Você está na página 1de 18

Sumber: http://terselubung.cz.cc/2010/02/kekuatan-raksasa-militer-indonesia-1960.

html
Kekuatan Raksasa Militer Indonesia 1960

1960-an, Era Presiden Sukarno.


kekuatan militer Indonesia adalah salahsatu yang terbesar dan terkuat di dunia. Saat itu,
bahkan kekuatan Belanda sudah tidak sebanding dengan Indonesia, dan Amerika sangat
khawatir dengan perkembangan kekuatan militer kita yang didukung besar-besaran oleh
teknologi terbaru Uni Sovyet.
1960, Belanda masih bercokol di Papua. Melihat kekuatan Republik Indonesia yang
makin hebat, Belanda yang didukung Barat merancang muslihat untuk membentuk
negara boneka yang seakan-akan merdeka, tapi masih dibawah kendali Belanda.
Presiden Sukarno segera mengambil tindakan ekstrim, tujuannya, merebut kembali
Papua. Sukarno segera mengeluarkan maklumat 'Trikora' di Yogyakarta, dan isinya
adalah:
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan kolonial Belanda.
2. Kibarkan Sang Saka Merah Putih di seluruh Irian Barat
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum, mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah
air bangsa.
Berkat kedekatan Indonesia dengan Sovyet, maka Indonesia mendapatkan bantuan besarbesaran kekuatan armada laut dan udara militer termaju di dunia dengan nilai raksasa,
US$ 2.5 milyar. Saat ini, kekuatan militer Indonesia menjadi yang terkuat di seluruh

belahan bumi selatan.


Kekuatan utama Indonesia di saat Trikora itu adalah salahsatu kapal perang terbesar dan
tercepat di dunia buatan Sovyet dari kelas Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa kaliber 6
inchi. Ini adalah KRI Irian, dengan bobot raksasa 16.640 ton dengan awak sebesar 1270
orang termasuk 60 perwira. Sovyet, tidak pernah sekalipun memberikan kapal sekuat ini
pada bangsa lain manapun, kecuali Indonesia. (kapal-kapal terbaru Indonesia sekarang
dari kelas Sigma hanya berbobot 1600 ton).

Angkatan udara Indonesia juga menjadi salahsatu armada udara paling mematikan di
dunia, yang terdiri dari lebih dari 100 pesawat tercanggih saat itu. Armada ini terdiri
dari :
1. 20 pesawat pemburu supersonic MiG-21 Fishbed.
2. 30 pesawat MiG-15.
3. 49 pesawat tempur high-subsonic MiG-17.
4. 10 pesawat supersonic MiG-19.

Pesawat MiG-21 Fishbed adalah salahsatu pesawat supersonic tercanggih di dunia, yang
telah mampu terbang dengan kecepatan mencapai Mach 2. Pesawat ini bahkan lebih
hebat dari pesawat tercanggih Amerika saat itu, pesawat supersonic F-104 Starfighter dan
F-5 Tiger. Sementara Belanda masih mengandalkan pesawat-pesawat peninggalan Perang
Dunia II seperti P-51 Mustang.

Sebagai catatan, kedahsyatan pesawat-pesawat MiG-21 dan MiG-17 di Perang Vietnam


sampai mendorong Amerika mendirikan United States Navy Strike Fighter Tactics
Instructor, pusat latihan pilot-pilot terbaik yang dikenal dengan nama TOP GUN.

Indonesia juga memiliki armada 26 pembom jarak jauh strategis Tu-16 Tupolev (Badger
A dan B). Ini membuat Indonesia menjadi salahsatu dari hanya 4 bangsa di dunia yang
mempunyai pembom strategis, yaitu Amerika, Rusia, dan Inggris. Pangkalannya terletak
di Lapangan Udara Iswahyudi, Surabaya.
Bahkan China dan Australia pun belum memiliki pesawat pembom strategis seperti ini.
Pembom ini juga dilengkapi berbagai peralatan elektronik canggih dan rudal khusus anti
kapal perang AS-1 Kennel, yang daya ledaknya bisa dengan mudah menenggelamkan
kapal-kapal tempur Barat.
Indonesia juga memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan kapal tempur kelas
Corvette, 9 helikopter terbesar di dunia MI-6, 41 helikopter MI-4, berbagai pesawat
pengangkut termasuk pesawat pengangkut berat Antonov An-12B. Total, Indonesia
mempunyai 104 unit kapal tempur. Belum lagi ribuan senapan serbu terbaik saat itu dan
masih menjadi legendaris sampai saat ini, AK-47.
Ini semua membuat Indonesia menjadi salasahtu kekuatan militer laut dan udara terkuat
di dunia. Begitu hebat efeknya, sehingga Amerika di bawah pimpinan John F. Kennedy
memaksa Belanda untuk segera keluar dari Papua, dan menyatakan dalam forum PBB
bahwa peralihan kekuasaan di Papua, dari Belanda ke Indonesia adalah sesuatu yang bisa
diterima.

