Você está na página 1de 26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, yaitu pengembangan
perangkat pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk melatihkan literasi
sains siswa SMA kelas XI. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi
Rencana Pengembangan Pembelajaran (RPP), Buku Ajar Siswa (BAS), Lembar
Kerja Siswa (LKS) dan tes literasi sains. Pengembangan perangkat pembelajaran
dalam hal ini berdasarkan pada materi pokok Hidrokarbon. Penelitian ini
dikembangkan dengan mengadaptasi pada model pengembangan Dick and Carey.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) berbasis kurikulum 2013 yang dikembangkan untuk
melatihkan literasi sains dengan uji coba sebanyak 10 siswa kelas XI di SMA
Draft I

Negeri 1 Mataram tahun pelajaran 2016/2017 yang dipilih secara acak.


C. Waktu dan Tempat Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran dilaksanakan pada bulan Juni dan
uji coba dilakukan di SMA Negeri
Draft II1 Mataram pada bulan Agustus tahun 2016.
D. Rancangan Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Penelitian pengembangan ini mengacu pada model pengembangan Dick
and Carey yang diikuti dengan implementasi perangkat pembelajaran di dalam
kelas. Urutan-urutan desain pengembangan perangkat pembelajaran yang
Draft III

mengacu pada model pengembangan Dick and Carey dapat dilihat pada Gambar
3.1.

Pemilihan Desain Pengembangan


Perangkat Pembelajaran

Gambar 3.1 Desain Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan


oleh Peneliti (Diadaptasi dari Model Pengembangan Dick and Carrey)

Secara rinci desain pengembangan perangkat pembelajaran dalam diagram akan


diuraikan sebagai berikut:
a. Identifikasi Tujuan Pembelajaran
Pada tahap awal, siswa menentukan target yang diinginkan agar
dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program
pembelajaran dan menentukan tujuan umum yang akan dicapai. Hal ini
memberikan keuntungan bagi siswa yakni siswa dapat mengatur waktu
dan memusatkan perhatian pada tujuan yang akan dicapai. Disisi lain guru
diuntungkan dengan adanya tahap ini, guru dapat mengatur kegiatan
instruksional, metode dan penyusun tes dalam mencapai tujuan tersebut.
Berikut Kompetensi Isi (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dalam
kurikulum 2013 materi hidrokarbon kelas XI SMA yang akan diajarkan
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
1

Kompetensi Inti (KI)


Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya.

1.1

1.2

Kompetensi Dasar (KD)


Menyadari adanya keteraturan
dari
sifat
hidrokarbon,
termokimia,
laju
reaksi,
kesetimbangan kimia, larutan
dan koloid sebagai wujud
kebesaran Tuhan YME dan
pengetahuan tentang adanya
keteraturan tersebut sebagai
hasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat
tentatif.
Mensyukuri kekayaan alam
Indonesia berupa minyak bumi,
batubara dan gas alam serta
berbagai bahan tambang lainnya
sebagai anugrah Tuhan YME
dan dapat dipergunakan untuk

kemakmuran rakyat Indonesia.

Lanjutan Tabel 3.1


2

Kompetensi Inti (KI)


Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama,
toleran,
damai),
santun, responsif dan proaktif,
dan menunjukan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam
menempatkan
diri
sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.

Memahami, menerapkan, dan


menganalisis
pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban
terkait
penyebab
fenomena dan kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah
abstrak
terkait
dengan

2.1

2.2

2.3

3.1

4.1

Kompetensi Dasar (KD)


Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu,
disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan
opini, ulet, teliti, bertanggung
jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif) dalam
merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang
diwujudkan dalam sikap seharihari.
Menunjukkan
perilaku
kerjasama, santun, toleran, cinta
damai dan peduli lingkungan
serta
hemat
dalam
memanfaatkan sumber daya
alam.
Menunjukkan perilaku responsif
dan pro-aktif serta bijaksana
sebagai wujud kemampuan
memecahkan
masalah
dan
membuat keputusan.
Menganalisis struktur dan sifat
senyawa
hidrokarbon
berdasarkan
pemahaman
kekhasan atom karbon dan
penggolongan senyawanya.

Mengolah dan menganalisis


struktur dan sifat senyawa
hidrokarbon
berdasarkan

pengembangan
dari
yang
dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif
dan
kreatif,
serta
mampu
menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

pemahaman kekhasan atom


karbon
dan
penggolongan
senyawanya.

b. Analisis Pembelajaran
Pada tahap ini dilakukan analisis instruksional, yaitu proses untuk
menentukan pengetahuan dan keterampilan yang tepat dan diperlukan oleh
siswa untuk mencapai kompetensi pada tujuan pembelajaran serta
menganalisis topik atau materi yang akan dipelajari. Analisis tersebut
meliputi analisis konsep, analisis prosedural dan analisis tugas.
1) Analisis konsep
Mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan dan
menyusunnya secara sistematis yang digambarkan dalam bentuk peta
konsep. Sesuai dengan materi pokok pada penelitian ini adalah
hidrokarbon, maka peta konsep digambarkan dalam Diagram 3.1.

