Você está na página 1de 38

BAB IV

ANALISIS
1. Perkembangan Perumahan Dan Permukiman
a. Analisa Faktor Penyebab Adanya Permukiman Kumuh Perkecamatan
Perkembangan Kabupaten Tangerang yang seperti saat ini tidak sebanding
dengan banyaknya kecamatan yang masih memiliki permukiman kumuh,
karena tingkat kepadatan penduduk yang tinggi menjadi salah satu faktor
penyebab mengapa permukiman menjadi kumuh. Pembangunan rumah yang
tidak tertata dengan baik seperti membangun rumah di bantaran sungai
menyebabkan wilayah tersebut menjadi kumuh dan minimnya fasilitas
dikawasan tersebut, serta tidak sedikit pembuatan rumah terbuat dari anyaman
bambu ( bilik ).
Seperti Kecamatan Kemiri dan Kecamatan Pakuhaji yang memiliki jumlah
permukiman kumuh yang cukup tinggi dibandingkan wilayah lainya. Lokasi
yang berdekatan dengan jalan arteri primer menjadi salah satu faktor mengapa
Kecamatan tersebut menjadi kawasan yang memiliki permukiman kumuh.

Tabel ...
Jumlah Rumah Kumuh di Kabupaten Tangerang
No

Kecamatan

Jumlah Rumah

1
2
3
4

Kec. Kronjo
Kec. Mekar Baru
Kec. Cisoka
Kec. Solear

Kumuh
1.654 Unit
879 Unit
741 Unit
1.476 Unit

Kec. Tigaraksa

1.346 Unit

6
7

Kec. Jambe
Kec. Panongan

481 Unit
835 Unit

Kec. Legok

387 Unit

Kec. Cisauk

396 Unit

10

Kec. Pagedangan

74 Unit

11

Kec. Kelapa Dua

219 Unit

12

Kec. Curug

514 Unit

13

Kec. Cikupa

14

Kec. Balaraja

15
16
17
18
19

Kec. Jayanti
Kec. Gunung Kaler
Kec. Kresek
Kec. Sukamulya
Kec. Sindang Jaya

20

Kec. Pasar Kemis

21

Kec. Rajeg

22

Kec. Sepatan

Faktor Penyebab Rumah Kumuh

Adanya jalan arteri primer.


Berada pada aliran sungai.
Berada pada aliran sungai.
Berada pada aliran sungai.
Sebagai pusat pemerintahan.
Kawasan industri
Berbatasan dengan Kabupaten Bogor.
Berada pada aliran sungai.
Padat penduduk belum adanya fasilitas

yang memadai.
Berbatasan dengan

Selatan.
Berbatasan dengan Kabupaten Bogor.
Adanya jalur kereta api.
Padat penduduk.
Dekat dengan pusat kegiatan.
Adanya fasilitas yang memadai.
Dekat dengan jalan tol.
Dekat dengan pusat kegiatan.
Berbatasan dengan Tangerang Selatan.
Sebagai pusat pelayan.
Adanya jalur jalan tol.
Berbatasan dengan Kota Tangerang.
Dekat dengan pusat kegiatan
Memiliki kepdatan permyukiman tinggi.
Padat penduduk.
Kawsan industri

Berada pada aliran sungai,Memiliki

620 Unit

770 Unit
1.197 Unit
1.153 Unit
2.907 Unit
2.571 Unit
1.884 Unit
374 Unit

Tangerang

kepdatan permukiman tinggi Padat

penduduk.
Adanya jalan arteri primer.
Dekat dengan jalan tol.
Berada pada aliran sungai.
Berada pada aliran sungai.
Berada pada aliran sungai.
Berada pada aliran sungai.
Berada pada aliran sungai.

Sebagai kawasan pabrik Padat penduduk

Berbatasan dengan Kota Tangerang.


Berada pada aliran sungai, Memiliki

4.658 Unit
764 Unit

Kota

kepdatan permukiman tinggi Padat

penduduk.
Padat penduduk belum adanya fasilitas


23

Kec. Sepatan Timur

4.285 Unit

24

Kec. Kosambi

2.252 Unit

25
26

Kec. Teluk Naga


Kec. Paku Haji

4.027 Unit
6.677 Unit

27

Kec. Sukadiri

1.55 Unit

28

Kec. Mauk

238.994 Unit

29

Kec. Kemiri

171.690 Unit

Jumlah

453.998 Unit

yang memadai.
Berbatasan dengan

Kota

Tangerang

Padat penduduk Memiliki permukiman

tinggi
Padat penduduk belum adanya fasilitas
yang memadai.
Berada pada aliran sungai.
Berada pada aliran sungai.
Adanya jalan arteri primer Kepadatan

penduduk Jauh dari dari pusat kota.


Padat penduduk belum adanya fasilitas

yang memadai.
Padat penduduk dan belum adanya
fasilitas yang memadai.

Sumber:Hasil Analisis
Berdasarkan keterangan tabel permukiman kumuh menunjukan bahwa
Kecamatan Mauk adalah Kecamatan Kemiri yang memiliki permukiman yang
kumuh tertinggi dibandingkan Kecamatan lainnya karena Kecamatan Mauk
memiliki permukiman kumuh sebesar 6.677 Unit setelah itu di ikuti oleh
Kecamatan Rajeg dan Kecamatan Teluk Naga. ( berbaiki )

2. Kebutuhan Perumahan
a. Analisa Kepadatan Perumahan
Sebagai wilayah yang sedang mengalami perkembangan, Kabupaten
Tangerang menjadi suatu wilayah yang memberikan daya tarik bagi
masyarakat untuk dikunjungi. Hal ini didukung pula oleh adanya aksesibilitas
yang baik yang mempermudah masyarakat masuk dan keluar wilayah ini. Di
satu sisi keberadaan wilayah kabupaten tangerang yang berbatasan langsung
dengan DKI jakarta membawa konsekuensi meningkatnya jumlah penduduk di
wilayah ini, terutama akibat keterbatasan DKI jakarta dalam menampung
jumlah penduduk pendatang. Hal tersebut menjadi salah satu meningkatnya
kebutuhan rumah di kawasan ini sehingga selain masyarakat penduduk asli
yang mendiringan bangunan perumahan dan permukiman banyak pula
pengembang yang mendiringan perumahan namun hal ini tidak dibarengi
dengan penyediaan lahan di berbagai wilayah sehingga menimbulkan
kepadatan yang cukup tinggi.
Tabel
Kepadatan permukiman kabupaten Tangerang
Jumlah
No

Nama

Rumah

Kecamatan

Tahun 2010

Luas
Persen %

Wilayah
(Ha)

Persen

Kepadatan

Permukiman

keterangan

( unit/Ha)

