Você está na página 1de 6

# ANGIN LAUT

Angin laut adalah udara yang bergerak dari lautan ke daratan. Angin laut terjadi pada siang hari, saat matahari mulai
memancarkan panasnya. daratan yang merupakan benda padat dapat menyerap panas matahari jauh lebih cepat daripada
lautan yang merupakan benda cair. Karena suhu di atas daratan lebih tinggi daripada suhu diatas lautan, udara di atas
daratan pun lebih cepat menjadi panas dan naik. Tempat yang ditinggalkannya akan segera diisi udara dari lautan yang
berpindah ke tempat ke atas daratan sehingga terjadilah angin laut.
# ANGIN DARAT
Angin darat adalah udara yang bergerak dari daratan ke lautan. Angin darat umumnya terjadi pada malam hari, saat matahari
sudah tidak memancarkan panasnya. daratan ang lebih cepat menyerap panas matahari akan melepaskan panas itu dengan
lebih cepat pula. Maka, suhu diatas daratan segera menjadi lebih dingin bila dibandingkan dengan suhu diatas lautan.
Karena suhu di atas lautan lebih panas, udara yang terdorong ke atas akibat panaspun lebih banyak terjadi diatas lautan.
Karena tekanan udara diatas lautan lebih rendah (banyak tempat kosong yang ditinggalkan oleh udara yang naik), maka
udara dingin dari atas daratan pun mengalir ke lautan untuk mengisi tempat yang kosong tersebut sehingga terjadilah angin
darat.

Sifat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara pada kedua tempat tersebut dalam waktu yang
bersamaan. Pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas, sehingga udara menjadi panas
lalu memuai dan bertekanan lebih rendah dari lautan. Perbedaan tekanan ini menyebabkan
bertiupnya angin dari laut ke darat. Angin dari laut ke darat ini disebut Angin Laut.
Pada malam hari, daratan lebih cepat melepaskan panas dan lautan lebih lambat. Hal ini
menyebabkan temperatur udara di atas laut lebih hangat dibandingkan di daratan. Sebagai
akibatnya, tekanan udara di daratan lebih tinggi dibandingkan di laut. Perbedaan tekanan udara ini
menyebabkan udara bergerak dari darat ke laut menjadi Angin Darat.
Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi sepanjang
hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu di lautan energi panas
sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan konvektif tersebut menyebabkan udara dingin
dari daratan bergerak menggantikan udara yang naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari
darat ke laut. Angin darat terjadi pada tengah malam dan dini hari.

Sedangkan angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap
energi panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut.
Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan. Maka
terjadilah aliran udara dari laut ke darat. Angin laut terjadi pada sore dan malam hari.
Temperatur udara adalah tingkat atau derajat panas dari kegiatan molekul dalam atmosfer yang
dinyatakan dengan skala Celcius, Fahrenheit, atau skala Reamur. Perlu diketahui bahwa suhu udara
antara daerah satu dengan daerah lain sangat berbeda. misalnya seperti di daerah bandung dan
jakarta, bandung lebih adem dibanding jakarta. hayo kenapa bisa gitu? yuk langsung aja kita bahas
faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan suhu udara (temperatur) di berbagai daerah,sebagai
berikut :

a). Sudut Datangnya Sinar Matahari


Sudut datang sinar matahari terkecil terjadi pada pagi dan sore hari, sedangkan sudut terbesar
pada waktu siang hari tepatnya pukul 12.00 siang. Sudut datangnya sinar matahari yaitu sudut
yang dibentuk oleh sinar matahari dan suatu bidang di permukaan bumi. Semakin besar sudut
datangnya sinar matahari, maka semakin tegak datangnya sinar sehingga suhu yang diterima bumi
semakin tinggi. Sebaliknya, semakin kecil sudut datangnya sinar matahari, berarti semakin miring
datangnya sinar dan suhu yang diterima bumi semakin rendah.

b). Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin
rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan
semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara yang disebabkan adanya perbedaan tinggi rendah
suatu daerah disebut amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur tekanan udara dinamakan
termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara
sama disebut Garis isotherm. Salah satu sifat khas udara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara
akan turun 0,6 C. Di Indonesia suhu rata-rata tahunan pada ketinggian 0 meter adalah 26 C.
Misal, suatu daerah dengan ketinggian 5.000 m di atas permukaan laut suhunya adalah 26 C
-0,6 C = -4 C, jadi suhu udara di daerah tersebut adalah -4 C. Perbedaan temperatur tinggi
rendahnya suatu daerah dinamakan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap
wilayah di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan tinggi rendahnya tempat tersebut dari
permukaan laut.

c). Angin dan Arus Laut


Angin dan arus laut mempunyai pengaruh terhadap temperatur udara. Misalnya, angin dan arus
dari daerah yang dingin, akan menyebabkan daerah yang dilalui angin tersebut juga akan menjadi
dingin.

d). Lamanya Penyinaran


Lamanya penyinaran matahari pada suatu tempat tergantung dari letak garis lintangnya. Semakin
rendah letak garis lintangnya maka semakin lama daerah tersebut mendapatkan sinar matahari
dan suhu udaranya semakin tinggi.