Jenis

Diagram 3.1 Peta Konsep Materi Hidrokarbon


2) Analisis prosedural
Mengidentifikasi langkah-langkah kegiatan secara prosedural dalam
melakukan percobaan maupun pengamatan dengan benar.
3) Analisis tugas
Tugas-tugas yang perlu dikerjakan oleh siswa dalam materi pelajaran
harus dimengerti oleh siswa tersebut. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, siswa mengerjakan LKS, dalam penelitian ini LKS
disesuaikan dengan model Problem Based Learning (PBL) untuk
melatihkan literasi sains siswa mengenai materi hidrokarbon. LKS
yang dikembangkan terdiri dari tiga kegiatan selama tiga kali
pertemuan. LKS pertama bertujuan untuk mengorganisasikan struktur
dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan
atom karbon dan penggolongan senyawa. LKS kedua bertujuan untuk
membedakan struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan
pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawa. LKS
ketiga bertujuan untuk menemukan dan mengemukakan struktur dan
sifat senyawa hidrokarbon di lingkungan sekitar berdasarkan
pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya.
c. Identifikasi Kemampuan Awal
Mengetahui kemampuan awal siswa perlu dilakukan untuk
dijadikan sebagai petunjuk dalam mendeskripsikan strategi pengelolaan
pembelajaran. Langkah ini bisa juga dilakukan secara paralel, yaitu
mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik siswa terhadap
keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan atau dibelajarkan. Dalam

hal ini juga dipertimbangkan keterampilan awal yang telah dimiliki siswa.
Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan atau paralel.
Identifikasi yang akurat tentang karakteristik siswa yang akan belajar
dapat membantu peneliti dalam memilih dan menentukan strategi
pembelajaran yang akan digunakan. Aspek-aspek yang diungkapkan dalam
kegiatan ini berupa motivasi belajar, usia siswa dan pengetahuan awal
siswa terhadap materi yang diajarkan.
Dalam penelitian ini siswa kelas XI umumnya berusia 15-16 tahun,
sesuai yang dinyatakan dalam PISA 2012 bahwa siswa pada usia 15 tahun
siap untuk memenuhi tantangan yang mungkin mereka hadapi dan
butuhkan dimasa depan. Siswa telah mampu untuk berusaha menilai halhal yang dapat mereka lakukan dengan hal-hal yang telah dipelajari,
mengevaluasi pilihan mereka dan membuat keputusan. Di usia ini siswa
memiliki kemampuan untuk membayangkan dan menerapkan pengetahuan
dan pengalaman mereka untuk masalah kehidupan nyata dengan cara
reflektif. Siswa belum pernah mengidentifikasi struktur senyawa
hidrokarbon yang ditemukan di lingkungan sekitar, meskipun secara
umum siswa telah memiliki konsep dasar tata nama senyawa organik di
kelas X. Berdasarkan data terakhir PISA 2012, kemampuan literasi sains
siswa berada pada level 1. Pada level ini siswa memiliki pengetahuan
ilmiah terbatas yang hanya dapat diterapkan untuk beberapa situasi yang
familiar dengan mereka. Penjelasan ilmiah yang disajikan siswa secara
eksplisit dari bukti yang diberikan.

d. Perumusan Tujuan Pembelajaran


Berdasarkan analisis pembelajaran dan pernyataan tentang
kemampuan awal siswa kemudian dirumuskan pernyataan tujuan
performansi tentang hal-hal yang akan dicapai siswa setelah mereka
selesai

mengikuti

kegiatan

pembelajaran.

Disusunlah

indikator

keberhasilan belajar, selanjutnya disusun tujuan pembelajaran. Indikator


keberhasilan belajar dan tujuan pembelajaran disusun sebagai berikut:
Tabel 3.2 Perumusan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Indikator
Tujuan Pembelajaran
Spiritual
1.1 Menyadari adanya
1.1.1
Menunjukkan
perilaku
1. Siswa berdoa sesuai dengan
keteraturan dari sifat
agama dan keyakinan
bersyukur atas rasa
hidrokarbon,
sebelum dan sesudah
kebesaran Tuhan
termokimia, laju
kegiatan pembelajaran yang
YME.
reaksi,
diamati.
1.2.1 Menunjukkan rasa
kesetimbangan
2. Siswa memberi salam pada
syukur atas kekayaan
saat memulai dan
kimia, larutan dan
alam
sebagai
anugerah
mengakhiri presentasi sesuai
koloid sebagai
agama yang dianut yang
Tuhan
YME.
wujud kebesaran
diamati.
Tuhan YME dan
3. Siswa mengucapkan syukur
pengetahuan tentang
ketika berhasil mengerjakan
adanya keteraturan
sesuatu yang diamati.
tersebut sebagai
Keterampilan Sosial
2.1.1 Memiliki rasa ingin 1. Siswa menunjukkan rasa ingin
hasil pemikiran
tahu yang ditunjukkan
tahu dengan memperhatikan
kreatif manusia yang
dengan mengajukan
selama proses pembelajaran
kebenarannya
pertanyaan.
(antusias)
bersifat tentatif.
2.1.2 Menunjukkan sikap 2. Siswa menunjukkan perilaku
kerja sama selama
bekerja sama menyelesaikan
1.2 Mensyukuri
proses percobaan
percobaan selama kegiatan
kekayaan alam
berlangsung.
eksperimen.
Indonesia berupa
minyak bumi,
batubara dan gas
alam serta berbagai
bahan tambang
lainnya sebagai
anugrah Tuhan YME
dan dapat
dipergunakan untuk
kemakmuran rakyat