Sumber:
http://www.tnial.mil.id/Majalah/Cakrawala/ArtikelCakrawala/tabid/125/articleType/Artic
leView/articleId/188/Default.aspx

MEMBANGUN KEKUATAN MATRA LAUT DENGAN


PENGUASAAN TEKNOLOGI
Indonesia merupakan negara kepulauan dan juga sebagai negara maritim, dan untuk mem
pertahankan segala asetnya kita memerlukan peran kekuatan Matra Laut. Sebagai salah satu
kekuatan hankam sangat diperlukan terutama untuk membentuk daya tangkal yang handal,
sehingga mampu mencegah adanya Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan (AGHT)
yang datang dari luar ZEE maupun dari dalam, serta mampu bertindak sebagai penegak
Kedaulatan Perairan Indonesia. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bangsa Indonesia
senantiasa bertekad untuk tetap mempertahankan dan menegakkan kemerdekaan serta
kedaulatan negara kesatuan Rl berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Oleh karena itu untuk
membentuk kekuatan TNI Matra Laut diperlukan penguasaan teknologi yang sesuai dengan
perkembangan jaman yang begitu pesat dan kompleks, agar kekuatan yang kita miliki dapat
dengan cepat digerakkan ke seluruh penjuru tanah air baik melalui laut maupun udara, karena
Negara-negara yang tidak menguasai ilmu pengetahuan atau bahkan tidak menerapkan
kemajuan teknologi akan tertindas oleh negara lain yang lebih menguasai teknologi.

Strategi Pertahanan Negara Terhadap Ancaman.


Potensi Ancaman yang akan dihadapi di perairan yuridiksi nasional yaitu :

Ancaman Potensial yang meliputi masalah-masalah perbatasan antara lain garis batas ZEE
dengan Negara-negara tetangga yang dapat berkembang menjadi komplik lebih luas misalnya :
Kasus Lepasnya P. Sipadan dan Ligitan, Blok Ambalat dengan Malaysia, yang akhirnya P.
Sipadan dan P Ligitan di kuasai oleh Malaysia, masalah reklamasi pantai Singapura yang
semakin meluas mendekati wilayah Rl dan Perbatasan Indonesia dengan Timor Leste.

Ancaman Faktual berdasarkan data pelanggaran hukum dan tindak pidana di laut, meliputi:
Masalah ALKI berupa pengaturan dan penggunaan ALKI dari Samudera Pasifik ke Samudera
Hindia atau sebaliknya terutama masalah over flight dan normal mode oleh Pesud dan kapal
selam asing.

Perompakan terhadap kapal niaga yang terjadi di selat-selat sempit (Selat Singapura, Selat
Bangka, Selat Karimata dan Selat Gelasa).

Penangkapan ikan tanpa ijin (illegal fishing) dan yang menggunakan bahan peledak di
beberapa perairan yang kaya akan kekayaan laut.

Penyelundupan dan imigran gelap termasuk TKI gelap.


Penelitian dan survey laut oleh kapal asing tanpa ijin.
Pelanggaran wilayah oleh kapal asing dan pesud pada corong-corong strategis.
Teror dan sabotase obyek vital di pantai dan lepas pantai.
Jika dilihat dari posisi kekuatan TNI AL dihadapkan pada luas wilayah yuridiksi nasional yang
harus menjadi tanggung jawab pengawasannya, maka kekuatan TNI AL masih dapat dikatakan
terlalu kecil. Namun demikian, pola Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta yang kita
anut merupakan suatu sistem pertahanan yang cukup dapat diandalkan dan merupakan daya
penangkal yang cukup ampuh terhadap negara-negara di sekitar kawasan Asia Tenggara, Pasifik
Barat Daya dan sekitarnya. Tapi masih relevankah Sistem Pertahanan Semesta di Indonesia?
Apalagi kalau dilihat dari segi kemampuan Negara-negara yang berpotensi menjadi ancaman,
terutama Negara-negara yang memiliki teknologi tinggi. Dari hasil pengamatan penulis dan
beberapa referensi, negara di sekitar kawasan memiliki kapal-kapal dengan sistem persenjataan
yang menggunakan teknologi yang sangat mutakhir, terutama yang dimiliki oleh Negara-negara
seperti Jepang, Singapura dan Australia, bahkan Amerika Serikat saat ini sedang
mengembangkan sebuah proyek militer dengan melibatkan serangga yang disebut "Serangga
Cyborg". Ini bukan merupakan salah satu proyek militer Amerika yang melibatkan binatang.
Sebelumnya Pentagon telah memiliki sederet binatang peliharaan yang masuk dalam proyek
militernya. Binatang itu antara lain lumba-lumba terlatih yang bisa dipersenjatai untuk
melaksanakan serangan dari hiu yang bisa dimanfaatkan dan dikendalikan untuk kegiatan
intelijen.
Proyek pemanfaatan hiu sebagai "senjata" mulai terungkap pada akhir Pebruari 2006 lalu
ketika Universitas Boston bekerjasama dengan Dinas Proyek Riset Unggul Departemen
Pertahanan Amerika (Darpa) mempresentasikan pemanfaatan hiu ini. Dari hasil presentasi itu di
ketahui bahwa dengan elektroda yang dipasang pada olfactory otak hiu yang merupakan pusat
penciuman, mereka dapat mengendalikan hiu itu. Secara elektronik, mereka menstimulasi otak
hiu untuk menirukan indra penciumannya. Akibatnya hiu bergerak dan berbelok sesuai dengan
keinginan para ilmuwan itu.
Untuk lumba-lumba, proyek rahasia ini terungkap ketika sejumlah satwa cerdas itu dikabarkan
hilang di teluk Meksiko usai badai Katrina. Menurut beberapa sumber yang dapat dipercaya, 36
ekor lumba-lumba yang dilatih Angkatan Laut Amerika yang hilang itu mengenakan pakaian
khusus dengan senjata panah dan beracun. Lumba-lumba ini ternyata dilatih khusus untuk
menyerang para penyelam yang disimulasikan sebagai teroris dalam latihan. ltulah teknologi
tinggi yang dimiliki oleh mereka, belum lagi dengan munculnya kapal-kapal laut yang berteknologi
siluman, yang tidak mampu dideteksi oleh radar musuh. Juga adanya persenjataan kapal atas air
maupun kapal selam yang semakin canggih.
Perkembangan teknologi ke angkatan lautan ini mau tidak mau harus mendapat perhatian
yang sangat serius dari TNI AL.

