Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Perkotaan Jombang
Skenario Pengembangan
Skenario pengembangan diperlukan untuk mencapai tujuan penataan ruang agar
Aturan Pokok
Berikut beberapa aturan yang berpengaruh dalam penyusunan Peraturan Zonasi
III-1
yang
LAPORAN ANTARA
drainase
dan
pembangunan
sarana
dan
prasarana
III-2
Jombang adalah Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan dapat dilihat pada Tabel 3.3
C.
Aturan mengenai Sempadan Rel Kereta Api
Aturan pokok yang digunakan dalam pengaturan sempadan rel kereta api di
Perkotaan Jombang adalah Peraturan Menteri PU Nomor 5/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
Berdasarkan pedoman tersebut, garis sempadan jalan rel kereta api yaitu dapat dilihat
pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Lebar Garis Sempadan Rel Kereta Api
JALAN REL KERETA API
TERLETAK DI
Jalan rel kereta api lurus
Jalan rel kereta api belokan/lengkungan
- lengkung dalam
- lengkung luar
OBJEK
TANAMAN
> 11 m
>20 m
BANGUNAN
>23 m
>11 m
>23m
>11m
D.
Perkotaan Jombang adalah Peraturan Daerah Kabupaten Jombang Nomor 6 Tahun 2009
tentang Irigasi. Aturan tersebut menjelaskan bahwa :
1.
2.
LAPORAN ANTARA
III-3
4.
F.
kelengkapannya. Garis sempadan sumbu pipa minyak dan pipa gas bumi ditetapkan dari
dinding luar pipa yang terdekat ke dinding luar bangunan, dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Garis Sempadan Pipa Gas
Konstruksi/diameter
Sempadan Minimal (Meter)
Tekanan 4 s/d 16 bar
Tekanan 16s/d 50 bar
Tekanan 50 s/d 100 bar
pipa (Inci)
2
2
4
2
6
2
8
2
3
3
10
2
3
3,5
12
3,5
4
14
4
4,5
16
4
4,5
18
4,5
5
20
4,5
5
22
4,5
5
24
4,5
5
28
5
6
30
5
6
36
6
7
42
7
7,5
48
7
7,4
Sumber : Kepmen Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997
LAPORAN ANTARA
III-4
DIUKUR DARI AS
JALAN (M)
FUNGSI JALAN
GARIS SEMPADAN
RUMAJA
RUMIJA
RUWASJA
A ARTERI PRIMER DAN SEKUNDER
1 Perumahan (Rumah
5,5
12,5
15
tinggal)
2 Pemanfaatan lalu
5,5
5,5
15
lintas diluar pusat
kegiatan
B KOLEKTOR PRIMER DAN SEKUNDER
1 Perumahan (rumah
4,5
12,5
10 (P), 5 (S)
tinggal)
2 Kegiatan Usaha
4,5
12,5
10 (P), 5 (S)
3 Pendidikan
4,5
12,5
10 (P), 5 (S)
B LOKAL PRIMER DAN SEKUNDER
1 Perumahan (rumah
3,75
7,5
7 (P), 3 (S)
tinggal)
2 Kegiatan Usaha
3,75
7,5
7 (P), 3 (S)
3 Pendidikan
3,75
7,5
7 (P), 3 (S)
C LINGKUNGAN
1 Perumahan (rumah
2,75
5,5
5 (P), 2 (S)
tinggal)
2 Kegiatan Usaha
2,75
5,5
5 (P), 2 (S)
3 Pendidikan
2,75
5,5
5 (P), 2 (S)
Sumber :Undang-Undang No.38 Tahun 2004 dan PP No. 34 Tahun 2006
PAGAR
(dari as
jalan) (M)
Bangunan
(dari Pagar
ke teritis)
(M)
RUMAJA
RUMIJA
12,5
12,5
12,5
12,5
12,5
7
7
7,5
3,25
7,5
7,5
3,25
3,25
5,5
2,25
5,5
5,5
2,25
2,25
SUTET
SUTM
SUTR
500 KV
20 m
20 m
50 m
3m
15 m
15 m
8,5m
8,5 m
15 m
8,5 m
2,5 m
2,5 m
2,5 m
2,5 m
2,5 m
2,5 m
2,5 n
20 m
20 m
20 m
1,5 m
1,5 m
1,5 m
1,5 m
1,5
1,5
1,5 m
20 m
20 m
20 m
SALURAN
KABEL
SKTM
SKTR
0,5 m
0,3 m
0,5 m
0,3 m
0,5 m
0,3 m
0,5 m
0,3 m
0,5 m
0,3 m
0,5 m
0,3 m
0,5 m
0,3 m
20 m
20 m
20 m
20 m
20 m
20 m
8,5 m
20 m
20 m
20 m
20 m
14 m
8,5 m
20 m
20 m
20 m
20 m
20 m
20 m
20 m
20 m
LOKASI
66 KV
150 KV
Bangunan beton
20 m
20 m
Pompa bensin
20 m
20 m
Penimbunan bahan bakar
50 m
20 m
Pagar
3m
20 m
Lapangan terbuka
6,5 m
20 m
Jalan raya
8m
20 m
Pepohonan
3,5 m
20 m
Bangunan tahan api
3,5 m
20 m
Rel kereta api
8m
20 m
Jembatan
besi/
tangga 3 m
20 m
besi/kereta listrik
Dari titik tertinggi tiang 3 m
20 m
kapal
Lapangan olahraga
2,5 m
20 m
SUTT lainnya penghantar 3 m
20 m
udara tegangan rendah,
jaringan
telekomunikasi,
televisi dan kereta gantung
Sumber : Permen PU No.5/PRT/M/2008
LAPORAN ANTARA
III-5
perdagangan dan jasa di Perkotaan Jombang yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Jombang
Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisonal, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern. Adapun aturan tersebut adalah :
1.
Perkulakan hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sistem jaringan jalan arteri atau
kolektor primer atau arteri sekunder.
2.
Pusat perbelanjaan:
a. Hanya boleh berlokasi pada atau pada akses sitem jaringan jalan arteri atau
kolektor; dan
b. Tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lokal atau lingkungan di dalam
kota/perkotaan.
3. Supermarket dan department store:
a. Tidak boleh berlokasi pada sistem jaringan jalan lingkungan;
b. Tidak boleh berada pada kawasan pelayanan lingkungan di dalam
kota/perkotaan.
4. Minimarket boleh berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem
jaringan jalan lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di
dalam kota/perkotaan.
5. Pendirian minimarket baik yang berdiri sendiri maupun yang terintegrasi dengan
pusat perbelanjaan atau bangunan lain wajib memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
a. memperhatikan kepadatan penduduk;
b. memperhatikan perkembangan permukiman baru;
c. memperhatikan aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas);
d. memperhatikan dukungan/ketersediaan infrastruktur; dan
e. memperhatikan jarak pasar tradisional dan warung toko di wilayah sekitar
yang lebih kecil daripada minimarket tersebut paling dekat adalah 500 meter.
6.
Minimarket dengan jaringan waralaba, dalam 1 (satu) kecamatan hanya dapat diizinkan 2
(dua) minimarket.
7.
Izin Usaha minimarket diutamakan untuk diberikan kepada pelaku usaha yang
domisilinya sesuai dengan lokasi minimarket dimaksud.
8.
Pelaku usaha yang akan melakukan kegiatan usaha di bidang pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern, wajib memiliki:
a. IUP2T untuk pasar tradisional;
b. IUPP untuk pertokoan, dan pusat perdagangan;
c. IUTM untuk minimarket, supermarket, departmen store dan perkulakan.
LAPORAN ANTARA
III-6
JENIS KEGIATAN
2.
Pembangunan
dan
atau
peningkatan
jalan
dengan
pelebaran yang membutuhkan
pengadaan lahan (di luar rumija)
1) di kota metropolitan / besar
a) panjang jalan dengan
luas pengadaan lahan
LAPORAN ANTARA
SKALA /
BESARAN
5 ha
10.000 m2
5 km dengan
pengadaan
lahan 30 Ha
30 Ha
III-7
JENIS KEGIATAN
b)
2)
3.
4.
3.2
SKALA /
BESARAN
di kota sedang
a) panjang jalan dengan
luas pengadaan lahan
b) luas pengadaan lahan
5 km dengan
pengadaan
lahan 30 Ha
50 Ha
Persampahan
1) Pembuangan dengan sistem
control
landfill/sanitary
landfill (diluar B3)
a) Luas
b) Kapasitas total
2) TPA di daerah pasang surut
a) Luas landfill
b) Kapasitas total
3) Pembangunan transfer station
a) Kapasitas
4)
Kegiatan industri
15 Ha
kawasan Perkotaan Jombang dan solusi penyelesaian masalah pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Penyelesaian Masalah Ruang Perkotaan Jombang
NO
1.
2.
PERMASALAHAN
PEMANFAATAN
RUANG
Belum meratanya perkembangan kota sehingga
terdapat ketimpangan perkembangan dalam
wilayah Perkotaan Jombang
LAPORAN ANTARA
PENYELESAIAN MASALAH
Pembentukan pusat pertumbuhan baru secara
berjenjang dan terstruktur yang dapat
mendorong pertumbuhan wilayah sekitar
sehingga tercipta pemerataan pembangunan di
kawasan Perkotaan Jombang
Pengembangan jalan lingkar Jalan Gatot
Subroto-Jalan Basuki Rahmat hingga
menuju Jalan Yos Sudarso yang digunakan
untuk kendaraan dari Surabaya-JombangKertosono-Madiun.
Pengembangan
jalan
lingkar
Jalan
Abdurrahman Saleh-Jalan Brigjen KertartoJalan Mastrip menuju Jalan Brawijaya yang
digunakan untuk kendaraan dari arah
Madiun-Nganjuk-Jombang-Surabaya
Pelebaran dimensi jaringan jalan agar dapat
menampung arus lalu lintas dengan tingkat
III-8
PERMASALAHAN
RUANG
PEMANFAATAN
3.
4.
5.
6.
PENYELESAIAN MASALAH
pelayanan lebih baik
Penerapan sistem parkir bersudut 45c atau 900
dengan pemberlakuan tarif parkir progesif
sebagai pembatas waktu parkir
Penataan PKL dengan pengembangan sentrasentra PKL (pujasera) untuk dapat menampung
PKL yang terdapat di sekitar pusat kegiatan
Pemasangan jaringan transmisi dan distribusi
primer mencakup perpipaan sepanjang jalan
arteri primer dan jalan kolektor primer dengan
variasi diameter antara 750-1000 mm
3.3
perubahan penggunaan lahan yang terjadi pada kurun waktu tertentu. Analisis perubahan
penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 3.7-3.13
3.3.1
SUB
BW
P
I
BLO
K
A
GUNA LAHAN
EKSISTING
Perumahan
LAPORAN ANTARA
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Rumah kepadatan
tinggi (R-2)
Rumah kepadatan
sedang (R-3)
ANALISIS
Guna Lahan eksisting saat ini adalah
perumahan dan telah sesuai dengan
arahan zonasi, yaitu diarahkan
sebagai sub zona rumah kepadatan
tinggi dan sub zona rumah
kepadatan
sedang.
perumahan
kepadatan tinggi dan perumahan
kepadatan sedang di pusat kota
diperlukan pengendalian ketat yang
III-9
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perkantoran
Perkantoran
Pemerintah (KT-1)
Perkantoran swasta
(KT-2)
Perumahan
Pendidikan (SDN
Jombatan III, SDN
Jombatan V/27,
Perpustakaan Masjid
Baitul Mukmin,
SDLBN Jombatan VII,
SDN Kepanjen II, TK
Al Iman, SMKN I,
SMU PGRI, Lembaga
Medika Wiyata,
SMPN Sunan Ampel,
TK Trisula,
Primagama,
Perpustakaan Umum,
SDK Santamaria, SMP
Katolik Widjaja)
Sarana pelayanan
umum pendidikan
(SPU-1)
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
meliputi
penataan
intensitas
bangunan, penataan jarak bangunan
(jarak antar bangunan dan jarak
bangunan terhadap batas persil) agar
tercipta perumahan yang baik dan
teratur.
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai zona perkantoran yang
meliputi sub zona perkantoran
pemerintah dan perkantoran swasta.
Perkantoran pemeritah di pusat kota
dipertahankan
sebagai
zona
perkantoran
yang
difungsikan
sebagai pusat pelayanan publik di
perkotaan Jombang dengan skala
pelayanan regional. Selain itu perlu
diperhatikan
penataan
zona
perkantoran pada blok I A yang
meliputi penataan intensitas dan
jarak bangunan agar pembangunan
tetap terkendali.
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai zona perdagangan dan jasa
tunggal dan perdagangan dan jasa
deret (K-3). Perdagangan dan jasa
yang telah ada tetap dipertahankan
sebagai zona perdagangan dan jasa
yang difungsikan sebagai pusat
perdagangan dan jasa untuk
melayani kebutuhan masyarakat
Perkotaan Jombang
Guna
lahan
eksisting
yaitu
perumahan berubah fungsi menjadi
perdagangan dan jasa disebabkan
karena perkembangan perdagangan
dan jasa pada sepanjang jalan arteri
di Perkotaan Jombang.