1
2

Cisoka
Solear

14.251
22.480

2,15
3,39

26,98
29,01

0,03
0,03

528,21
774,91

rendah
sedang

Tigaraksa

25.391

3,83

48,74

0,05

520,95

rendah

Jambe

12.881

1,94

26,02

0,03

495,04

rendah

Cikupa

43.310

6,53

42,68

0,04

1014,76

tinggi

Panongan

21.804

3,29

34,93

0,04

624,22

sedang

Curug

73.303

11,05

27,41

0,03

2674,32

tinggi

Kelapadua

27.379

4,13

24,37

0,03

1123,47

tinggi

Legok

18.677

2,81

35,13

0,04

531,65

rendah

10

Pagedangan

16.956

2,56

45,69

0,05

371,11

Rendah

11

Cisauk

48.154

7,26

27,77

0,03

1734,03

Tinggi

12

Pasarkemis

87.952

13,26

25,92

0,03

3393,21

Tinggi

13

Sindangjaya

13.111

1,98

37,15

0,04

352,92

Rendah

14

Balaraja

19.985

3,01

33,56

0,03

595,5

Sedang

15

Jayanti

12.603

1,90

23,89

0,02

527,54

Rendah

16

Sukamulya

14.903

2,25

26,94

0,03

553,19

Sedang

Jumlah
No

Nama

Rumah

Kecamatan

Tahun 2010

Luas
Persen %

Wilayah
(Ha)

Persen

Kepadatan

Permukiman

keterangan

( unit/Ha)

17

Kresek

13.514

2,04

25,97

0,03

520,37

Rendah

18

Gunungkaler

8.714

1,31

29,63

0,03

294,09

Rendah

19

Kronjo

11.578

1,74

44,23

0,05

261,77

Rendah

20

Mekar Baru

8.297

1,25

23,82

0,02

348,32

Rendah

21

Mauk

15.313

2,31

51,42

0,05

297,8

Rendah

22

Kemiri

8.379

1,26

32,7

0,03

256,24

Rendah

23

Sukadiri

10,71

0,00

24,14

0,03

443,66

Rendah

24

Rajeg

18.367

2,77

53,7

0,06

342,03

Rendah

25

Sepatan

17.679

2,66

17,32

0,02

1020,73

Tinggi

26

Sepatan Timur

17.645

2,66

18,27

0,02

965,79

Sedang

27

Paku Haji

25.771

3,88

51,87

0,05

496,84

Rendah

28

Teluknaga

20.987

3,16

40,58

0,04

517,18

Rendah

29

Kosambi

24.124

3,64

29,76

0,03

810,62

Sedang

Total

674.218

101,61

959,6

1,00

702,6

Sumber:Hasil Analisis

Berdasarkan keterangan tabel kepadatan perumahan menunjukan bahwa


jumlah rumah kepadatan tertinggi di Kabupaten Tangerang yaitu di Kecamatan
Pasar Kemis, Kecamatan Curug dan Kecamatan Cisauk. Sedangkan jumlah
rumah dengan kepadatan terendah di Kabupaten Tangerang berada di
Kecamatan Kelapa Dua. Salah satu penyebabkan padatnya permukiman
diwilayah karena adanya kawasan industri yang memicu tumbuhnya
kepadatan permukiman.

b. Jumlah Backlog Di Kabupaten Tangerang


Untuk jumlah rumah atau backlog pada tahun 2013 sebanyak 21.855,
untuk lebih jelasnya jumlah rumah atau backlog per Kecamatan di
Kabupaten Tangerang akan dijabarkan pada tabel berikut:
Tabel 3
Jumlah Backlog Di Kabupaten Tangerang Tahun 2013
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Kecamatan
Cisoka
Solear
Tigaraksa
Jambe
Cikupa
Panongan
Curug
Kelapa dua
Legok
Pagedangan
Cisauk
Pasar kemis
Sindang jaya
Balaraja
Jayanti
Sukamulya
Kresek
Gunung kaler
Kronjo
Mekar baru
Mauk
Kemiri
Sukadiri
Rajeg
Sepatan
Sepatan timur
Pakuhaji
Teluknaga
Kosambi
Kabupaten

KK Tahun 2013
17,351
16,513
27,452
8,574
50,464
23,217
37,378
40,724
22,001
21,282
14,692
56,518
17,137
24,380
13,689
12,529
12,683
10,051
11,383
7,306
16,136
8,393
11,008
30,452
21,075
17,731
21,847
30,240
29,353
631,556

Rumah Tahun
2013 (unit)
14,251
21,103
25,391
12,881
43,310
21,804
73,303
3,394
18,677
14,985
48,154
87,952
13,111
19,985
12,603
8,252
13,514
8,714
11,578
8,297
11,974
8,376
10,710
18,367
17,679
17,645
25,771
20,971
24,124
636,876

Backlog Rumah
Tahun 2013
3,100
- 4,590
2,061
- 4,307
7,154
1,413
- 35,925
37,330
3,324
6,297
- 33,462
- 31,434
4,026
4,395
1,086
4,277
- 831
1,337
- 195
- 991
4,162
17
298
12,085
3,396
86
-3,924
9,269
5,229
- 5,320

Tangerang

Sumber:Hasil Analisis
Pada Tabel 3. jumlah rumah atau backlog terbanyak terdapat di
Kecamatan Kelapa Dua yaitu sebesar 37,330

unit rumah, karena

karakteristik Kecamatan ini sebagai kawasan permukiman dormitori,


posisi kawasan yang dekat dengan bandara, jln tol, dan daerah perbatasan

dengan pusat kegiatan Kota Tangerang membuat banyak masyarakat di


Kabupaten

Tangerang

memilih

tinggal

di

Kecamatan

tersebut.

Sedangkan untuk Kecamatan Curug, Cisauk, dan Pasar Kemis memiliki


kelebihan stok rumah yang cukup banyak untuk dikembangkan.
c. Perbandingan Kebutuhan Rumah Berdasarkan Housing Cycle
Setelah melakukan analisis backlog di Kabupaten Tangerang, diketahui
bahwa jumlah

rumah di Kabupaten Tangerang pada tahun 2013

berjumlah 636.876 unit. Berdasarkan jumlah tersebut, diketahui juga


jumlah kekurangan rumah di Kabupaten Tangerang yaitu sebanyak 5.320
unit. Namun, perhitungan ini masih dalam bentuk perhitungan kasar.
Untuk dapat mengetahui berapa jumlah kebutuhan rumah di Kabupaten
Tangerang

diperlukan

perbandingan

berdasarkan

struktur

umur

penduduknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel
Housing Cycle Kabupaten Tangerang
Umur

Jumlah

Kebutuhan Akomodasi

Penduduk
337.802
295.822
582.309
313.583

Box Bayi
Kamar share dengan orang tua
Kamar pribadi
Kamar
Kos
(pisah
dari

620.927

keluarga)
Rumah tipe kecil /Apartemen

35 44

506.043

tipe studio
Rumah dengan jumlah kamar 2

45 - 59

366.112

3 kamar tidur
Rumah sebagai identitas diri

>60

89.207

(>5 kamar tidur)