Alih Teknologi.

Melihat kenyataan kekuatan lawan yang berteknologi tinggi ini, tentunya Indonesia khususnya
TNI AL tidak tinggal diam berpuas diri dengan sistem yang sudah ada. Angkatan Laut sebagai
salah satu komponen inti bangsa Indonesia yang berperan di bidang pertahanan dan keamanan
di laut dituntut untuk mampu mengimbangi perubahan-perubahan tersebut, oleh karena itu
diperlukan Kebijakan Strategi Pertahanan Negara karena Indonesia masih sangat besar
ketergantungannya terhadap Negara-negara yang telah mempunyai dan menguasai teknologi
tersebut, hal ini sangat berpengaruh terhadap apa yang akan dirumuskan dan diprioritaskan
tentang teknologi pertahanan dengan melihat kondisi yang ada di Indonesia seperti penyiapan
sumberdaya manusia pertahanan, penggunaan kekuatan pertahanan dan operasi militer. Guna
mewujudkan hal tersebut menuntut tersedianya kekuatan dan kemampuan seluruh komponen
Pertahanan Negara yang handal dan terpadu sehingga kekuatan TNI AL mampu disiagakan
disepanjang garis batas terluar, di corong-corong Garis Perhubungan Laut Internasional di
perairan yurisdiksi nasional Indonesia, dan daerah potensial ancaman lainnya.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok TNI AL menegakkan hukum di laut perlu kehadiran
kapal-kapal yang berteknologi, untuk melawan ancaman tersebut di atas, yang mampu
beroperasi dalam segala cuaca mempunyai daya tahan dan kemampuan berlayar (endurance)
yang cukup dan mudah bermanuver, lincah dan dapat bergerak dengan kecepatan tinggi. Oleh
karena itu seluruh Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) harus su-dah menggunakan peta
navigasi elektronik. Electronic Navigation Chart (ENC). Peta ini lazim dikenal dengan nama
Digital Nautical Chart (DNC), DNC adalah pengayaan ENC dengan berbagai informasi yang
dibutuhkan oleh kapal perang dalam melakukan operasi tempur. Berbagai informasi yang
dimaksud adalah Additional Military Layer (AML) yang terdiri atas kontur batimetri (Contour Line
Bathymetry); lingkungan, dasar laut dan pantai (Environment, Seabed and Beach); objek-objeck
di dasar laut (Large and Small Bottom Objects); bangunan dan fasilitas maritim (Maritime
Foundation and Facilities) serta rute, area, dan batas-batas (Routes, Areas and Limits). DNC
yang dihasilkan dapat ditampilkan pada perangkat sejenis ECDIS dan lebih dikenal dengan nama
WECDIS (Warship ECDIS). Produk ini telah diproduksi dan digunakan oleh Negara-negara
anggota NATO yang menjadi kelengkapan standar kapal-kapal perang yang ada dijajarannya.
Teknologi Militer adalah sesuatu yang sangat dirahasiakan oleh Negara-negara maju
produsen peralatan pertahanan, mengakibatkan negara-negara berkembang seperti Indonesia
selalu tertinggal jauh dibidang teknologi pertahanan, karena baru sebagai negara konsumen.
Untuk mengatasi kelemahan ini perlu strategi sebagai berikut:
- Mencari peluang transfer teknologi pertahanan dan Negara maju untuk mentransfer teknologi
pertahanan seperti yang sedang dilakukan oleh Janhidros dalam pembuatan peta ENC dan
ECDIS.
- Kerjasama bilateral pertahanan dibidang pendidikan, latihan militer bersama dan dibidang
teknologi pertahanan melibatkan industri nasional dan perguruan tinggi. Dengan tingkat
kemampuan teknologi yang diharapkan untuk sistem pertahanan, setelah tertata dengan baik
hal-hal yang berkenaan dengan SDM, sarana dan prasarana antara lain, sistem komunikasi dan
informasi, kelembagaan serta fasilitas, maka kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
pertahanan dan industri pertahanan yang dapat diandalkan.

Pengerahan dan Penggelaran Kekuatan.