Guna lahan eksisting saat ini adalah
pendidikan dan sesuai dengan
arahan fungsi zona yang ada. Zona
ini tetap dipertahankan dengan
penataan intensitas dan jarak
bangunan yang memenuhi ketentuan
III-10
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Transportasi (Stasiun)
Sarana
umum
(SPU-2)
pelayanan
transportasi
Kesehatan
Sarana
umum
(SPU-3)
pelayanan
kesehatan
Sarana pelayanan
umum peribadatan
Industri/Pergudangan
(Pabrik Boneka
PT.Galia Indonesia &
Gudang)
RTH (Alun-alun,
Taman Kebonrojo)
RTH-1
Perlindungan
Setempat (PS-1)
Perlindungan
Setempat (PS-3)
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Kondisi eksisting saat ini berupa
stasiun. Ini sesuai dengan arahan
zonasi yang mengarahkan sebagai
sarana
pelayanan
umum
transportasi.
Zona
yang
ada
dipertahankan
dengan
memperhatikan penataan intensitas
bangunan dan sarana pendukung
lainnya.
Kondisi eksisting saat ini telah
sesuai dengan arahan fungsi zona
yaitu sebagai zona sarana pelayanan
umum kesehatan
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan
telah sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ada.
Guna lahan yang ada telah sesuai
dengan arahan peraturan zonasi,
yaitu sebagai zona. Zona industri
pada blok I A tetap dipertahankan
dan diperlukan pengendalian ketat
agar
kegiatan
industri
tidak
berkembang lagi. Kegiatan industri
harus memperhatikan aspek ekologis
yaitu dilengkapi dengan unit
pengolahan
limbah
dan
memperhatikan suplai air bersih
agar bisa menjamin keselamatan
lingkungan sekitar. Untuk kegiatan
industri harus mengembangkan
sabuk
hijau
yang
berfungsi
mengendalikan
perkembangan
kawasan industri
Kondisi eksisting saat ini sudah
sesuai dengan rencana.. RTH di
kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi
RTH masing-masing, dan tidak
boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH pada
kawasan perkotaan.
Kawasan sempadan sungai yang
sudah terbangun membutuhkan
peningkatan
fungsi
konservasi
(dengan cara membangun sumur
resapan
untuk
kawasan
permukiman)
Terdapat beberapa fasilitas yang
melanggar
ketentuan
garis
sempadan.
Oleh
karena
itu
diperlukan
penataan
kawasan
sempadan rel kereta api dengan cara
membatasi
perkembangan
bangunan di sempadan rel kereta api
III-11
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
ANALISIS
Kesbanglinmas, kantor
Depnaker,
kantor
Gubernur,
kantor
Polisi, kantor PLN,
kantor
Kejaksaan
Negeri dan BKIA
B
Perumahan
Rumah
Kepadatan
Tinggi (R-2)
Rumah
Kepadatan
Sedang (R-3)
Pendidikan (TK, SD
Islam Terpadu, SMP
1, MTS Darussalam,
SMU 2, SMU PGRI 1,
SMU Muhammadyah,
SMK 3 Jombang,
STIE Dewantara,
STIKIP)
Kesehatan (Rumah
Bersalin, Posyandu)
Pendidikan (SPU-1)
Peribadatan (Masjid
Al-Huda, Masjid An
Nur, Masjid Darul
Falah, Masjid AtThoyib)
Perdagangan dan Jasa
Peribadatan (SPU-6)
Industri/ pergudangan
Industri/ pergudangan
(I-4)
LAPORAN ANTARA
Kesehatan (SPU-3)
III-12
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perkantoran (Kantor
kepala desa (BPD),
kantor PSBR, Kantor
Desa Sengon,)
Perkantoran
Pemerintah
Perkantoran
(KT-2)
RTH
RTH
Sawah
Perumahan (R-3)
Perdagangan dan jasa
deret (R-3)
Perumahan
Sempadan Sungai
(perdagangan & jasa,
Sempadan
(PS-1)
LAPORAN ANTARA
(KT-1),
Swasta
Sungai
ANALISIS
lingkungan. Dalam kawasan ini
dapat dibangun bangunan hunian,
sarana lingkungan secara terbatas
sesuai kebutuhan untuk menunjang
kegiatan industri. Sub zona ini harus
dilengkapi dengan sarana pengolah
limbah dan sabuk hijau sebagai
penyangga antar fungsi kawasan.
Saat ini guna lahan eksisting telah
sesuai dengan arahan fungsi zona
yaitu zona perkantoran pemerintah.
Zona perkantoran yang telah ada ini
tetap dipertahankan, serta diperlukan
penataan
intensitas
&
jarak
bangunan agar kawasan zona tetap
terkendali.
Kondisi eksisting saat ini sudah
sesuai dengan rencana.. RTH di
kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi
RTH masing-masing, dan tidak
boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH pada
kawasan perkotaan.
Pembangunan fisik dengan fungsi
yang tidak mendukung kegiatan
pertanian dilarang pelaksanaannya,
kecuali kawasan tersebut berada di
kawasan perkotaan dimana kawasan
lainnya tidak dapat menampung
kegiatan
pembangunan
yang
dibutuhkan kawasan perkotaan.
Bertambahnya
penduduk
di
Perkotaan Jombang menyebabkan
perubahan penggunaan lahan dari
pertanian
menjadi
perumahan/perdagangan dan jasa.
Perubahan penggunaan lahan dari
pertanian ke non pertanian wajib
mempunyai izin lokasi dan izin
perubahan penggunaan tanah
Guna
lahan
eksisting
yaitu
perumahan berubah fungsi menjadi
perdagangan dan jasa disebabkan
karena perkembangan perdagangan
dan jasa pada sepanjang jalan arteri
di Perkotaan Jombang. Hal ini
memerlukan pengendalian intensitas
bangunan maupun tata masa
bangunan agar terhindar dari
pembangunan perkotaan yang tak
terkendali.
Kawasan sempadan sungai yang
sudah terbangun membutuhkan
III-13
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
peribadatan, rumah,
kesehatan)
Pendidikan
(Univ.Darul Ulum,
Tarigot, G Sos
Asrama, Asrama Putra
Undar I & II)
Olahraga (GOR
Merdeka)
Peribadatan (Masjid
As-Shiddiq , Masjid
AL Karomah)
Perumahan
Perdagangan (Pasar
Pon, Kios, toko,
bengkel, dealer, wartel,
optic, indomaret)
Perkantoran
(Pegadaian, rumah
dinas, kantor kepala
desa, balai desa, KPRI
Karya Sehat)
LAPORAN ANTARA
ARAHAN FUNGSI
ZONA
ANALISIS
peningkatan
fungsi
konservasi
(dengan cara membangun sumur
resapan
untuk
kawasan
permukiman)
Pendidikan (SPU-1)
Guna lahan eksisting saat ini adalah
pendidikan dan sesuai dengan
arahan fungsi zona yang ada. Zona
ini tetap dipertahankan dengan
penataan intensitas dan jarak
bangunan
yang
memenuhi
ketentuan.
Olahraga (SPU-4)
Kondisi guna lahan sudah sesui
dengan arahan zonasi yaitu sebagai
sarana pelayanan umum olahraga.
Zona yang ada tetap dipertahankan
dengan
tetap
memperhatikan
intensitas bangunan.
Peribadatan (SPU-6)
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan
telah sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ada.
Perumahan (R-2 dan
Guna Lahan eksisting saat ini
R-3)
adalah perumahan dan telah
sesuai dengan arahan zonasi,
yaitu diarahkan sebagai sub
zona rumah kepadatan tinggi
dan sub zona rumah kepaatan
sedang.
III-14
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
RTH
RTH
Sempadan Sungai
(rumah, peribadatan,
perdagangan dan jasa,
kantor, industri)
Sempadan
(PS-1)
Perumahan
Industri/ Pergudangan
(Gudang beras &
gabah, pabrik
konveksi, pabrik
boneka gips)
Industri/ Pergudangan
(I-4)
Peribadatan (Masjid)
Peribadatan (SPU-6)
Perkantoran (BLKI,
koperasi BKKBN,
dinas perkoperasian &
P. Wilayah,
DEPARINDAGKOP,
pendapatan daerah,
darma wanita
Perkantoran (KT-1)
LAPORAN ANTARA
Sungai
ANALISIS
Kondisi eksisting saat ini sudah
sesuai dengan rencana.. RTH di
kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi
RTH masing-masing, dan tidak
boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH pada
kawasan perkotaan.
Kawasan sempadan sungai yang
sudah terbangun membutuhkan
peningkatan
fungsi
konservasi
(dengan cara membangun sumur
resapan untuk kawasan permukiman
dan pengelolaan limbah untuk
kawasan industri)
Fungsi guna lahan tekah berubah
dari guna lahan eksisting. Perubahan
guna lahan dari perumahan menjadi
perdagangan dan jasa diperbolehkan
dengan tetap memperhatikan tata
maa bangunan dan intensitas
bangunan.
Fungsi guna lahan yang ada telah
sesuai dengan arahan peraturan
zonasi, yaitu sebagi kawasan
Industri/pergudangan. Zona industry
yang ada tetap dipertahankan dan
diperlukan pengendalian ketat agar
kegiatan industry tidak berkembang
lagi. Kegiatan industry harus
dilengkapi dengan unit pengolahan
limbah dan memperhatikan suplai
air bersih agar bisa menjamin
keselamatan lingkungan sekitar.
Untuk kegiatan industry harus
mengembangkan sabuk hijau yang
berfungsi
mengendalikan
perkembangan kawasan industry.
Saat ini kondisi eksisting sudah
sesuai dengan rencana
Perijinan untuk pembangunan
bangunan komersial akan
dipermudah dengan mengendalikan
secara ketat intensitas bangunannya.
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan
telah sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ada.
Saat ini guna lahan eksisting telah
sesuai dengan arahan fungsi zona
yaitu zona perkantoran pemerintah.
Zona perkantoran yang telah ada ini
tetap dipertahankan, serta diperlukan
penataan
intensitas
&
jarak
bangunan agar kawasan zona tetap
III-15
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
kabapenda, koperasi
Disperindag)
Perumahan
ARAHAN FUNGSI
ZONA
ANALISIS
terkendali.
RTH
RTH
Rumah
Sempadan
(PS-1)
Sawah
Perumahan
Perumahan
LAPORAN ANTARA
Sungai
III-16
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
ANALISIS
kegiatan
sosial
ekonomi
menyebabkan perubahan guna lahan
perumahan menjadi perdagangan
dan jasa. Hal ini terjadi karena
terbatasnya lahan di Perkotaan
Jombang. Oleh karena itu diperlukan
penataan KDB, KLB, KDH maupun
tata masa bangunan pada arahan
fungsi zona yang baru.
Industri/ Pergudangan
Peribadatan (Mushola ,
masjid Nurul Iman)
Perkantoran
Perumahan
LAPORAN ANTARA
Industri/ Pergudangan
(I-4)
III-17
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perumahan
RTH (Taman)
RTH (RTH)
Makam
Makam (RTH-4)
Sempadan Sungai
(perdagangan & jasa,
rumah, peribadatan,
industri)
Sempadan
(PS-1)
Sempadan
jaringan
pipa gas (PS-4)
Perlindungan
Setempat (PS-3)
Industri/ Pergudangan
(Pabrik Gula Jombang
Baru (kantor, unit
produksi, mess
karyawan)
Industri/ Pergudangan
(I-4)
LAPORAN ANTARA
Sungai
ANALISIS
bangunan
tidak
membuat
kawasan menjadi tak terkendali.
Selain itu diperlukan penataan
jarak bangunan, baik jarak antar
bangunan dan jarak bangunan
terhadap batas persil.
Guna
lahan
eksisting
yaitu
perumahan telah berubah fungsi
menjadi perdagangan dan jasa deret
seiring
dengan
perkembangan
kegiatan ekonomi di Perkotaan
Jombang.
Kondisi eksisting saat ini sudah
sesuai dengan rencana.. RTH di
kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi
RTH masing-masing, dan tidak
boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH pada
kawasan perkotaan
Guna lahan eksisting yang ada sudah
sesuai dengan arahan zonasi maka
zona yang ada tetap dipertahankan.
Kawasan sempadan sungai yang
sudah terbangun membutuhkan
peningkatan
fungsi
konservasi
(dengan cara membangun sumur
resapan untuk kawasan permukiman
pengelolaan limbah untuk kawasan
industri )
Guna lahan eksisting saat ini masih
berada pada kawasan sekitar
jaringan pipa gas yang seharusnya
tidak
diperbolehkan
adanya
kegiatan.
Kondisi sempadan rel kereta api saat
ini terbangun oleh beberapa fasilitas
yang melanggar ketentuan. Dimana
sempadan rel kereta api pada daerah
permukiman adalah 11,5 meter.