Tinggal bersama

>70

45.975

04
59
10 19
20 24
25 34

anak

Keluarganya

atau

rumah jompo
Sumber: Hasil Analisa, 2015

Tabel di atas merupakan tabel yang menjelaskan tentang jumlah


penduduk berdasarkan struktur umur dan kebutuhan akomodasi yang
terkait dengan kebutuhan rumah. Berdasarkan tabel di atas, diasumsikan
bahwa penduduk usia 25 34 tahun merupakan penduduk yang sedang

berada pada fase memiliki rumah pribadi. Karena, pada saat rentang usia
tersebut manusia telah memasuki fase dewasa yang membutuhkan rumah
pribadi sebagai tempat tinggalnya bersama keluarga. Jumlah penduduk
Kabupaten Tangerang yang berusia 25 34 tahun berjumlah 620.927
jiwa. Jika penduduk usia 25 34 tahun diasumsikan sebagai penduduk
yang sedang berada pada fase memiliki rumah pribadi, maka itu berarti
bahwa pada tahun 2013 ada sekitar 620.927 unit rumah di Kabupaten
Tangerang yang sudah memiliki rumah (dengan asumsi 1 orang = 1
rumah).
Jika dibandingkan dengan jumlah rumah pada tahun 2013, terdapat
selisih jumlah rumah eksisting dengan hasil jumlah rumah berdasarkan
struktur umur penduduknya. Pada tahun 2013, jumlah rumah eksisting
sebanyak 636.876 unit, sedangkan jumlah rumah berdasarkan struktur
umur penduduknya adalah 620.927 unit. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat selisih (kelebihan jumlah rumah) sebanyak 15.949 unit.
Kelebihan jumlah rumah jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya
ini menandakan bahwa, bisa saja rumah yang tersedia di Kabupaten
Tangerang saat ini melebihi dari kebutuhan rumah penduduknya (over
stock). Kelebihan stock rumah dibandingkan dengan kebutuhannya ini
bisa jadi disebabkan oleh banyaknya perumahan-perumahan baru kelas
menegah ke atas yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Tangerang.
Keberadaan perumahan kelas menengah atas ini tentunya sulit dijangkau
oleh masyarakat berpenghasilan rendah. Akibatnya, jumlah rumah
tersedia di Kabupaten Tangerang tidak sesuai dengan kebutuhan
penduduknya.
d. Proyeksi Kebutuhan Rumah Total Berdasarkan Proporsi Rumah
Berimbang di Kabupaten Tangerang
Kabupaten Tangerang merupakan kota yang diarahkan untuk pusat
pedagangan dan industri, terdapat beberapa industri-industri yang berdiri
di Kabupaten Tangerang mulai dari industri kecil hingga industri besar.
Dengan banyaknya industri yang berdiri di Kabupaten Tangerang,
banyak masyarakat baik masyarakat lokal maupun pendatang yang
bekerja di industri-industri tersebut. Untuk masyarakat pendatang yang

bekerja di Kabupaten Tangerang mereka memilih menetap. Dengan


banyaknya industri yang berdiri di Kabupaten Tangerang dan banyak
masyarakat pendatang yang menetap, sehingga perlu diketahui jumlah
rumah total ditahun-tahun mendatang. Untuk melihat kebutuhan rumah
total di Kabupaten Tangerang dapat dilihat pada grafik dan tabel dibawah
ini.

Gambar
Grafik Peningkatan Demand Rumah Kabupaten Tangerang dari tahun
2018 - 2033

Sumber: Hasil Analisis Tim Studio 2015

Tabel 3.
Proyeksi Tabel Proyeksi Kebutuhan Rumah Total Di Kabupaten Tangerang Tahun 2013-2033 berdasarkan Proporsi
Rumah Berimbang

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Cisoka
Solear
Tigaraksa
Jambe
Cikupa
Panongan
Curug
Kelapa Dua
Legok
Pagedangan
Cisauk
Pasar Kemis
Sindang Jaya
Balaraja
Jayanti
Sukamulya

17,351
16,513
27,452
8,574
50,464
23,217
37,378
40,724
22,001
21,282
14,692
56,518
17,137
24,380
13,689
12,529

2018
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

14,251
21,103
25,391
12,881
43,310
21,804
73,303
3,394
18,677
14,985
48,154
87,952
13,111
19,985
12,603
8,252

3,100
- 4,590
2,061
- 4,307
7,154
1,413
- 35,925
37,330
3,324
6,297
- 33,462
- 31,434
4,026
4,395
1,086
4,277

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

35,881
34,126
58,014
17,311
105,653
50,877
78,422
87,296
45,974
44,558
31,875
121,032
35,411
50,044
28,011
25,074

18,530
17,613
30,562
8,737
55,189
27,660
41,044
46,572
23,973
23,276
17,183
64,514
18,273
25,664
14,322
12,545

Demand Rumah Tahun 2018


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

2,163
1,302
3,262
443
6,234
2,907
512
8,390
2,730
2,957
- 1,628
3,308
2,230
3,006
1,541
1,682

6,489
3,907
9,787
1,329
18,703
8,722
1,536
25,171
8,189
8,872
- 4,884
9,924
6,690
9,018
4,622
5,047

12,978
7,814
19,574
2,658
37,406
17,444
3,071
50,341
16,378
17,744
- 9,767
19,848
13,380
18,035
9,245
10,093

2018
21,630
13,023
32,623
4,430
62,343
29,073
5,119
83,902
27,297
29,573
- 16,279
33,080
22,300
30,059
15,408
16,822

No.
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Kecamatan

Kresek
Gunung Kaler
Kronjo
Mekar Baru
Mauk
Kemiri
Sukadiri
Rajeg
Sepatan
Sepatan Timur
Pakuhaji
Teluknaga
Kosambi

Kabupaten Tangerang

Jumlah

Jumlah

Backlog

12,683
KK
10,051
11,383
7,306
16,136
8,393
11,008
30,452
21,075
17,731
21,847
30,240
29,353
631,556

13,514
Rumahtahun
8,714
11,578
8,297
11,974
8,376
10,710
18,367
17,679
17,645
25,771
20,971
24,124
636,876

- 831
Tahun
1,337
- 195
- 991
4,162
17
298
12,085
3,396
86
- 3,924
9,269
5,229
- 5,320

2018
25,263
19,799
22,605
14,402
32,226
16,631
21,883
64,254
44,474
36,504
43,961
62,042
61,713
1,311,937

12,580
9,748
11,222
7,097
16,090
8,239
10,875
33,801
23,400
18,773
22,114
31,802
32,361
680,381

Demand Rumah Tahun 2018


11,749
11,085
11,027
6,105
20,252
8,255
11,173
45,887
26,795
18,859
18,190
41,071
37,589
675,061

1,175
1,109
1,103
611
2,025
826
1,117
4,589
2,680
1,886
1,819
4,107
3,759
67,506

3,525
3,326
3,308
1,832
6,076
2,477
3,352
13,766
8,039
5,658
5,457
12,321
11,277
202,518

7,049
6,651
6,616
3,663
12,151
4,953
6,704
27,532
16,077
11,315
10,914
24,643
22,553
405,036

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Cisoka
Solear
Tigaraksa
Jambe
Cikupa
Panongan
Curug
Kelapa Dua
Legok
Pagedangan
Cisauk
Pasar Kemis
Sindang Jaya
Balaraja
Jayanti
Sukamulya
Kresek
Gunung Kaler
Kronjo
Mekar Baru
Mauk
Kemiri
Sukadiri

17,351
16,513
27,452
8,574
50,464
23,217
37,378
40,724
22,001
21,282
14,692
56,518
17,137
24,380
13,689
12,529
12,683
10,051
11,383
7,306
16,136
8,393
11,008