Indonesia.

Lanjutan Tabel 3.2


Kompetensi Dasar
2.1 Menunjukkan
2.1.3
perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin
tahu, disiplin, jujur,
objektif, terbuka,
mampu
membedakan fakta
2.1.4
dan opini, ulet,
teliti, bertanggung
jawab, kritis, kreatif,
inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam
2.1.5
merancang dan
melakukan
percobaan serta
berdiskusi yang
2.2.1
diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan
perilaku kerjasama,
santun, toleran,
cinta damai dan
peduli lingkungan
serta hemat dalam
memanfaatkan
sumber daya alam.

Tujuan Pembelajaran
Perilaku Berkarakter
Menunjukkan sikap 1.Siswa menunjukkan sikap
bertanggung jawab selama
tanggung jawab
pembelajaran berlangsung.
dengan cara menjaga 2.Siswa dapat melakukan
kebersihan dan
percobaan tepat waktu sesuai
ketentuan yang telah
kerapian selama
ditetapkan.
pembelajaran.
3.
Siswa
tidak menyontek dalam
Menunjukkan sikap
mengerjakan
ujian/ulangan
disiplin dengan
yang diamati.
menyelesaikan
4.Siswa tidak mengambil atau
percobaan tepat
menyalin karya orang lain
waktu.
tanpa menyebutkan sumber
Menunjukkan sikap
dalam mengerjakan setiap
jujur dalam
tugas yang diamati.
5.Siswa melaporkan data atau
menyajikan dan
informasi sesuai dengan
menafsirkan data.
fakta yang diamati.
Menunjukkan sikap
6.Siswa
bekerjasama dengan
kerja sama dalam
kelompok menemukan
memanfaatkan sumber
senyawa hidrokarbon di
daya alam.
alam yang dapat
2.2.2 Memiliki sikap peduli
dimanfaatkan.
terhadap lingkungan 7.Siswa peduli terhadap dampak
sekitar.
positif maupun negatif yang
ditimbulkan dari
2.3.1 Memiliki keterampilan
8.pemanfaat
sumber daya alam.
sosial dalam bertanya
9.Siswa
percaya
diri untuk
dan berpendapat
bertanya dan berpendapat
dalam menyampaikan
dalam menyampaikan hasil
hasil percobaan.
percobaan.

2.3 Menunjukkan
3.1.1
perilaku responsif
dan pro-aktif serta
bijaksana sebagai
wujud kemampuan 3.1.2
memecahkan
masalah dan
3.1.3
membuat keputusan.

Indikator

Pengetahuan
Menafsirkan data
1.Siswa dapat merancang dan
melakukan percobaan untuk
percobaan untuk
mengidentifikasi unsur C, H
membuktikan adanya
dan O dalam senyawa
senyawa hidrokarbon.
hidrokarbon.
Menentukan kekhasan
2.Siswa dapat menentukan
atom karbon.
kekhasan atom karbon
Menganalisis jenis
dengan molymod.
atm C berdasarkan
3.Siswa dapat menentukan atom
jumlah atom C yang
C primer, sekunder, tersier
terikat dari rantai
dan kuartener.
atom karbon.

Lanjutan Tabel 3.2


Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis
struktur dan sifat 3.1.4
senyawa
hidrokarbon
berdasarkan
pemahaman
kekhasan atom
karbon dan
penggolongan
senyawanya.
4.1 Mengolah dan
menganalisis
struktur dan sifat
senyawa
hidrokarbon
berdasarkan
pemahaman
kekhasan atom
karbon dan
penggolongan
senyawanya.

