Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
A. Pengkajian Keperawatan
1. Menggali riwayat kejang, termasuk tanda dan gejala prodormal, pola
kejang, status pasca kejang, riwayat status epilepsy
2. Mencatat kondisi saat kejang seperti:
kondisi sebelum serangan, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman
atau rangsang sentuh; gangguan emosi atau psikologis; tidur;
hiperventilasi atau nafas tersengal sengal
gambaran gerakan kejang seperti dimana gerakan kejang atau kekakuan
berawal; tipe gerakan dan bagian tubuh yang terlibat; progresifitas
tidak
efektif
yang
berhubungan
dengan
dari angka respirasi yang abnormal, ritme nya dan atau dalam nya
pernafasan.
Tujuan Keperawatan : pola nasfas normal sehingga adekuat untuk
pengangkutan oksigen
Intervensi Keperawatan :
a. Managemen jalan nafas
Monitor pernafasan dan status oksigenasi untuk menentukan adanya
masalah berkelanjutan dan untuk memulai intervensi yang sesuai
Posisi pasien (berbaring miring) untuk memaksimalkan potensi
ventilasi
Mengidentifikasi kebutuhan nyata pasien akan oksigenasi sehingga
membutuhkan intubasi jika diperlukan
Melakuakn et atau nt suction untuk memelihara jalan nafas
b. Managemen kejang
Melonggarkan pakaian untuk mencegah pembatasan usaha nafas
Gunakan oksigen yang sesuai kondisi untuk memelihara oksigenasi
dan mencegah hipoksia
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan (otak) akibat aktivitas kejang
Tujuan keperawatan : memelihara perfusi jaringan otak
Intervensi keperawatan :
a. Memelihara jalan nafas pasien sampai pasien sadar penuh setelah
b.
c.
d.
e.
f.
serangan
Menyediakan oksigen selama serangan jika terjadi tanda2 sianosis
Tekankan pentingnya pengobatan yang teratur
Monitor kadar serum tetap dalam sesuai rentang pengobatan
Monitor pasien untuk efek samping pengobatan
Monitor trombosit dan fungsi hati untuk toksisitas pengobatan
BAB I
PENDAHULUAN
I. Konsep Teoritis
A. Latar belakang
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu sindrom yang ditandai oleh
gangguan fungsi otak yang bersifat sementara dan paroksismal, yang
memberi manifestasi berupa gangguan, atau kehilangan kesadaran,
gangguan motorik, sensorik, psikologik, dan sistem otonom, serta bersifat
episodik. Defisit memori adalah masalah kognitif yang paling sering
terjadi pada pederita epilepsy.
Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapat epilepsi.
Pengguna narkotik dan peminum alkohol punya resiko lebih tinggi.
Pengguna
narkotik
mungkin
mendapat
seizure
pertama
karena
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teorirtis dari epilepsi pada usia anak?
2. Bagaimana asuhan keperawatan dari epilepsy pada usia anak ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa
mengetahui tentang konsep teoritis dan asuhan keperawatan epilepsy
pada usia anak-anak.
BAB II
KONSEP TEORI
A. Definisi
Epilepsi merupakan sindrom yang ditandai oleh kejang yang terjadi
berulang- ulang. Diagnose ditegakkan bila seseorang mengalami paling
tidak dua kali kejang tanpa penyebab (Jastremski, 1988).
Epilepsi adalah penyakit serebral kronik dengan karekteristik
kejang berulang akibat lepasnya muatan listrik otak yang berlebihan dan
bersivat reversibel (Tarwoto, 2007).
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejalagejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang
disebabkan lepas muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak, yang
bersifat reversibel dengan berbagai etiologi (Arif, 2000).
Epilepsi adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam
etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala
akibat lepas muatan listrik neuron-neuron otak secara berlebihan dengan
berbagai manifestasi klinik dan laboratorik.
Epilepsi adalah suatu gejala atau manifestasi lepasnya muatan
listrik yang berlebihan di sel neuron saraf pusat yang dapat
menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involunter, fenomena
Susunan saraf pusat manusia terdiri atas sekitar 100 miliar neuron.
Neuron adalah suatu sel saraf dan merupakan unit anatomi dan
fungsional sistem persarafan.
Neuron terdiri dari:
a. Badan sel
Secara relatif badan sel lebih besar dan mengelilingi nukleus yang
didalamnya terdapat nukleolus. Disekelilingnya terdapat perikarion
yang
berisi
neurofilamen
yang
berkelompok
yang
disebut
atau
tonjolan
saraf.
Kemampuan
untuk
menerima,
namun
posisi
mereka
menyebabkan
tidak
mampu
yang
mengalami
depolarisasi,
aktivitas
listrik
dapat
diagnosa
ditetapkan
maka
tindakan
terapeutik
Elektroensefalogram(EEG)
BAB 3
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Obsevasi dan pengkajian selama dan setelah kejang akan membantu dalam
mengindentifikasi tipe kejang dan penatalaksanaannya.