2023
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

14,251
21,103
25,391
12,881
43,310
21,804
73,303
3,394
18,677
14,985
48,154
87,952
13,111
19,985
12,603
8,252
13,514
8,714
11,578
8,297
11,974
8,376
10,710

3,100
- 4,590
2,061
- 4,307
7,154
1,413
- 35,925
37,330
3,324
6,297
- 33,462
- 31,434
4,026
4,395
1,086
4,277
- 831
1,337
- 195
- 991
4,162
17
298

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

36,297
34,514
59,144
17,367
107,350
52,565
79,742
89,459
46,681
45,274
32,810
123,986
35,812
50,494
28,232
25,080
25,228
19,699
22,551
14,333
32,211
16,580
21,838

18,947
18,001
31,692
8,794
56,886
29,348
42,364
48,735
24,680
23,992
18,119
67,468
18,675
26,114
14,542
12,551
12,545
9,648
11,169
7,027
16,075
8,187
10,830

Demand Rumah Tahun 2023


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

2,205
1,341
3,375
449
6,404
3,076
644
8,607
2,800
3,029
- 1,534
3,603
2,270
3,051
1,563
1,683
1,171
1,099
1,097
604
2,024
820
1,113

6,614
4,023
10,126
1,346
19,212
9,228
1,932
25,820
8,401
9,087
- 4,603
10,810
6,810
9,153
4,689
5,048
3,514
3,296
3,292
1,811
6,071
2,461
3,338

13,228
8,047
20,252
2,692
38,424
18,457
3,863
51,639
16,802
18,174
- 9,206
21,620
13,620
18,305
9,377
10,097
7,028
6,591
6,584
3,622
12,142
4,922
6,677

2023
22,046
13,411
33,753
4,486
64,040
30,761
6,439
86,065
28,004
30,289
- 15,344
36,034
22,701
30,509
15,629
16,828
11,714
10,985
10,973
6,036
20,237
8,204
11,128

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

24
25
26
27
28
29

Rajeg
Sepatan
Sepatan Timur
Pakuhaji
Teluknaga
Kosambi

Kabupaten Tangerang

30,452
21,075
17,731
21,847
30,240
29,353
631,556

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

1
2
3
4
5

Cisoka
Solear
Tigaraksa
Jambe
Cikupa

17,351
16,513
27,452
8,574
50,464

2023
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

18,367
17,679
17,645
25,771
20,971
24,124
636,876

12,085
3,396
86
- 3,924
9,269
5,229
- 5,320

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

65,468
45,317
36,870
44,052
62,588
62,799
1,329,294

35,015
24,243
19,139
22,204
32,349
33,446
697,738

2028
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

14,251
21,103
25,391
12,881
43,310

3,100
- 4,590
2,061
- 4,307
7,154

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

36,560
34,759
59,863
17,402
108,424

19,209
18,246
32,411
8,828
57,961

Demand Rumah Tahun 2023


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

4,710
2,764
1,922
1,828
4,162
3,867
69,242

14,130
8,292
5,767
5,484
12,485
11,602
207,725

28,261
16,583
11,535
10,968
24,970
23,205
415,451

2023
47,101
27,638
19,225
18,281
41,617
38,675
692,418

Demand Rumah Tahun 2028


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

2,231
1,366
3,447
452
6,511

6,693
4,097
10,342
1,356
19,534

13,385
8,193
20,683
2,713
39,069

2028
22,309
13,656
34,472
4,521
65,114

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Panongan
Curug
Kelapa Dua
Legok
Pagedangan
Cisauk
Pasar Kemis
Sindang Jaya
Balaraja
Jayanti
Sukamulya
Kresek
Gunung Kaler
Kronjo
Mekar Baru
Mauk
Kemiri
Sukadiri
Rajeg
Sepatan
Sepatan Timur
Pakuhaji
Teluknaga

23,217
37,378
40,724
22,001
21,282
14,692
56,518
17,137
24,380
13,689
12,529
12,683
10,051
11,383
7,306
16,136
8,393
11,008
30,452
21,075
17,731
21,847
30,240

2028
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

21,804
73,303
3,394
18,677
14,985
48,154
87,952
13,111
19,985
12,603
8,252
13,514
8,714
11,578
8,297
11,974
8,376
10,710
18,367
17,679
17,645
25,771
20,971

1,413
- 35,925
37,330
3,324
6,297
- 33,462
- 31,434
4,026
4,395
1,086
4,277
- 831
1,337
- 195
- 991
4,162
17
298
12,085
3,396
86
- 3,924
9,269

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

53,660
80,579
90,846
47,128
45,728
33,414
125,879
36,064
50,775
28,370
25,083
25,206
19,638
22,518
14,290
32,201
16,548
21,811
66,240
45,854
37,099
44,108
62,931

30,443
43,201
50,122
25,127
24,446
18,722
69,361
18,927
26,395
14,680
12,555
12,523
9,587
11,135
6,985
16,065
8,155
10,803
35,788
24,779
19,368
22,261
32,691

Demand Rumah Tahun 2028


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

3,186
728
8,745
2,845
3,074
- 1,474
3,793
2,295
3,079
1,577
1,683
1,169
1,092
1,094
599
2,023
817
1,110
4,787
2,817
1,945
1,834
4,196

9,557
2,183
26,236
8,535
9,223
- 4,422
11,378
6,886
9,237
4,730
5,049
3,508
3,277
3,282
1,798
6,068
2,452
3,330
14,362
8,452
5,836
5,501
12,588

19,114
4,366
52,471
17,071
18,446
- 8,844
22,756
13,772
18,474
9,460
10,099
7,015
6,554
6,564
3,596
12,136
4,903
6,660
28,724
16,905
11,673
11,002
25,176

2028
31,856
7,276
87,452
28,451
30,743
- 14,740
37,927
22,953
30,790
15,767
16,831
11,692
10,924
10,940
5,993
20,227
8,172
11,101
47,873
28,175
19,454
18,337
41,960

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

29

Kosambi

Kabupaten Tangerang

29,353
631,556

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Cisoka
Solear
Tigaraksa
Jambe
Cikupa
Panongan
Curug
Kelapa Dua
Legok
Pagedangan
Cisauk

17,351
16,513
27,452
8,574
50,464
23,217
37,378
40,724
22,001
21,282
14,692

2028
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

24,124
636,876

5,229
- 5,320

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

63,488
1,340,244

34,136
708,688

2033
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

14,251
21,103
25,391
12,881
43,310
21,804
73,303
3,394
18,677
14,985
48,154

3,100
- 4,590
2,061
- 4,307
7,154
1,413
- 35,925
37,330
3,324
6,297
- 33,462

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

36,752
34,938
60,395
17,427
109,217
54,480
81,197
91,877
47,458
46,062
33,864

19,401
18,425
32,944
8,854
58,754
31,263
43,819
51,153
25,457
24,780
19,173

Demand Rumah Tahun 2028


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

3,936
70,337

11,809
211,011

23,619
422,021

2028
39,364
703,368

Demand Rumah Tahun 2033


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

2,250
1,384
3,500
455
6,591
3,268
789
8,848
2,878
3,108
- 1,429

6,750
4,151
10,501
1,364
19,772
9,803
2,368
26,545
8,634
9,323
- 4,287

13,501
8,301
21,003
2,728
39,544
19,605
4,736
53,090
17,268
18,646
- 8,574

2033
22,501
13,835
35,004
4,546
65,907
32,676
7,894
88,483
28,781
31,077
- 14,290

Jumlah
No.

