Você está na página 1de 93

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh :

R. Senandung Nacita Mizwar W.


2004 12 477

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat-Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2011

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE


TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

Oleh
R. Senandung Nacita Mizwar W.
2004 12 477

SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat-Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA
JAKARTA
2011

DAFTAR ISI

Daftar Isi..........................................................................................................i
Daftar Tabel..... iii
Daftar Gambar iv
Kata Pengantar v
Abstrak..........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.. 1
1.1 Latar Belakang Masalah... 1
1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah..3
1.3 Tujuan Penelitian4
1.4 Manfaat Penelitian..4
1.5 Tinjauan Pustaka5
1.6 Sistematika Penulisan... 7
BAB II LANDASAN PEMIKIRAN TEORETIS. 9
2.1 Kerangka Teoretis. 7
2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance.. 7
2.1.2 Sejarah Good corporate Governance 12
2.1.3 Prinsip Good Corporate Governance. 13
2.1.4 Manfaat Good Corporate Governance.. 17
2.1.5 Tujuan Good Corporate Governance. 20
2.1.6 Peran Profesi Akuntansi dalam Mewujudkan GCG. 22
2.2 Kinerja Perusahaan... 23
2.2.1 Pengertian Kinerja dan Penilaian Kerja..23
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Kerja...26
2.2.2.1 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan... 26
2.2.2.2 Manfaat Penilaian Kerja Perusahaan 27
2.2.3
Penilaian Kinerja Keuangan.. 29
2.2.3.1 Laporan Keuangan sebagai Alat Penilaian
Kinerja Perusahaan 29
2.2.4
Pengukuran Kinerja Keuangan. 31
2.2.5
Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio33
2.3 Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Perusahaan... 36
2.4 Model Penelitian 38
2.5 Hipotesis Konseptual 38
BAB III METODE PENELITIAN.40
3.1 Populasi dan Sampel 40
3.2 Definisi Operasional Variabel...40
3.2.1 Variabel Independen41

3.2.2 Variabel Dependen.. 41


3.3 Metode Pengumpulan Data..42
3.4 Metode Analisis Data 43
3.4.1 Uji Normalitas..43
3.4.2 Analisis Regreresi Linear Sederhana..44
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 46
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 46
4.1.1 Sampel Penelitian.46
4.2 Analisis Data Penelitian 49
4.2.1 Uji Normalitas53
4.2.2 Analisis Regresi Linear Sederhana...53
4.2.2.1 Pengujian Hipotesis Pertama...53
4.2.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua.. 55
4.2.2.3 Pengujian Hipotesis Ketiga.. 57
4.2.3 Kesimpulan Statistik
59
4.3 Pembahasan.. 60
BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 63
5.1 Simpulan..63
5.2 Keterbatasan...64
5.3 Saran ....................................................................................................65
DAFTAR RUJUKAN .. 66
LAMPIRAN I 69
LAMPIRAN II ................................................................................................ 70

ii

DAFTAR TABEL

4.1 : Pemeringkatan Perusahaan Menurut CGPI 2006 47


4.2 : Pemeringkatan Perusahaan Menurut CGPI 2007 48
4.3 : Pemeringkatan Perusahaan Menurut CGPI 2008 ... 49
4.4 : Uji Normalitas Residual ROA .. 50
4.5 : Uji Normalitas Residual ROE .. 51
4.6 : Uji Normalitas Residual NPM .. 52
4.7 : Regresi Linear Sederhana ROA . 54
4.8 : Regresi Linear Sederhana ROE . 56
4.9 : Regresi Linear Sederhana NPM. 58

iii

DAFTAR GAMBAR

2.1 : Model Penelitian 38

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, berkat
dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, untuk
memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi
pada jurusan Akuntansi di Universitas Katolik Atma Jaya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan skripsi sampai dengan selesainya skripsi ini, kepada:
1. Bapak Sofian Sugioko, selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktu dan pikiran memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Stanislaus Suryadi Uyanto selaku penasihat akademik selama
penulis menempuh pendidikan di Unika Atma Jaya yang selalu bersedia
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis.
3. Bapak Eddy Haryadi, SE, M.T.M.I selaku Dekan Fakultas Ekonomi Unika
Atma Jaya.
4. Ibu Loh Wenny Setiawaty, SE, M.Ak, selaku Kepala Prodi Akuntansi Unika
Atma Jaya.