Diperlukan
penataan
kawasan
dengan cara merelokasi para
penduduk yang berada di sempadan
rel kereta api. Untuk sempadan rel
kereta api dapat difungsikan sebagai
RTH yaitu antara sempadan garis
tepi rel kereta api hingga batas
pinggir kereta api.
Fungsi guna lahan yang ada telah
sesuai dengan arahan peraturan
zonasi, yaitu sebagi kawasan
Industri/pergudangan. Zona industry
yang ada tetap dipertahankan dan
diperlukan pengendalian ketat agar
kegiatan industry tidak berkembang
III-18
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Perumahan
Makam
LAPORAN ANTARA
ARAHAN FUNGSI
ZONA
ANALISIS
III-19
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Sempadan Sungai
(Rumah, Perdagangan
& Jasa, Industri)
Sempadan
(PS-1)
Perlindungan
Setempat (PS-3)
Industri, rumah,
peribadatan,
Perdagangan & Jasa
Sempadan
jaringan
pipa gas bumi (PS-4)
Perumahan
(perumahan Sambong
Permai,
perumahan
Griya Jombang Indah,
perumahan
Griya
Indah)
Perumahan (R-3)
LAPORAN ANTARA
Sungai
ANALISIS
ada berupa makam dan telah sesuai
dengan arahan zona yang ada.
Fungsi zona yang ada tetap
dipertahankan.
Kawasan sempadan sungai yang
sudah terbangun membutuhkan
peningkatan
fungsi
konservasi
(dengan cara membangun sumur
resapan untuk kawasan permukiman
dan pengelolaan limbah untuk
kawasan industri)
Kondisi sempadan rel kereta api saat
ini terbangun oleh beberapa fasilitas
yang melanggar ketentuan. Dimana
sempadan rel kereta api pada daerah
permukiman adalah 11,5 meter.
Diperlukan
penataan
kawasan
dengan cara merelokasi para
penduduk yang berada di sempadan
rel kereta api. Untuk sempadan rel
kereta api dapat difungsikan sebagai
RTH yaitu antara sempadan garis
tepi rel kereta api hingga batas
pinggir kereta api.
Masih terdapat bangunan yang
berada pada sempadan jalur pipa
gas. Perlu adanya pengaturan
kemunduran bangunan
III-20
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
Perkantoran
bea cukai,
YP3YP)
(kantor
kantor
Pendidikan
(playgroup, TK)
3.3.2
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perkantoran
pemerintahn(KT-1),
perkantoran
swasta
(KT-2)
Pendidikan
Peribadatan (masjid
Al-Ikhlas, masjid AlHidayah, mushola)
RTH
Peribadatan
Sawah
Perumahan,
perdagangan dan jasa
Perumahan
ANALISIS
Guna lahan eksisting sudah sesuai
dengan arahan fungsi zona yang
ditetapkan
Guna lahan eksisting sudah sesuai
dengan arahan fungsi zona yang
ditetapkan
Guna lahan eksisting sudah sesuai
dengan arahan fungsi zona yang
ditetapkan
Kondisi eksisting saat ini sudah
sesuai dengan rencana.. RTH di
kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi
RTH masing-masing, dan tidak
boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH pada
kawasan perkotaan.
Perkembangan kawasan perkotaan
yang begitu cepat berdampak pada
tingginya kebutuhan akan tempat
tinggal. Hal ini bisa ditanggulangi
dengan memanfaatkan lahan-lahan
tidak terbangun yang ada untuk
mewadahi
kebutuhan
pengembangan fisik kawasan. Maka
pemanfaatan lahan-lahan belum
terbangun terutama lahan pertanian
diprioritaskan pada lahan pertanian
yang mempunyai tingkat kesuburan
rendah.
Guna
lahan
eksisting
yaitu
perumahan telah berubah fungsi
menjadi perdagangan dan jasa deret
seiring
dengan
perkembangan
kegiatan ekonomi di Perkotaan
Jombang.
SUB
BW
P
II
BLO
K
A
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perumahan
Rumah kepadatan
sedang (R-3)
Sawah
Rumah kepadatan
rendah (R-4)
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai
zona
perumahan
kepadatan sedang.
Pembangunan fisik dengan
fungsi yang tidak mendukung
kegiatan pertanian dilarang
pelaksanaannya,
kecuali
kawasan tersebut berada di
kawasan perkotaan dimana
kawasan lainnya tidak dapat
III-21
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Sawah
LP2B
Kantor polisi
Perkantoran
pemerintah (KT-1)
Ponpes
Putra
AlHikmah, Ponpes Putri
Al-Fatimah, Ponpes Ar
Roudoh, Ponpes Ribath
Al-Maliki, MI Bahrul
Ulum, Pondok Latisia,
Ponpes Al- Ghozali
B.U, TK Muslimah,
MAN,
Ponpes
Syaidiyah,
Sekolah
Persiapan,
SPPT
Bahrul
Ulum,
SMP/SMA/SMK Rahul
Ulum,
Ponpes
Roudotun
Nadirin,
Ponpes
Al-Fatah,
MTSN Tambak Beras,
Pondok Induk Bahrul
Ulum, SDN Tambak
Rejo
II,
Asrama
AKPER Putra, Ponpes
Ribath Al-Hambali, SD
Sambong Dukuh, TPA
Sarana Pelayanan
Umum Pendidikan
(SPU-1)
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
menampung
kegiatan
pembangunan yang dibutuhkan
kawasan
perkotaan.
Bertambahnya penduduk di
Perkotaan
Jombang
menyebabkan
perubahan
penggunaan
lahan
dari
pertanian menjadi perumahan.
Perubahan penggunaan lahan
dari pertanian ke non pertanian
wajib mempunyai izin lokasi
dan izin penggunaan tanah
Penetapan lahan sawah menjadi
LP2B perlu dilakukan untuk
mempertahankan
ketahanan
pangan di Perkotaan Jombang
dan sebagai salah satu cara
untuk menghindari maraknya
perubahan lahan pertannian ke
non pertanian.
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai perdagangan dan jasa
tunggal
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai perkantoran pemerintah
lokal. Guna lahan eksisting
tetap dipertahankan unrtuk
mendukung pusat kota
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai zona sarana pelayanan
umum pendidikan
III-22
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
Al Fatiyah, TK Arif
Rahman,
Ponpes
Assahifiyah
Kesehatan (Posyandu)
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Sarana Pelayanan
Umum Kesehatan
(SPU-3)
Peribadatan (Mushola)
Sarana Pelayanan
Umum Peribadatan
(SPU-6)
Rumah
Perlindungan
Setempat Sempadan
Sungai (PS-1)
Perlindungan setempat
sempadan rel kereta
api (PS-2)
Perlindungan setempat
sempadan jaringan gas
bumi (PS-4)
Taman (RTH-2)
Makam
Makam (RTH-4)
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
III-23
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perumahan,
perdagangan dan jasa
dan sarana pelayanan
umum pendidikan
Rumah
Perlindungan setempat
(PS-1)
Perumahan
Rumah kepadatan
sedang (R-3)
Rumah kepadatan
rendah (R-4)
Kantor polisi
Perkantoran
pemerintah (KT-1)
Ponpes
Pendidikan (SPU-1)
Kesehatan (Prakter
dokter)
Kesehatan (SPU-3)
Peribadatan (Mushola,
masjid)
Peribadatan (SPU-6)
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
pemakaman
tidak
boleh
dialihfungsikan
Guna lahan eksisting masih
melanggar sempadan sungai
yang seharusnya difungsikan
sebagai perlindungan setempat.
Guna lahan eksisting yaitu
perumahan telah berubah fungsi
menjadi perdagangan dan jasa
deret
seiring
dengan
perkembangan
kegiatan
ekonomi di Perkotaan Jombang
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai zona rumah kepadatan
sedang. Jenis rumah kepadatan
sedang dan rendah dapat berupa
rumah tunggal, rumah tunggal
gandeng
Zona
rumah
kepadatan sedang mempunyai
kecenderungan
berkembang
menjadi rumah kepadatan tinggi
apabila
perkembangan
Perkotaan
Jombang
tidak
dikendalikan.
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu sebagai perdagangan
dan jasa tunggal.
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai
zona
perkantoran
pemerintah
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai zona pendidikan.
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ditetapkan yaitu
sebagai zona kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan fasilitas
kesehatan masyarakat Perkotaan
Jombang.
Pengembangan
fasilitas kesehatan skala kota
misalnya
apotek,
klinik,
laboratorium
diarahkan
di
sekitar jalan utama
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu ditetapkan sebagai
zona
peribadatan
untuk
mengakomodasi pengembangan
III-24
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Industri, perdagangan
dan jasa, perumahan
Perlindungan setempat
sempadan sungai dan
(PS-1)
Perumahan (Perumahan
Denanyar
Indah,
Perumahan di Desa
Plosogeneng,
Perumahan di Dusun
Ploso Wedi, Perumahan
di Dusun Ploso Kendal,
Perumahan di Dusun
Ploso
Gerang
Perumahan di Dusun
Ploso Wedi), sawah
Perdagangan dan jasa
(Toko, warung, wartel)
Rumah kepadatan
sedang (R-3)
Rumah kepadatan
rendah (R-4)
Kantor desa
Perkantoran
pemerintah (KT-1)
Pendidikan (SPU-1)
Peribadatan (Mushol )
Peribadatan (SPU-6)
Taman
Taman dan
Kota (RTH-2)
LAPORAN ANTARA
Hutan
ANALISIS
fasilitas peribadatan
Kegiatan industri yang telah ada
harus dilengkapi dengan unit
pengolahan
limbah
dan
memberikan pembatas sabuk
hijau sekitar industri yang
berfungsi untuk mengendalikan
perkembangan kegiatan industri
Kawasan sekitar sungai yang
diukur 10 meter dari tepi sungai
ditetapkan sebagai sempadan
sungai, akan tetapi masih
terdapat
bangunan
yang
melanggar. Oleh karena itu
diperlukan pengendalian ketat
terhadap bangunan di sempadan
sungai melalui mekanisme ijin
mendirikan
bangunan
dan
penerapan sanksi
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu sebagai zona rumah
kepadatan sedang dan rumah
kepadatan rendah.
Tingkat
kebutuhan rumah yang semakin
meningkat
tidak
menutup
kemungkinan
adanya
pengembangan perumahan pada
blok II C dengan adanya alih
fungsi lahan pertanian
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu sebagai zona
perdagangan dan jasa untuk
mendukung pusat kota
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu sebagai zona
perkantoran pemerintah lokal
untuk mendukung pusat kota
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu sebagai zona
pendidikan.
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu sebagai zona
peribadatan
Guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan arahan fungsi
zona yaitu sebagai zona ruang
terbuka hijau taman dan hutan
kota
Jalur tanaman pada jalur taman
tepi sebaiknya diletakkan di tepi
III-25
3.3.3
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perumahan, sarana
pelayanan umum
(pendidikan)
Perlindungan
Setempat Sempadan
Sungai (PS-1)
Rumah kepadatan
tinggi
Rawan bencana
ANALISIS
jalur lalu lintas, yaitu diantara
jalur lalu lintas kendaraan dan
jalur pejalan kaki
Terdapat
bangunan
yang
melanggar garis sempadan
sungai yang seharusnya tidak
boleh didirikannya bangunan
sekitar 10 meter dari tepi
sungai. Oleh karena itu perlu
adanya
pengendalian
dan
pembatasan
perumahan
di
sekitar sungai
Untuk zona rumah kepadatan
tinggi yang termasuk ke dalam
potensi rawan bencana, maka
konstruksi bangunan perlu
memperhatikan
standar
pembangunan rumah tahan
gempa dan tahan banjir.
SUB
BW
P
III
BLO
K
A
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Rumah
Rumah kepadatan
sedang (R-3)
Rumah
Sawah
Rumah kepadatan
sedang (R-3)
Sawah
LL
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Diperlukan
penataan
jarak
bangunan, baik jarak antar bangunan
dan jarak bangunan terhadap batas
persil.
Terdapat perubahan fungsi guna
lahan dari perumahan menjadi
perdagangan
dan
jasa
yang
disebabkan oleh perkembangan
kegiatan ekonomi masyarakat di
Perkotaan Jombang sedangkan lahan
yang ada terbatas
Bertambahnya
penduduk
di
Perkotaan Jombang menyebabkan
perubahan penggunaan lahan dari
pertanian
menjadi
perumahan.