Kecamatan

KK
Tahun
2013

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29

Pasar Kemis
Sindang Jaya
Balaraja
Jayanti
Sukamulya
Kresek
Gunung Kaler
Kronjo
Mekar Baru
Mauk
Kemiri
Sukadiri
Rajeg
Sepatan
Sepatan Timur
Pakuhaji
Teluknaga
Kosambi

Kabupaten Tangerang
Sumber:Hasil Analisis

56,518
17,137
24,380
13,689
12,529
12,683
10,051
11,383
7,306
16,136
8,393
11,008
30,452
21,075
17,731
21,847
30,240
29,353
631,556

2033
Jumlah

Backlog

Rumahtahun

Tahun

2013

2013

87,952
13,111
19,985
12,603
8,252
13,514
8,714
11,578
8,297
11,974
8,376
10,710
18,367
17,679
17,645
25,771
20,971
24,124
636,876

- 31,434
4,026
4,395
1,086
4,277
- 831
1,337
- 195
- 991
4,162
17
298
12,085
3,396
86
- 3,924
9,269
5,229
- 5,320

Demand Rumah
KK

akibat
pertumbuhan kk

127,286
36,249
50,982
28,471
25,086
25,191
19,593
22,494
14,260
32,194
16,525
21,791
66,811
46,250
37,268
44,149
63,182
63,997
1,348,299

70,768
19,112
26,602
14,781
12,557
12,508
9,542
11,112
6,954
16,058
8,133
10,783
36,359
25,176
19,537
22,302
32,942
34,645
716,743

Demand Rumah Tahun 2033


Total
Rumah
Tahun

proporsi proporsi proporsi


1

3,933
2,314
3,100
1,587
1,683
1,168
1,088
1,092
596
2,022
815
1,108
4,844
2,857
1,962
1,838
4,221
3,987
71,142

11,800
6,942
9,299
4,760
5,050
3,503
3,264
3,275
1,789
6,066
2,445
3,324
14,533
8,571
5,887
5,513
12,663
11,962
213,427

23,600
13,883
18,598
9,521
10,100
7,006
6,528
6,550
3,578
12,132
4,890
6,648
29,067
17,143
11,774
11,027
25,326
23,924
426,854

2033
39,334
23,138
30,997
15,868
16,834
11,677
10,879
10,916
5,963
20,220
8,149
11,081
48,444
28,571
19,623
18,378
42,211
39,873
711,423

Berdasarkan Tabel 3. di atas, Dengan melihat proyeksi jumlah unit rumah yang dibutuhkan di
Kabupaten Tangerang pada tahun 2018 dan tahun 2033 meningkat, maka luas lahan untuk
permukiman di Kabupaten Tangerang akan lebih luas dibandingkan dengan luas lahan
permukiman yang sekarang. Sehingga bisa dibayangkan dengan semakin banyaknya rumah
yang dibutuhkan maka semakin padat kawasan tersebut. Kebutuhan eksisting Kabupaten
Tangerang dari sarana hunian pada tahun 2013 dengan jumlah KK sebanyak 631,556 KK
dan jumlah hunian mencapai 636,876 unit rumah. Berdasarkan rencana rumah tangga/ KK
pada akhir tahun perencanaa yaitu tahun 2033 maka diproyeksikan jumlah rumah tangga/ KK
berjumlah 1,348,299 KK dan membutuhkan sarana hunian sebanyak 716,743 unit rumah.

3. Permukiman Perkotaan Dan Perdesaaan.


Permukiman perkotaan di Kabupaten Tangerang ( tabelin )
Permukiman perkotaan dapat dikenali dari jenis-jenis aktivitas yang dilakukan oleh
penduduknya. Jenis-jenis aktivitas yang menonjol di kawasan perkotaan pada
umumnya sangat beragam, seperti perdagangan, perkantoran, pelayanan jasa dan
pusat pemerintahan. Berdasarkan definisinya, permukiman perkotaan merupakan
lingkungan tempat tinggal yang kegiatan utama masyarakatnya bukan di sektor
pertanian. Sebagai salah satu daerah penyangga Ibukota Jakarta, wilayah Kabupaten
Tangerang menjadi salah satu kawasan permukiman favorit bagi kaum urban. Letak
Kabupaten Tangerang yang tidak jauh dari Kota Jakarta, Kota Tangerang Selatan dan
Kota Tangerang membuat wilayah Kabupaten Tangerang semakin berkembang
menjadi kawasan permukiman.
Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, di wilayah Kabupaten Tangerang banyak
tumbuh kawasan permukiman-permukiman baru yang dibangun oleh pengembang
swasta. Dengan adanya pengembang swasta yang mengembangkan perumahan di
wilayah kabupaten, hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap sebaran permukiman
perkotaan di Kabupaten Tangerang. Perkembangan permukiman perkotaan di
Kabupaten Tangerang cenderung berlokasi di selatan dan sebagian wilayah utara
Kabupaten Tangerang. Kecenderungan sebaran permukiman perkotaan di Kabupaten
Tangerang ini disebabkan karena di bagian selatan Kabupaten Tangerang merupakan
kawasan yang berbatasan langsung dengan Kota Tangerang Selatan. Berbagai jenis
kegiatan yang terdapat di Kota Tangerang Selatan pun menjadi magnet bagi kaum
urban untuk tinggal di sekitar wilayah ini. Oleh sebab itulah, banyak pengembang
swasta yang melirik bagian selatan Kabupaten Tangerang ini untuk dijadikan
permukiman. Sehingga lama-kelamaan, bagian selatan Kabupaten Tangerang pun
tumbuh menjadi kawasan permukiman dengan skala perkotaan. Luas daerah yang
termasuk kawasan permukiman perkotaan ini kurang lebih sebesar 4.575 ha atau
sebesar 4,68 % dari luas keseluruhan Kabupaten Tangerang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada peta berikut ini.

Permukiman Perdesaan di Kabupaten Tangerang

Permukiman perdesaan atau biasa disebut dengan sebutan kampung atau dusun merupakan
lingkungan tempat tinggal dimana penduduknya masih memiliki hubungan keakraban yang
tinggi serta kegiatan utama masyarakatnya berkaitan dengan pertanian. Selain kawasan
permukiman perkotaan, di wilayah Kabupaten Tangerang juga masih terdapat kawasan
permukiman perdesaan. Kawasan permukiman yang tergolong kawasan perdesaan di
Kabupaten Tangerang ini menyebar dari mulai bagian tengah kabupaten hingga ke bagian
barat Kabupaten Tangerang. Salah satu faktor yang menyebabkan beberapa wilayah di
Kabupaten Tangerang masih tergolong kawasan permukiman perdesaan adalah karena
letaknya yang jauh dari pusat kota. Berbeda dengan bagian selatan dan sebagian utara
Kabupaten Tangerang, wilayah pusat hingga barat Kabupaten Tangerang ini letaknya
memang sangat jauh dari pusat Kota Jakarta atau Kota Tangerang Selatan. Hal inilah yang
membuat kawasan bagian barat Kabupaten Tangerang ini belum banyak tersentuh oleh
pembangunan. Luas daerah yang termasuk kawasan permukiman perdesaan kurang lebih
sebesar 18.624 ha atau sekitar 19,04 % dari luas keseluruhan Kabupaten Tangerang. Luas
penggunaan lahan permukiman perdesaan terbesar terletak di Kecamatan Pasar Kemis
dengan luas sebesar 972,33 ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta berikut ini