5. Seluruh staf pengajar dan staf karyawan fakultas ekonomi-akuntansi


UNIKA Atma Jaya, yang telah memberikan segala informasi yang berkaitan
dengan kegiatan perkuliahan dan membantu dalam bidang administrasi,
terutama Bapak Paulus dan Bapak Piyon.
6. Ayahanda tercinta Deddy Mizwar, Ibunda tercinta R. Giselawati W., yang
selalu senantiasa memberi semangat, doa dan inspirasi kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi dan studi di UNIKA Atma Jaya.
7. Kedua adik tersayang Zulfikar Rakita Dewa (Dede) dan Gacia Kalila
(Beybi).
8. Ajie Prasetyo yang selalu setia memotivasi, meluangkan waktu, tenaga
dan pikiran selama proses penyusunan skripsi ini dari tahap awal hingga
akhir. Tiada kata selain terima kasih atas dukungan luar biasa yang telah
diberikan.
9. Teman-teman dan sahabat dari UNIKA Atma Jaya: Ayu, Difa, Tika, Meyke,
Meidy, Rachel, Sisil, Tiffany, Andre, Japra, Donny, Jo, dan teman-teman
angkatan 2004 lainnya yang telah mendukung dan memberikan semangat
kepada penulis selama penyusunan skripsi ini
10. Teman-teman lainnya dari ikatan Abang None Jakarta Selatan 2009 dan
DKI Jakarta 2009. Khususnya, Wimmy, Sabrina, Anom, Nisa dan Yudy.

vi

11. Teman-teman dari Liputan 6 SCTV yang selalu memotivasi penyelesaian


skripsi ini serta telah membantu menggantikan jadwal siaran penulis selama
proses penyelesaian skripsi.

Jakarta, Juli 2011

Penulis

vii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Good Corporate


Governance terhadap kinerja keuangan sebuah perusahaan. Kinerja
keuangan dalam skripsi ini diukur melalui tiga rasio keuangan yaitu Return
on Assets, Return on Equity dan Net Profit Margin.
Data yang digunakan merupakan data sekunder. Sampel berjumlah
30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan
laporan keuangan di tahun 2006 sampai dengan 2008 dan masuk dalam
pemeringkatan skor Corporate Governance Perception Index berdasarkan
penilaian The Indonesian Institute for Corporate. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode regresi linear sederhana.
Hasil pengujian regresi menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return on
Assets, Return On Equity dan juga Net Profit Margin perusahaan.

viii

ABSTRACT

The objective of this study is to determine the impact of Good Corporate


Governace of companys financial performance. Financial performance in this
study is measured with three financial ratios which are Return on Assets,
Return on Equity and Net Profit Margin.
Data that is used for this research is secondary data. The sample is
consisted on 30 companies that listed on The Indonesian Stock Exchange
which published the financial report for 2006 to 2008 period and also fall into
Corporate Governance Perception Index score that based on the
assessment of The Indonesian Institute for Corporate Governance. The
analysis method that used is the simple linear regression.
Based on the results of regression tests, it shows that Good
Corporate Governance had not significance impact on the companys Return
of Assets, Return of Equity and also Net Profit Margin ratio.

ix

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Terjadinya krisis ekonomi di berbagai negara dan terungkapnya skandalskandal akuntansi dan keuangan terutama kasus-kasus seperti Enron, Tyco,
Worldcom dan Global Crossing menjadi bukti lemahnya implementasi prinsip
Good Corporate Governance. Di negara-negara Asia dan Indonesia yang
juga mengalami krisis ekonomi sekitar tahun 1997-1998, isu mengenai GCG
telah menjadi bahasan penting bagi para investor maupun pemerintah dalam
pemulihan perekonomian.
Tujuan pembaharuan Undang-undang Perseroan Terbatas No. 40
Tahun 2007, salah satunya adalah untuk mendukung implementasi GCG
atau Good corporate governance. Pengelolaan yang baik lazim disebut
dengan Good Corporate Governance (GCG) atau prinsip Tata Kelola Usaha
yang Baik. GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien,
transparan

dan

konsisten

dengan

peraturan

perundangundangan.