Perubahan penggunaan lahan dari
pertanian ke non pertanian wajib
mempunyai izin lokasi dan izin
perubahan penggunaan tanah
Pada zona ini peruntukan ruang
dikembangkan untuk menampung
kegiatan
pertanian
yang
menghasilkan
bahan
pangan
sehingga ditetapkan sebagai lahan
pertanian abadi
Guna lahan eksisting sudah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai zona perdagangan dan jasa
untuk mendukung pusat kota. Oleh
karena
ittu
pembangunan
difokuskan
pada
pengaturan
III-26
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
ANALISIS
terhadap intensitas bangunan
Perkantoran
pemerintah (KT-1)
Perkantoran
(KT-2)
Pendidikan (SPU-1)
swasta
Kesehatan (SPU-3)
Bidan
Mushola, Masjid
Baitul Mukmin
Peribadatan (SPU-6)
Taman
Makam
LAPORAN ANTARA
III-27
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Industri, perumahan,
perdagangan dan jasa,
pendidikan
Perlindungan
setempat
sempadan
sungai (PS-1)
Perlindungan
setempat
sempadan
jaringan gas bumi
(PS-4)
Asrama militer
Peruntukan
khusus
pertahanan keamanan
(KH-1)
Perumahan (Rumah di
Dusun Ploso Kendal)
Rumah
kepadatan
sedang (R-3)
sawah
Rumah
kepadatan
rendah (R-4)
Toko
Pertokoan
Perkantoran
Pemerintah (KT-1)
MI Darussalam, RA
Nurul Hikmah
Pendidikan (SPU-1)
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
sebagai RTH fungsi tertentu. Pada
zona RTH fungsi tertentu tidak
diperbolehkan untuk semua kegiatan
yang bersifat alih fungsi RTH dan
pendirian bangunan permanen selain
untuk pengembangan penghijauan
yang mengarah pada pemenuhan
luas RTH sebesar 30% dari luas
kawasan perkotaan.
Terdapat bangunan yang melanggar
sempadan sungai. Pada kawasan
sekitar sungai tidak diperbolehkan
adanya bangunan kecuali karena
pertimbangan
teknis
harus
diletakkan di kawasan ini, misalnya
prasarana penunjang pengendali
banjir
Guna lahan eksisting masih terdapat
bangunan yang berada pada
sempadan jaringan gas bumi yang
seharusnya pada zona ini bebas dari
aktivitas manusia.
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai zona peruntukan khusus
pertahanan dan keamanan (KH-1).
Keberadaan kantor militer perlu
dipertahankan agar dapat menjamin
kondisi Perkotaan Jombang yang
kondusif. Selain itu perlu didukung
sarana prasarana penunjangnya
Diperlukan
penataan
jarak
bangunan, baik jarak antar bangunan
dan jarak bangunan terhadap batas
persil.
Bertambahnya
penduduk
di
Perkotaan Jombang menyebabkan
perubahan penggunaan lahan dari
pertanian
menjadi
perumahan.
Perubahan penggunaan lahan dari
pertanian ke non pertanian wajib
mempunyai izin lokasi dan izin
perubahan penggunaan tanah
Pada zona eksisting, difokuskan
pada pengaturan terhadap intensitas
bangunan
Pada zona eksisting, difokuskan
pada pengaturan terhadap intensitas
bangunan
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai
zona
perkantoran
pemerintah
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
III-28
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Kesehatan (SPU-3)
Praktek Dokter
Masjid Baitul Hikmah,
Masjid Darussalam,
Masjid Darulmuttaqin,
Masjid Al-Hikmah,
Mushola Al-Ilyas
Pabrik kerupuk, pabrik
dan gudang
Peribadatan (SPU-6)
Taman
Makam
Umum
Karangkletak
Desa
Tunggorono
Industri, perumahan,
pendidikan
Makam (RTH-4)
Industri,
rumah,
perdagangan dan jasa
Perlindungan
setempat
sempadan
jaringan gas bumi
(PS-4)
Perumahan
Rawan bencana
SDN Plosogeneng II
C
Masjid Nurul Huda
Taman,
TPA
sabuk
LAPORAN ANTARA
hijau
Aneka
industri/pergudangan
(I-4)
Perlindungan
setempat
sempadan
sungai (PS-1)
Sarana
umum
(SPU-1)
pelayanan
pendidikan
Sarana
umum
(SPU-6)
pelayanan
peribadatan
ANALISIS
sebagai zona pendidikan
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai zona kesehatan
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai zona peribadatan
III-29
3.3.4
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
ANALISIS
Makam
Makam (RTH-4)
Rumah
Perlindungan
setempat
sempadan
sungai (PS-1)
TPA Banjardowo
Sawah
Peruntukan
(PL-1)
Lainnya
SBW
P
IV
BLO
K
A
GUNA LAHAN
EKSISTING
Industri/Pergudanga
n (Pabrik : Temu
Lawak, Es, Jamur,
Kayu, Kecap, kopi,
plastik, mie, tahu,
koyo, raffia, UD
Karya
Mekar.
Gudang: Blendung,
padi, Jagung)
Perdagangan & Jasa
(Toko,
bengkel,
warung)
ARAHAN
FUNGSI ZONA
Industri/
Pergudangan (I-4)
Pendidikan
(SDN
KK, Miftahul Ulum,
LPPM/Kampus, TK
Pancasila,
SDN
Mojongapit I,)
Pendidikan (SPU1)
Kesehatan
pengobatan
Muttaqin,
Kesehatan (SPU3)
LAPORAN ANTARA
(Balai
Perdagangan
Jasa (K-3)
&
ANALISA
Guna lahan yang ada telah sesuai dengan
arahan peraturan zonasi, yaitu sebagi
kawasan industri/pergudangan. Kegiatan
industri
besar
perlu
dibatasi
perkembangannya
sehingga
perkembangan lebih didorong pada
industri kecil dan rumah tangga sesuai
arahan RTRW Kabupaten Jombang
saat ini kondisi eksisting sudah sesuai
dengan rencana.
Perijinan untuk pembangunan bangunan
komersial akan dipermudah dengan
mengendalikan secara ketat intensitas
bangunannya.
Guna lahan eksisting saat ini adalah
pendidikan dan sesuai dengan arahan
fungsi zona yang ada. Zona ini tetap
dipertahankan
dengan
penataan
intensitas dan jarak bangunan yang
memenuhi ketentuan.
Saat ini guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan rencana yaitu sarana
pelayanan umum kesehatan. Perlu
III-30
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
puskesmas)
ARAHAN
FUNGSI ZONA
Peribadatan
(Mushola,
Muttaqin)
masji
Peribadatan (SPU6)
(Dinas
kantor
Perkantoran (KT1)
Perkantoran
pertanian,
perangkat)
Perumahan
Perumahan (R-3)
Perumahan
Perdagangan dan
jasa deret (K-3)
RTH
RTH
Sempadan
Sungai
(Perdagangan
&
Jasa,
Rumah,
Industri,
Kantor,
Peribadatan)
Sempadan Sungai
(PS-1)
Sawah
Perumahan,
perdagangan dan
jasa
LAPORAN ANTARA
ANALISA
mengakomodasi pengembangan kawasan
kesehatan dengan tetap memperhatikan
penataan intensitas bangunan.
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan telah
sesuai dengan arahan fungsi zona yang
ada.
Saat ini guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu zona
perkantoran
pemerintah.
Zona
perkantoran yang telah ada ini tetap
dipertahankan, serta diperlukan penataan
intensitas & jarak bangunan agar
kawasan zona tetap terkendali.
Untuk
sub
zona
perumahan
kepadatan
sedang
diperlukan
penataan intensitas bangunan yang
meliputi KDB, KLB, KDH dan
KTB.
Penataan
ini
perlu
dikendalikan agar massa bangunan
tidak membuat kawasan menjadi tak
terkendali. Selain itu diperlukan
penataan jarak bangunan, baik jarak
antar bangunan dan jarak bangunan
terhadap batas persil.
Terdapat perubahan fungsi guna lahan
dari perumahan menjadi perdagangan
dan jasa di Perkotaan Jombang seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk
dan berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat. Guna lahan di Perkotaan
Jombang perlu dilakukan penataan
intensitas bangunan dan tata masa
bangunan agar pembangunan terkendali
Kondisi eksisting saat ini sudah sesuai
dengan rencana.. RTH di kawasan
perkotaan harus tetap dilindungi sesuai
dengan fungsi RTH masing-masing, dan
tidak boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH pada
kawasan perkotaan.
Kawasan sempadan sungai yang sudah
terbangun membutuhkan peningkatan
fungsi
konservasi
(dengan
cara
membangun sumur resapan untuk
kawasan permukiman dan pengelolaan
limbah untuk kawasan industri)
Perkembangan kawasan perkotaan yang
begitu cepat berdampak pada tingginya
kebutuhan akan tempat tinggal. Hal ini
bisa
ditanggulangi
dengan
III-31
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN
FUNGSI ZONA
ANALISA
memanfaatkan
lahan-lahan
tidak
terbangun yang ada untuk mewadahi
kebutuhan pengembangan fisik kawasan.
Maka pemanfaatan lahan-lahan belum
terbangun terutama lahan pertanian
diprioritaskan pada lahan pertanian yang
mempunyai tingkat kesuburan rendah.
Industri/
pergudangan (Pabrik
Es, Kecap, gudang
PLN
Industri/
pergudangan (I-4)
Perdagangan
Jasa (K-3)
Pendidikan (PonPes
Miftahul
Ulum,
Pondok
Putra
M.Ulum,
Pondok
Putri M.Ulum, TK
Putra Harapan, SDN
Kepuh Kembeng 3)
Transportasi
(Terminal Regional)
Pendidikan (SPU1)
Kesehatan
Kesehatan (SPU3)
Peribadatan
(Mushola, Nur Iman)
Peribadatan (SPU6)
Perkantoran (Balai
desa,
koperasi,
yayasan Masitoh)
LAPORAN ANTARA
&
Transportasi
(SPU-2)
III-32
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN
FUNGSI ZONA
Perumahan
Perumahan
& R-4)
Rumah
Perdagangan dan
jasa (K-3)
RTH (Taman)
RTH
Makam
Makam (RTH-4)
Sawah
Perumahan,
perdagangan dan
jasa
Sempadan
(Rumah,
LAPORAN ANTARA
Sungai
Kantor,
(R-3
Sempadan Sungai
(PS-1)
ANALISA
intensitas & jarak bangunan agar
kawasan zona tetap terkendali.
Untuk
sub
zona
perumahan
kepadatan
sedang
diperlukan
penataan intensitas bangunan yang
meliputi KDB, KLB, KDH dan
KTB.
Penataan
ini
perlu
dikendalikan agar massa bangunan
tidak membuat kawasan menjadi tak
terkendali. Selain itu diperlukan
penataan jarak bangunan, baik jarak
antar bangunan dan jarak bangunan
terhadap batas persil.
III-33
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
Perdagangan & Jasa,
Pendidikan)
Perumahan
Rumah
Industri/
pergudangan (Pabrik
Karya Jati)
LAPORAN ANTARA
ARAHAN
FUNGSI ZONA
ANALISA
fungsi
konservasi
(dengan
cara
membangun sumur resapan untuk
kawasan permukiman)
Perumahan (R-3
Guna Lahan eksisting saat ini adalah
& R-4)
perumahan dan telah sesuai dengan
arahan zonasi, yaitu diarahkan
sebagai sub zona rumah kepadatan
sedang dan sub zona rumah
kepadatan rendah.
Untuk
sub
zona
perumahan
kepadatan
sedang
diperlukan
penataan intensitas bangunan yang
meliputi KDB, KLB, KDH dan
KTB.
Penataan
ini
perlu
dikendalikan agar massa bangunan
tidak membuat kawasan menjadi tak
terkendali. Selain itu diperlukan
penataan jarak bangunan, baik jarak
antar bangunan dan jarak bangunan
terhadap batas persil.
III-34
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
Pendidikan (TK)
ARAHAN
FUNGSI ZONA
Pendidikan (SPU1)
Peribadatan
Peribadatan (SPU6)
RTH
(Taman
Keplaksari,
Hutan
Kota, Sempadan KA
11m,
Taman
Lingkungan)
RTH
RTH-4)
Sawah
LL
Sempadan
(Rumah
Industri)
3.3.5
Sungai
dan
(RTH-1,
Sempadan Sungai
(PS-1)
ANALISA
Guna lahan eksisting saat ini adalah
pendidikan dan sesuai dengan arahan
fungsi zona yang ada. Zona ini tetap
dipertahankan
dengan
penataan
intensitas dan jarak bangunan yang
memenuhi ketentuan.
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan telah
sesuai dengan arahan fungsi zona yang
ada.
Kondisi eksisting saat ini sudah sesuai
dengan rencana.. RTH di kawasan
perkotaan harus tetap dilindungi sesuai
dengan fungsi RTH masing-masing, dan
tidak boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH pada
kawasan perkotaan.
Pada zona ini peruntukan ruang
dikembangkan
untuk
menampung
kegiatan pertanian yang menghasilkan
bahan pangan sehingga ditetapkan
sebagai lahan pertanian abadi
Kawasan sempadan sungai yang sudah
terbangun membutuhkan peningkatan
fungsi
konservasi
(dengan
cara
membangun sumur resapan untuk
kawasan permukiman dan pengelolaan
limbah untuk kawasan industri)
SUB
BWP
V
BLOK
A
GUNA LAHAN
EKSISTING
Rumah
Rumah
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Rumah
kepadatan
tinggi (R-3)
Rumah
kepadatan
sedang (R-2)
Sawah
Rumah
kepadatan
rendah (R-4)
Toko
Pertokoan
SDN Kaliwungu II,
SD Primono, TK
Muslimat, TPA, MAN
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Diperlukan
penataan
jarak
bangunan,
baik
jarak
antar
bangunan dan jarak bangunan
terhadap batas persil.
