telogo Muncar
63.Puncak Plawangan
64.Merapi Golf dan Mountain Resort
65.Wisata Tracking Gunung Merapi
66.Wisata Argo Salak Pondoh
67.Tanam dan Rekreasi Air Tirta Artha
Tridadi
68.Candi Gebang
69.Candi Sambisari
70.Candi Banyunibo
71.Kompleks Ratu Boko
72.Candi Sari Sorogedhug
73.Candi Ijo
74.Candi Prambanan
75.Candi Kalasan
76.Candi Sari
77.Candi Barong
78.Benteng Vredeburg
79.Kraton Yogyakarta
80.Taman Sari
81.Kraton Pakualaman
82.Makam Kotagede
83.Museum Sono Budaya
84.Museum Sasono Wirotomo
85.Museum AD (Darma Wiratama)
86.Museum Perjuangan
87.Biologi UGM
88.Purawisata
89.Kebun Plasma Pisang
90.Kebun Binatang Gembiro Loka
Pada tahun 2004 setidaknya ada 4.312.540 kunjungan wisatawan nusantara, yang
sebagian besar datang melalui darat dengan moda bus, kereta api atau kendaraan
pribadi. Sedangkan pada tahun yang sama terdapat 276.867 wisatawan mancanegara.
Tabel 13. Jumlah Pengunjung Menurut Kabupaten/ Kota di Propinsi DIY (2004)
10
Analisis Data
No
1
2
3
4
5
Kabupaten/ Kota
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Yogyakarta
Wisman
114,234
98,034
64,599
Wisnus
91,867
1,086,297
352,042
1,991,618
790,716
Kulon Progo
Bantul
Gunung Kidul
Sleman
Yogyakarta
Jumlah
586.3
506.9
1485.4
574.8
32.6
11
Analisis Data
Padi sawah merupakan tanaman bahan makanan dengan luas panen paling luas pada
tahun 2004 yaitu sekitar 994,6 km, dengan luas panen terbesar terdapat di
Kabupaten Sleman yaitu 443,5 km dan luas panen terkecil di Kota Yogyakarta sebesar
3,7 km. Sedangkan ketela rambat merupakan tanaman bahan makanan dengan total
luas panen terkecil yaitu 0,7 km dengan luas panen terbesar terdapat di kabupaten
Sleman dan terkecil di Kabupaten Bantul dengan luas berturut-turut 3,6 km dan 0,7
km.
Tabel 15. Luas panen Tanaman Bahan Makanan Propinsi DIY 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Total
994.7
383.3
659.6
559
7.5
543.6
542.6
8.7
16.5
Dari data statistik diketahui bahwa tanaman cabe adalah tanaman sayuran yang
paling banyak ditanam di Propinsi DI Yogyakarta, dengan luas lahan pada tahun 2004
sekitar 17,5 km yang terbesar di semua kabupaten kecuali di kota yogyakarta. Luas
panen terbesar terdapat di kabupaten Bantul yaitu 4,8 km sedangkan yang terkecil di
12
Analisis Data
kabupaten Gunungkidul yaitu 3,7 km. Selain cabe, bawang merah dan kacang
panjang adalah tanaman sayuran dengan luas panen kedua dan ketiga terbesar, yaitu
berturut-turut 13,9 km dan 9,6 km. Data selengkapnya luas panen untuk
tiapkomoditas sayuran yang ada di DI Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 3.28.
Tabel 16. Luas Panen Sayur-sayuran menurut Jenisnya di Propinsi DIY 2004
No Jenis Sayur-sayuran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Bawang merah
Bawang putih
Bawang daun
Sawi
Kubis
Kentang
Kacang panjang
Cabe
Tomat
Terung
Buncis
Ketimun
Kacang merah
Kangkung
Bayam
Wortel
Lobak
Labu siam
Kulon Progo
3
1.5
1.3
0
0.5
4.6
0.3
0.4
0.2
0.2
0.2
0.6
-
Total
13.9
0
1.6
5.7
0.2
0
9.6
17.5
1.6
3
0.9
2.2
1.4
2.8
8.2
0
0.2
0.1
Produksi sayuran terbesar pada tahun 2004 di Propinsi DIY adalah bawang merah
diikuti cabe dan kacang panjang, dengan total produksi berturut-turut 15.063,2
ton,12.293,4 ton dan 12.190,5 ton. Penghasi utama sayur-sayuran ini adalah
Kabupaten Bantul dan Kulon Progo dengan produksi masing-masing 10.542,2 ton dan
4.303,9 ton untuk bawang merah, sedangkan untuk kacang panjang daerah produsen
terbesarnya adalah Kabupaten Sleman dengan total produksi 10.113,1 ton diikuti
Kabupaten Gunungkidul dengan total produksi sebesar 1.660,1 ton. Produksi sayuran
terbesar ketiga adalah cabe dengan daerah penghasil utamanya Kabupaten Bantul
dan Kabupaten Kulon Progo yang masing-masing menghasilkan 5.320,1 ton dan
3.397,2 ton. Untuk jenis sayuran lainnya hampir merata terdapat di semua kabupaten
kecuali Kota Yogyakarta yang hanya memproduksi jenis sayuran sawi dan kacang
panjang.
