Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu,
reaksi umum terhadap stress kadang
dengan
disertai
kemunculan
BAB II
KONSEP KECEMASAN
A. Defenisi Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi (Videbeck, 2008).
Ansietas adalah suatu kekhawatiran yang berlebihan dan dihayati disertai
berbagai gejala sumatif, yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi pasien (Mansjoer, 1999).
Kecemasan adalah perasaan individu dan pengalaman subjektif yang
tidak diamati secara langsung dan perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu
oleh ketidak tahuan dan didahului oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk,1998).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ansietas
adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan kekhawatiran yang
tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala sumatif yang
menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau penderitaan yang
jelas bagi pasien.
B. Insiden Kecemasan
Gangguan ansietas merupakan gangguan emosional yang paling sering
terjadi di Amerika serikat. Setidaknya 17% individu dewasa di Amerika Serikat
menunjukkan satu gangguan ansietas atau lebih dalam satu tahun. Gangguan
ansietas lebih sering dialami oleh wanita, individu berusia kurang dari 45 tahun,
individu yang bercerai atau berpisah, dan individu yang berasal dari status sosio
ekonomi rendah, kecuali untuk OCD, tidak ada perbedaan gender pada
gangguan ini. Delapan persen penduduk mengalami gangguan ansietas yang
menimbulkan gangguan signifikan dalam fungsi interpersonal, okupasional, dan
sosial.
Antara 5% sampai 25% penduduk Amerika Serikat mengalami fobia
(fobia spesifik lebih sering terjadi daripada fobia sosial), yang membuat
gangguan ini menjadi gangguan ansietas yang paling sering terjadi. OCD
mempengaruhi lebih dari 5 juta penduduk dan gangguan panik mempengaruhi
1,5% sampai 3% penduduk.
C. Penyebab Kecemasan
Takikardi
Nafas pendek, hiperventilasi
Berpeluh
Tangan terasa dingin
4). Panik :
a)
b)
c)
d)
e)
Diare
Mulut kering
Sering kencing
Parestesia (kesemutan pada kaki dan tangan)
Sulit menelan
b. Gejala psikologis
1) Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
2)
3)
4)
5)
tersinggung
Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
Sulit konsentrasi, hypervigilance (siaga berlebihan)
Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan
5
6)
7)
8)
9)
E. Rentang Kecemasan
dapat
memotivasi
bekpar
dan
menghasilkan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi.
a. Teori Psikoanalitik.
b. Teori Interpersonal.
c. Teori Perilaku.
d. Kajian Keluarga.
e. Kajian Biologis.
2. Faktor Presipitasi.
3. Perilaku.
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis
dan perilaku dan secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau
mekanisme koping dalam upaya melawan kecemasan. Intensietas perilaku
akan meningkat sejalan dengan peningkatan tingkat kecemasan.
Sistem Tubuh
Kardiovaskuler
Pernafasan
Respons
Palpitasi.
Jantung berdebar.
Tekanan darah meningkat dan denyut nadi
menurun.
Rasa mau pingsan dan pada akhirnya pingsan.
Napas cepat.
Pernapasan dangkal.
Rasa tertekan pada dada.
Pembengkakan pada tenggorokan.
Rasa tercekik.
Terengah-engah.
Peningkatan reflek.
Reaksi kejutan.
Insomnia.
Ketakutan.
Gelisah.
Wajah tegang.
Kelemahan secara umum.
Gerakan lambat.
Gerakan yang janggal.
Gastrointestinal
Kehilangan nafsu makan.
Menolak makan.
Perasaan dangkal.
Rasa tidak nyaman pada abdominal.
Rasa terbakar pada jantung.
Nausea.
Diare.
Perkemihan
Tidak dapat menahan kencing.
Sering kencing.
Kulit
Rasa terbakar pada mukosa.
Berkeringat banyak pada telapak tangan.
Gatal-gatal.
Perasaan panas atau dingin pada kulit.
Muka pucat dan bekeringat diseluruh tubuh.
Tabel. Respon Fisiologis Terhadap Ansietas.
Neuromuskular
Sistem
Perilaku
Kognitif
Respons
Gelisah.
Ketegangan fisik.
Tremor.
Gugup.
Bicara cepat.
Tidak ada koordinasi.
Kecenderungan untuk celaka.
Menarik diri.
Menghindar.
Terhambat melakukan aktifitas.
Gangguan perhatian.
Konsentrasi hilang.
Pelupa.
Salah tafsir.
Adanya bloking pada pikiran.
Menurunnya lahan persepsi.
Kreatif dan produktif menurun.
Bingung.
Khawatir yang berlebihan.
Hilang menilai objektifitas.
8
untuk
10
atau
komunikasi
sebelumnya
merupakan
11
B. Diagnosa Keperawatan
1. Anxietas berhubungan dengan Koping individu tidak efektif
2. Anxietas berhubungan dengan Tidak efektifnya koping keluarga
3. Resiko gangguan pesepsi sensorik dan audiotori : Halusinasi berhubungan
dengan Ansietas
4. Resiko gangguan isi fikir : Waham berhubungan dengan Anxietas
C. Intervensi
Tujuan umum : Klien akan mengurangi ansietasnya dari tingkat ringan
hingga panik.