Bertambahnya penduduk di
Perkotaan Jombang menyebabkan
perubahan penggunaan lahan dari
pertanian menjadi perumahan.
Perubahan penggunaan lahan dari
pertanian ke non pertanian wajib
mempunyai izin lokasi dan izin
perubahan penggunaan tanah
Guna lahan eksistsing telah sesuai
dengan Pada zona ini diperbolehkan
bangunan usaha toko, warung,
tempat perkulakan yang menunjang
pusat
kota
untuk
melayani
kebutuhan masyarakat Perkotaan
Jombang
Difokuskan
pada
pengaturan
terhadap intensitas bangunan
Guna lahan eksisting saat ini adalah
pendidikan dan sesuai dengan
arahan fungsi zona yang ada. Zona
III-35
BLOK
GUNA LAHAN
EKSISTING
6, TK Sumbermulyo,
TK Pertiwi, AMIK
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Stasiun
Transportasi (SPU-2)
Lab. Medis
Sarana
Umum
(SPU-3)
Mushola, Masjid
Sarana
Pelayanan
Umum Peribadatan
(SPU-6)
Pelayanan
Kesehatan
Perkantoran
Pemerintah (KT-1)
Kantor Desa, PDAM,
Kantor Pos
Perkantoran
(KT-2)
swasta
Taman
Pendidikan,
perdagangan dan jasa,
rumah
LAPORAN ANTARA
Perlindungan
setempat sempadan
sungai (PS-2)
ANALISIS
ini tetap dipertahankan dengan
penataan intensitas dan jarak
bangunan
yang
memenuhi
ketentuan.
Kondisi eksisting saat ini berupa
stasiun. Ini sesuai dengan arahan
zonasi yang mengarahkan sebagai
sarana
pelayanan
umum
transportasi. Zona yang ada
dipertahankan
dengan
memperhatikan penataan intensitas
bangunan dan sarana pendukung
lainnya.
Saat ini guna lahan eksisting sudah
sesuai dengan rencana yaitu sarana
pelayanan umum kesehatan. Perlu
mengakomodasi
pengembangan
kawasan kesehatan dengan tetap
memperhatikan penataan intensitas
bangunan.
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan
telah sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ada.
Saat ini guna lahan eksisting telah
sesuai dengan arahan fungsi zona
yaitu zona perkantoran pemerintah.
Zona perkantoran yang telah ada ini
tetap
dipertahankan,
serta
diperlukan penataan intensitas &
jarak bangunan agar kawasan zona
tetap terkendali.
Saat ini guna lahan eksisting telah
sesuai dengan arahan fungsi zona
yaitu zona perkantoran pemerintah.
Zona perkantoran yang telah ada ini
tetap
dipertahankan,
serta
diperlukan penataan intensitas &
jarak bangunan agar kawasan zona
tetap terkendali.
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai RTH taman. Keberadaan
taman perlu dipertahankan dan
tidak boleh dialihfungsikan
Kondisi eksisting saat ini sudah
sesuai dengan rencana.. RTH di
kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi
RTH masing-masing, dan tidak
boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH
pada kawasan perkotaan.
Diperuntukkan
untuk
fungsi
perlindungan
setempat
dalam
bentuk ruang terbuka hijau pada
jarak yang telah ditentukan untuk
III-36
BLOK
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Perlindungan
setempat sempadan
rel kereta api
Rumah
Perumahan ,
perdagangan dan jasa,
perkantoran,
Perlindungan
setempat sempadan
SUTT
Sawah
LL
Perumahan
Rumah
kepadatan
sedang (R-3)
Sawah
Rumah
kepadatan
rendah (R-4)
Sekolah
Sarana
Umum
(SPU-1)
Mushola, masjid
Sarana
Pelayanan
Umum Peribadatan
(SPU-6)
Taman
Makam
LAPORAN ANTARA
Pelayanan
Pendidikan
ANALISIS
sempadan sungai
Pada zona perlindungan setempat
rel kereta api tidak diperkenankan
adanya
kegiatan/bangunanbangunan yang dapat mengganggu
pandangan
bebas
dan
membahayakan
keselamatan
perjalanan kereta api. Pada kawasan
Perkotaan Jombang terdapat jalur
rel kereta api yang direncanakan
akan difungsikan kembali, sehingga
guna lahan eksisting yang terdapat
pada jalur rel kereta api tersebut
masih melanggar ketentuan garis
sempadan rel kereta api.
Pada zona perlindungan setempat
sempadan
SUTT
tidak
diperkenankan adanya kegiatan
budidaya agar dapat mengurangi
efek negatif yang dihasilkan dari
radiasi tegangan tinggi
Pada zona ini peruntukan ruang
dikembangkan untuk menampung
kegiatan
pertanian
yang
menghasilkan
bahan
pangan
sehingga ditetapkan sebagai lahan
pertanian abadi
Diperlukan penataan jarak
bangunan, baik jarak antar
bangunan dan jarak bangunan
terhadap batas persil.
Bertambahnya penduduk di
Perkotaan Jombang menyebabkan
perubahan penggunaan lahan dari
pertanian menjadi perumahan.
Perubahan penggunaan lahan dari
pertanian ke non pertanian wajib
mempunyai izin lokasi dan izin
perubahan penggunaan tanah
Guna lahan eksisting saat ini adalah
pendidikan dan sesuai dengan
arahan fungsi zona yang ada. Zona
ini tetap dipertahankan dengan
penataan intensitas dan jarak
bangunan
yang
memenuhi
ketentuan.
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan
telah sesuai dengan arahan fungsi
zona yang ada.
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai RTH taman. Keberadaan
taman perlu dipertahankan dan
tidak boleh dialihfungsikan
Kondisi eksisting saat ini sudah
III-37
BLOK
GUNA LAHAN
EKSISTING
Rumah
Pertanian
ARAHAN FUNGSI
ZONA
(RTH-4)
Perlindungan
setempat sempadan
rel
KA
(PS-2),
sempadan
SUTT,
(PS-3),
sempadan
jaringan pipa gas
bumi (PS-4)
LL
ANALISIS
sesuai dengan rencana.. RTH di
kawasan perkotaan harus tetap
dilindungi sesuai dengan fungsi
RTH masing-masing, dan tidak
boleh dilakukan alih fungsi demi
memenuhi ketentuan 30% RTH
pada kawasan perkotaan.
Guna lahan eksisting masih
melanggar garis sempadan rel KA,i,
SUTT dan jaringan pipa gas bumi.
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Rumah
Rumah
kepadatan
sedang (R-3)
Sawah
Rumah
kepadatan
rendah (R-4)
Perdagangan
dan
jasa tunggal (K-1)
TK Pratiwi, SD
Negeri Plandi I, SD
Negeri Plandi II, SMP
Negeri 3 Plandi,
rumah dinas
Sarana Pelayanan
Umum Pendidikan
(SPU-1)
Puskesmas
LAPORAN ANTARA
Sarana Pelayanan
Umum Kesehatan
SPU-3)
Sarana Pelayanan
Umum Peribadatan
SPU-6)
Aneka
industri/pergudangan
ANALISIS
Diperlukan penataan jarak bangunan,
baik jarak antar bangunan dan jarak
bangunan terhadap batas persil.
Pengalihfungsian lahan pertanian
menjadi lahan terbangun berkaitan
dengan pemerataan perkembangan
kawasan, sehingga perubahan lahan
pertanian menjadi perumahan tidak
dapat dihindarkan.
Pada zona eksisting, difokuskan pada
pengaturan
terhadap
intensitas
bangunan
Guna lahan eksisting saat ini adalah
pendidikan dan sesuai dengan arahan
fungsi zona yang ada. Zona ini tetap
dipertahankan
dengan
penataan
intensitas dan jarak bangunan yang
memenuhi ketentuan.
Sarana pelayanan umum telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai sarana pelayanan umum
kesehatan.
Guna lahan saat ini adalah sarana
pelayanan umum peribadatan dan telah
sesuai dengan arahan fungsi zona yang
ada.
Fungsi guna lahan yang ada telah
sesuai dengan arahan peraturan zonasi,
yaitu
sebagai
kawasan
industri/pergudangan.
Kegiatan
industri harus dilengkapi dengan unit
III-38
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
ARAHAN FUNGSI
ZONA
Lapangan/ taman
lingkungan
Makam
Perlindungan
Setempat Sempadan
Sungai (PS-1)
Rumah, pendidikan
Perlindungan
Setempat Sempadan
Rel Kereta Api (PS2)
Sawah
Sawah
Sawah
LL
Perumahan
Rumah Kepadatan
Sedang
TK, SD
Sarana Pelayanan
Umum Pendidikan
(SPU-1)
Sarana pelayanan
Balai pertemuan
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
pengolahan
limbah
dan
memperhatikan suplai air bersih agar
bisa
menjamin
keselamatan
lingkungan sekitar. Kegiatan industri
diarahkan untuk indusri rumah tangga
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai RTH taman. Keberadaan
taman perlu dipertahankan dan tidak
boleh dialihfungsikan
Kondisi eksisting saat ini sudah sesuai
dengan rencana.. RTH di kawasan
perkotaan harus tetap dilindungi sesuai
dengan fungsi RTH masing-masing,
dan tidak boleh dilakukan alih fungsi
demi memenuhi ketentuan 30% RTH
pada kawasan perkotaan.
Kawasan sempadan sungai yang sudah
terbangun membutuhkan peningkatan
fungsi konservasi (dengan cara
membangun sumur resapan untuk
kawasan permukiman dan pengelolaan
limbah untuk kawasan industri)
Pada zona perlindungan setempat rel
kereta api tidak diperkenankan adanya
kegiatan/bangunan-bangunan
yang
dapat mengganggu pandangan bebas
dan
membahayakan
keselamatan
perjalanan kereta api. Pada kawasan
Perkotaan Jombang terdapat jalur rel
kereta api yang direncanakan akan
difungsikan kembali, sehingga guna
lahan eksisting yang terdapat pada
jalur rel kereta api tersebut masih
melanggar ketentuan garis sempadan
rel kereta api.
Arahan fungsi zona di Perkotaan
Jombang tetap dipertahankan menjadi
sawah
Kegiatan pertanian yang berada di
pinggiran
Perkotaan
Jombang
dipertahankan sebagai lahan pertanian
abadi sehingga perlu membatas
perkembangan kawasan terbangun
pada zona ini.
Arahan fungsi zona yaitu sebagai
rumah kepadatan sedang perlu
dipertahankan untuk menciptakan
lingkungan hunian yang sehat,
nyaman, asri dan terhindar dari potensi
rawan kebakaran
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona
Guna lahan eksisting telah sesuai
III-39
BLO
K
GUNA LAHAN
EKSISTING
Kantor Desa
ARAHAN FUNGSI
ZONA
umum sosial budaya
(SPU-5)
Perkantoran
Pemerintah
Taman
Rumah
Perlindungan
Setempat Sempadan
Sungai
Perlindungan
Setempat Sempadan
Rel Kereta Api
Rumah
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
dengan arahan fungsi zona
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai zona perkantoran pemerintah.
Pada zona perkantoran diharapkan
dapat difungsikan sesuai dengan
ragam
karakteristik
dan
tipe
pemerintahan yang dikembangkan
Guna lahan eksisting telah sesuai
dengan arahan fungsi zona yaitu
sebagai RTH taman. Keberadaan
taman perlu dipertahankan dan tidak
boleh dialihfungsikan
Masih terdapat bangunan yang
melanggar garis sempadan sungai
Masih terdapat bangunan yang
melanggar garis sempadan rel kereta
api
III-40
setempat sempadan sungai, perlindungan setempat sempadan rel kereta api dan
perlindungan setempat sempadan SUTT. Analisis intensitas bangunan pada zona
perlindungan setempat dapat dilihat pada Tabel 3.13
Tabel 3.13 Intensitas Bangunan pada Zona Perlindungan Setempat
EKSISTING
Pada sub zona sekitar
sungai, rel, SUTT, jaringan
gas bumi masih terdapat
bangunan
rumah,
pendidikan,
kantor,
perdagangan dan jasa dan
industri dengan KDB 70100%, KLB 0,7-1,4, KDH
0-30% yang seharusnya
tidak diperbolehkan adanya
kegiatan budidaya
3.4.2
ATURAN
ANALISIS
Sempadan
sungai Diperkenankan adanya sarana
ditetapkan 10 meter
prasarana yang memberikan
Sempadan kereta api
dukungan pada aspek fungsi
ditetapkan 11,5 meter
lindung kawasan seperti
Sempadan jaringan gas
misalnya
bangunan
bumi ditetapkan 9 meter
pengendali banjir, pengendali
Sempadan
SUTT
sedimen
dengan
KDB
ditetapkan 3 meter
maksimum10%
KDH minimum yang disarankan
pada
zona
perlindungan
setempat adalah 90% yang
berfungsi untuk melindungi
sungai
dari
berbagai
gangguan,
membatasi
interaksi antara kegiatan
masyarakat dengan jalan rel
kereta api dan SUTT
jalur hijau jalan dan makam. Analisis intensitas bangunan pada zona ruang terbuka hijau
dapat dilihat pada Tabel 3.14
Tabel 3.14 Intensitas Bangunan pada Zona Ruang Terbuka Hijau
EKSISTING
Pada sub zona ruang
terbuka
hijau
di
Perkotaan
Jombang
terdapat RTH taman,
RTH jalur hijau jalan
dan makam
LAPORAN ANTARA
ATURAN
ANALISIS
Luas area yang ditanami Pada zona ruang terbuka hijau,
tanaman (ruang terbuka
tidak diperkenankan adanya
hijau) minimal seluas
kegiatan/bangunan-bangunan
80%-90%
dari
luas
yang mengganggu fungsi
taman kota, sisanya
lindung kawasan
dapat berupa pelataran Diperkenankan adanya sarana
prasarana penunjang kegiatan
yang diperkeras sebagai
dengan KDB maksimum
tempat
melakukan
10%
berbagai aktivitas.
