Você está na página 1de 7

ANALISA DATA

NO.
1.

Data
DS:

Etiologi
Penyakit hati kronis

Napas

Anak Tn. J mengatakan


sejak lebih kurang 4 hari

Terjadi peningkatan

SMRS, Tn. J mengalami

tekanan hepatik

sesak nafas
Klien mengeluh sesak nafas

Mendesak darah

saat melakukan aktivitas,

mengalir melalui

ataupun sering terbangun

portosystemic shunt

pada malam hari karena


sesak

RR: 24x/menit
Pada pemeriksaan thoraks
didapatkan adanya retraksi

Penumpukan zat racun


dalam aliran sistemik

DO:

intercostals
Penatalaksanaan pada

Sebagian besar
neurotoksik mencapai
otak dan bagian tubuh
lain

kasus ini adalah perawatan


intensif dengan cara
membebaskan jalan nafas,

Masalah Keperawatan
Ketidakefektifan Pola

Ketidakcukupan energy
di otak, tidak ada

pemberian oksigen 5

neurotransmisi yang

L/menit

efisien antar sinap di


otak
Koma hepatikum
Perut membesar
Menekan diafragma
Kesulitan bernapas
(sesak)

Ketidakefektifan pola
napas
2.

DS:

Penyakit hati kronis

Cairan

Anak Tn. J mengatakan


sejak lebih kurang 4 hari

Albumin tidak terbentuk

SMRS, Tn. J mengalami

sesak nafas
Sekitar lebih kurang 14 hari

Penurunan kadar
albumin dalam darah

SM RS pasien sempat
dirawat di RS X selama 10

Cairan keluar dari

hari dengan keluhan perut

pembuluh darah ke

membesar yang semakin

ekstraseluler

lama semakin membesar


dan bengkak pada kedua

kaki
Klien mengeluh sesak nafas
saat melakukan aktivitas,
ataupun sering terbangun
pada malam hari karena
sesak

DO:

Saat di RS X pasien
mendapat pengobatan dan
dilakukan pungsi cairan di

perut
Pada abdomen ditemukan
limpa teraba SchuffnerII,
konsistensi kenyal dan

terdapat vena kolateral


Pada pemeriksaan fisik
terdapat pitting edema pada

ekstremitas inferior
Pemeriksaan penunjang

Kelebihan Volume

Perut membesar,
edema pada kedua kaki,
pitting edema pada
ekstremitas inferior
Kelebihan volume
cairan

didapatkan Albumin : 2,6


gr/dl
3.

DS:

Penyakit hati kronis


Tn. J, usia 55 tahun, dibawa
oleh keluarganya karena

Terjadi peningkatan

kondisinya semakin lemah.


Sejak lebih kurang 4 hari

tekanan hepatik

SMRS anak pasien

Mendesak darah

mengatakan terdapat

mengalir melalui

perubahan perilaku pada

portosystemic shunt

pasien, yaitu tampak seperti


orang linglung, sering
mengantuk, malas

Penumpukan zat racun


dalam aliran sistemik

beraktivitas, lebih sering

tidur
Sekitar lebih kurang 14 hari
SMRS pasien sempat
dirawat di RS X selama 10
hari dengan keluhan badan
terasa lemas

DO:
-

Sebagian besar
neurotoksik mencapai
otak dan bagian tubuh
lain
Neurotoksik palsu
(GABA)
Bekerja sinergis dengan
benzodiazepam
Membentuk reseptor
(GABA/BZ)
Hiperpolarisasi sel otak
dan menekan fungsi
korteks dan sub korteks
Terjadi gg. Kesadaran
dan koordinasi

Keletihan

Pasien merasa linglung,


malas aktivitas, sering
tidur
Keletihan
4.