4. Analisa Kesesuiaan Dengan RTRW (


a. Analisa Superimpose Peta RTRW Dengan Peta Eksisting.
Menurut Peta RTRW Kabupaten Tangerang tahun 2011 2031 permukiman
kepadatan tinggi terdapat di Kecamatan Pasar Kemis sebesar 972,33 Ha tetapi ketika
sudah menganalisa menggunakan cara superimpose antara peta RTRW dengan Peta
Eksisting tahun 2015 Kabupaten tangerang banyak mengalami pembangunan yang
menyebabkan pertumbuhan permukiman di luar pola ruang dan ketidaksesuaian
bahwa luas kawasan permukiman yang berada diluar pola ruang tertinggi di
Kabupaten Tangerang yaitu di Kecamatan Kelapa dua seluas 567.41 Ha, Kecamatan
Pagedangan seluas 40.71 Ha, dan Kecamatan Mauk seluas 14.23 Ha.
Salah satu penyebab perkembangan pertumbuhan permukiman di luar pola ruang
yaitu karena letak permukimanya yang mendekati kawasan strategis Provinsi Banten
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2008 tentang
Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur,
Kabupaten Tangerang termasuk kedalam Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari
sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi dan lingkungan.

Kawasan Strategis

Provinsi (KSP) adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena


mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
Penetapan Kawasan Strategis Provinsi menjadi kewenangan dan ditetapkan oleh
pemerintah provinsi berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kawasan Strategis Provinsi Banten
yang ada di KabupatenTangerang meliputi Kawasan penyangga Bandara dari sudut
kepentingan daya dukung lingkungan di Kecamatan Kosambi dan Teluknaga
Kabupaten Tangerang.
Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Penetapan Kawasan Strategis
Kabupaten Tangerang menjadi kewenangan dan ditetapkan oleh pemerintah
kabupaten berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kawasan strategis Kabupaten Tangerang
meliputi :

Kawasan sekitar Bandara Soekarno Hatta yang meliputi Desa Belimbing, Desa Rawa
Rengas dan Desa Rawa Burung di Kecamatan Kosambi dan Desa Bojong Renged,
Desa Teluknaga dan Desa Keboncau di Kecamatan Teluknaga.
1.

Klasifikasi kawasan strategis

: sudut kepentingan ekonomi

2.

Kegiatan utama

: transportasi udara dan pergudangan

Selain itu penyebab pertumbuhan permukiman penduduk di luar kawasan pola ruang
karena meraka mendekati akses jalan Tol JORR Jakarta - Merak dan Jalan Arteri
Primer yang terdapat di Jalan Raya Serang. menurut teori lokasi yang Pertama kali
dikembangkan oleh Von Thunen pada tahun 1880, dimana akses jalan mempengaruhi
harga lahan yang ada di daerah sekitarnya. semakin berkembang jalan dan aksesnya
yang mudah dijangkau maka semakin banyak permukiman yang tumbuh.

5. Analisis Penggunaan Lahan Berdasarkan Fungsi, Dan Buat Tipologi


Berdasarkan tipologi permasalahan permukiman nelayan pesisir dapat
dikasifikasikan memiliki permukiam padat dan kumuh di wilayah tersebut
krisis air bersih, wilayah yang terkena langganan banjir memliki sanitasi yang
buruk serta persampahan di wilayah tersebut di tangani secara swadaya.
Berdasarkan tipologi perkampungan dengan basis utama pertanian untuk
beberapa lokasi cendrung terisolir karena kondisi jaringan jalan yang belum
memadai memiliki sanitasi yang kurang memadai persampahan yang di
tangani secara swadaya masih menggunakan air tanah untuk minum dan
khusus diselatan potensi yang di kembangkan adalah perumahan berskala
besar.
Berdasarkan tipologi perumahan perkotaan dan perdesaan wiayah tersebut
cendrung padat berada di lokasi-lokasi permukiman yang tercampur dengan
jalan-jalan untuk pabrik dan industri seperti Kecamatan Pasar Kemis , Cikupa
dan Balaraja memiliki sanitasi yang belum terlayani dengan baik dan untuk air
bersih sudah memakai perpipaan.
6. Analisis Berdasarakan Rencana Pengembangan Wilayah
Perkembangan perumahan di Kabupaten Tangerang cenderung berlokasi di selatan
dan di sepanjang jalan regional. Dengan adanya pembangunan jalur lintas selatan dan
lintas utara di wilayah Kabupaten Tangerang ada kecenderungan perkembangan
permukiman ke wilayah ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pembangunan
kawasan perumahan baru di wilayah ini. Karakter perkembangan kawasan
permukiman di Kabupaten Tangerang tidak lepas dari keberadaan Kabupaten
Tangerang yang berada pada perlintasan pergerakan antar wilayah serta jaringan jalan
regional yang menghubungkan kota-kota utama di Provinsi DKI Jakarta, Banten, dan
Jawa Barat. Sebagai konsekuensinya kawasan permukiman perkotaan dan
permukiman perdesaan cenderung berkembang mengikuti pola jaringan jalan utama
(pola linier). Karena, dengan adanya akses yang mudah dijangkau maka semakin
banyak pula permukiman yang tumbuh. Berdasarkan hal tersebut, maka ke depannya
rencana pengembangan wilayah Kabupaten Tangerang akan cenderung berlokasi pada
wilayah-wilayah yang berbatasan dengan Kota Jakarta, Kota Tangerang dan Kota
Tangerang Selatan.

b. Analisa Arahan RTRW Dengan Eksisting Perumahan Dan Permukiman


( ilangin )
Masih terdapatnya permukiman yang berada diluar rencana pola ruang yang
telah dibuat mengakibatkan belum teraturnya fungsi lahan sesuai peruntukan
dan lebih cenderung kearah penyeberan penyediaan perumahan dan
permukiman yang tidak merata. Beberapa faktor penyebab masih terdapatnya
perkembangan perumahan dan permukiman diluar pola di Kabupaten
Tangerang yaitu kedekatan Kabupaten Tangerang

sebagai konsekuensi

kedekatannya dengan pusat-pusat pertumbuhan nasional dan regional seperti


Kota Tangerang, Jakarta, dan daerah lainnya mengakibatkan menjadi salah
satu

pertimbangan

sebagai

fungsi

penyangga

dalam

domitori,dan

pembangunan perumahan dan permukiman didekat jalan arteri dan jalan akses
tol menjadi daya tarik masyarakat kabupaten agar mendapat akses yang cukup
baik.
Tabel.
Lokasi Perumahan Dan Permukiman di Luar Pola Ruang
di Kabupaten Tangerang Tahun 2011
No