Luas area yang ditanami KDH minimum yang disarankan
pada zona RTH adalah 80%tanaman (ruang terbuka
90% untuk RTH taman kota,
hijau) minimal seluas
90-100% untuk RTH hutan
90%-100% dari luas
kota, 20-30% untuk RTH
hutan kota
Ruang hijau pemakaman
jalur hijau jalan, 70-80%
termasuk
pemakaman
untuk RTH makam
III-41
3.4.3
ATURAN
tanpa
perkerasan
minimal 70% dari total
area pemakaman
ANALISIS
rumah kepadatan sedang dan kepadatan rendah. Analisis intensitas bangunan pada zona
perumahan dapat dilihat pada Tabel 3.15
Tabel 3.15 Analisis Intensitas Bangunan pada Zona Perumahan
3.4.4
SUB ZONA
Rumah
Kepadatan
Tinggi
EKSISTING
KDB = 40%-70%
KLB = 80-180%
KDH = 10-40%
Rumah
Kepadatan
Sedang
KDB = 60%-70%
KLB = 0,7-1,2
Rumah
kepadatan
Rendah
KDB = 40-60%
KLB = 0,4-1,2%
KDH = 52%-28%
ATURAN
ANALISIS
KDB = 70%-75% Perlu adanya pembatasan
KLB = 0,7-15
pembangunan perumahan
KDH = 20%
pada sub zona rumah
kepadatan tinggi agar
tertata dengan baik dengan
menerapkan aturan KDB
maksimal yang diijinkan
yaitu
75%,
KLB
maksimal 1,5
Perlu
juga
mempertimbangkan
kemampuan tanah, daya
dukung
dan
estetika
lingkungan kota secara
keseluruhan
KDB = 60%-75% Perlu adanya pengendalian
KLB = 0,6-1,5
pembangunan perumahan
KDH = 28%-10%
pada sub zona rumah
kepadatan sedang dengan
menerapkan
KDB
maksimal 60-75%,
Perlu
juga
mempertimbangkan
kemampuan tanah, daya
dukung
dan
estetika
lingkungan kota secara
keseluruhan
KDB = 40%-60% Pengembangan
perumahan
KLB = 0,4-1,2
kepadatan
rendah
KDH= 52%-28%
mengikuti aturan KDB
maksimal yang diijinkan
yaitu 60%, KLB 0.4-1,2
dan KDH 52%-28%
jasa tunggal, perdagangan dan jasa kopel dan perdagangan dan jasa deret. Analisis
intensitas bangunan pada zona perdagangan dan jasa dapat dilihat pada Tabel 3.16
Tabel 3.16 Analisis Intensitas Bangunan pada Zona Perdagangan dan Jasa
LAPORAN ANTARA
III-42
3.4.5
ATURAN
KDB maksimal 75%
KLB Maksimal 1,5%
KDH minimal 10%
ANALISIS
KDB
eksisting
perdagangan dan jasa
melebihi aturan KDB
yang
ditetapkan
RDTR
Perkotaan
Jombang
KLB
eksisting
perdagangan dan jasa
sesuai dengan aturan
KLB yang ditetapkan
RDTR
Perkotaan
Jombang
perkantoran swasta. Intensitas bangunan zona perkantoran dapat dilihat pada Tabel 3.17
Tabel 3.17 Analisis Intensitas Bangunan pada Zona Perkantoran
EKSISTING
- KDB : 40 60%
- KLB : 0,4 1,2
- KDH : 0 30%
3.4.6
ATURAN
- KDB maksimum 60%
- Pengaturan KLB didasari oleh kondisi
eksisting
- Pengaturan KDH ditentukan berdasarkan
peraturan daerah
ANALISIS
Pada zona perkantoran, KDB maksimal yang diijinkan yaitu 60%
dan KDB minimal yaitu 40%, KLB untuk perkantoran berkisar
0,4-1,2, KDH minimal yaitu 10%
Intensitas bangunan pada zona industri dapat dilihat pada Tabel 3.18
Tabel 3.18 Analisis Intesitas Bangunan pad Zona Industri
EKSISTING
- KDB : 40 60%
- KLB : 0,4 1,2
- KDH : 0 30%
3.4.7
ATURAN
KDB = 40-60%
KLB = 0,4-1,2
KDH = 0-30%
ANALISIS
KDB eksisting industri telah sesuai
dengan aturan KDB yang ditetapkan
RDTR Perkotaan Jombang yaitu KDB
yang diijinkan maksimal 60%, KLB
yang diijinkan berkisar 0,4-1,2, KDH
minimal yaitu 10%
transportasi, kesehatan dan peribadatan. Intensitas bangunan pada zona sarana pelayanan
umum dapat dilihat pada Tabel 3.19
Tabel 3.19 Analisis Intensitas Bangunan pada Zona Sarana Pelayanan Umum
SUB ZONA
Pendidikan
EKSISTING
Ponpes :
KDB = 40-60%
KLB = 0,4 -1,2
KDH = 28-52%
SD/MI, TK
KDB = 40-60%
KLB = 0,4-0,6
KDH = 28-52%
LAPORAN ANTARA
ATURAN
- Aturan KDB
TK
Luas lantai minimal 216 m2
Luas lahan minimal 500 m2
ANALISIS
- Kisaran KDB yang diijinkan untuk
sub zona pendidikan yaitu :
TK = 40-60%
SD= 30-80%
SMP = 25-60%
SD
SMU = 30-55%
Luas lantai minimal 633 m2
- Kisaran KLB yang diijinkan yaitu
Luas lahan minimal 2000 m2
0,4-1,2
- KDH yang ditetapkan untuk TK
yaitu sebesar 40-60%, SD yaitu
SLTP:
sebesar 20-70%, SMP yaitu
Luas lantai minimal: 2282 m2
III-43
KSISTING
0-3 meter
EKSISTING
ATURAN
Luas lahan minimal : 9000m2
Ruang terbuka/bermain:
3000-7000 m2
ANALISIS
sebesar 40-75% dan
sebesar 45-70%
SMU
SMU:
Luas lantai minimal: 3835 m2
Luas lahan minimal : 12500m2
Ruang terbuka/bermain:
3000-7000 m2
- Aturan KLB didasari pada kondisi
eksisting
- Aturan
KDH
ditentukan
berdasarkan peraturan daerah
Peribadatan
KDB = 40-60%
KLB = 0,4-1,2
KDH = 28-52%
Kesehatan
KDB = 40-60%
KLB = 0,4-1,8
KDH = 28-52%
3.5
3.5.1
ATURAN
Letak GSB gedung terluar untuk lokasi
sepanjang sungai/danau, diperhitungkan
berdasarkan kondisi sungai, letak sungai, dan
fungsi kawasan, serta diukur dari tepi sungai.
ANALISIS
Terdapat beberapa bangunan pada zona perlindungan setempat
yang berada pada sempadan sungai.
LAPORAN ANTARA
III-44
KESIMPULA
Garis sempadan bangun
perlindungan setempat
aturan 3 meter
EKSISTING
1-2 lantai
KESIMPULAN
Bangunan
pada
zona perlindungan
setempat
hanya
untuk sarana dan
prasaran
vital.
Tinggi
bangunan
mengikuti
arahan
pemerintah dengan
mempertimbangkan
daya dukung lahan
Tabel 3.22 Analsis Jarak Antar Bangunan pada Zona Perlindungan Setempat
EKSISTING
0 meter
1.
2.
3.
4.
3.5.2
KESIMPULAN
Untuk
jarak
bangunan
pendukung fungsi
sempadan sungai
yaitu sebesar 4m
EKSISTING
ATURAN
0-10 meter Garis
sempadan
untuk
gedung yang dibangun di
tepi danau/sungai, apabila
tidak ditetapkan lain
adalah 50 m (lima puluh
meter) untuk bangunan di
tepi danau/sungai.
GSB terluar yang sejajar
dengan
sumbu
jalan/rencana
jalan/tepi
sungai
ditentukan
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Garis sempadan bangunan di
bagian depan mengikuti separuh
ruas jalan yang dilewatinya,
yaitu:
Jalan kolektor : 4,5 m
Jalan lokal : 3,75 m
Jalan lingkungan : 2,75 m
Sedangkan, garis sempadan
bangunan di bagian samping dan
belakang
bangunan
rumah
KESIMPULAN
GSB RTH
di
sepanjang
jalan
kolektor adalah 4,5
m
GSB
RTH
di
sepanjang
jalan
lokal adalah 3,75 m
GSB
RTH
di
III-45
ATURAN
berdasarkan
lebar
jalan/rencana jalan/lebar
sungai, fungsi jalan dan
peruntukan
kavling/kawasan.
Letak GSB gedung terluar
untuk lokasi sepanjang
sungai/danau,
diperhitungkan
berdasarkan
kondisi
sungai, letak sungai, dan
fungsi kawasan, serta
diukur dari tepi sungai.
ANALISIS
mengikuti luas kaveling yang
disediakan.
Akan tetapi, pada RTH hanya
diperbolehkan 10% dari luas
kavling
untuk
dibangun
bangunan permanen, sehingga
perlu
diperhatikan
luasan
bangunan yang akan dibangun.
KESIMPULAN
sepanjang
jalan
lingkungan adalah
2,75 m
garis
sempadan
bangunan di bagian
samping
dan
belakang bangunan
mengikuti
luas
kaveling
yang
disediakan.
Tabel 3.23 Analisis Tinggi Bangunan pada Zona Ruang Terbuka Hijau
TINGGI BANGUNAN
EKSISTING
ATURAN
1 lantai
Tinggi
bangunan
gedung tidak boleh
melewati
garis
potongan 60 derajat
dari as jalan yang
berbatasan.
3.5.3
A.
ANALISIS
Terdapat
beberapa
tinggi
bangunan yang melewati garis
potongan 60 derajat dari as jalan
yang berbatasan
KESIMPULAN
Bangunan pada zona
ruang terbuka hijau
hanya untuk sarana dan
prasarana vital. Tinggi
bangunan pada zona
ruang terbuka hijau
mengikuti
aturan
pemerintah
dengan
mempertimbangkan
daya dukung lahan
EKSISTING
0-6 m
1.
2.
3.
4.
ATURAN
Letak GSB terluar
untuk jalan di bawah
5 m adalah 2,5 m
dihitung dari tepi
jalan/pagar.
Bangunan
pada
ketinggian 3 lantai
atau
lebih
GSB
samping dan belakang
harus
berjarak
minimal 1,5 m untuk
dinding masif dan 3 m
untuk dinding dengan
bukaan.
Aturan
jarak
pengaman kebakaran
GSB terluar yang
sejajar dengan sumbu
jalan/rencana
jalan/tepi
sungai
ditentukan
berdasarkan
lebar
jalan/rencana
jalan/lebar
sungai,
fungsi
jalan
dan
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Garis sempadan bangunan di
bagian depan mengikuti separuh
ruas jalan yang dilewatinya,
yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor primer : 8 m
Jalan lokal primer : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
Sedangkan, garis sempadan
bangunan di bagian samping dan
belakang bangunan rumah
mengikuti luas kaveling yang
disediakan.
KESIMPULAN
GSB
rumah
kepadatan tinggi di
sepanjang
jalan
arteri primer adalah
8m
GSB
rumah
kepadatan tinggi di
sepanjang
jalan
kolektor
primer
adalah 8 m
GSB
rumah
kepadatan tinggi di
sepanjang
jalan
lokal primer adalah
4m
GSB
rumah
kepadatan tinggi di
sepanjang
jalan
lingkungan adalah
2,25 m
III-46
KSISTING
5-10 m
ATURAN
peruntukan
kavling/kawasan.