Kehadiran kapal-kapal perang Republik Indonesia (KRI) di seluruh perairan Indonesia
termasuk di pulau-pulau terluar Indonesia (terpencil), selain dimaksudkan untuk melaksanakan
patroli rutin dalam rangka menegakkan keamanan di laut, juga dimaksudkan untuk menunjukkan

kesungguhan negara kita dalam mempertahankan setiap tetes air dan jengkal tanah dari
gangguan pihak asing yang merongrong kedaulatan negara kita.
Penggelaran kekuatan merupakan upaya penanggulangan ancaman dan gangguan di laut
dalam rangka menjamin kepentingan nasional di dan lewat laut. Sesuai kebijaksanaan dan
strategi pembinaan kekuatan Hankamneg matra laut maka konsep penggunaan kekuatan TNI AL
memerlukan kemampuan-kemampuan dasar tertentu seperti kemampuan peperangan atas
permukaan, kemampuan peperangan bawah permukaan, dan kemampuan proyeksi kekuatan ke
darat. Kemampuan-kemampuan dasar tersebut dapat dijabarkan pula sebagai berikut, meliputi :
Kemampuan Intelijen Strategis yaitu kemampuan pengamatan laut mulai dari tahap deteksi
sampai dengan tahap pelacakan sasaran, kemampuan pertahanan yaitu kemampuan untuk
menggempur dan menghancurkan musuh, kemampuan keamanan yaitu kemampuan untuk
melaksanakan upaya keamanan dalam negeri, kemampuan pembinaan potensi nasional menjadi
kekuatan pertahanan keamanan, kemampuan sosial politik untuk mendinamisasikan seluruh
kegiatan sosial politik dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan kehidupan negara.
Karena tugas pokok sebagai TNI AL adalah selaku penegak kedaulatan di laut, pengembang
potensi nasional bidang maritim, dan sebagai kekuatan sosial politik. Selaku penegak kedaulatan
di laut dapat diartikan juga mencakup fungsi penegakkan hukum di laut sesuai dengan
kewenangan yang telah ditentukan dalam perundang-undangan baik lingkup nasional maupun
internasional. Oleh karena itu untuk dapat melaksanakan tugas pokok tersebut maka
kemampuan TNI AL yang harus dimiliki adalah :

Kemampuan Intelstrat. Kemampuan Intelstrat TNI AL harus mencakup kemampuan deteksi dini
unsur-unsur SSAT, yang antara lain termasuk di dalamnya kemampuan pengamanan personel,
material, dan operasi laut.

Kemampuan Pertahanan. Kemampuan Pertahanan mencakup penggelaran SSAT,


penyelenggaraan angkutan laut militer, pergeseran pasukan, dan dukungan logistik.

Kemampuan Keamanan. Adalah mencakup kemampuan untuk menghadirkan unsur kekuatan


TNI AL di seluruh perairan yurisdiksi nasional.

Kemampuan Teritorial. Kemampuan Teritorial merupakan penyelenggaraan pembinaan seluruh


potensi maritim, yaitu dalam rangka mengikutsertakan semua potensi nasional dalam rangka
pertahanan keamanan negara.

Kemampuan Sosial Politik. Adalah mencakup kemampuan dalam rangka menjamin stabilitas
nasional baik stabilitas keamanan maupun stabilitas politik. Stabilitas nasional sangat penting
artinya dalam rangka menjamin kesinambungan pembangunan ekonomi, politik dan sosial
budaya serta pertahanan keamanan.

Kemampuan Dukungan. Hal ini sangat dibutuhkan dalam rangka mengoptimalisasikan sumber
daya yang tersedia dalam rangka mendukung kesiapan operasional TNI AL.

Pengembangan Sumber Daya Manusia.


Sumber Daya manusia sebagai salah satu elemen yang terpenting dalam pengembangan
organisasi, perlu mendapatkan perhatian yang serius dan juga manajemen yang baik dan benar,

sehingga potensi yang ada dapat dimanfaatkan dan diorganisir untuk melakukan tugastugas
pokok yang diembannya.
Di negara maju masalah sumberdaya manusia sudah mendapatkan perhatian yang sangat
serius sekali, ini dapat dilihat bahwa pembinaan Sumber Daya Manusia sudah dilakukan sejak
dini, secara terarah, terprogram dan berkesinambungan serta di dukung oleh anggaran yang
memadai. Adanya kesadaran bahwa inti dan SDM yang berada dalam institusi TNI. Pembinaan
SDM yang mempunyai kualifikasi sebagai tenaga ahli mendapatkan perhatian yang serius,
sehingga mampu memberikan output yang berguna bagi negara dan bangsa.
Dalam pola pengembangan pendidikan, sampai saat ini juga belum dilakukan secara terarah,
terencana dan terprogram dengan baik.
Upaya pertahanan negara selalu terkait dengan aspek ilmu pengetahuan dan teknologi,
sejalan dengan kemajuan iptek yang merupakan kebutuhan mendasar bagi pertahanan suatu
negara, maka untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya penguasaan teknologi sesuai tingkat
perkembangan teknologi pertahanan yang tepat dan kompleks yang akan mengundang
konsekuensi perubahan doktrin di dalam suatu pertempuran.

Daftar Pustaka:
Dephan RI, Undang-Undang Republik Indonesia nomor : 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara, April
2003, Jakarta.

Sudjatmiko, Laksa TNI, Peta Navigasi Elektronik Janhidros, SK, Seputar Indonesia (Sindo), 31 Januari
2007, Jakarta.
Umar S, Tarmansyah, Drs, 1998 Pemanfaatan Teknologi Pengindraan Jauh Untuk Pertahanan Keamanan
dan Pembangunan Nasional, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Litbang dan Terapan lptek.