4.1.1

4.1.2

Indikator

Tujuan Pembelajaran
Pengetahuan
Menentukan rumus 4.Siswa dapat menuliskan nama
umum alkana, alkena
senyawa hidrokarbon
dan alkuna
berdasarkan aturan tata nama
berdasarkan analisis
IUPAC.
5.Siswa
dapat menentukan jenis
rumus strukturnya.
ikatan pada senyawa
hidrokabon.
6.Siswa dapat menentukan
isomer senyawa
hidrokarbon.
Keterampilan
Mengelola data
1.Siswa dapat mengetahui
informasi sehingga
senyawa hidrokarbon dalam
dapat menjelaskan
kehidupan sehari-hari.
aturan IUPAC dalam 2.Siswa mampu
mendeskripsikan kegunaan
pemberian nama
dan komposisi senyawa
senyawa hidrokarbon
hidrokarbon pada salah satu
dalam segala bidang
bidang di kehidupan.
di kehidupan
(sandang, pangan,
papan, seni dan
estetika).
Menganalisis data
informasi sehingga
dapat menjelaskan
keisomeran pada
senyawa hidrokarbon
dalam segala bidang
di kehidupan
(sandang, pangan,
papan, seni dan
estetika).

e. Pemilihan Desain Pengembangan Perangkat Pembelajaran


f. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan lebih efektif dan fokus, maka peneliti
memilih materi pembelajaran, menyusun buku ajar siswa, menyusun LKS

dan menyusun tes literasi sains. Instrumen harus valid, artinya mengukur
apa yang seharusnya diukur. Perangkat pembelajaran dikembangkan
berdasarkan model Problem Based Learning (PBL) untuk memandu
kemajuan siswa selama pembelajaran. Tahap ini diperoleh perangkat
pembelajaran Draft I.
g. Validasi dan Revisi
Validasi dilakukan

untuk

mendapatkan

informasi

tingkat

pencapaian tujuan pembelajaran. Hasil validasi nantinya dipergunakan


untuk mendeskripsikan pengembangan yang disusun sudah baik atau
belum. Jika belum harus direvisi dan jika sudah harus dipertahankan.
Validasi dilakukan oleh para pakar. Berikut nama-nama penelaah dan
validator tercantum dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Nama Penelaah dan Validator
No.
1
2

Nama
Dr. Raharjo, M.Si
Prof. Dr. Tukiran, M.Si

Jenis Perangkat
RPP, Buku Ajar Siswa, LKS dan Tes literasi sains

Melalui validasi oleh para pakar akan diketahui berbagai


kelemahan pembelajaran yang telah disusun. Validasi tidak hanya
dilakukan pada draf pengembangan pembelajaran saja, tetapi juga terhadap
aspek-aspek desain sistem pembelajaran yang digunakan, seperti analisis
pembelajaran dan kemampuan siswa. Setelah berbagai kelemahan
diketahui, maka setiap aspek diperbaiki dan disempurnakan. Perbaikan
atau revisi dilakukan dalam dua tahap, yaitu setelah pengembangan
perangkat pembelajaran (Draft I) sehingga akan dihasilkan Draft II dan
revisi setelah kegiatan uji coba I pada kelas terbatas untuk menghasilkan
Draft III.

Revisi dilakukan untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran,


sehingga perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan menjadi valid,
efektif dan praktis digunakan dalam pembelajaran. Hal tersebut
memudahkan peneliti dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
h. Uji Coba Terbatas
Uji coba perangkat pembelajaran dilaksanakan pada kelas terbatas
dengan 10 siswa kelas XI yang dipilih secara acak di SMA Negeri 1
Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Kegiatan uji coba terbatas
dimaksudkan untuk melihat kesesuaian dan efektitivitas pengembangan
perangkat pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
i. Implementasi
Setelah dilakukan revisi dan diperoleh Draft III, tahap selanjutnya
adalah impelementasi. Implementasi dilaksanakan di kelas sebenarnya
dengan 35 siswa kelas XI (telah ditentukan oleh pihak sekolah dan peneliti
memilih secara acak) di SMA Negeri 1 Mataram tahun pelajaran
2016/2017. Kegiatan ini dilaksanakan dalam lima kali pertemuan, yaitu
satu kali pretest, tiga kali pertemuan (diskusi dan pengamatan) dan satu
kali posttest. Alokasi waktu yang diperlukan adalah 10 jam pelajaran (1 x
45 menit).
j. Analisis
Data yang diperoleh dari implementasi dianalisis untuk mengetahui
tingkat validitas, kepastian dan keefektifan perangkat pembelajaran yang
telah dikembangkan. Serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan akan
menghasilkan perangkat pembelajaran untuk melatihkan literasi sains
siswa SMA kelas XI.
E. Uji Coba Perangkat Pembelajaran

Uji coba yang dilakukan di dalam kelas menggunakan desain penelitian


One Group Pretest-Postest (Sugiyono, 2012). Uji coba hanya dilakukan pada satu
kelompok saja tanpa adanya kelompok pembanding. Rancangan penelitian ini
digunakan untuk memperoleh masukan berupa catatan tentang skor dan level
literasi sains awal serta skor dan literasi sains dalam rangka untuk melihat tingkat
literasi sains siswa. Pola rancangan desain penelitian digambarkan sebagai
berikut:
Pretest

Perlakuan

Posttest

O1

O2

Keterangan:
O1
X
O2

= Pretest, untuk merekam penguasaan siswa sebelum diberikan perlakuan.