ANALISIS
KESIMPULAN
garis
sempadan
bangunan di bagian
samping
dan
belakang bangunan
rumah
mengikuti
luas kavling yang
disediakan.
Tabel 3.25 Analisis Tinggi Bangunan pada Zona Perumahan Kepadatan Tinggi
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
Tinggi bangunan gedung tidak boleh
melewati garis potongan 60 derajat dari
as jalan yang berbatasan.
ANALISIS
Kondisi eksisting masih tidak mengganggu skyline wilayah
perkotaan, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penentuan tinggi bangunan yang ada.
KESIMPULAN
Tinggi bangunan yang diij
zona rumah kepadatan ting
10 m dengan mempertimb
dukung lahan
Tabel 3.26 Analisis Jarak Antar Bangunan pada Zona Perumahan Kepadatan Tinggi
EKSISTING
0-4 m
1.
2.
3.
4.
B.
KESIMPULAN
Jarak
bangunan
minimum
yang
diizinkan di sub
zona
rumah
kepadatan
tinggi
adalah
0-1
mempertimbangkan
aspek
keselamatanpenghun
i bangunan
LAPORAN ANTARA
III-47
EKSISTING
0-4 m
1.
2.
3.
ATURAN
Bangunan
pada
ketinggian 3 lt atau
lebih GSB samping
dan belakang harus
berjarak minimal 1,5
m untuk dinding
masif dan 3 m untuk
dinding
dengan
bukaan.
Aturan
jarak
pengaman kebakaran
GSB terluar yang
sejajar dengan sumbu
jalan/rencana
jalan/tepi
sungai
ditentukan
berdasarkan
lebar
jalan/rencana
jalan/lebar
sungai,
fungsi
jalan
dan
peruntukan
kavling/kawasan.
ANALISIS
Garis sempadan bangunan di
bagian depan mengikuti separuh
ruas jalan yang dilewatinya,
yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor primer : 8 m
Jalan lokal primer : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
Sedangkan, garis sempadan
bangunan di bagian samping dan
belakang bangunan rumah
mengikuti luas kaveling yang
disediakan.
KESIMPULAN
GSB
rumah
kepadatan sedang di
sepanjang
jalan
arteri primer adalah
8m
GSB
rumah
kepadatan sedang di
sepanjang
jalan
kolektor
primer
adalah 8 m
GSB
rumah
kepadatan sedang di
sepanjang
jalan
lokal primer adalah
4m
GSB
rumah
kepadatan sedang di
sepanjang
jalan
lingkungan adalah
2,25 m
garis
sempadan
bangunan di bagian
samping
dan
belakang bangunan
rumah
mengikuti
luas kavling yang
disediakan.
Tabel 3.28 Analisis Tinggi Bangunan pada Zona Perumahan Kepadatan Sedang
TINGGI BANGUNAN
EKSISTING
ATURAN
5-10 m
Tinggi
bangunan
gedung tidak boleh
melewati
garis
potongan 60 derajat
dari as jalan yang
berbatasan.
ANALISIS
Kondisi eksisting masih tidak
mengganggu skyline wilayah
perkotaan,
sehingga
dapat
dijadikan sebagai acuan dalam
penentuan tinggi bangunan yang
ada.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di sub
zona
rumah
kepadatan
sedang
adalah 5-10 m
Tabel 3.29 Analisis Jarak Antar Bangunan pada Zona Perumahan Kepadatan Sedang
1.
2.
LAPORAN ANTARA
III-48
KESIMPULA
Jarak bangunan mini
diizinkan di sub z
kepadatan sedang adalah
EKSISTING
KSISTING
0-4 m
ATURAN
KESIMPULA
lantai.
C.
EKSISTING
0-6 m
1.
2.
3.
4.
ATURAN
Letak GSB terluar
untuk jalan di bawah 5
m adalah 2,5 m
dihitung dari tepi
jalan/pagar.
Bangunan
pada
ketinggian 3 lt atau
lebih GSB samping
dan belakang harus
berjarak minimal 1,5
m untuk dinding masif
dan 3 m untuk dinding
dengan bukaan.
Aturan
jarak
pengaman kebakaran
GSB terluar yang
sejajar dengan sumbu
jalan/rencana
jalan/tepi
sungai
ditentukan
berdasarkan
lebar
jalan/rencana
jalan/lebar
sungai,
fungsi
jalan
dan
peruntukan
kavling/kawasan.
ANALISIS
Garis sempadan bangunan di
bagian depan mengikuti separuh
ruas jalan yang dilewatinya,
yaitu:
Jalan kolektor : 4,5 m
Jalan lokal : 3,75 m
Jalan lingkungan : 2,75 m
Sedangkan, garis sempadan
bangunan di bagian samping
dan belakang bangunan rumah
mengikuti luas kaveling yang
disediakan.
KESIMPULAN
GSB
rumah
kepadatan rendah di
sepanjang
jalan
arteri primer adalah
8m
GSB
rumah
kepadatan rendah di
sepanjang
jalan
kolektor
primer
adalah 8 m
GSB
rumah
kepadatan rendah di
sepanjang jalan lokal
primer adalah 4 m
GSB
rumah
kepadatan rendah di
sepanjang
jalan
lingkungan adalah
2,25 m
garis
sempadan
bangunan di bagian
samping
dan
belakang bangunan
rumah
mengikuti
luas kavling yang
disediakan.
Tabel 3.31 Analisis Tinggi Bangunan pada Zona Perumahan Kepadatan Rendah
EKSISTING
5-10 m
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
ANALISIS
Tinggi
bangunan Kondisi eksisting masih tidak
gedung tidak boleh mengganggu
skyline
wilayah
melewati
garis perkotaan, sehingga dapat dijadikan
potongan 60 derajat sebagai acuan dalam penentuan
dari as jalan yang tinggi bangunan yang ada.
berbatasan.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di
sub zona rumah
kepadatan
rendah
adalah 5-10 m
Tabel 3.32 Analisis Jarak Antar Bangunan pada Zona Perumahan Kepadatan Rendah
1.
2.
LAPORAN ANTARA
III-49
KESIMPULA
Jarak bangunan mini
diizinkan di sub z
kepadatan rendah adalah
KSISTING
KSISTING
0-4 m
3.
4.
3.5.4
A.
KESIMPULA
EKSISTING
0-4 m
ATURAN
Garis
sempadan
bangunan di bagian
depan
mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer : 8 m
Jalan kolektor primer :
7 m
Jalan lokal : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25
m
Sedangkan,
garis
sempadan bangunan di
bagian samping dan
belakang
bangunan
rumah mengikuti luas
kaveling
yang
disediakan.
GSB
ANALISIS
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
arteri primer adalah 8 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
kolektor primer adalah 7 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
lokal adalah 4 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
lingkungan adalah 2,25 m
KESIMPULAN
Garis sempadan bangunan di
bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor : 7 m
Jalan lokal : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
Sedangkan, garis sempadan
bangunan di bagian samping
dan
belakang
bangunan
mengikuti luas kaveling yang
disediakan.
Tabel 3.34 Analisis Tinggi Bangunan pada sub Zona Perdagangan dan Jasa Tunggal
EKSISTING
5-10 m
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
ANALISIS
Tinggi bangunan
Kondisi eksisting masih tidak
gedung tidak boleh
mengganggu
skyline
wilayah
melewati garis
perkotaan, sehingga dapat dijadikan
potongan 60 derajat
sebagai acuan dalam penentuan
dari as jalan yang
tinggi bangunan yang ada.
berbatasan.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di
sub
zona
perdagangan
dan
jasa tunggal adalah
5-10 m
Tabel 3.35 Analisis Jarak Antar Bangunan pada sub Zona Perdagangan dan Jasa Tunggal
1.
LAPORAN ANTARA
III-50
KESIMPULA
Jarak bangunan mini
diizinkan di sub zona
KSISTING
2.
3.
4.
B.
KESIMPULA
dan jasa tunggal adalah
Analisa Tata Bangunan pada Sub Zona Perdagangan dan Jasa Kopel
Tabel 3.36 Analisis GSB pada sub Zona Perdagangan dan Jasa Kopel
EKSISTING
0-4 m
ATURAN
Garis
sempadan
bangunan di bagian
depan
mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer : 8 m
Jalan kolektor primer :
7 m
Jalan lokal : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25
m
Sedangkan,
garis
sempadan bangunan di
bagian samping dan
belakang
bangunan
rumah mengikuti luas
kaveling
yang
disediakan.
GSB
ANALISIS
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
arteri primer adalah 8 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
kolektor primer adalah 7 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
lokal adalah 4 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
lingkungan adalah 2,25 m
KESIMPULAN
Garis sempadan bangunan di
bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor : 7 m
Jalan lokal : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
Sedangkan, garis sempadan
bangunan di bagian samping
dan
belakang
bangunan
mengikuti luas kaveling yang
disediakan.
Tabel 3.37 Analisis Tinggi Bangunan pada sub Zona Perdagangan dan Jasa Kopel
EKSISTING
5-10 m
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
ANALISIS
Tinggi bangunan
Kondisi eksisting masih tidak
gedung tidak boleh
mengganggu
skyline
wilayah
melewati garis
perkotaan, sehingga dapat dijadikan
potongan 60 derajat
sebagai acuan dalam penentuan
dari as jalan yang
tinggi bangunan yang ada.
berbatasan.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di
sub
zona
perdagangan
dan
jasa kopel adalah 510 m
Tabel 3.38 Analisis Jarak Antar Bangunan pada sub Zona Perdagangan dan Jasa Kopel
KSISTING
0-4 m
2.
LAPORAN ANTARA
III-51
KESIMPULA
Jarak bangunan min
diizinkan di sub zona
dan jasa kopel adalah
KSISTING
3.
4.
KESIMPULA
ATURAN
Garis
sempadan
bangunan di bagian
depan
mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer : 8 m
Jalan kolektor primer :
7 m
Jalan lokal : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25
m
Sedangkan,
garis
sempadan bangunan di
bagian samping dan
belakang
bangunan
rumah mengikuti luas
kaveling
yang
disediakan.
GSB
ANALISIS
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
arteri primer adalah 8 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
kolektor primer adalah 7 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
lokal adalah 4 m
GSB perdagangan dan jasa
tunggal di sepanjang jalan
lingkungan adalah 2,25 m
KESIMPULAN
Garis sempadan bangunan di
bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor : 7 m
Jalan lokal : 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
Sedangkan, garis sempadan
bangunan di bagian samping
dan
belakang
bangunan
mengikuti luas kaveling yang
disediakan.
Tabel 3.40 Analisis Tinggi Bangunan pada sub Zona Perdagangan dan Jasa Deret
EKSISTING
5-10 m
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
ANALISIS
Tinggi bangunan
Kondisi eksisting masih tidak
gedung tidak boleh
mengganggu
skyline
wilayah
melewati garis
perkotaan, sehingga dapat dijadikan
potongan 60 derajat
sebagai acuan dalam penentuan
dari as jalan yang
tinggi bangunan yang ada.
berbatasan.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di
sub
zona
perdagangan
dan
jasa tunggal adalah
5-10 m
Tabel 3.41 Analisis Jarak Antar Bangunan pada sub Zona Perdagangan dan Jasa Deret
KSISTING
0-4 m
2.
3.
LAPORAN ANTARA
III-52
KESIMPULA
Jarak bangunan min
diizinkan di sub zona
dan jasa deret adalah 0
KSISTING
EKSISTING
TAR BANGUNAN
KSISTING
0-4 m
4.
3.5.5
A.
ANALISIS
KESIMPULA
EKSISTING
0-6 meter
ATURAN
Garis sempadan bangunan
di bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
ANALISIS
GSB
perkantoran
pemerintahan di sepanjang
jalan arteri primer adalah 8
m
KESIMPULAN
Garis sempadan bangunan
di bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
GSB
perkantoran
pemerintahan di sepanjang
jalan kolektor primer adalah
7m
GSB
perkantoran
pemerintahan di sepanjang
jalan lokal adalah 4 m
GSB
perkantoran
pemerintahan di sepanjang
jalan lingkungan adalah 2,25
m
Garis sempadan bangunan di
bagian
samping
dan
belakang
bangunan
mengikuti luas kaveling
yang disediakan.
Tabel 3.43 Analisis Tinggi Bangunan pada Sub Zona Perkantoran Pemerintah
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
Tinggi bangunan gedung tidak boleh
melewati garis potongan 60 derajat dari as
jalan yang berbatasan.
ANALISIS
Kondisi eksisting masih tidak mengganggu skyline wilayah
perkotaan, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penentuan tinggi bangunan yang ada.
KESIMPULA
Tinggi bangunan yang
sub zona perkantoran
adalah 5 m
Tabel 3.44 Analisis Jarak Antar Bangunan pada Sub Zona Perkantoran Pemerintah
1.
2.
ATURAN
Bidang dinding terluar tidak boleh
melampaui batas persil.