Nama Kecamatan

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Kec. Kronjo
Kec. Mekar Baru
Kec. Cisoka
Kec. Solear
Kec. Tigaraksa
Kec. Jambe
Kec. Panongan
Kec. Legok
Kec. Cisauk
Kec. Pagedangan
Kec. Kelapa Dua
Kec. Curug
Kec. Cikupa
Kec. Balaraja
Kec. Jayanti
Kec. Gunung Kaler
Kec. Kresek
Kec. Sukamulya
Kec. Sindang Jaya
Kec. Pasar Kemis

LUAS
(Ha)
4,850
2,540
3,358
3,273
5,443
3,009
3,640
3,986
2,967
5,110
2,508
3,011
4,314
3,148
2,872
3,295
2,643
2,534
4,788
3,222

Luas Perkim di Luar Pola Ruang


Ha
3.65
1.22
2.82
2.64
0.56
0.09
3.58
0.76
0.37
40.71
567.41
4.47
6.72
0.23
2.65
8.28
1.43
7.78
8.9
1.03

%
0.08
0.05
0.08
0.08
0.01
0.00
0.10
0.02
0.01
0.80
22.62
0.15
0.16
0.01
0.09
0.25
0.05
0.31
0.19
0.03

No

Nama Kecamatan

LUAS

Luas Perkim di Luar Pola Ruang

Ha
(Ha)
21
Kec. Rajeg
4,726
1.79
22
Kec. Sepatan
1,883
2.25
23
Kec. Sepatan Timur
1,846
0.83
24
Kec. Kosambi
3,643
0.72
25
Kec. Teluk Naga
4,876
7.29
26
Kec. Paku Haji
5,342
0.71
27
Kec. Sukadiri
2,826
0.5
28
Kec. Mauk
4,140
14.23
29
Kec. Kemiri
3,441
4.63
Kabupaen Tangerang
103,235
6.982
Sumber : Data Hasil Analisis Peserta Studio Perencanaan Wilayah Tahun 2015

%
0.04
0.12
0.04
0.02
0.15
0.01
0.02
0.34
0.13
0.68

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa luas kawasan permukiman yang


berada diluar pola ruang tertinggi di Kabupaten Tangerang yaitu di Kecamatan
Kelapa dua seluas 567.41 Ha, Kecamatan Pagedangan seluas 40.71 Ha, dan
Kecamatan Mauk seluas 14.23 Ha. Sedangkan luas kawasan permukiman
yang berada diluar pola ruang di Kabupaten Tangerang berada di Kecamatan
Sukadiri seluas 0.5 Ha .
7. Alih Fungsi Lahan Perumahan Terhadap Pertanian
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian

yang

ditetapkan untuk dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan


pangan pokok bagi kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
Alih Fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah perubahan fungsi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan menjadi bukan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan baik secara tetap maupun sementara.

Tujuan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah:


1) mempertahankan luasan lahan pertanian beririgasi dan tidak beririgasi.
2) mempertahankan dan meningkatkan produksi pertanian untuk

mencapai

ketahanan pangan di daerah.


3) melindungi dan memberdayakan petani dan masyarakat sekitar lahan pertanian
beririgasi dan tidak beririgasi.
4) meningkatkan kesejahteraan petani.
5) mempertahankan keseimbangan ekosistem.
Dalam hal luas Lahan Pertanian Pangan berkelanjutan di Daerah ditetapkan dengan luas
lahan paling kurang 169.515,47 ha, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota harus mengevaluasi

penetapan lahan pangan berkelanjutan. Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di


Kabupaten Tangerang dengan luas paling kurang 29.295 Ha.
Pengendalian Alih Fungsi Pengalih fungsian Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dalam
hal ini Pemerintah Daerah harus :
1. melindungi luasan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang telah ditetapkan.
2. Luasan lahan pertanian pangan berkelanjutan yang ditetapkan dilarang
dialihfungsikan. dikecualikan terhadap pengadaan tanah untuk kepentingan umum;
atau bencana alam.
3. Apabila lahan pertanian pangan berkelanjutan yang dimiliki petani hanya satu-satunya
dan akan digunakan untuk rumah tinggal maka hanya boleh dialih fungsikan paling
banyak 300 m2. Pemerintah Daerah berkewajiban mengganti luas lahan yang dialih
fungsikan.
4. penyediaan lahan pengganti lahan pertanian pangan berkelanjutan paling lama 24 (dua
puluh empat) bulan setelah alih fungsi dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Data Penggunaan Tanah Eksisting


Penggunaan lahan di Kabupaten Tangerang saat ini meliputi penggunaan untuk kawasan
lindung dan penggunaan lahan untuk kawasan budidaya. Penggunaan lahan untuk kegiatan
lindung meliputi sempadan pantai, danau/situ, dan sempadan sungai. Sedangkan penggunaan
lahan untuk kegiatan budidaya meliputi perumahan perkotaan, perumahan perdesaan,

perdagangan dan jasa, zona industri, kawasan industri, pertanian irigasi teknis, pertanian tadah hujan,
kebun campuran, tegalan, perikanan (tambak), hutan, dan lain-lain.

a) Kawasan Permukiman Perkotaan


Perkembangan perumahan di Kabupaten Tangerang cenderung berlokasi di selatan
dan di sepanjang jalan regional, namun dengan adanya pembangunan jalur lintas
selatan dan lintas utara di wilayah Kabupaten Tangerang ada kecenderungan
perkembangan permukiman ke wilayah ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
pembangunan kawasan perumahan baru di wilayah ini. Luas daerah perumahan ini
lebih kurang sebesar 4.575 ha atau 4,68 % dari keseluruhan luas kabupaten
Tangerang.
b) Kawasan Permukiman Perdesaan
Luas penggunaan lahan untuk permukiman perdesaan sebesar 19,04 % dari luas
keseluruhan Kabupaten Tangerang atau sekitar lebih kurang 18.624 Ha. Luas
penggunaan lahan untuk permukiman perdesaan terbesar berada di Kecamatan Pasar
Kemis yaitu sebesar 972,33 Ha dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Pagedangan
yaitu sebesar 246,28 Ha.
c) Zona Industri
Visi Kabupaten Tangerang adalah sebagai pusat Industri. Dengan visi tersebut, maka
tidak mengherankan jika di Kabupaten Tangerang saat ini banyak berkembang zona
industri terutama di bagian tengah dan selatan Kabupaten Tangerang. Zona industri
saat ini terkonsentrasi di wilayah bagian tengah - selatan dan sebagian tersebar di
sepanjang jalan utama dan mendekati Jalan Tol. Luas lahan zona industri saat ini lebih
kurang 2.059 Ha atau 2,10 % dari luas wilayah Kabupaten Tangerang. Luas zona
industri terbesar berada di Kecamatan Cikupa yaitu sebesar 539,06 ha, kemudian
disusul pasar Kemis sebesar 472,57 ha. Sedangkan untuk Kawasan Industri saat ini
hanya terkonsentrasi di 8 (delapan) kecamatan, yaitu di Kecamatan Curug, Cisoka,
Panongan, Tigaraksa, Cikupa, Legok, Pasar Kemis, dan Balaraja. Luas kawasan
industri di Kabupaten Tangerang yaitu sebesar 223,56 Ha atau 0,24 %. Review
RPJMD Kabupaten Tangerang Tahun 2008-2013
d) Kegiatan Perdagangan dan Jasa
Kabupaten Tangerang cukup potensial dalam kegiatan perdagangan dan jasa, hal ini
nampak dari banyaknya tempat-tempat perdagangan dan jasa serta beraneka ragam
fasilitas pendukungnya. Perkembangan perdagangan dan jasa ini tidak terlepas dari
letak Kabupaten Tangerang yang dekat DKI Jakarta dan berada pada perlintasan
Banten - Jakarta, sebagai akibat dari hal tersebut