= Memberikan perlakuan pada siswa, yaitu pembelajaran dengan menggunakan
perangkat pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
= Posttest, untuk mengetahui kemapuan literasi sains siswa setelah diberikan
perlakuan.

F. Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan maslaah dan pertanyaan penelitian, maka diidentifikasi
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
G.

Validitas perangkat pembelajaran


Tingkat keterbacaan buku ajar siswa
Tingkat kesulitan buku ajar siswa
Keterlaksanaan pembelajaran
Aktivitas siswa
Kemampuan literasi sains siswa
Respon siswa
Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Validitas perangkat pembelajaran adalah skor validasi perangkat yang diukur


menggunakan lembar validasi perangkat instrumen penelitian oleh para pakar
atau ahli.
2. Tingkat keterbacaan buku ajar siswa adalah persentase tingkat kemudahan
bahasa (kosakata, kalimat, informasi dalam bacaan dan gambar) dalam buku
ajar siswa yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam memahami
materi yang dibacanya dan direkam melalui lembar uji keterbacaan buku ajar
siswa.
3. Tingkat kesulitan buku ajar siswa adalah presentase tingkat kesulitan siswa
dalam memahami buku ajar siswa dengan menandai bacaan yang dianggap
sulit dan sulit dimengerti, selanjutnya direkam melalui lembar uji kesulitan
buku ajar siswa.
4. Keterlaksanaan pembelajaran adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan
dengan baik dan sistematis oleh guru berdasarkan RPP yang telah disusun.
Kegiatan ini dihitung menggunakan skor presentasi rata-rata yang diberikan
oleh pengamat selama proses pembelajaran berlangsung.
5. Aktivitas siswa adalah seluruh perilaku siswa selama proses pembelajaran
dengan menerapkan perangkat pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
yang direkam melalui lembar pengamatan aktivitas siswa.
6. Kemampuan literasi sains siswa adalah hasil pencapaian literasi sains yang
dimiliki siswa dalam menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pengukuran literasi sains siswa melalui tes
pilihan ganda dan soal uraian yang dilaksanakan pada awal dan akhir proses
pembelajaran.
7. Respon siswa adalah tanggapan siswa terhadap seluruh komponen perangkat
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk melatihkan literasi sains

siswa meliputi materi pelajaran, buku ajar siswa, LKS, langkah pembelajaran,
metode guru mengajar serta suasana selama proses pembelajaran berlangsung
yang diukur melalui lembar angket respon siswa.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lembar validasi perangkat pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Lembar validasi digunakan untuk mengetahui tingkat validitas perangkat
pembelajaran yang telah disusun meliputi RPP, Buku Ajar Siswa, LKS dan
tes literasi sains siswa. Lembar validasi yang dikembangkan terdiri dari
beberapa aspek yang akan dinilai validator (pakar) berdasarkan skala dengan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Selain itu validator memberikan saransaran untuk perbaikan perangkat pembelajaran.
2. Lembar tingkat keterbacaan buku ajar siswa
Lembar tingkat keterbacaan buku ajar siswa berisi kalimat-kalimat sampel
yang dihilangkan kata-kata pada beberapa bagian dari buku ajar siswa. Katakata yang dihilangkan (rumpang) harus diisi oleh siswa sebelum uji coba
perangkat pembelajaran.
3. Lembar tingkat kesulitan buku ajar siswa
Lembar tingkat kesulitan buku ajar siswa berisi kalimat-kalimat sampel
kemudian siswa diminta untuk menggarisbawahi kalimat yang tidak
dipahami. Pengukuran tingkat kesulitan buku ajar siswa dengan teknik
presentase.
4. Lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran
Lembar pengamatan yang digunakan dalam bentuk cheklist yang berisi
petunjuk penggunaan, tempat dan tanggal pelaksanaan, nama dan tanda
tangan, tabel yang terdiri dari kegiatan yang diamati, keterlaksanaan (kolom
ya/tidak), penilaian atau komentar. Dua orang pengamat memberikan

penilaian terhadap keterlaksanaan pembelajaran (pendahuluan, inti, dan


penutup) di kelas secara langsung.
5. Lembar pengamatan aktivitas siswa
Aktivitas siswa yang diamati adalah

