Você está na página 1de 11

A.

BAHAN BAKU ASBES


Asbestos ("asbes") adalah sebuah grup mineral metamorfis berfiber. Nama ini berasal
dari penggunaannya di lampu wick; karena tahan api dia telah digunakan dalam banyak
aplikasi, (Wikipedia Indonesia). Asbes adalah bentuk serat mineral silika yang termasuk
dalam kelompok serpentine dan amphibole dari mineral- mineral pembentuk batuan,
termasuk: actinolite, amosite (asbes coklat, cummingtonite, grunnerite), anthophyllite,
chrysotile (asbes putih), crocidolite (asbes biru), tremolite, atau campuran yang
sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral tersebut. Debu asbes
adalah partikel-partikel asbes yang beterbangan/ bertebaran di udara atau

partikel-

partikel asbes terendap yang dapat terhambur ke udara sebagai debu di lingkungan kerja.
Asbes adalah istilah pasar untuk bermacam-macam mineral yang dapat dipisahpisahkan hingga menjadi serabut yang fleksibel. Berdasarkan komposisi mineralnya,
asbes dapat digolongkan menjadi dua bagian. Golongan serpentin; yaitu mineral krisotil
yang merupakan hidroksida magnesium silikat dengan komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)
H2O, Golongan amfibol; yaitu mineral krosidolit, antofilit, amosit, aktinolit dan
tremolit.
Walaupun sudah jelas mineral asbes terdiri dari silikat-silikat kompleks, tetapi dalam
menulis komposisi mineral asbes terdapat perbedaan. Semula dianggap bahwa silikatnya
terdiri dari molekul Si11O12. Akan tetapi berdasarkan hasil penyelidikan sinar-X,

sebenarnya silikat-silikat itu terdiri dari molekul-molekul Si4O11. Adapun asbes yang
banyak digunakan dalam industri adalah asbes jenis krisotil.
Perbedaan dalam serat asbes selain karena panjang seratnya berlainan, juga karena
sifatnya yang berbeda. Satu jenis serat asbes pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk
beberapa penggunaan yaitu dari serat yang berukuran panjang hingga yang halus.
Pembagian atas dasar dapat atau tidaknya serat asbes dipintal ialah :
1.

Serat asbes yang dipintal, digunakan untuk :


a. Kopling, tirai dan layar, gasket, sarung tangan, kantong-kantong asbes, pelapis ketel
uap, pelapis dinding, pakaian pemadam kebakaran, pelapis rem, ban mobil, bahan
tekstil asbes, dan lain-lain.
b. Alat pemadam api, benang asbes, pita, tali, alat penyam-bung pipa uap, alat listrik,

alat kimia, gasket keperluan laboratorium, dan pelilit kawat listrik.


2. Serabut yang tidak dapat dipintal terdiri atas:
a. Semen asbes untuk pelapis tanur dan ketel serta pipanya, dinding, lantai, alat-alat
kimia dan listrik
b. Asbes untuk atap;
c. Kertas asbes untuk lantai dan atap, penutup pipa isolator-isolator panas dan listrik;
d. Dinding-dinding asbes untuk rumah dan pabrik, macam-macam isolasi, gasket,
ketel, dan tanur;
e. Macam-macam bahan campuran lain yang menggunakan asbes sangat halus dan
kebanyakan asbes sebagai bubur.
Asbes amfibol yang biasa digunakan sebagai bahan serat tekstil adalah dari jenis
varitas krosidolit. Hal ini berhubungan dengan daya pintalnya yang sesuai dengan
kebutuhan industri tekstil. Krisotil dan antagonit termasuk ke dalam golongan asbes

serpentin. Krisotil juga merupakan jenis asbes yang sangat penting dalam industri
pertekstilan.
B. Fungsi Asbes
Adapun fungsi Asbes dalam kehidupan sehari-hari yaitu :
1. Sebagai Atap Rumah
Manfaat pertama dari asbes adalah sebagai atap rumah. Atap rumah yang terbuat
dari asbes dapat menjadi pengganti atap berbahan genting, dan bisa juga menjadi
atap rumah yang memilki konstruksi yang ringan. Selain itu, asbes juga memiliki
harga yang cenderung lebih murah dibandingkan harga genting, sehingga beberapa
rumah yang memiliki konstruksi semi permanen seringkali memanfaatkan asbes
sebagai bahan atap rumah. Penggunaan asbes sebagai atap rumah ini dapat
menggunakan triplek sebagai pemisah jarak antara ruangan dengan asbes, sehingga
akan lebih nyaman. Manfaat triplek ini dapat memberikan pengendapan udara yang
baik dalam ruangan sehingga tidak akan terlalu panas maupun terlalu dingin.