13
Analisis Data
Bawang merah
Bawang putih
Bawang daun
Sawi
Kubis
Kentang
Kacang panjang
Cabe
Tomat
Terung
Buncis
Ketimun
Kacang merah
Kangkung
Bayam
Wortel
Lobak
Labu siam
Kulon Progo
4303.9
1510.7
1529.1
15.2
74.8
3397.2
64.3
161.1
234.5
14.4
34.3
106.1
-
Total
15,063.2
130.4
1,580.6
3,681.0
822.0
23.9
12,190.5
12,293.4
737.9
1,663.8
446.4
1,393.5
105.7
888.4
1,973.3
10.3
7.7
223.9
Jenis buah yang terkenal dan merupakan oleh-oleh khas dari Yogyakarta adalah salak
pondok, yang merupakan jenis buah yang banyak di produksi di Yogyakarta disamping
pisang dan rambutan. Salak pondoh paling banyak ditanam di Kabupaten Sleman
karena daerah ini memiliki udara dan topografi yang sesuai untuk pertumbuhan salak
pondoh, dengan produksi sebesar 46.190,0 ton. Produksi buah terbesar lainnya adalah
pisang dan diikuti rambutan dengan total produksi masing-masing sebesar 46.227,4
ton dan 15.003,3 ton, sentra produksi terbesar Kabupaten Gunungkidul untuk pisang
dan Kabupaten Sleman untuk rambutan. Produksi buah-buahan di DIY selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.
14
Analisis Data
Jenis Buah-buahan
Apokat
Jeruk
Duku/ langsat
Durian
Jambu
Mangga
Nanas
Pepaya
Pisang
Rambutan
Salak
Sawo
Nangka
Belimbing
Manggis
Melon
Semangka
Kabupaten/ Kota
Kulon Progo Bantul
Gunung Kidul Sleman
Yogyakarta
189
19.6
51.9
1569.7
16.3
255.9
136.7
11.9
247.1
34.3
119.5
17.2
1
793.2
3.1
1719
70.5
9.5
1143
6.7
478.5
419.7
1655
449.5
141.8
819.9
4318.2
5770.8
3122
94.7
112
4
125.8
280
0.5
1640
2336.8
1203.4
2406.6
1023.6
4744.4
11135
24.199.8
5963.2
235
4534.5
881.1
117.5 12443.1
27.1
644.5
70.5
1.1 45473.8
0.1
344.6
317
1557
837.5
230.4
1963.7
1627.4
5539.6
4723.7
63.7
101.9
128.1
207.9
88.2
81.6
51.7
3.3
3.4
265.9
0.4
95
203.7
6807.8
24.8
66.7
1597.9
-
Total
1846.5
685.9
934
2948.7
3144.5
14125.6
522.3
8610.4
22077.6
18003.3
46190
3286.5
13918.1
607.7
324.7
298.7
8497.2
C.
Perkebunan
Tanaman perkebunan yang cukup potensial di DIY adalah kepala dan tebu. Menurut
catatan Dinas Perkebunan, luas panen areal tanaman kepala adalah 443,7 km dengan
produksi 4.614,8 ton dan tebu dengan luas panen 1.576,3 km dan produksi 1.621,1
ton. Data luas areal perkebunan dan hasil produksinya dapat dilihat pada Tabel 3.31 3.32.