mendengarkan/memperhatikan

penjelasan guru, membaca buku ajar siswa, mengerjakan LKS secara


berkelompok, berdiskusi dan tanya jawab dengan teman kelompok/guru,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya kelompok, mengkomunikasikan
hasil karya kelompok dan membuat kesimpulan. Lembar pengamatan
aktivitas siswa diisi oleh dua orang pengamat yang memungkinkan dapat
mengamati dan mengikuti seluruh aktivitas siswa dalam rangkaian kegiatan
pembelajaran.
6. Lembar penilaian kemampuan literasi sains
Lembar penilaian kemampuan literasi sains digunakan untuk mengetahui skor
atau level literasi sains yang dimiliki siswa dalam menguasai konsep-konsep
yang diberikan selama pembelajaran. Lembar ini dikembangkan berdasarkan
tujuan pembelajaran yaitu melatihkan kemampuan literasi sains siswa dalam
tiga aspek (Konten Sain, Proses Sains, dan Konteks Aplikasi Sains). Kisi-kisi
materi yang diberikan baik pretest dan posttest adalah sama. Hasil yang
diperoleh nantinya digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan
kemampuan literasi sains siswa.
7. Lembar angket respon siswa
Lembar angket ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
perangkat pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk melatihkan
literasi sains serta mengukur tingkat antusias siswa selama proses
pembelajaran. Lembar angket diberikan dan diisi oleh siswa setelah seluruh
pertemuan berakhir.
I. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan

data

digunakan

untuk

menentukan

kelayakan

perangkat

pembelajaran dalam penelitian yang diperoleh dari para pakar dan hasil
analisisnya digunakan dalam uji coba 1, adalah sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Teknik ini digunakan untuk mencari data-data mengenai validitas perangkat
pembelajaran, data siswa, foto dan data pendukung lainnya. Dokumen yang
telah diperoleh dan dikumpulkan akan menjadi dasar peneliti untuk merevisi
perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Selanjutnya hasil revisi
digunakan dalam kegiatan penelitian.
2. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Selama proses
pembelajaran dari awa hingga akhir, observasi dilakukan untuk mengamati
keterlaksanaan perangkat pembelajaran, aktivitas siswa, dan kendala-kendala
yang mungkin terjadi oleh dua orang pengamat di dalam kelas.
3. Pemberian Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data respon siswa terhadap
perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Setiap siswa diberikan angket
dan mengisi angket tersebut setelah seluruh pertemuan berakhir. Sedangkan
untuk mengetahui tingkat keterbacaan dan kesulitan buku ajar siswa, angket
dibagikan dan diisi oleh setiap siswa sebelum pembelajaran dimulai.
4. Pemberian Tes
Tes digunakan untuk mengetahui skor dan level literasi sains siswa. Tes
literasi sains dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum pembelajaran
dimulai (pretest) dan setelah seluruh pertemuan berakhir (posttest) dan
dikerjakan secara mandiri oleh siswa.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis validitas perangkat pembelajaran


Analisis validasi data meliputi perangkat pembelajaran (RPP, Buku Ajar
Siswa, LKS dan tes literasi sains) dengan menghitung skor rata-rata dari
masing-masing komponen perangkat pembelajaran. penentuan nilai RPP
menggunakan rumus:
P= Jumlah tahapan dalam RPP yang berhasil dilaksanakan x 100%
Total keseluruhan tahapan dalam RPP
Hasil penilaian dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Kategori Keterlaksanaan RPP
Interval
Kategori
0% P <25%
Tidak terlaksana
25% P <50%
Terlaksana kurang baik
50% P <75%
Terlaksana baik
75% P <100%
Terlaksana sangat baik

(diadaptasi dari Suharyono, 2003)


Sedangkan untuk penilaian RPP pada setiap fase, buku ajar siswa, dan
LKS ditentukan dengan membandingkan rata-rata skala penilaian kepada
pengamatan dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
1,00 SV < 1,49 : tidak baik
1,50 SV < 2,49 : kurang baik
2,50 SV < 3,49 : baik
3,50 SV < 4,00 : sangat baik

: belum dapat digunakan


: dapat digunakan dengan revisi besar
: dapat digunakan dengan revisi kecil
: dapat digunakan tanpa revisi

(Ratumanan, 2004)
2. Analisis reliabilitas instrumen
Reliabilitas suatu tes merupakan tingkat keajegan atau kestabilan dari hasil
pengukuran.

Untuk

mengukur

reliabilitas

perangkat

menggunakan percentage of agreement (R) sebagai berikut:


R = 100% x

Keterangan :

(1 AB
A+ B )

pembelajaran

R= Reliabilitas instrumen
A= Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan
frekuensi tinggi
B= Frekuensi aspek tingkah laku yang teramati oleh pengamat yang memberikan
frekuensi rendah

Instrumen yang dikembangkan dikatakan reliabel jika mempunyai nilai


reliabiliras dengan persentase 75% (Borich, 1994).
3. Analisis tingkat keterbacaan buku ajar siswa
Tingkat keterbacaan buku ajar siswa dianalisis menggunakan persamaan
sebagai berikut:
Tingkat keterbacaan BAS =