2. Konstruksi Bangunan Semi Permanen


Selain dimanfaatkan sebagai atap rumah, asbes juga seringkali dimanfaatkan
sebagai tembok pada rumah semi permanen. Penggunaan konstruksi rumah semi
permanen dengan menggunakan asbes dinilai lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan dinding dan juga konstruksi dari kayu ataupun bambu yang mudah
lapuk. Selain itu, harga kayu dan juga bambu cenderung lebih mahal untuk

penggunaan konstruksi rumah yang semi permanen. Namun dapat juga


menggunakan bahan konstruksi lainnya seperti gipsum, manfaat gipsum yang bisa
digunakan sebagai dinding yang semi permanen ini akan membantu membagi
ruangan dengan lebih kokoh.
3. Bahan Campuran pada Bahan Bangunan
Pada bahan bangunan sendiri, asbes seringkali menjadi bahan campuran untuk
pembuatan suatu bangunan. Asbes menjadi campuran pada bahan-bahan bangunan,
terutama bahan bangunan yang terbuat dari plastic, yang paling sering dimanfaatkan
sebagai atap rumah. Selain menggunakan bahan permanen dalam membangun
sebuah bangunan, menggunakan bahan bangunan paduan dengan kayu juga
bukanlah hal yang buruk. Untuk menyanggah asbes ini dapat juga menggunakan
kayu jati. Manfaat kayu jati dalam hal bangunan ini sudah bukan hal yang asing
lagi, selain itu kualitas dari kayu jati ini cukup bagus dan akan awet tahan lama.

4. Bahan Campuran pada Bodi Kendaraan


Dalam dunia otomotif, penggunaan asbes saat ini sudah tergantukan oleh fiberglass
dan juga carbon fiber. Namun demikian, sebelum penggunaan fiberglass marak
digunakan, asbes terlebih dahulu sudah menjadi bahan utama pembuatan bodi pada
kendaraan bemotor. Body pada sepeda motor, dan juga beberapa bagian kecil dari
mobil, seperti bemper, fender, dan bagian lainnya dibuat dengan memanfaatkan

penggunaan asbes. Penggunaan asbes ditujukan untuk memperkecil biaya produksi,


dengan menambahkan bahan-bahan plastic, yang mudah dicat, salah satunya adalah
asbes.
5. Untuk Menghalangi Sinar Matahari
Penggunaan asbes saat ini juga sering kali dimanfaatkan untuk menghalangi sinar
matahari. Terkadang asbes ditempatkan pada kolam-kolam ikan, atau pada
pekarangan rumah agar sinar matahari yang terik tidak terlalu menyinari kolam ikan
atau pekarangan rumah, selain untuk mencegah masuknya sinar matahari yang
berlebih, penggunaan asbes sebagai tutup ini juga ditujukan agar tidak ada ikan
yang meloncat keluar. Sinar matahari yang terlalu terik dapat menyebabkan
berbagai macam gangguan dan juga masalah, terlebih dalam kesehatan. Karena itu
perlu dilakukan pengurangan dengan cara menghalanginya dengan menggunakan
bahan asbes bening. Hal ini akan lebih menambahkan suasana yang baik untuk
ruangan, pada saat siang hari akan lebih menghemat energi dan baik untuk sirkulasi
udara. Ini juga merupakan salah satu manfaat plafon rumah dalam hal pemilihan
bahan bangunan yang tepat.
6. Atap Garasi
Asbes juga seringkali dimanfaatkan sebagai penggunaan pada garasi. Bahan asbes
yang cenderung lebih ringan dibandingkan dengan genting dapat menjadi pilihan
utama untuk pembuatan atap garasi. Untuk membuat garasi ini akan lebih baik bila

garasi terdapat jendela maupun pintu dengan model layaknya jendela, karena akan
memberikan sirkulasi udara yang baik. Manfaat jendela ini akan lebih cocok
digunakan bersama pada asbes jenis soft dengan penyerapan udara panas yang baik,
sehingga garasi tidak akan merasa pengap.