15
Analisis Data
Kelapa
Cengkeh
Kopi
Jambu mete
Kapuk randu
Coklat
Lada
Panili
Teh
Tembakau
Tebu rakyat
Jahe
Kapulogo
Kenanga
Gebang
Mendong
Pandan
Kapas
Total
443.7
28.3
18.8
209.2
20.9
25.6
0.6
0.2
3.2
0
1576.3
0
1.47
0.1
0.7
1.4
0.4
0.9
16
Analisis Data
Tabel 20. Produksi Tanaman Perkebunan menurut Jenisnya dan Kabupaten/ Kota
di Propinsi DIY, 2004
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jenis Tanaman
Kelapa
Cengkeh
Kopi
Jambu mete
Kapuk randu
Coklat
Lada
Panili
Teh
Tembakau
Tebu rakyat
Jahe
Kapulogo
Kenanga
Gebang
Mendong
Pandan
Kapas
Kabupaten/ Kota
Kulon progo Bantul
Gunung Kidul Sleman
Yogyakarta
1952.9
983.7
675.3
993.8
9.2
31.1
0.3
4.4
0
0.3
1.7
11.2
1.7
0
0.1
1.7
17
1.7
0
11.3
0.2
2.5
0.7
0.3
0.1
0
0
32.7
0.1
23.5
8.9
84.7
217.8
703.4
39.2
660.7
3.3
0.4
0
4.4
0.1
3.2
0.8
1.5
-
Total
4614.9
35.8
0
14.9
20.5
14.7
0.4
0
32.8
117.1
1621.1
0
3.3
0.4
4.5
0
5.5
0
17
Analisis Data
dari 60,87% ayam kampung, 36,42% ayam ras dan 2,71% itik. Dengan jumlah unggas
terbesar terdapat di Kabupaten Sleman dan terkecil di Kota Yogyakarta.
Kondisi peternakan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu dapat dilihat pada Tabel
3.33-3.34.
Tabel 21. Jumlah Ternak Menurut Jenisnya di Propinsi DIY, 2004
No Jenis Ternak
1
2
3
4
5
6
7
Kuda
Sapi
Sapi Perah
Kerbau
Kambing
Domba
Babi
Jumlah
Kabupaten/ Kota
Total
Kulon progo Bantul
Gunung Kidul Sleman
Yogyakarta
119
348
39
44
866
1,416
38,304
38,778
102,162
205
206,714 386,163
57
193
24
51
4,069
4,394
869
1,036
408
17
6,741
9,071
70,481
23,192
147,758
165
266,894 508,490
24,087
16,678
3,612
446
73,600 118,423
138
4,102
0
221
8,317
12,778
134,055
84,327
254,003
1,149
567,201 1,040,735
No
Jenis Ternak
E.
Industri
Industri besar dan sedang merupakan salah sato sektor yang turut menopang
perekonomian. Industri sedang/menengah adalah industri dengan jumlah tenaga kerja
antara 20-99 orang dan industri besar adalah industri dengan jumlah tenaga kerja 100
orang atau lebih.
Pada tahun 1999 tercatat 347 unit industri atau naik 2,06% dibandingkan tahun 1998
dan terbanyak adalah industri pakaian jadi dan kulit yaitu 93 unit atau 26,8%.
Berdasarkan Badan Hukum, PT/NV merupakan bentuk badan hukum/usaha yang
terbanyak yaitu 92 unit atau 26,51% dari total industri.
Industri sangat berperan dalam menyerap tenaga kerja. Jika dilihat dari tingkat
kesejahteraannya yang cukup baik yaitu dari besarnya pengeluaran untuk tenaga kerja
sebanyak Rp. 127050.548.000 dari 36.603 karyawan atau jika dihitung dengan satuan
18
Analisis Data
perkapita setahun sebesar Rp. 3.470.222, berarti terjadi kenaikan sebesar 15,06%
dibandingkan tahun 1998.
Tujuan dari perusahaan industri adalah mendapatkan keuntungan setelah dikeluarkan
untuk biaya produksi dan lain-lain. Pada tahun 1999 tercatat nilai output hampir Rp.
1,7 triliun atau naik 16,55% dari tahun 1998 dengan biaya input, nilai tambah, dan
pajak tak langsung masing-masing 45,4%, 53,57% dan 1,03% dari total output.
Pada tahun 2004 tercatat bahwa jumlah industri kecil adalah 93.991 unit atau naik
0,57% dari tahun 1999 dengan dominasi pada sektor kerajinan dan umum sebanyak
42,26%.
Tabel 22. Jumlah Industri Besar dan Sedang di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
2000-2003
Kode Klasifikasi Industri
31 Makanan, Minuman, tembakau
32 Tekstil, pakaian jadi, kulit
Kayu, bambu, rotan, rumput, dan sejenisnya
termasuk alat rumah tangga
Kertas, barang dari kertas, percetakan, dan
34
penerbitan
Kimia, barang dari kimia, minyak bumi,
35
batubara, karet, dan barangt dari plastik
Barang galian bukan logam kecuali minyak
36
bumi dan batubara
33
37 Logam dasar
2000
2001
2002
2003
71
67
57
51
103
103
92
93
49
52
65
73
22
21
22
23
20
25
22
27
43
46
42
46
27
28
22
21
23
20
18
13
19