DS:

Penyakit hati kronis

Nutrisi Kurang dari

Sejak lebih kurang 4 hari


SMRS anak pasien

Terjadi peningkatan

mengatakan terdapat mual

tekanan hepatik

dan muntah
Sekitar lebih kurang 14 hari

Mendesak darah

SMRS pasien sempat

mengalir melalui

dirawat di RS X selama 10

portosystemic shunt

hari dengan keluhan badan


terasa lemas, nafsu makan
berkurang, perut lekas

Penumpukan zat racun


dalam aliran sistemik

kenyang
Sebagian besar

DO:

Dilakukan pemeriksaan
endoskopi dan didapatkan
hasil varises esofagus dan

lambung
BB : 70 Kg 50 kg
Penatalaksanaan pada

neurotoksik mencapai
otak dan bagian tubuh
lain
Ketidakcukupan energy
di otak, tidak ada

kasus ini adalah perawatan

neurotransmisi yang

intensif dengan cara

efisien antar sinap di

memasang Naso Gastic

otak

Tube dan pemberian kalori


lebih kurang 2000 kal/hari :

IVFD D10% 20gtt/menit.


Untuk perawatan lebih lanjut
dilakukan tindakan khusus

Ketidakseimbangan

Koma hepatikum
Anoreksia

Kebutuhan

yaitu diet tanpa protein

Nafsu makan menurun


Penurunan intake nutrisi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Prioritas Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi yang ditandai dengan klien mengeluh
sesak napas saat melakukan aktivitas, ataupun sering terbangun pada malam hari
karena sesak, RR 24x/menit, adanya retraksi intercostal
2. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi yang ditandai dengan
dengan keluhan perut membesar, bengkak pada kedua kaki, terdapat pitting edema
pada ekstremitas inferior, serta pemeriksaan penunjang didapatkan Albumin : 2,6 gr/dl
3. Keletihan b.d status penyakit yang ditandai dengan kondisi pasien semakin lemah,
pasien tampak seperti orang linglung, sering mengantuk, malas beraktivitas, lebih sering
tidur
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan menelan
makanan yang ditandai dengan adanya varises esophagus dan lambung, terdapat mual
dan muntah, pasien mengeluh badan terasa lemas, nafsu makan berkurang, perut lekas
kenyang

Rencana Keperawatan
1. Diagnosa prioritas 1 Ketidakefektifan pola napas b.d hiperventilasi yang ditandai dengan
klien mengeluh sesak napas saat melakukan aktivitas, ataupun sering terbangun pada
malam hari karena sesak, RR 24x/menit, adanya retraksi intercostals
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola
napas pasien kembali normal
Kriteria hasil: Didapatkan skor 4 pada indicator NOC
NOC: Respiratory status
No

Indikator

.
1.
2.

RR
Ritme

3.

pernapasan
Kedalaman

4.

inspirasi
Patensi

5.

napas
Penggunaan otot

jalan

aksesoris
6.
7.

pernapasan
Retraksi dada
Sesak
saat

aktivitas ringan
Keterangan:
1) Severe deviation from normal range
2) Substantial deviation from normal range
3) Moderate deviation from normal range
4) Mild deviation from normal range
5) No deviation from normal range
NIC: Respiratory Monitoring
1. Monitor kecepatan, ritme, kedalaman, dan upaya pernapasan
2. Catat pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot aksesoris pernapasan, dan
retraksi otot interkostal
3. Monitor pola napas
4. Auskultasi suara napas, catat area yang mengalami penurunan atau tidak adanya
ventilasi dan adanya suara napas tambahan
5. Auskultasi suara paru setelah pengobatan untuk mencatat hasil treatmen
6. Monitor dispnea, termasuk yang memperbaik atau memperburuk dispnea
7. Lakukan resusitasi, jika perlu
NIC: Oxygen Therapy
1. Pelihara patensi jalan napas pasien
2. Menyiapkan peralatan oksigen
3. Monitor aliran oksigen

4. Secara berkala memeriksa perangkat pengiriman oksigen untuk memastikan


konsentrasi yang telah ditentukan tersampaikan
5. Monitor efektivitas terapi oksigen
6. Memonitor peralatan oksigen untuk memastikan bahwa tidak mengganggu upaya
pasien untuk bernapas
7. Monitor adanya tanda-tanda kecemasan berhubungan dengan terapi oksigenasi

Você também pode gostar