Sebaliknya, semakin tinggi letak garis lintang maka intensitas penyinaran matahari semakin kecil
sehingga suhu udaranya semakin rendah. Indonesia yang terletak di daerah lintang rendah (6 LU
11 LS) mendapatkan penyinaran matahari relatif lebih lama sehingga suhu rata-rata hariannya
cukup tinggi.

e). Awan
Awan merupakan penghalang pancaran sinar matahari ke bumi. Jika suatu daerah terjadi awan
(mendung) maka panas yang diterima bumi relatif sedikit, hal ini disebabkan sinar matahari
tertutup oleh awan dan kemampuan awan menyerap panas matahari. Permukaan daratan lebih
cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas, sedangkan permukaan lautan lebih
lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Apabila udara pada siang hari
diselimuti oleh awan, maka temperatur udara pada malam hari akan semakin dingin.

PENGARUH EL NINO DAN LA NINA TERHADAP IKLIM DI INDONESIA


Dampak El Nino
El Nino merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.
1. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global
a) Angin pasat timuran melemah
b) Sirkulasi Monsoon melemah
c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih
dingin dan kering.
d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab.

2. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia


Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari
intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia
dipengaruhi oleh fenomena El Nino.
El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi
lebih buruk dengan
meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.
Kekeringan dan kebakaran hutan terparah yang pernah terjadi selama 50 tahun terjadi di tahun 1997. Polusi udara yang ditimbulkannya menyebar hingga
ke seluruh wilayah ditambah Negara-negara tetangga Brunei, Filipina, dan Thailand

DAMPAK LA NINA
1.
2.

La Nina merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.
1. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca global
Angin passat timuran menguat
Sirkulasi Monsoon menguat

3.
4.

Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Pasifik bagian timur. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan Australia bagian Utara. Cuaca cenderung hangat
dan lembab.

2. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca Indonesia


Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir.
Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua
maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina.

Dampak El Nino dan La Nina Terhadap Indonesia


Indonesia adalah negara maritim, begitulah banyak orang yang mengatakan. Tetapi banyak orang
juga tidak tahu akan kekayaan, kegunaan dan efek dari laut itu sendiri terhadap negara Indonesia.
Mereka hanya tahu laut indonesia itu luas dan indah. Dan sekarang saya ingin memberi tahu sedikit
saja tentang laut di Indonesia yaitu tentang kejadiaan di laut yang bisa memberi efek yang besar
terhadap laut, bahkan sampai daratan di Indonesia. Yaitu El Nino dan La Nina.
El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan iklim. El Nino adalah peristiwa
memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru Ekuador (Amerika Selatan yang
mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah
tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut
bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir
Desember). Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap
air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekanan rendah di pantai barat Peru Ekuador.
Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air sehingga terjadilah
musim kemarau yang panjang.
Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker
yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan
temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut.
A.)Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat
dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan
disekitar wilayah Indonesia lebih banyak dari pada perairan disekitar Peru, Chile dan Ekuador.
B.) Perbedaan temperatur lautan di arah Timur Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara
permukaan di antara tempat tempat tersebut.
C.) Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di wilayah lautan
yang lebih dingin. Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari TimurkBarat.
Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global
a) Angin pasat timuran melemah
b) Sirkulasi Monsoon melemah
c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika Selatan
bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina.
Cuaca cenderung hangat dan lembab.
Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia
Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang,
tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun
karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah
Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.
El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan
bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang
ditimbulkannya.
Disektor irigasi, hasil kajian menyebutkan bahwa kondisi beberapa DAS di Indonesia cukup kritis
dan jumlahnya semakin banyak, khususnya di Jawa. Berdasrkan analisis terhadap data debit
minimum dan maksimum dari 52 sungai yang tersebar di Indonesia mulai dari Sabang sampai
Merauke terlihat bahwa jumlah sungai yang debit minimumnya berpotensi untuk menimbulkan

