Você está na página 1de 3

ANAK MASA DEPAN

Antun Rahmadi
Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang
Belakangan ini sudah jarang kita mendengar kabar tentang gizi buruk. Entah karena
tertutup oleh berita yang lebih laku atau memang karena kasusnya sudah mulai
menurun. Kalaupun masih dijumpai beberapa kasus tentunya kita semua berharap
masalah gizi buruk tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Meskipun
demikian belum saatnya kita bernafas lega, karena masalah gizi lainnya masih ada.
Salah satu yang layak untuk disebut adalah masih tingginya prevalensi pendek
(stunting) pada anak. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 di Indonesia terdapat
19,2% Balita pendek, bahkan pada kelompok remaja laki-laki usia 13 tahun
angkanya mencapai 40,2%. Pendek disini berarti tinggi badan anak lebih rendah
daripada tinggi badan anak-anak seusianya yang defisitnya melampaui 2 standar
deviasi dibawah rata-rata tinggi badan referensi. Untuk Indonesia, referensi yang
digunakan saat ini adalah Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak yang
ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI tahun 2010.
Terjadinya stunting seringkali tidak disadari karena anak-anak tersebut hidup di
lingkungan dimana perawakan pendek sangat umum dijumpai sehingga meskipun
anak pendek tetapi dalam komunitasnya anak akan terlihat normal. Padahal stunting
tidak hanya berkaitan dengan hambatan fisik saja tetapi memiliki konsekuensi serius
terhadap intelektual, dan kehidupan sosial ekonomi, (dalam jangka panjang
tentunya). Stunting yang terjadi pada masa bayi berhubungan dengan penurunan
sistem kekebalan tubuh sehingga meningkatkan risiko untuk terkena infeksi yang
parah. Ketika menjadi dewasa, mereka akan lebih mungkin menderita hipertensi,
diabetes, penyakit jantung dan obesitas. Wanita yang pendek (kurang dari 145 cm)
ketika hamil/melahirkan memiliki tingkat kematian yang tinggi dan lebih mungkin
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Anak BBLR ketika
dewasa cenderung memiliki tinggi badan yang pendek dibandingkan anak normal.
Demikian seterusnya siklus hidup akan menuju penurunan kualitas jika stunting tidak
ditanggulangi.

Asupan makanan yang tidak mencukupi merupakan salah satu dari beberapa faktor
penyebab terjadinya stunting. Infeksi kronis atau berulang dan kadang-kadang
berkombinasi dengan parasit usus merupakan faktor lain yang turut berkontribusi.
Faktor-faktor tersebut saling terkait dan mungkin menjadi sangat kompleks. Namun
memberikan nutrisi yang tepat dan memadai dapat menjadi langkah awal untuk
memutus mata rantai stunting. Para pakar setuju bahwa peningkatkan praktik
pemberian makanan yang baik khususnya selama seribu hari pertama kehidupan
anak harus menjadi prioritas utama guna memastikan bahwa semua anak dapat
mencapai potensi fisik dan mentalnya secara optimal.
Waktu antara kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan merupakan kesempatan
untuk memberikan nutrisi yang tepat untuk mencegah terjadinya stunting sebelum
efeknya bersifat permanen. Langkah pertama dimulai dengan persiapan fisik dan
mental seorang ibu sebelum ia hamil. Setelah hamil ibu harus mendapatkan asupan
gizi yang cukup baik dari segi jumlah dan mutunya. Makan satu porsi lebih banyak
dari jumlah yang dimakan sebelum hamil dengan menu yang bervariasi diperkirakan
sudah mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil untuk pertumbuhan janin yang sempurna
serta menjaga kesehatan ibu. Jika bayi telah lahir harus segera disusui. Pastikan
untuk mengambil waktu yang cukup untuk memberikan ASI saja sampai bayi berusia
enam bulan. Saat menginjak bulan ketujuh cukupi fisiknya dengan nutrisi yang baik
juga penuhi jiwanya dengan kasih sayang serta sempurnakan menyusui sampai
usianya genap dua tahun. Itulah sumbangsih yang dapat kita (ibu) perbuat untuk
mempersiapkan anak masa depan. Jangan sampai kita termasuk ke dalam
golongan yang mengabaikan anak sebagaimana digambarkan oleh Gabriela Mistral
(Lucila de Mara del Perpetuo Socorro Godoy Alcayaga), seorang penyair feminis
dari Chile penerima Nobel Sastra tahun 1945. We are guilty of many errors and
many faults, but our worst crime is abandoning the children, neglecting the
foundation of life. Many of the things we need can wait. The child cannot. Right now
is the time his bones are being formed, his blood is being made and his senses are
being developed. To him we cannot answer Tomorrow. His name is Today.

Você também pode gostar