1. Selama serangan :
- Apakah ada kehilangan kesadaran atau pingsan.
- Apakah ada kehilangan kesadaran sesaat atau lena.
- Apakah pasien menangis, hilang kesadaran, jatuh ke lantai.
- Apakah disertai komponen motorik seperti kejang tonik, kejang
-
gangguan bicara
Apakah ada perubahan dalam gerakan.
Sesudah serangan apakah pasien masih ingat apa yang terjadi
berdebar.
Apakah ada aura yang mendahului serangan, baik sensori, auditorik,
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan kejang
b. Riwayat kejang demam
c. Tumor intrakranial
d. Trauma kepal terbuka, stroke
6. Riwayat Kejang
a. Berapa sering terjadi kejang
b. Gambaran kejang seperti apa
c. Apakah sebelum kejang ada tanda-tanda awal
d. Apa yang dilakuakn pasien setelah kejang
7. Riwayat Penggunaan Obat
a. Nama obat yang dipakai
b. Dosis obat
c. Berapa kali penggunaan obat
d. Kapan putus obat
8. Pemeriksaan fisik
a. Tingkat kesadaran
b. Abnormal posisi mata
c. Perubahan pupil
d. Garakan motorik
e. Tingkah laku setelah kejang
f. Apnea
g. Cyanosis
h. Saliva banyak
9. Psikososial
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Pekerjaan
d. Peran dalam keluarga
e. Strategi koping yang digunakan
f. Gaya hidup dan dukungan yang ada
10. Pengetahuan pasien dan keluarga
a. Kondisi penyakit dan pengobatan
b. Kondisi kronik
c. Kemampuan membaca dan belajar
11. Pemeriksaan Diagnostik
a. Laboratorium
b. Radiologi
B. Diagnose
1. Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan
keseimbangan).
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sumbatan lidah di
endotrakea, peningkatan sekresi saliva
3. Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk
penyakit epilepsi dalam masyarakat
4. Ketidakefektifan pola napas b.d dispnea dan apnea
5. Intoleransi aktivitas b.d penurunan kardiac output, takikardia
C. Intervensi
N
DIAGNOSE
NOC
NIC
O
1.
Kejadian jatuh
- Jatuh ketika berdiri (1/3)
- Jatuh ketika berjalan(1/3)
- Jatuh ketika berdiri(1/3)
- Jatuh dari tempat tidur(1/3)
- Jatuh ketika melangkah
naik tangga(1/3)
- Jatuh ketika menurun
tangga(1/3)
- Jatuh saat kekamar
mandi(1/3)
Kekerasan cedera fisik
- Lecet pada kulit
- Luka memar
- Laserasi
- Luka bakar
- Keseleo pada ektremitas
- Patah pada ekstremitas
- Patah pada pelvis
Pencegahan jatuh
- Kenali defisit kognitif atau
fisik dari pasien yang bisa
meningkatkan potensial jatuh
di lingkungan
- Kenali sifat dan factor yang
menyebabkan resiko jatuh
- Tinjau pengalaman jatuh
pasien dan keluarga
- Kenali karakteristik
lingkungan yang bsa
meningkatkan potensi jatuh
- Monitor gaya berjalan,
keseimbangan dan tingkat
kelelahan dengan ambulansi
- Minta pasien untuk
menyeimbangkan persepsi
jika di perlukan
- Anjurkan mengubah gaya
jalan kepada pasien
2.
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
berhubungan dengan
sumbatan lidah di
endotrakea,
peningkatan sekresi
saliva
3.
Terapi aktivitas
Perasaan takut
Perasaan putus asa
Perasaan lelah yang
berlebihan
- Perasaan kehilangan
harapan
- Perasaan isolasi social
- Perasaan tidak bias
mengerti
- Kesulitan dalam membuat
rencana
- Kesulitan menjalin kontak
dengan orang lain
- Fluktuasi suasana hati
- Gangguan tidur
Interaksi social
- Interaksi dengan teman
dekat
- Interaksi dengan tetangga
- Interaksi dengan keluarga
Menentukan kemampuan
pasien untuk berpartisipasi
dalam aktivitas perawat
khusus
Tentukan komitmen pasien
untuk meningkatkan
prekuensi dan jumlah
aktivitas
Bantu pasien untuk menggali
kepribadian dengan
membiasakan aktivitas dan
aktivitas favorit pada waktu
luang
Bantu pasien memilih
aktivitas dan tujuan akhir
dari kosistensi aktivitas
dengan fisik psikologis dan
social
Bantu pasien untuk
menyatukan focus jika
mengalami deficit
Bantu pasien untuk
mendapatkan aktivitas
transportasi jika dibutuhkan
4.