Jumlah kata yang benar


x 100
Jumlah kata yang dihilangkan

Nilai persentase tingkat keterbacaan buku ajar siswa yang dikembangkan,


diwakili oleh beberapa siswa yang dijadikan sampel dan dianalisis secara
statistik deskriptif kuantitatif berdasarkan tingkat keterbacaan sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Tingkat Keterbacaan Buku Ajar Siswa
Tingkat Keterbacaan
Kriteria
Skor tes > 50%
Pembaca mengerti isi bacaan
Skor tes 35% - 50%
Pembaca memerlukan bantuan untuk mengerti
Skor tes < 35%
Materi terlalu sulit

(Sitepu, 2010)
4. Analisis tingkat kesulitan buku ajar siswa
Tingkat kesulitan buku ajar siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif
persentase. Persamaan yang digunakan adalah:
Jumlah kalimat yang tidak dipahami
Persentase(P)=
x 100
Jumlah seluruh kalimat
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Data Presentase Kesulitan Buku Ajar Siswa
Tingkat kesulitan
Kriteria
81% - 100%
Sangat sulit dipahami
61% - 80%
Sulit dipahami
40% - 60%
Kurang dapat dipahami
< 40%
Mudah dipahami

(Ratumanan, 2004)
5. Analisis keterlaksanaan pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif
kuantitatif. Skor yang diberikan oleh pengamat dirata-rata, selanjutnya hasil
instrumen keterlaksaan pembelajaran dideskripsikan sebagai berikut:
1,00 SV < 1,49 : tidak baik
1,50 SV < 2,49 : kurang baik
2,50 SV < 3,49 : baik
3,50 SV < 4,00 : sangat baik

: belum dapat digunakan


: dapat digunakan dengan revisi besar
: dapat digunakan dengan revisi kecil
: dapat digunakan tanpa revisi

(Ratumanan, 2004)
6. Analisis aktivitas siswa
Aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung
dinilai oleh dua orang pengamat dengan menggunakan instrumen yang
disediakan. Akan ditentukan persentasenya (P) dengan persamaan sebagai
berikut:
P=

dua pengamat
( ratarata
)
jumla h pengamat

x 100%

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Skor Aktivitas Siswa


Interval
Kriteria
90 < A < 100
Sangat baik
75 < B < 90
Baik
60 < C < 75
Cukup
K < 60
Kurang

(Ratumanan, 2004)
7. Analisis kemampuan literasi sains
Terdapat dua jenis soal yang digunakan dalam mengukur kemampuan
literasi sains siswa yaitu soal pilihan ganda untuk mengukur penguasaan
konten sains, soal uraian untuk mengukur proses sains dan konteks aplikasi
sains. Soal penilaian ini digunakan pada pretest dan posttest. Peningkatan
hasil literasi sains siswa diukur dengan perhitungan N-Gain yang dinyatakan

dalam persentase. Analisis penilaian literasi sains pada penelitian ini


menggunakan analisis sensitivitas butir soal.
Analisis sensitivitas butir soal bertujuan untuk memperoleh ukuran
keefektifan item berdasarkan hasil pembelajaran. Ukuran sensitivitas suatu
butir soal pada dasarnya merupakan ukuran berapa baik butir soal itu dapat
membedakan antara siswa yang telah menerima pembelajaran dan yang
belum. Untuk menghitung sensitivitas butir soal digunakan rumus sebagai
berikut:
Sensitivitas =

RaRb
T

Keterangan:
Ra = Banyak siswa yang menjawab benar pada tes akhir
Rb = Banyak siswa yang menjawab benar pada tes awal
T = Banyak siswa yang megikuti tes

(Gronlund dalam Ibrahim, 2005)


Indeks sensitivitas butir soal berada di antara 0,00 dan 1. Indeks yang lebih
besar menunjukkan tingkat sensitivitas tinggi, sedang nilai yang kecil
menunjukkan nilai sensitivitas rendah. Menurut Sunarti dan Rahmawati
(2014) butir soal dikatakan peka atau sensitif terhadap pembelajaran adalah
mempunyai indeks sensivitas 0,30. Adapun untuk soal uraian, rumus yang
digunakan sebagai berikut:

S=

ses seb
N (Skor maksskor min)

Keterangan :
S
= Indeks sensitivitas butir soal
N
= Banyaknya subjek

ses

= Jumlah skor setelah berlangsungnya proses

pembelajaran

seb

= Jumlah skor sebelum berlangsungnya proses

pembelajaran
Skor maks= skor maksimal yang dapat dicapai subjek
Skor min = skor minimal yang dapat dicapai subjek

(Ratumanan dan Laurens, 2006)


8. Analisis respon siswa
Angket respon siswa diberikan setelah seluruh pertemuan berakhir dengan
mempersentasekannya

dengan

deskriptif

persentase

yang

dihitung

menggunakan rumus:
Respon siswa=

Jumlah jawaban respon


x 100
Jumlah responden
(Borich, 1994)

K. Matriks Metode Penelitian


Matriks metode penelitian merupajan deskripsi singkat tentang penelitian
yang akan dilakukan yang berisi tetang tujuan penelitian, variabel penelitian,
definisi operasional variabel, instrumen penelitian, sumber data, teknik
pengambilan data dan analisis data. Secara lengkap dijelaskan pada Tabel 3.8.