Tujuan khusus :
Klien mampu untuk :
Membina hubungan saling percaya.
Melakukan aktifitas sehari-hari.
Mengekspresikan dan mengidentifikasi tentang kecemasannya.
Mengidentifikasi situasi yang menyebabkan ansietas.
Meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraannya.
Klien terlindung dari bahaya.
1. Ansietas Ringan.
Deskripsi
Ansietas ringan adalah
ansietas normal dimana
motivasi individu pada
a)
b)
c)
d)
Batasan Karakter
Tidak nyaman.
Gelisah.
Insomnia ringan.
Perubahan nafsu makan
Intervensi
a) Gerakan tidak tenang.
b) Perhatikan tanda peningkatan
ansietas.
c) Bantu klien menyalurkan
ringan.
Peka.
d)
Pengulangan pertanyaan.
e)
Perilaku mencari perhatian.
f)
Peningkatan kewaspadaan.
Peningkatan persepsi
g)
pemecahan masalah.
Mudah marah.
h)
berhasil.
i) Pertahankan cara yang
j)
12
2. Ansietas Sedang.
Deskripsi
Ansietas sedang adalah
Batasan Karakter
Intervensi
a) Perkembangan dari ansietas a) Pertahankan sikap tidak
ringan.
b) Perhatian terpilih dari
lingkungan.
c) Konsentrasi hanya pada
tugas-tugas individu.
kehilangan pegangan tetapi d) Suara bergetar.
e) Ketidaknyamanan jumlah
dapat mengikuti pengarahan
d)
waktu yang digunakan.
orang lain.
f) Takipnea.
e)
g) Takikardia.
f)
h) Perubahan dalam nada suara.
i) Gemetaran.
j) Peningkatan ketegangan
tangan pasien.
otot.
g) Anjurkan pasien
k) Menggigit kuku, memukulmenggunakan tehnik
mukulkan jari,
relaksasi.
menggoyangkan kaki dan h) Ajak pasien untuk
mengetukkan jari kaki.
mengungkapkan
i)
perasaannya.
Bantu pasien mengenali dan
menamai ansietasnya
3. Ansietas Berat.
Deskripsi
Batasan Karakter
Pada ansietas berat lapangan a) Perasaan terancam.
a)
b)
Ketegangan otot yang
persepsi menjadi sangat
berlebihan.
menurun. Individu cenderung
c) Diaforesis.
b)
memikirkan hal yang sangat d) Perubahan pernapasan.
e) Napas panjang.
kecil saja dan mengabaikan
f) Hiperventilasi.
hal yang lain. Individu tidak g) Dispnea.
c)
h) Pusing.
mampu berfikir realistis dan
i) Perubahan gastrointestinalis.
membutuhkan banyak
j) Mual muntah.
Intervensi
Isolasi pasien dalam
lingkungan yang aman dan
tenang.
Biarkan perawatan dan
kontak sering sampai
konstan.
Berikan obat-obatan pasien
melakukan hal untuk dirinya
sendiri.
13
k)
l)
memusatkan pada daerah lain.
m)
n)
o)
p)
q)
r)
secara berat.
Ketidakmampuan
untuk
berkonsentrasi.
u) Rasa terbakar.
v) Kesulitan dan ketidaktepatan
pengungkapan.
w) Aktivitas yang tidak berguna.
x) Bermusuhan.
4. Panik.
Deskripsi
Adalah tingkat dimana
a)
b)
individu berada pada bahaya
c)
terhadap diri sendiri dan
Batasan Karakter
Hiperaktif / imobilitasi berat.a)
Rasa terisolasi yang ekstrim.
Kehilangan desintegrasi
b)
kepribadian.
Sangat goncang dan otot-otot
d)
tegang.
e) Ketidakmampuan untuk
berkomunikasi dengan
Intervensi
Tetap bersama pasien ; minta
bantuan.
Jika mungkin hilangkan
beberapa stressor fisik dan
psikologisdari lingkungan.
c) Bicara dengan tenang, sikap
meyakinkan, menggunakan
14
D. Evaluasi
1. Frekuensi atau intensitas episode ansietas klien berkurang.
2. Klien memahami program pengobatan dan berkomitmen
mematuhinya.
3. Klien memahami
berbagai
metode
koping
dan
kapan
untuk
harus
menggunakannya.
4. Klien yakin bahwa kualitas hidupnya memuaskan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ansietas adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan
kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala
sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau
penderitaan yang jelas bagi pasien.
Ada berbagai macam tingkat ansietas yaitu ingkat ansietas Ansietas
ringan, ansietas sedang, ansietas berat, ansietas panic selain itu gangguan terkait
ansietas pun sangat beragam diantaranya agoraphobia, gangguan ansietas umum
dan gangguan obsesif kompulsif
B. Saran
Dalam mengatasi ansietas tidak hanya terapi farmakologis yang
diberikan akan tetapi efek terepeutik dari perawat sangat membantu dalam
15
proses kesembuhan klien dengan ansietas. Agar efek dari ansietas dapat
konstruktif individu harus dapat menggunakan koping yang efektif sehingga
efek destruktif dari ansietas dapat dihindari.
16