Ketidakefektifan
pola
napas b.d dispnea
dan
apnea
Status respirasi
1.
Frekuensi
respirasi (kondisi yang
dialami pasien /
peningkatan yang
diharapkan)
2.
Irama pernapasan
3.
Kedalaman
pernapasan
4.
Auskultasi suara
nafas
5.
Kepatenan jalan
nafas
5.
Intoleransi aktivitas
b.d penurunan
kardiac output,
takikardia
Toleransi aktivitas
Manajement energy
1. Kecepatan respirasi saat
1. Gunakan peralatan yang valid
beraktivitas (kondisi yang
untuk menentukan keletihan
dialami pasien /
jika terindikasi
peningkatan yang
2. Pilih perencanaan peningkatan
diharapkan)
keletihan dengan
2. Denyut nadi saat
berkolaborasi dengan
beraktivitas
pharmakologi atau
3. Tekanan sistol darah saat
nonpharmakologi dengan tepat
beraktivitas
3. Tntukan apa dan bagaimana
4. Tekanan diastole darah saat
banyaknya aktivitas yang
beraktivitas
diperlukan untuk membangun
daya tahan
2.
DIAGNOSE
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Pencegahan jatuh
S: pasien merasa seimbang dalam
- Kenali defisit kognitif atau
barjalan
fisik dari pasien yang bisa
O: pasien mengalami keseimbang
meningkatkan potensial
A: masalah teratasi, masalah
jatuh di lingkungan
teratasi
- Kenali sifat dan factor yang
sebagian atau masalah belum
menyebabkan resiko jatuh
teratasi
- Tinjau pengalaman jatuh
P: lanjutkan intervensi atau tidak
pasien dan keluarga
- Kenali karakteristik
lingkungan yang bsa
meningkatkan potensi jatuh
- Monitor gaya berjalan,
keseimbangan dan tingkat
kelelahan dengan ambulansi
- Minta pasien untuk
menyeimbangkan persepsi
jika di perlukan
- Anjurkan mengubah gaya
jalan kepada pasien
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
berhubungan dengan
3.
sumbatan lidah di
endotrakea,
peningkatan sekresi
saliva
Terapi aktivitas
- Menentukan kemampuan
pasien untuk berpartisipasi
dalam aktivitas perawat
khusus
- Tentukan komitmen pasien
untuk meningkatkan
prekuensi dan jumlah
aktivitas
- Bantu pasien untuk
menggali kepribadian
dengan membiasakan
aktivitas dan aktivitas
favorit pada waktu luang
- Bantu pasien memilih
aktivitas dan tujuan akhir
dari kosistensi aktivitas
dengan fisik psikologis dan
social
- Bantu pasien untuk
menyatukan focus jika
mengalami deficit
- Bantu pasien untuk
mendapatkan aktivitas
transportasi jika dibutuhkan
4.
5.
Ketidakefektifan
pola napas b.d
dispnea dan apnea
Intoleransi aktivitas
b.d penurunan
kardiac output,
takikardia
Manajement energy
- Gunakan peralatan yang
valid untuk menentukan
keletihan jika terindikasi
- Pilih perencanaan
peningkatan keletihan
dengan berkolaborasi
dengan pharmakologi atau
nonpharmakologi dengan
tepat
- Tntukan apa dan bagaimana
banyaknya aktivitas yang
diperlukan untuk
membangun daya tahan
- Memantau intek nutrisi
untuk menjamin
keadekuatan sumber energy
- Konsultasi dengan ahli gizi
tetang bagaimana untuk
meningkatkan intek dengan
makanan tinggi energy
- Bantu pasien untuk
menetukan pilihan aktivitas
- Hindari aktivitas perawatan
selama jadwal priode tidur
- Gunakan ROM aktif dan
pasif untuk mengurangi
tekanan otot
Terapi aktivitas
- Tentukan kemamapuan
pasien dengan aktivitas
latihan spesifik
- bantu pasien untuk
mengetahui pilihan aktivitas
yng tepat
- bantu pasien dan kelurga
untuk mengenal penurunan
tingakat aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth, J.Corwin. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Cetakan I. Penerbit : EGC,
Jakarta.
Mansjoer, Arif. dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Media Auskulapius, Jakarta
Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC, Jakarta
Engram, Barbara.1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Volume 3,
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Hudak & Gallo, 1996, Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Vol 2 EdisiVI,
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Herman, T. Heather. 2012.diagnosa keperawatan defenisi dan klasifikasi 2012 -2014.
Jakarta : EGC
Gloria M. Bulechek. 2013, Nursing Interventions Classification (NIC), Ed 6. Jakarta :
EGC
Sue Moorhead. 2012, Nursing Outcomes Classification (NOC), Ed 5. Jakarta : EGC