Garis terluar suatu tritis/oversteck yang
menghadap ke arah tetangga, tidak
boleh melewati batas kavling/persil
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Jarak antara masa/blok bangunan umum satu lantai yang satu
dengan lainnya dalam satu kavling atau antara kavling paling
sedikit adalah 4 m (empat meter). Oleh karena kantor
pemerintahan termasuk dalam bangunan umum, maka jarak
minimal antar bangunannya adalah 4m.
III-53
KESIMPULA
Jarak bangunan mini
diizinkan di sub zona
adalah 4 m
TAR BANGUNAN
KSISTING
EKSISTING
3.
4.
ATURAN
yang berbatasan dengan tetangga.
Jarak antara masa/blok bangunan umum
satu lantai yang satu dengan lainnya
dalam satu kavling atau antara kavling
paling sedikit adalah 4 m (empat meter).
Jarak antara masa/blok bangunan umum
bertingkat dalam satu kavling atau
antara kavling satu dengan lainnya
ditambah 0.5 (setengah) meter untuk
setiap kenaikan 1 (satu) lantai.
B.
ANALISIS
KESIMPULA
Perkantoran Swasta
Tabel 3.45 GSB pada Sub Zona Perkantoran Swasta
GSB
EKSISTING
0-6 meter
ATURAN
Garis sempadan bangunan
di bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
ANALISIS
GSB
perkantoran
pemerintahan di sepanjang
jalan arteri primer adalah 8
m
KESIMPULAN
Garis sempadan bangunan
di bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Tabel 3.46 Analisis Tinggi Bangunan pada Sub Zona Perkantoran Pemerintah
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
Tinggi bangunan gedung tidak boleh
melewati garis potongan 60 derajat dari as
jalan yang berbatasan.
ANALISIS
Kondisi eksisting masih tidak mengganggu skyline wilayah
perkotaan, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam
penentuan tinggi bangunan yang ada.
KESIMPULA
Tinggi bangunan yang
sub zona perkantoran s
5m
Tabel 3.47 Analisis Jarak Antar Bangunan pada Sub Zona Perkantoran Pemerintah
TAR BANGUNAN
KSISTING
0-4 m
ATURAN
Bidang dinding terluar tidak boleh
melampaui batas persil.
Garis terluar suatu tritis/oversteck yang
menghadap ke arah tetangga, tidak boleh
melewati batas kavling/persil yang berbatasan
dengan tetangga.
Jarak antara masa/blok bangunan umum satu
lantai yang satu dengan lainnya dalam satu
1.
2.
3.
LAPORAN ANTARA
ANALISIS
Jarak antara masa/blok bangunan umum satu lantai yang
satu dengan lainnya dalam satu kavling atau antara
kavling paling sedikit adalah 4 m (empat meter). Oleh
karena kantor pemerintahan termasuk dalam bangunan
umum, maka jarak minimal antar bangunannya adalah
4m.
III-54
KESIMPULA
Jarak bangunan min
diizinkan di sub zona
adalah 4 m
TAR BANGUNAN
KSISTING
ATURAN
kavling atau antara kavling paling sedikit
adalah 4 m (empat meter).
Jarak antara masa/blok bangunan umum
bertingkat dalam satu kavling atau antara
kavling satu dengan lainnya ditambah 0.5
(setengah) meter untuk setiap kenaikan 1
(satu) lantai.
4.
3.5.6
ANALISIS
KESIMPULA
EKSISTING
4-8 meter
ATURAN
Garis sempadan bangunan
di bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor primer 8 m
Jalan lokal : 5 m
Sedangkan,
garis
sempadan bangunan di
bagian
samping
dan
belakang
bangunan
mengikuti luas kaveling
yang disediakan.
ANALISIS
GSB industri di sepanjang jalan
arteri primer adalah 8 m
GSB industri di sepanjang jalan
kolektor primer adalah 8 m
GSB industri di sepanjang jalan
lokal adalah 5 m
Garis sempadan bangunan di bagian
samping dan belakang bangunan
mengikuti luas kavling yang
disediakan.
KESIMPULAN
Garis
sempadan
bangunan di bagian
depan sub zona
aneka
industri
adalah 4-8 m
Sedangkan, garis
sempadan
bangunan di bagian
samping
dan
belakang bangunan
mengikuti
luas
kaveling
yang
disediakan.
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
ANALISIS
Tinggi
bangunan Kondisi eksisting masih tidak
gedung tidak boleh mengganggu
skyline
wilayah
melewati
garis perkotaan, sehingga dapat dijadikan
potongan 60 derajat sebagai acuan dalam penentuan
dari as jalan yang tinggi bangunan yang ada.
berbatasan.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di
sub zona
aneka
industri adalah 5-10
m
Tabel 3.50 Analisis Jarak Antar Bangunan pada Sub Zona Perkantoran Pemerintah
KSISTING
1.
2.
3.
LAPORAN ANTARA
III-55
KESIMPULA
Jarak bangunan mini
diizinkan di sub zona an
adalah 4,5 m
KSISTING
4.
3.5.7
A.
KESIMPULA
EKSISTING
0-6 m
ATURAN
Garis sempadan bangunan
di
bagian
depan
mengikuti separuh ruas
jalan yang dilewatinya,
yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor primer 7 m
Jalan lokal primer 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
Sedangkan,
garis
sempadan bangunan di
bagian
samping
dan
belakang bangunan rumah
mengikuti luas kaveling
yang disediakan.
ANALISIS
GSB sarana pendidikan di
sepanjang jalan arteri primer
adalah 8 m
KESIMPULAN
Garis
sempadan
bangunan
di
bagian
depan mengikuti separuh
ruas
jalan
yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor primer 7 m
Jalan lokal primer 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
Sedangkan,
garis
sempadan bangunan di
bagian samping dan
belakang
bangunan
mengikuti luas kaveling
yang disediakan.
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
ANALISIS
Tinggi
bangunan Kondisi eksisting masih tidak
gedung tidak boleh mengganggu
skyline
wilayah
melewati
garis perkotaan, sehingga dapat dijadikan
potongan 60 derajat sebagai acuan dalam penentuan
dari as jalan yang tinggi bangunan yang ada.
berbatasan.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di
sub zona
sarana
pendidikan adalah
5-10 m
KSISTING
1.
2.
3.
LAPORAN ANTARA
III-56
KESIMPULA
Jarak bangunan mini
diizinkan di sub z
pendidikan adalah 4,5 m
KSISTING
4.
B.
KESIMPULA
Kesehatan
Tabel 3.54 GSB pada Sub Zona Kesehatan
GSB
EKSISTING
0-6 m
ATURAN
Garis sempadan bangunan
di bagian depan mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor primer 7 m
Jalan lokal primer 4 m
Jalan lingkungan : 2,25 m
ANALISIS
GSB sarana kesehatan di
sepanjang arteri primer adalah
8m
GSB sarana kesehatan di
sepanjang
jalan
kolektor
primer adalah 7 m
GSB sarana kesehatan di
sepanjang jalan lokal primer
adalah 4 m
GSB sarana kesehatan di
sepanjang jalan lingkungan
adalah 2,25 m
Garis sempadan bangunan di
bagian samping dan belakang
bangunan
mengikuti luas
kaveling yang disediakan.
KESIMPULAN
Garis
sempadan
bangunan di bagian
depan
mengikuti
separuh ruas jalan yang
dilewatinya, yaitu:
Jalan arteri primer 8 m
Jalan kolektor primer 7
m
Jalan lokal primer 4 m
Jalan lingkungan : 2,25
m
Sedangkan,
garis
sempadan bangunan di
bagian samping dan
belakang
bangunan
mengikuti luas kaveling
yang disediakan.
TINGGI BANGUNAN
ATURAN
ANALISIS
Tinggi
bangunan Kondisi eksisting masih tidak
gedung tidak boleh mengganggu
skyline
wilayah
melewati
garis perkotaan, sehingga dapat dijadikan
potongan 60 derajat sebagai acuan dalam penentuan
dari as jalan yang tinggi bangunan yang ada.
berbatasan.
KESIMPULAN
Tinggi
bangunan
yang diijinkan di
sub zona
sarana
kesehatan adalah 510 m
Tabel 3.56 Analisis Jarak Antar Bangunan pada Sub Zona Kesehatan
EKSISTING
0-4 m
1.
2.
LAPORAN ANTARA
KESIMPULAN
Jarak
bangunan
minimum
yang
diizinkan di sub
zona
sarana
kesehatan adalah 4
m
III-57
4.
KESIMPULAN
3.6
3.6.1
zona
perlindungan
setempat,
tidak
diperkenankan
adanya
SUB ZONA
Perlindungan
setempat
Sempadan sungai
LAPORAN ANTARA
Membangun
taman/pembatas
antara
pendukung
perlengkapan transportasi kereta api, drainase dan
kebutuhan penerangan jalan
Pemberian papan peringatan larangan melakukan aktifitas
kegiatan pada jarak 11 meter dari kiri dan kanan di
sepanjang rel
III-58
mengganggu fungsi lindung kawasan. Kebutuhan sarana dan prasarana minimum pada
zona RTH akan diuraikan pada Tabel 3.58
Tabel 3.58 Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Minimum pada Zona RTH
ZONA
SUB ZONA
RTH taman dan hutan Prasarana pendukung pemantauan dan pengendalian taman dan
kota
hutan kota
RTH jalur hijau dan
Penyediaan pot tanaman pada jalur hijau hijau dan median
median jalan
jalan
yang berfungsi sebagai estetika kota.
Penempatannya diletakkan di sisi kiri dan kanan jalan
dekat trotoar serta pada median jalan
RTH
3.6.3
SUB ZONA
Perumahan
Rumah kepadatan
tinggi (R-2), rumah
kepadatan sedang
(R-3),
rumah
kepadatan rendah
3.6.4
LAPORAN ANTARA
III-59
Pertokoan :
Luas lantai yang dibutuhkan 1.200 m2. Sedangkan luas tanah yang
dibutuhkan3.000 m2. Bangunan pertokoan ini harus dilengkapi
dengan:
a. tempat parkir kendaraan umum yang dapat dipakai bersama
kegiatan lain padapusat lingkungan;
b. sarana-sarana lain yang erat kaitannya dengan kegiatan warga;
c. pos keamanan.
Pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan
unit kelurahan 30.000penduduk)
Luas tanah yang dibutuhkan: 10.000 m2. Bangunan pusat
pertokoan / pasar lingkunganini harus dilengkapi dengan:
a. tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah;
b. terminal kecil atau pangkalan untuk pemberhentian
kendaraan;
c. pos keamanan;
d. sistem pemadam kebakaran;
e. musholla/tempat ibadah.
Pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kelurahan
120.000 penduduk)
Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2. Bangunan pusat
perbelanjaan harusdilengkapi:
a. tempat parkir umum, sudah termasuk kebutuhan luas tanah;
b. terminal atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan;
c. pos keamanan;
d. sistem pemadam kebakaran;
e. musholla/tempat ibadah.
3.6.5
3.6.6
NO
1
SUB ZONA
Pendidikan
LAPORAN ANTARA
III-60
SUB ZONA
g.
h.
i.
j.
k.
Kesehatan
LAPORAN ANTARA
III-61
SUB ZONA
Peribadatan
LAPORAN ANTARA
III-62
SUB ZONA
c.
3.6.7
Industri
Saluran drainase
LAPORAN ANTARA
III-63
Sarana
Kantin
Sarana ibadah
Pos keamanan
Halte/shelter karyawan
Instalasi air bersih dengan sumber air dari air tanah dengan
kedalaman 70 200 m
Selain dari pengambilan air bawah tanah, sumber air bersih juga
dapat berasal dari PDAM dan sungai (perlu pengawasan ketat untuk
debit air maksimal yang dapat diambil dari sungai)
LAPORAN ANTARA
III-64
Sarana
Kantin
Sarana ibadah
Pos keamanan
Halte/shelter karyawan
Sistem sirkulasi
Sirkulasi internal kawasan meliputi pergerakan dalam kawasan
Sirkulasi material dan produksi
Sirkulasi masuk menuju kawasan
Instalasi air bersih dengan sumber air dari air tanah dengan
kedalaman 70 200 m
LAPORAN ANTARA
III-65
Sarana
Kantin
Sarana ibadah
Pos keamanan
Halte/shelter karyawan
PERGUDANGAN
Prasarana
Jaringan Jalan
Jalan Pendukung 20 m
Sistem rigid, perkerasan beton mutu K400
Sistem sirkulasi
Sirkulasi masuk menuju kawasan, melalui jalan kolektor tepi sungai
Brantas
LAPORAN ANTARA
III-66
Instalasi air bersih dengan sumber air dari air tanah dengan
kedalaman 70 200 m
Selain dari pengambilan air bawah tanah, sumber air bersih juga
dapat berasal dari PDAM dan sungai (perlu pengawasan ketat untuk
debit air maksimal yang dapat diambil dari sungai)
Penerangan jalan
Kantin
Sarana ibadah
Pos keamanan
Halte/shelter karyawan
LAPORAN ANTARA
III-67