No.

Tujuan Penelitian

Tabel 3.8 Matriks Metode Penelitian


Definisi Operasional Variabel
Instrumen Penelitian

Sumber
Data

Teknik
Analisis
Pengambilan
Data
Data
Lembar validasi perangkat Pakar/Ahli Validasi oleh Deskriptif
pembelajaran
meliputi
pakar/ahli
kualitatif
RPP, Buku Ajar Siswa,
LKS dan Tes literasi sains

1.

Mendeskripsikan validitas Validitas perangkat pembelajaran


perangkat
pembelajaran adalah skor validasi perangkat
yang dikembangkan
yang diukur menggunakan lembar
validasi perangkat instrumen
penelitian oleh para ahli atau
pakar.

2.

Mendeskripsikan tingkat Tingkat keterbacaan buku ajar Lembar penilaian tingkat Siswa
keterbacaan buku ajar siswa adalah persentase tingkat keterbacaan buku ajar
siswa yang dikembangkan. kemudahan bahasa (kosakata, siswa
kalimat, informasi dalam bacaan
dan gambar) dalam buku ajar
siswa yang berpengaruh terhadap
keberhasilan
siswa
dalam
memahami materi yang dibacanya
dan direkam melalui lembar uji
keterbacaan buku ajar siswa.

Angket

Deskriptif
persentase

3.

Mendeskripsikan tingkat Tingkat kesulitan buku ajar siswa Lembar penilaian tingkat Siswa
kesulitan buku ajar siswa adalah
presentase
tingkat kesulitan buku ajar siswa
yang dikembangkan.
kesulitan siswa dalam memahami
buku ajar siswa dengan menandai
bacaan yang dianggap sulit dan
sulit dimengerti, selanjutnya
direkam melalui lembar uji

Angket

Deskriptif
persentase

kesulitan buku ajar siswa.

Lanjutan Tabel 3.8


No.
Tujuan Penelitian

Definisi Operasional Variabel

Instrumen Penelitian

Sumber
Data

4.

Mendeskripsikan
keterlaksanaan
pembelajaran
menggunakan perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan.

Keterlaksanaan
pembelajaran Lembar
pengamatan Guru
adalah proses pembelajaran yang keterlaksanaan
dilaksanakan dengan baik dan pembelajaran
sistematis oleh guru berdasarkan
RPP yang telah disusun. Kegiatan
ini dihitung menggunakan skor
presentasi rata-rata yang diberikan
oleh pengamat selama proses
pembelajaran berlangsung.

5.

Mendeskripsikan aktivitas
siswa selama pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan perangkat
pembelajaran
yang
dikembangkan.

Aktivitas siswa adalah seluruh


perilaku siswa selama proses
pembelajaran dengan menerapkan
perangkat pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) yang
direkam
melalui
lembar
pengamatan aktivitas siswa.

6.

Mendeskripsikan
kemampuan literasi sains
siswa
setelah
menggunakan perangkat

Kemampuan literasi sains siswa Instrumen tes literasi sains


adalah hasil pencapaian literasi
sains yang dimiliki siswa dalam
menjawab pertanyaan yang telah

Lembar
pengamatan Guru
aktivitas siswa selama
proses
pembelajaran
berlangsung.

Siswa

Teknik
Pengambilan
Data
Observasi

Observasi

Analisis
Data
Deskriptif
kuantitatif

Deskriptif
persentase

Pemberian tes Deskriptif


produk
persentase

pembelajaran
dikembangkan.

No.

7.

yang dirumuskan
untuk
mencapai
tujuan pembelajaran. Pengukuran
literasi sains siswa melalui tes
pilihan ganda dan soal uraian
yang dilaksanakan pada awal dan
akhir proses pembelajaran.

Lanjutan Tabel 3.8


Tujuan Penelitian

Mendeskripsikan respon
siswa
terhadap
pembelajaran
yang
berorientasi
Problem
Based Learning (PBL).

Definisi Operasional Variabel

Instrumen Penelitian

Respon siswa adalah tanggapan Angket respon siswa


siswa terhadap seluruh komponen
perangkat pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) untuk
melatihkan literasi sains siswa
meliputi materi pelajaran, buku
ajar
siswa,
LKS,
langkah
pembelajaran,
metode
guru
mengajar serta suasana selama
proses pembelajaran berlangsung
yang diukur melalui lembar
angket respon siswa.

Sumber
Data
Siswa

Teknik
Pengambilan
Data
Angket

Analisis
Data
Deskriptif
kuantitatif

Você também pode gostar