Sumber: http://www.blogcatalog.com/blog/media-bersuara-dan-analisis-politik-hukumsosial-ekonomi-budaya-lingkungan-bangsa-indonesia

Pertanian Sebagai Anugerah Terbesar Bangsa Indonesia

Seperti pada tulisan saya mengenai Pertanian yang


sudah saya posting di beberapa website mengenai Potensi Pertanian.
Di era Globalisasi ini sebuah bangsa harus memiliki sebuah senjata
andalan untuk berperang. Senjata itu tidak lain adalah sebuah bidang
yang dapat membangun serta memajukan perekonomian negara.
Indonesia memiliki 50 juta hektar lebih lahan produktif dan 75 juta
hektar lebih lahan kering (tidak produktif). Misalkan 50 juta hektar
ditanami padi, bayangkan berapa ton padi yang dapat dihasilkan
Indonesia ?. Sisanya 75 juta hektar lahan kering harusnya
dimanfaatkan sebaik mungkin dengan cara memaksimalkan potensi
yang ada. Lahan kering dapat dimanfaatkan menjadi lahan produktif
asalkan Pemerintah ada kemauan dan optimis untuk itu.
Pengelolaan lahan kering meliputi Konservasi Tanah dan Air yang
seharusnya menjadi program utama Pemerintah untuk mengubah
lahan kering menjadi lahan yang produktif.
Wow...Jika 75 hektar lahan kering dapat dimanfaatkan menjadi lahan
yang produktif berarti Indonesia memiliki sekitar 125 juta hektar lahan
produktif. Dengan lahan seluas itu maka Indonesia akan sangat mudah
sekali memanfaatkan dan mengatur potensi lahan tersebut sesuai

kebutuhan ekonomi dan yang paling penting adalah Ketahanan Pangan


Nasional.
Produksi tanaman pangan (Padi) di Indonesia semakin menurun dari
tahun ke tahun.
Sepertinya peranan dari Pemerintah kurang begitu serius untuk
memperbaiki dunia pertanian. Jangan dikira pertanian ini merupakan
bidang yang dekat dengan masyarakat kalangan bawah sehingga
kemudian pertanian kurang diperhatikan. Indonesia ini tidak bisa
mengandalkan bidang yang lainnya selain pertanian, bukannya saya
pesimis dengan bidang lainnya tetapi ini merupakan suatu realita.
Contohnya bidang pertambangan yang seharusnya menjadi salah satu
andalan Indonesia justru tidak bisa dimaksimalkan karena hasil dari
tambang kita lebih banyak diangkut oleh negara lain, artinya bidang
pertambangan di Indonesia masih sangat tergantung dengan pihak
asing. Jadi satu-satunya bidang yang masih berpeluang besar adalah
Pertanian.
Sekarang sudah saatnya Pemerintah membuka mata lebar-lebar untuk
melihat potensi di bidang Pertanian dan benar-benar mengambil
langkah serius untuk menangani Pertanian Indonesia.
Diposkan oleh Bagus tri wasono putro di 09:16

Sumber: http://agustianto.niriah.com/2008/04/30/membangun-kekuatan-jaringanekonomi-melalui-mlm-syariah/

Membangun Kekuatan (Jaringan) Ekonomi Melalui MLM Syariah


Agustianto
Tak bisa dibantah, bahwa kondisi perekonomian umat Islam Indonesia masih jauh
tertinggal dari umat lain, khususnya para konglongmerat raksasa maupun konglongmerat
menengah. Dua pilar utama kegiatan ekonomi, yakni produksi dan distribusi dikuasai
oleh orang lain. Kondisi ini tak boleh dibiarkan berlangsung terus-menerus, karena itu,
umat Islam harus mempersiapkan kekuatan dan aksi konkrit agar terlepas dari kondisi itu
demi terwujudnya keadilan ekonomi dan terciptanya kemakmuran dan kesejahtraan
rakyat secara menyeluruh.
Di awal abad 21 ini, gerakan mempersiapkan kekuatan ekonomi umat mulai tumbuh dan
telah menunjukkan kemajuan serta ketangguhannya, baik melalui lembaga keuangan
(finansial) Syariah seperti Perbankan, Asuransi, Reksadana, BMT maupun lembaga

sektor riel, seperti Ahad-Net International.