C. JENIS-JENIS ASBES
Ada enam jenis mineral yang dikategorikan asbes yaitu : chrysolite, riebeckite,
grunerite, actinolite, anthrophyllite, dan thermolite. Berdasarkan komposisi dan bentuk
serat mineral silika ada dua kelompok asbes yaitu :
Serpentine yaitu chrysotile, merupakan hidroksida magnesium silikat yang memiliki
komposisi Mg6(OH)6(Si4O11)H2O dan amphibole yaitu grunerite asbes amosite atau
asbes coklat, riebeckite asbes crocidolite atau asbes biru, actinolite, thermolite dan
campuran yang sekurang-kurangnya mengandung salah satu dari mineral-mineral
tersebut.
Ada 4 jenis asbes yang beredar dipasaran saat ini antara lain :
1. Chrysotile (Asbes Putih)
Chrysotile adalah mineral berserat yang tidak terbakar atau membusuk. Mineral
ini adalah bahan kimia yang paling tahan. Hal itu karena mineral ini memiliki
sifat fleksibel dan memiliki kekuatan tarik tinggi. Kombinasi unik dari sifat
tersebut membuat chrysotile merupakan bahan yang sangat berguna selama
beberapa decade sebagai komponen utama dari produk ringan, diperkuat semen,
bahan gesekan, segel suhu tinggi dan gasket dan sejumlah aplikasi lainnya.
Chrysotile telah dikenal selama lebih dari 2000 tahun, yang awalnya digunakan
untuk kain kremasi, sumbu lampu minyak dan tekstil lainnya. Tapi chrysotile
hanya digunakan pada abad ke-19. Chrysotile pertama kali ditambang secara
komersial di Ural (Rusia), di Italia dan di Kanada.

2. Crocidolite (Asbes Biru)


Crocidolite (biru) Serat asbes yang cerah biru, biasanya lebih pendek, tegak dan
kurang halus dari chrysotile.
3. Amosite (Asbes Coklat)
Amosite (coklat) serat cenderung berwarna coklat dengan serat lebih rapuh dari
baik crocidolite atau chrysotile asbes seperti itu masih banyak digunakan di
masyarakat Dusun Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota
Semarang.
4. Anthrophyllite (Asbes Abu-abu)
D. BAHAYA ASBES
Asbes yang dalam penggunaannya digunakan sebagai atap/kanopi dan banyak
masyarakat dusun tersebut yang tidak mengetahui bahaya pemakaian asbes secara
jangka panjang. Dalam jangka panjang menghirup asbes terus menerus bisa
menimbulkan risiko kesehatan. Asbes masuk ke dalam tubuh melalui cara inhalasi.
Dampak bahaya dari menghirup serat asbes tidak bisa dilihat dalam jangka waktu
singkat. Terkadang gejala penyakit ini baru muncul dalam waktu 20-30 tahun setelah
terpapar serat asbes pertama kali. Serat asbes yang terhirup dan masuk ke dalam paruparu bisa menyebabkan asbestosis (timbulnya jaringan parut di paru-paru), kanker paruparu dan mesothelioma (kanker ganas yang menyerang selaput mesothelium). Risiko
terkena penyakit ini akan meningkat setara dengan banyaknya jumlah serat asbes yang
dihirup. Selain itu risiko kanker paru-paru akibat menghirup serat asbes lebih besar
dibandingkan dengan asap rokok. Ini disebabkan asbes terdiri dari serat-serat kecil yang
mudah terpisah, sehingga jika serat tersebut bererbangan di udara dan terhirup oleh
tubuh akan berbahaya bagi kesehatan. Biasanya serat asbes ini bisa menimbulkan risiko

