Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Agroindustri makanan pada dasarnya adalah industri dengan bahan
baku berupa produk pangan. Sejarah membuktikan bahwa pengolahan
pangan merupakan budaya yang sudah lama diterapkan oleh nenek
moyang. Pengolahan ini tidak terlepas dari usaha-usaha di bidang
pertanian. Sejalan dengan perkembangan jaman, usaha pengolahan pangan
menghasilkan banyak teknologi dan cenderung berubah menjadi lebih
‘massal’ dan mampu mencukupi kebutuhan orang lain dalam jumlah
banyak. Sehingga mulai dikenal industri pengolahan bahan pangan atau
disebut dengan agroindustri pangan. Kegiatan industri ini dapat
mencakup agro-prosessing dimana produk akhirnya tidak mengubah
bahan baku dasarnya dan agro-manufacturing atau produk akhirnya
mengubah bahan baku dasarnya. Sebagai tujuan kesinambungan
(sustainability), agar agroindustri pangan tersebut berlangsung lama dan
tetap menguntungkan, maka kini dikembangkan konsep ‘integrated food-
agroindustrial development) yaitu menggabungkan dua konsep tersebut.
Agroindustri pangan berkontribusi positif terhadap sosial
masyarakat yaitu pemenuhan nutrisi masyarakat dan perkembangan
perekonomian nasional. Karena itu agroindustri pangan sering dipakai
sebagai instrument kebijakan meningkatkan pendapatan pelaku
agroindustri, mengurangi kemiskinan, menyerap banyak tenaga
kerja, meningkatkan perolehan devisa, dan menumbuhkan industri-industri
yang lain, khususnya industri di kawasan pedesaan.
Keberhasilan Agroindustri makanan dapat dilihat dari hasil return of
investment (ROI) yang diperoleh oleh petani. Kondisi ini menguntungkan
jika produk agroindustri pangan itu dapat diproduksi cukup, baik kualitas
maupun kuantitas, dan dapat diakses oleh konsumen dengan mudah saat
produk tersebut dibutuhkan. Kondisi seperti inilah yang mendorong
kontribusi agroindustri pangan terhadap kesejahteraan petani.
2. Tujuan Penulisan
a. Memberi gambaran tentang manfaat makanan fermentasi sebagai
sumber gizi dan nutrisi masyarakat.
b. Memberikan alternatif usaha dan prospek usaha Agroindustri
makanan fermentasi.
A. Pembahasan
1. Segi Kemanan, Gizi dan Nutrisi Masyarakat
Masyarakat dunia telah mengenal makanan fermentasi sejak
dahulu. Jenis makanan yang sampai sekarang masih dikenal dan
dipertahankan masyarakat menjadikan bukti bahwa makanan ini selain
dikenal baik oleh masyarakat juga dipercaya memberi manfaat lebih bagi
konsumennya. Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan
pangan sehingga dihasilkan produk lanjutan yang termodifikasi. Mikrobia
yang umumnya terlibat dalam fermentasi adalah bakteri, khamir dan
kapang. Contoh Acetobacter xylinum pada pembuatan nata decoco,
Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat atau Saccharomyces
cerevisiae pada khemir. Fermentasi yang dilakukan terhadap suatu bahan
pangan mampunyai keungggulan antara lain memperkaya sumber nutrisi
bagi manusia meliputi keragaman rasa, aroma, dan tekstur pada makanan,
fermentasi dapat mengawetkan secara otomatis karena adanya asam laktat,
asam asetat, fermentasi alkalin, dan fermentasi dengan kadar garam yang
tinggi. Selain itu, makanan yang diolah secara fermentasi dapat
meningkatkan nilai gizi, seperti vitamin, protein, dan asam amino esensial,
dan beberapa mengalami detoksifikasi pada saat fermentasi dilakukan.
Teknologi fermentasi makanan secara umum dibagi menjadi
beberapa kelas antara lain:
a. Fermentasi yang menghasilkan protein nabati (sayuran) tersubstitusi
pada biji-bijian atau polong-polong. Contohnya tempe dan oncom dari
Indonesia.
b. Fermentasi yang menggunakan kadar garam yang tinggi/fermentasi
yang menghasilkan rasa gurih daging/asam amino/fermentasi peptida
dan pasta. Contohnya terasi, tauco, dan kecap dari Indonesia, miso
dari Jepang, inyu dari Taiwan, taosi dari Malaysia, dan jeotkal dari
Korea.
c. Fermentasi asam laktat. Contohnya acar, tempoyak dari Malaysia,
yogurts, kefir, dan kim-chi dari Korea.
d. Fermentasi alkohol. Contohya grape wine, tape dari Indonesia, dan
sake dari Jepang
e. Fermentasi cuka/asam asetat. Contohnya nata de coco, palm wine
vinegar dari Afrika, dan coconut water vinegar.
f. Fermentasi alkaline. Contohnya dawadawa dari Nigeria, soumbara
dari Ivory Coast, dan iru dari Afrika.
g. Fermentasi ragi pada roti. Contohnya produk roti yang diolah dengan
western yeast dan produk roti dari Timur Tengah.
h. Fermentasi flat-unleavened bread.
(Anonim, 2009)
Di Indonesia karena sebagian besar penduduknya adalah pemeluk
agama Islam maka fermentasi yang menghasilkan alkohol tidak populer
dan masyarakat cenderung mengkonsumsi makanan dengan proses
fermentasi tanpa menghasilkan alkohol seperti tempe, oncom, ragi, kecap,
roti, susu fermentasi, acar dsb.
Pengenalan kembali agroindustri makanan fermentasi bertujuan
agar jenis makanan ini mampu diterima oleh masyarakat. Dewasa ini
beberapa makanan fermentasi disamakan dengan bahan makanan inferior.
Contoh umum makanan fermentasi adalah tempe, tauco, dan susu dadih
dimana status keberadaannya masih dalam lingkup makanan kalangan
bawah. Padahal berdasarkan riset dari beberapa ahli dikemukakan bahwa
jenis makanan-makanan hasil fermentasi setidaknya mengandung bahan-
bahan yang bernutrisi tinggi dan beberapa kali lipat lebih bergizi dari pada
raw product.
A. Kesimpulan
1. Pengenalan kembali agroindustri makanan fermentasi bertujuan agar
jenis makanan ini mampu diterima oleh masyarakat.
2. Keunggulan jenis makanan fermentasi adalah tingkat keamanan dan
daya akseptabilitas tinggi sehingga konsumen tidak perlu memenuhi
syarat tertentu untuk mengkonsumsi.
3. Agroindustri makanan fermentasi juga memiliki beberapa kajian usaha
yang nantinya akan bermanfaat bagi ketersediaan informasi-informasi
pengembangan usaha. Secara umum terdapat 7 bidang kajian yaitu
Identifikasi Pasar, Seleksi dan Indentifikasi Teknologi Proses, Bahan
baku, Analisis finansial, Managemen skala industri dan Jenis
Agroindustri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Fermentasi Produk Pangan. http://okard0.wordpress.com /
2009/06/12/63/.
Adam, MR (1990): Topical aspects of fermented foods. Trends in Food Science
& Technology 1, 141-144.
David, F.R. 1996. Strategic Management. Sixt Edition. Prentice Hall Inc., New
York.
FAKULTAS PERTANIAN
2010