Gerakan pembangunan ekonomi umat yang berkembang pesat saat ini, merupkan
aktualisasi siasat pembangunan ekonomi yang dilakukan Rasulullah SAW, yang
khususnya ketika beliau berada di Madinah dalam membangun masyarakat madani.
Politik Ekonomi Rasulu llah
Salah satu kebijakan politik ekonomi yang dilakukan Rasulullah adalah meretas
kesenjangan penguasaan aset ekonomi antara konglongmerat Yahudi dan penduduk
muslim Mekkah yang terdiri dari kaum Anshar dan Muhajirin. Pada mulanya, kaum
Yahudi lah yang menguasai dan memiliki pasar di Madinah, sehingga mereka menjadi
pedagang yang kaya. Sementara umat Islam menjadi konsumen dan berbelanja kepada
orang-orang Yahudi. Kondisi ini, menurut Rasulullah, tidak boleh dibiarkan terus
menerus, karena dampaknya sangat besar bagi kemajuan dan kekuatan umat Islam di
masa depan.
Mengantisipasi kondisi itu, Rasulullah melakukan siasat dengan membangun pasar
tempat perbelanjaan kaum muslimin. Dengan cara ini umat Islam dapat berbelanja ke
pasar umat Islam sendiri. Akhirnya muncullah para pedagang muslim yang secara
signifikant mempengaruhi kekuatan ekonomi umat.
Kondisi yang terjadi di awal kerasulan Muhammad di Madinah itu, saat itu sedang
terjadi di Indonesia. Kesenjangan penguasaan bisnis, antara konglongmerat dan rakyat
masih menganga. Kaum muslimin masih menjadi konsumen dari produk-produk non
muslim. Para pedagang dan pemilik super market raksasa umumnya dikuasai orang lain.
Maka, agar umat Islam keluar dari keterpurukan ekonomi saat ini, kita harus mencontoh
politik ekonomi Rasulullah.
Tegasnya, strategi Rasulullah dalam membangun kekuatan ekonomi umat Islam harus
diteladani umat Islam saat ini, agar umat Islam tidak senantiasa terpuruk dalam bidang
ekonomi.
Salah satu lembaga keuangan Islam bertaraf nasional dan international yang bergerak di
bidang usaha sektor riel, baik produksi maupun distribusi, yang menangkap semangat
siasat ekonomi Rasulullah adalah PT. Ahad-Net International.
Aha dNet
Ahad-Net berdiri di Indonesia sejak 1 Januari 1996 yang lalu. Dewan Pengawas Syariah
lembaga ini adalah K.H.Ali Yafie, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, dan
Drs.H.Muhammad Hidayat.MBA, Pengurus MUI Pusat dan Dewan Pengurus Bank
Syariah Mandiri dan K.H.Maruf Amin. Gerakan Ahad-Net ini didukung kuat oleh ICMI
dan MUI pusat.
Misi utama Ahad-Net adalah mengangkat derajat ekonomi umat melalui usaha yang
sesuai dengan tuntunan syariah Islam. Missi lainnya ialah, pertama, meningkatkan
jalinan ukhuwah umat Islam diseluruh dunia. Kedua, membentuk jaringan ekonomi Islam
dunia, baik jaringan produksi, distribusi maupun konsumennya sehingga dapat
mendorong kemandirian dan kejayaan ekonomi umat, ketiga, Memperkokoh ketahanan
aqidah dari serbuan budaa dan ideologi yang tak Islami, Keempat, mengantisipasi dan
mempersiapkan strategi dan daya menghadapi era globalisasi dan teknologi informasi,
Kelima, Meningkatkan ketenangan konsumen muslim dengan tersedianya produk-produk
halal dan baik.

Kelahiran Ahad-Net ini dilatarbelakangi oleh kepedulian akan kondisi perekonomian


umat Islam Indonesia yang masih terpuruk. Umat Islam yang mayoritas di negeri ini
harus menggunakan kekuatan jaringan, agar pemberdayaan potensi bisnis ummat Islam di
Indonesia bisa diwujudkan.
Sebagai ummat Islam, kita harus giat berjuang (berjihad) untuk mengembangkan
jaringan bisnis umat Islam, kita tentu menerima logika, bahwa bila umat Islam membeli
produk yang sudah disediakan umat Islam sendiri kepada umat Islam, maka, pihak
produsen, distributor atau paara pedagang muslim, akan sejahtra dan mengeluarkan zakat,
infaq dan sedekah, untuk kepentingan kaum muslimin.
Karena itu, umat Islam seharusnya mengutamakan produk muslim, kecuali tidak
ditemukan produk yang dihasilkan umat Islam atau memang tidak memenuhi kualitas
dihajatkan. Umat Islam di masa depan jangan lagi menjadi lahan empuk para pedagang
dan konglomerat, sebagaimana terjadi di awal Islam di masa Nabi. Nabi bersama sahabat
berhasil membangun kekuatan ekonomi umat Islam. Umat Islam Indonesia harus
mencontohnya dengan siasat, strategi dan program aksi yang sistematis.
Kita sangat bersyukur dengan lahirnya Ahad-Net di Indonesia, karena lembaga ini sangat
signifikan dan potensial untuk memberdayakan ekonomi umat Islam. PT. Ahad-Net
International yang lahir di muka bumi Indonesia merupakan Multilevel Marketing
Syariah pertama di dunia. Maka predikat ini harus di emban secara serius dan semangat
jihad ekonomi Islam.
Ahad-Net mengajak umat Islam agar senantiasa produktif dan memiliki etos kerja yang
tinggi. Umat Islam yang ingin meningkatkan penghasilan, atau generasi muda Islam yang
ingin lepas dari pengangguran, dapat bergabung dengan Ahad-Net dengan menjadi mitra
niaga dengan menggunakan dan memasarkan produk muslim yang halalan thayyiban.
Untuk mengemban tugas besar tersebut, pelaku bisnis Ahad-Net mengembangkan sikap
dan jiwa kewirausahaan, etos kerja dan kerja keras.
Nabi Muhammad juga adalah seorang pedagang yang ulet. Dalam berbagai hadist Nabi
Muhammad SAW bersabda, Bila kamu telah shalat subuh, maka janganlah kamu tidur
dan meninggalkan riaeki. Selanjutnya Nabi mengatakan, Sungguhnya Allah tak
menyukai hamba yang santai (tak bekerja). Umar mengatakan, janganlah kamu duduk
saja berdoa Ya Allah berilah aku rezeki, padahal ia tahu bahwa Allah tak akan
menurunkan hujan emas dan hujan perak. Dalam surah al-Insyirah, Allah berfirman, Fa
iza Faraghta Fanshab, (Jika engkau telah menyelesaikan sebuah pekerjaan, maka kerjakan
pekerjaan yang lain).
Kegiatan Ahad-Net sangat potensial memberdayakan ekonomi umat. Keberadaannya
bertujuan sama dengan lembaga ekonomi syariah selama ini, seperti Bank Syariah,
Asuransi Takaful, BMT, Pasar Modal (bursa efek),dsb. Dalam memasarkan produk,
Ahad-Net menggunakan sistem multilevel, salah satu sistem pemasaran modern, tetapi
harus dicatat, bahwa Ahad-Net, sangat berbeda dengan multilevel, salah satu sistem
pemasaran modern, tetapi harus dicatat, bahwa Ahad-Net, sangat berbeda dengan
multilevel konvensional, baik dari segi, visi, misi, prinsip, orientasi, komoditi, sistem
pengelolaan, pengawasan, dsb. Dengan multilevel konvensional saja, Ahad-Net memiliki
perbedaan yang sangat tajam, apalagi dengan BMA dan sejenisnya. BMA bukanlah
multilevel tapi adalah money game dan penggandaan uang yang menipu umat. Mereka
menggunakan nama MLM, (berkedok multivel) untuk meraup dana umat secara besarbesaran.