kesehatan jika masuk ke dalam tubuh melalui cara inhalasi. Jumlah kecil serat asbes di
udara yang dihirup seseorang saat bernapas tidak akan menimbulkan rasa sakit. Ratarata orang hanya menghirup asbes dalam jumlah yang sangat kecil dan berisiko rendah
terhadap kesehatan. Beberapa penelitian menunjukkan asbes yang berbentuk lembaran
tidak menunjukkan risiko kesehatan yang berarti. Orang yang sangat berisiko memiliki
gangguan kesehatan akibat asbes umumnya yang bekerja di pertambangan atau industri.
Tapi bukan berarti atap rumah yang terbuat dari asbes tidak berbahaya sama sekali,
hanya saja risiko gangguan kesehatannya lebih rendah. Berbagai bentuk material dari
asbes membuat tingkatan risiko kesehatan yang berbeda. Jika serat asbes dalam bentuk
yang stabil seperti lembaran dan kondisinya masih baik, maka risiko kesehatannya kecil.
Namun jika lembaran tersebut sudah ada yang rusak, berlubang atau salah dalam hal
penggunaannya, maka bisa menimbilkan risiko yang lebih tinggi. Bahan bangunan asbes
umumnya digunakan sebagai lembaran semen (fibro), drainase, cerobong pipa, atap
rumah atau papan bangunan lainnya. Sejak tahun 1960-an dan 1970-an, serat asbes
banyak digunakan oleh masyarakat sebagai isolasi atap rumah. Ternyata berdasarkan
penelitian, bahan asbes ini berbahaya bagi kesehatan karena debu-debu unsurnya yang
terhirup akan masuk ke paru-paru dan tidak dapat larut serta dapat membunuh sel pada
paru-paru sehingga beresiko kanker. Karena bahaya ini di beberapa negara amerika dan
eropa, penggunaan bahan asbes ini telah mulai dilarang. Gejala dari terhirupnya asbes
ini ke dalam saluran pernapasan adalah sesak napas ringan dan kesulitan bergerak
Sekitar 15% penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami
kegagalan pernapasan. Perokok berat dengan bronkitis kronis dan asbestosis, akan

menderita batuk-batuk dan bengek. Menghirup serat asbes kadang-kadang dapat


menyebabkan terkumpulnya cairan pada ruang antara kedua selaput yang melapisi paruparu. Asbes juga bisa menyebabkan tumor pada pleura yang disebut mesotelioma.
Mesotelioma bersifat ganas dan tidak dapat disembuhkan. Mesotelioma umumnya
muncul setelah terpapar krokidolit, satu dari 4 jenis asbes. Amosit, jenis yang lainnya,
juga menyebabkan mesotelioma. Krisotil mungkin tidak menyebabkan mesotelioma
tetapi kadang tercemar oleh tremolit yang dapat menyebabkan mesotelioma.
Mesotelioma biasanya terjadi setelah pemaparan selama 30-40 tahun. Kanker paru-paru
akan terjadi pada penderita asbestosis yang

juga merokok, terutama mereka yang

merokok lebih dari satu bungkus sehari. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: batuk,
rasa sesak di dada,nyeri dada dan kelainan kuku atau clubbing of fingers (bentuk jari-jari
tangan yang menyerupai tabuh gendering-).
Adapun penanganan pada material asbes adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi bahan yang mengandung asbes dan memperhitungkan resiko
yang bisa terjadi.
2. Jauhkan anak-anak dari daerah yang mengandung material asbes
3. Menggunakan perlengkapan yang diperlukan seperti masker dan APD ,
kacamata,sarung tangan dan pakaian ganti.
4. Menyiram material yang mengandung asbes untuk mengurangi debu
5. Meminimalkan jumlah orang yang kontak dengan material asbes
6. Dimasukkan dalam wadah tertutup
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di
lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol
debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih
terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu. Untuk mengurangi resiko

terjadinya kanker paru-paru, kepada para pekerja yang berhubungan dengan asbes,
dianjurkan untuk berhenti merokok. Sementara itu guna menghindari sumber penyakit
yang akan tersebar pada pihak keluarga, disarankan setiap pekerja untuk mencuci
pakaian kerjanya di pabrik, dan menggantinya dengan pakaian bersih untuk kembali ke
rumah. Sehingga semua pakaian kerja tidak ada yang dibawa pulang, dan pekerja
membersihkan diri atau mandi sebelum kembali kerumah masing-masing.

Você também pode gostar