masalah kekeringan meningkat. Kondisi ini mengindikasikan bahwa daerah aliran sungai di wilayah
Indonesia setelah tahun 1990- banyak yang sudah mengalami degradasi sehingga adanya
penyimpangan iklim dalam bentuk penurunan atau peningkatan hujan jauh dari normal akan
langsung menimbulkan penurunan atau peningkatan yang tajam dari debit minimum atau debit
maksimum (kekeringan hidrologis).
Disektor perikanan dan kelautan, hasil tangkapan ikan pada tahun-tahun el nino juga dilaporkan
menurun. Hal ini dikarenakan pada kondisi tersebut ketersediaan pakan bagi ikan (plankton) juga
berkurang. Selain itu banyak terumbu karang yang mengalami keputihan (coral bleaching) akibat
terbatasnya alga yang merupakan sumber makanan dari terumbu karang karena tidak mampu
beradaptasi dengan peningkatan suhu air laut. Memanasnya air laut juga akan menggangu
kehidupan jenis ikan tertentu yang sensitif terhadap naiknya suhu laut. Kondisi ini menyebabkan
terjadinya migrasi ikan ke perairan lain yang lebih dingin.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sri Woro Budiati Harijono,
mengemukakan, dampak El Nino akan dirasakan signifikan di Indonesia hanya dengan satu syarat,
yakni jika suhu permukaan laut Indonesia yang mendingin. Sesuai dengan teori hukum fisika dasar,
angin berembus dari daerah yang bertekanan udara tinggi (lebih dingin) ke daerah bertekanan
udara rendah (lebih panas).
Karena suhu permukaan laut di Pasifik menghangat atau naik yang berarti bertekanan rendah,
maka jika daerah-daerah di sekitar Pasifik (termasuk Indonesia) memiliki suhu muka laut yang
dingin, maka angin termasuk uap air dari Indonesia akan ditarik ke Pasifik. Akibatnya tentu saja bisa
diketahui, yakni terjadinya musim kemarau yang sangat kering.
Namun, dampak ini tidak akan berlaku, jika suhu permukaan laut Indonesia juga menghangat. Jadi
kalau dua-duanya menghangat, berarti tidak terjadi perbedaan tekanan udara. Jadi, meskipun El
Nino kuat, tidak akan berpengaruh signifikan untuk Indonesia, katanya.
BMKG memprediksi periodidasi kekuatan El Nino. Untuk bulan Juli hingga Agustus 2009, El Nino
masuk kategori lemah, bulan September, Oktober, dan November 2009 kategori moderate
(sedang), dan Desember 2009 sampai Januari 2010, kekuatan El Nino akan mencapai puncaknya
dengan kategori kuat.
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi
perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai
Peru ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti
semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali.
Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El
Nino.
Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia.
Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan
semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin
tersebut banyak membawa uap air sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta
untuk waspada jika terjadi La Nina karena mungkin bisa terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di
Indonesia, telah terjadi 8 kali La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995 dan
1999.
Ketika La Nina kolam panas (bagian laut yang suhunya tinggi) bergerak masuk ke arah Indonesia
bagian timur dan demikian juga anginya berhembus lebih kuat ke arah Indonesia sehingga laut di
Indonesia timur meningkat suhunya, hal ini diikuti dengan penguapan yang lebih banyak dan terjadi
konveksi kuat yang membentuk awan hujan (kumulus), sehingga daerah Indonesia khususnya
bagian timur akan curah hujanya di atas normal.
Sebaliknya ketika El Nino kolam panasnya bergerak menjauhi Indonesia sehingga yang banyak
hujan ialah di laut Pasifik, sedangkan daerah Indonesia, khususnya bagian timur curah hujanya
berkurang. Indonesia mengalami kekeringan. Proses El Nino dan La Nina ini dapat diperlihatkan ada
hubunganya dengan aktivitas matahari dan sinar kosmik.
Fenomena La Nina ditandai dengan menurunnya SPL (suhu permukaan laut) di zona Nino 3.4
(anomali negatif) sehingga sering juga disebut sebagai fase dingin. Karena sifatnya yang dingin ini,
kedatangannya juga dapat menimbulkan petaka di berbagai kawasan khatulistiwa, termasuk
Indonesia. Curah hujan berlebihan yang menyertai kedatangan La Nina dapat menimbulkan banjir
dan tanah longsor di berbagai wilayah di Indonesia. Jadi, dua lakon di panggung Samudera Pasifik
ini sama-sama menakutkan. Yang satu menyebar petaka kekeringan, sementara yang lain memberi
ancaman banjir.