Akt uali sasi Ukhuwah


Ummat Islam Indonesia, khususnya Sumatera Utara, harus merealisasikan konsep
ukhuwah yang diperintahkan Al-Quran tidak saja dalam tataran aqidah dan
direalisasikan pada rasa keprihatinan dan bantuan dalam peristiwa musibah, tetapi juga
harus diimplementasikan dalam ukhuwah ekonomi.
Dalam dunia bisnis, kita mengenal sebuah jargon. NETWORK IS POWER. Filosofis ini
mestinya dipegang betul oleh pelaku bisnis muslim. Dalam konteks ini, umat Islam
memiliki kekuatan yang besar. Jumlah kaum muslimin yang besar itu harus dirajut
dengan tali ukhuwah Islamiyah menuju kebangkitan ekonomi umat.
Ukhuwah dalam bidang ekonomi berarti bahwa umat harus lebih mengutamakan produk
umat Islam yang bergerak dalam mengembangan ekonomi umat harus terus menerus
meningkatkan kualitas produk, kualitas SDM, pelayanan yang memuaskan serta
kejujuran dan akhlaqul karimah, sehingga memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Ahad-Net bertekad untuk menciptakan masyarakat hayatan thayyiban yang sejahtra
ekonominya dan komitmen pada nilai-nilai syariah Islam, sebagaimana yang dilakukan
Rasulullah SAW. Masyarakat hayatan thayyiban itu hanya dapat terwujud bila umat Islam
dari berbagai golongan dan kalangan bersatu untuk mewujudkannya. Untuk itu, aktivis
ekonomi Islam harus berjihad melakukannya dan seluruh umat Islam harus pula
mendukung gerakan jihad tersebut dengan memakai dan menggunakan produk-produk
muslim yang sudah banyak disediakan Ahad-Net.
Bagaimana pun prospek Ahad-Net ini dimasa depan cukup besar mengingat masih
banyak umat Islam yang belum tersentuh bisnis ini. Kita, optimis Ahad-Net dapat
diterima masyarakat, karena selain menganut prinsip Syariah yaitu halalan dan
thayyiban, produknya juga memenuhi standart kualitas. Keunggulan tersebut harus
dimanfaatkan secara baik oleh kaum muslimin dan mitraniaga Ahad-Net.
(Agustianto, Sekjen IAEI)

Sumber: http://waspada.co.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=90331:kekuatan-perdagangan-luarnegeri&catid=25:artikel&Itemid=44
Kekuatan perdagangan luar negeri
Opini - Artikel
BACHTIAR HASSAN MIRAZA

Dua kekuatan ekonomi Indonesia yang diingkari oleh bangsa ini adalah kekuatan pada
sektor pertanian/ perkebunan dan kekuatan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor).
Bangsa ini menganggap kedua kekuatan ini sebagai sesuatu hal yang biasa. Bangsa ini
tidak melihatnya sebagai kekuatan ekonomi yang melatarbelakangi perekonomian
Indonesia selama ini.
Antara kedua kekuatan ini pun saling mendukung sehingga keduanya sangat berperan