maka Kabupaten Tangerang

berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa (distribusi dan akumulasi) berbagai

komoditas perekonomian dari wilayah sekitarnya. Persebaran kegiatan perdagangan


dan jasa skala kota (modern) yang terjadi saat ini yaitu disepanjang Jalan Raya
Serang, Kecamatan Cikupa, Legok, Kosambi dan Balaraja, namun sudah ada upaya
untuk mendistribusikan kegiatan perdagangan ke wilayah-wilayah pinggiran terutama
ke wilayah

bagian utara. Sedangkan untuk kegiatan perdagangan skala lokal

(tradisional) seperti toko, warung dan pasar letaknya menyebar mendekati kawasan
permukiman. Luas lahan perdagangan saat ini sebesar 936 Ha atau 0,95 %.
Sedangkan untuk kegiatan jasa luas lahan secara keseluruhan sebesar 923 Ha atau
0,94 % yang tersebar hampir diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang.
Luas terbesar berada di Kecamatan Cisauk yaitu

sebesar 356,25 Ha, kemudian

disusul Kecamatan Curug sebesar 229,19 Ha.


e) Sawah Irigasi Teknis
Penggunaan Lahan untuk kegiatan pertanian di Kabupaten Tangerang terdiri dari
sawah irigasi teknis, sawah tadah hujan, tegalan, kebun campuran, perkebunan,
peternakan, dan perikanan. Luas lahan pertanian sawah teknis sebesar 30.809 ha atau
31,49 % dari luas
keselurahan Kabupaten Tangerang. Lokasi pertanian sawah teknis ini berada

di

bagian utara Kabupaten Tangerang yaitu di Kecamatan Sukamulya, Kresek, Gunung


Kaler, Mekarbaru, Kronjo, Kemiri, Mauk, Rajeg, Sukadiri, Pakuhaji, Sepatan, dan
Sepatan Timur serta sebagian di Kecamatan Sindang Jaya. Review RPJMD
Kabupaten Tangerang Tahun 2008-2013
f) Sawah Tadah Hujan
Luas sawah tadah hujan di Kabupaten Tangerang sebesar 14.958 ha atau 15,29 % dari
luas wilayah Kabupaten Tangerang yang berlokasi di bagian

barat dan selatan

meliputi Kecamatan Jayanti, Cisoka, Solear, Jambe dan Panongan.


g) Kebun campuran dan tegalan
Luas penggunaan lahan kebun campuran dan tegalan mencapai 12.089 ha atau 13,08
% dari keseluruhan luas Kabupaten Tangerang yang tersebar di beberapa bagian
wilayah.
h) Rawa dan Tambak
Luas penggunaan lahan rawa dan tambak sebesar 4.092 ha atau 7,19 % dari
keseluruhan luas Kabupaten Tangerang. Lokasi rawa dan tambak berada di sepanjang
pesisir pantai Kabupaten Tangerang.
i) Hutan

Luas hutan sebesar 1.502 ha atau 1,53 % dari keseluruhan luas Kabupaten Tangerang
yang terdapat di Kecamatan Kronjo, Mauk, Kemiri, Pakuhaji, Teluknaga dan
Kecamatan Kosambi.
j) Penggunaan lain
Luas penggunaan lahan untuk kepentingan lain-lain ini sebesar 5.536 ha atau 5,56 %
yang tersebar di Kabupaten Tangerang.

No

Peruntukan

Kawasan permukiman perkotaan

4.575 Ha.

Kawasan permukiman perdesaan

18.624 Ha

Zona industri

2.059 Ha

Perdagangan

936 Ha

Jasa

923 Ha

Sawah irigasi

30.809 Ha

Sawah tadah hujan

14.958 Ha

Kebun campuran

8.681 Ha

Tegalan

4.128 Ha

10

Rawa

2.917 Ha

11

Tambak

2.175 Ha

12

Hutan

1.502 Ha

13

Lain-lain

5.536 Ha.
Jumlah

(Ha)

97.823 Ha

Sumber : Peserta Studio Perencanaan Wilayah 2015.

Luasan
(M2)
457.500.000 M2
1.862.400.000 M2
205.900.000 M2
93.600.000 M2
92.300.000 M2
3.080.900.000 M2
1.495.800.000 M2
868.100.000 M2
412.800.000 M2
291.700.000 M2
217.500.000 M2
150.200.000 M2
553.600.000 M2
9.782.300.000 M2

(%)
4,68%
19,04%
2,10%
0,95%
0,94%
31,49%
15,29%
8,87%
4,21%
2,98%
2,22%
1,53%
5,66%
100%

8. Isu Permasalahan

No
1

Isu Permsalahan Menurut Arahan RTRW


Dengan banyaknya pembangunan industri di Kabupaten, meningktakan
kebutuhan perumahan bagi karyawan industri di Kabupaten Tangerang.

Isu Permasalahan Menurut hasil analisis


Masih banyak bangunan rumah kumuh di
Kabupaten Tangerang.

Perumahan yang membentuk cluster-cluster terkadang membuat jarak antar


2

bangunan menjadi tidak ideal, sehingga membahayakan jika terjadi kecelakaan

Mendirikan bangunan perumahan yang tidak

seperti kebakaran.

di imbangi dengan fasilitas umum.


Banyaknya pembangunan perumahan pada

Peningkatan pembangunan perumahan di kawasan jalan tol.

kawasan jalan arteri dan tol di kabupaten


Banyak industri terdapat pada pinggir jalan,
tidak adanya rumah kusus bagi karyawan

Pemanfaatan ruang bagi permukiman dan pelayanan umum saat ini terdistribusi

yang bekerja di industri-industri tersebut.


Kecamatan yang berubah kepadatannya

secara acak sehingga berdampak dan terkesan bahwa pengembangan tersebut

seperti Kecamatan Sepatan dan Sepatan Timur

tidak direncanakan dengan baik.

denga

rencanakepadatan

sedang

berubah

menjadi tinggi
Peningkatan jumlah permohonan investasi ini dapat dilihat dari meningkatnya
permintaan atau permohonan investasi di bidang rumah skala besar yang
5

merupakan salah satu isu yang mulai berkembang di kabupaten tangerang sebagai
konsekuensi kedekatannya dengan pusat-pusat pertumbuhan nasional dan regional
seperti kota tangerang, jakarta, dan daerah lainnya.

Mengubah pola rencana yang telah di


tetapkan

Masih banyak yang mendirikan rumah di


6

masih terdapat permukiman kumuh di Kabupaten Tangerang

pinggiran sungai
Kumuh akibat kepadatan permukiman tinggi
Kumuh akibat kurangnya penyediaan PSU di
kawasan permukiman

Você também pode gostar