Inilah perbedaan kondisi saat La Nina dan saat kondisi Normal


1. Kondisi La Nina
Pada tahun La Nina jumlah air laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang Pantai
Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih
dingin dari Pasifik Barat.
Ketika terjadi La Nina :
Angin passat Timuran menguat, sehingga massa udara dingin meluas hingga Samudera Pasifik
bagian tengah dan Timur.
Ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Barat.
2. Kondisi Normal
Kondisi Suhu Muka Laut pada Kondisi Normal
Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia 28C
sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan 20C (SST di Pasifik Barat 8 10C
lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).
Angin di wilayah Samudra Pasifik Ekuatorial (Angin passat Timuran) dan air laut di bawahnya
mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran air ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi
Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah
Indonesia dan Australia Utara.
Tidak hanya dampak negatif saja yang ada di La Nina terhadap Indonesia, tetapi juga ada dampak
positifnya.
Dampak positif
Sementara itu, Kepala Ekspedisi Mirai, Dr Keisuke Mizuno,
mengatakan, terjadi penyimpangan cuaca dapat memberi dampak
yang positif bagi sektor perikanan. Karena pada masa itu terjadi
migrasi ikan tuna ke wilayah Indonesia.
Saat La Nina suhu muka laut di barat Samudera Pasifik hingga
Indonesia menghangat. Kondisi ini mendorong ikan tuna dari Pasifik
timur yang dingin bergerak masuk ke kawasan timur Indonesia.
Seperti dikemukakan Dwi Susanto, pakar cuaca BPPT, belum lama
ini, perairan barat Pasifik selama ini diketahui merupakan kawasan
yang memiliki kelimpahan ikan tuna tertinggi, mencapai 70 persen
stok ikan tuna dunia.
Sebaliknya, ketika terjadi El Nino, ikan tuna di Pasifik bergerak ke
timur. Namun, ikan yang berada di Samudera Hindia bergerak masuk
ke selatan Indonesia. Hal itu karena perairan di timur samudera ini
mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan
Jawa menghangat.
ada penjelasan ilmiah untuk itu
laju penurunan suhu di troposfer (lapisan atmosfer bagian bawah atau yang kita kenal udara sekita kita) mengikuti laju yang
kita kenal dengan laju penurunan lapse rate dimana makin tinggi ketinggian suatu tempat maka suhu udara akan turun.
ada persamaan matematis untuk itu yang mengikuti persamaan gas ideal dimana:
PV = RT
P merupakan tekanan, V adalah volume spesifik, R adalah tetapan gas dan T adalah temperatur selain itu untuk gas ideal
(disini kita mengasumsikan atmosfer sebagai gas ideal) juga berlaku ketentuan bahwa laju penurunan tekanan berbanding
lurus dengan laju penurunan suhu.
sehingga ketika kita ke tempat yang tinggi tekanan udara semakin rendah sehingga suhu udara pun menurun. Itulah salah
satu hal yang menyebabkan di pegunungan suhu udara lebih dingin dari suhu di dekat laut.
sebenarnya adalah benar bahwa daerah di pegunungan menerima radiasi matahari yang lebih banyak tetapi radiasi matahari
yang diterima lebih banyak digunakan untuk transfer energi/panas laten.

coba kamu perhatikan di pegunungan dan daerah yang bukan pegunungan, lebih banyak tanaman di pegunungan atau
daerah datar? tentu lebih banyak pegunungan. sebagian besar radiasi matahari lebih banyak diabsorpsi untuk pertumbuhan
tanaman dan digunakan untuk proses transpirasi (pelepasan molekul air oleh tanaman ke atmosfer). Inilah juga yang
menyebabkan suhu udara jadi lebih rendah karena transfer energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu lebih banyak
digunakan untuk transpirasi dan evaporasi (penguapan air dari tanah dan badan-badan air: danau, sungai dsb)

1. Pengertian Cuaca dan Iklim


Cuaca dan iklim merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling terkait. Hal yang
menjadi parameter pada cuaca akan menjadi parameter juga pada iklim.
a. Cuaca
Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu, di wilayah yang relatif sempit serta pada jangka
waktu yang relatif singkat. Dari pengertian ini menunjukkan bahwa cuaca terbentuk dari gabungan
unsure cuaca dengan jangka waktu bisa hanya beberapa jam. Contohnya cuaca pada pukul 06.00 di
Jakarta berbeda dengan cuaca pada pukul 13.00 di daerah puncak. Suhu udara pada pukul 13.00 di
Jakarta lebih
tinggi daripada pukul 13.00 di daerah puncak, dan sebagainya.

b. Iklim
Iklim adalah cuaca rata-rata tahunan pada wilayah yang lebih luas. Untuk menentukan keadaan
iklim suatu wilayah, biasanya dengan menghitung rata-rata cuaca selama 30100 tahun.
Perbedaan antara cuaca dan iklim dapat kamu lihat pada tabel berikut.

Cuaca
Rentang waktunya
pendek (hari/jam).

Iklim
Rentang waktunya
panjang (30100 tahun).

Cakupan daerahnya sempit.

Cakupan daerahnya luas.

Sangat cepat berubah.

Jarang sekali berubah.

Você também pode gostar