dalam kurun waktu perekonomian Indonesia berjalan. Keduanya dapat dikatakan sebagai
tulang punggung perekonomian Indonesia. Pertanian/perkebunan menjalankan dua fungsi
yaitu berfungsi bagi kegiatan ekonomi dalam negeri dan kegiatan ekonomi luar negeri.
Bagi fungsinya di dalam negeri, pertanian/perkebunan mempunyai peran bagi penyediaan
kebutuhan konsumsi dalam negeri, kebutuhan bahan baku industri dalam negeri dan
penyediaan barang barang untuk di ekspor. Dalam sebuah seminar baru-baru ini
dinyatakan bahwa biaya produksi bagi sektor pertanian (padi) di Indonesia sebesar Rp60
triliun.
Dari biaya itu sektor pertanian bisa berproduksi yang nilainya Rp160 triliun. Itu berarti
yang dapat disumbangkan oleh sektor pertanian pada PDRB Indonesia sebesar Rp100
triliun. Selama ini, perhitungan ini tidak menjadi perhatian bagi pembuat kebijakan
ekonomi Indonesia.
Padahal perannya sangat besar dan cukup menakjubkan. Bangsa ini selalu menganggap
kegiatan sektor pertanian sebagai pelengkap dalam perekonomian. Padahal tidak
demikian. Apalagi jika diperhitungan betapa banyak kesempatan kerja yang diciptakannya
dan besarnya pengeluaran konsumsi yang terjadi bagi mendorong sektor non pertanian
(industri).
Peran perdagangan luar negeri dari pertanian dan perkebunan juga tidak kecil. Ia
mengambil peran yang besar di dalam ekspor Indonesia. Di samping memperbesar
kegiatan perdagangan ia juga berperan sebagai penyedia dan memperkuat cadangan
devisa. Perdagangan luar negeri Indonesia saat ini masih dikuasai oleh ekspor barang hasil
pertanian dan perkebunan.
Penjelasan pihak BPS baru baru ini, menyangkut PDRB 2009 Indonesia, dikatakan bahwa
peran perdagangan luar negeri mengalami kemunduran. Pertumbuhannya mengalami
negatif (baik ekspor maupun impor). Namun demikian ia masih mampu menciptakan
surplus (surplus perdagangan luar negeri) dua setengah kali lebih besar dari surplus
perdagangan luar negeri tahun 2008.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa ketergantungan dunia akan barang ekspor
(pertanian/perkebunan) sangatlah besar. Dalam suatu keadaan ekonomi dunia yang belum
sehat saja kegiatan ekspor Indonesia masih bisa memberikan sumbangannya pada
perdagangan luar negeri dan bisa mendorong pertumbuhan kesempatan kerja dan
pendapatan.
Jika kegiatan perdagangan luar negeri di perhatikan dan diurus dengan baik ia bisa
menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Ia bisa menjadi unggulan
perekonomian Indonesia Kinerja pertumbuhan ekspor dan impor 2009 menunjukan nilai
minus 14,98 % bagi ekspor dan minus 25,03 % untuk impor. Namun surplus perdagangan
luar negeri 2009 sebesar $19.63 miliar lebih besar 2,5 kali dari surplus perdagangan luar
negeri 2008 yang besarnya $7.82 miliar. Ternyata kinerja perdagangan luar negeri
Indonesia lebih cepat pulih dari krisis ekonomi global jika dibandingkan dengan

pemulihan sektor industri dalam negeri Indonesia.


Pemulihan ini mengikuti gerak pemulihan ekonomi global karena barang ekspor
Indonesia merupakan bahan baku bagi industri negara importir. Tabel ini juga menunjukan
bahwa dilihat dari sudut kinerja, perdagangan luar negeri Indonesia tahun 2009 adalah
tidak sehat.
Namun jika dilihat secara absolut atas nilai perdagangan luar negeri itu maka ia
mengalami kenaikan yang luar biasa (2,5 kali dari nilai surplus perdagangan luar negeri
tahun 2008). Memang diakui bahwa kualitas perdagangan luar negeri tidak saja dilihat
dari surplus perdagangannya tapi juga dilihat dari kinerja ekspor dan impor nya. Walau
demikian, Indonesia masih bersyukur, di tengah gelombang krisis ekonomi global, ekspor
Indonesia bisa bangkit lebih cepat.
Dengan demikian, peluang kerja dan pembentukan pendapatan pada kegiatan ekspor juga
akan bangkit lebih cepat mengikuti perkembangan ekspor. Yang kurang menggembirakan
adalah kegiatan impor. Dengan minusnya pertumbuhan impor maka di Indonesia untuk
tahun 2010.
Pengaruh itu juga akan terasa pada produksi kebutuhan barang industri dalam negeri.
Padahal saat ini perekonomian Indonesia sedang dilanda masalah oleh masuknya barang
industri dari luar negeri yang begitu deras. Rendahnya produksi barang industri bagi
kebutuhan dalam negeri dikhawatirkan akan mempengaruhi perimbangan pasokan barang
indusri buatan dalam negeri dan impor barang industri Indonesia.
Pengaruh ini akan terlihat pada kecenderungan ketidakberimbangan pasokan asal kedua
barang itu pada tahun 2010. Untuk masa mendatang, dalam rangka menjadikan kegiatan
perdagangan luar negeri sebagai andalan perekonomian Indonesia, para pembuat
kebijakan ekonomi hendaknya dapat memberikan perhatian yang lebih besar sebagaimana
yang dilakukan oleh negara negara mitra dagang Indonesia.
Perhatian itu dapat diberikan dalam bentuk perpajakan dan perkreditan yang bersifat
khusus serta insentif lainnya. Kekuatan pertanian/perkebunan dan perdagangan luar negeri
masih bisa dipakai untuk menjaga kekuatan ekonomi Indonesia sebelum kegiatan industri
ndonesia berkembang.
Hendaknyalah Indonesia tidak melihat pada apek nilai yang diberikan kedua kegiatan ini
tapi lihat juga pengaruhnya pada kegiatan lain yang dapat didukungnya, baik itu industri,
perdagangan dan penciptaan lapangan kerja maupun pendapatan.
Penulis adalah pemerhati ekonomi
(dat07)

Você também pode gostar