Penerapan GCG perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan,
yaitu negara dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai
pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia
usaha. Tata kelola perusahaan yang baik (Good corporate governance)
1

dapat diartikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaan dan pemegang
saham secara berkesinambungan dengan tetap memperhatikan kepentingan
stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan serta normanorma yang berlaku.
Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau
memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai
perusahaan (Brigham dan Houston,2001). Peningkatan nilai perusahaan
tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai
laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut perusahaan akan
mampu memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan
pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Demi kepentingan perusahaan dalam menentukan investasi dan
menciptakan pertumbuhan maka perusahaan perlu memastikan bahwa
manajemen

bertindak

yang

terbaik

untuk

kepentingan

perusahaan.

Kepastian seperti itu diberikan oleh sistem tata kelola perusahaan (Corporate
Governance). Good Corporate Governancejuga dapat didefinisikan sebagai
susunan aturan yang menentukan hubungan antara pemegang saham,
manajer, kreditur, pemerintah, karyawan dan stakeholder internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak dan tanggung jawab (FCGI,
2006).

Prinsip-prinsip dasar GCG pada dasarnya memberikan tujuan untuk


kemajuan kinerja perusahaan. Melalui implementasi GCG yang baik akan
menciptakan hubungan yang harmonis antara manajemen perusahaan,
investor dan stakeholderslainnya sehingga kinerja perusahaan baik yang
bersifat finansial maupun non finansial juga ikut membaik. Maka dalam
penelitian ini penulis bermaksud meneliti apakah terdapat pengaruh praktik
GCG terhadap kinerja perusahaan yang bersifat finansial.

Maka berdasarkan latar belakang diatas, penulis menetapkan judul:


ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN.

1.2

Rumusan dan Pembatasan Masalah

Penelitian ini mengkaji tentang penerapan GCG pada perusahaan public


yang

terdaftar di

Bursa

Efek

Indonesia

(BEI)

dan

masuk

dalam

pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) pada tahun


2006-2008. Penulis meneliti apakah skor GCG mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan. Dalam skripsi ini, kinerja keuangan perusahaan akan
diukur dengan Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net
Profit Margin (NPM).
Atas dasar latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang hendak
dijawab melalui penulisan skripsi ini adalah :

a. Apakah Good Corporate Governance mempengaruhi ROA perusahaan?


b. Apakah Good Corporate Governance mempengaruhi ROE perusahaan?
c. Apakah Good Corporate Governance mempengaruhi NPM perusahaan?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:


a. Untuk mengetahui pengaruh Good corporate governance terhadap ROA
perusahaan.
b. Untuk mengetahui pengaruh Good corporate governance terhadap ROE
perusahaan.
c. Untuk mengetahui pengaruh Good corporate governance terhadap NPM
perusahaan.

1.4

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa


pihak, antara lain:
1. Manfaat bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan dan
dasar penelitian sejenis yang mungkin dapat diterapkan pada perguruan
tinggi di masa yang akan datang.

2. Manfaat bagi Perusahaan


Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
perusahaan, khususnya mengenai pengaruh penerapan Good Corporate
Governance (GCG) terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan.
3. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
tambahan
pelaksanaan

kepustakaan/referensi
Good

Corporate

empiris

Governance

mengenai
(GCG)

di

pengaruh
Indonesia,

khususnya pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.


4. Manfaat bagi Peneliti dan Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa
tambahan pengetahuan empiris mengenai pengaruh pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) di Indonesia; khususnya pengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan dan dapat menjadi bahan
referensi untuk mengkaji topik yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian ini.

1.5

Tinjauan Pustaka

Corporate Governance sudah mulai terdengar di Indonesia dikarenakan


terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan di tahun 1998. Stijn
Claessens dalam bukunya yang berjudul Corporate Governance and

Development membahas penelitian yang dilakukan oleh Johnson et., al


(2000) yang menyatakan bahwa di negara dengan perlindungan hukum yang
rendah bagi investor, Corporate Governance merupakan faktor kunci dalam
mengurangi penurunan harga saham selama krisis finansial. Shleifer and
Vishny (1997) menyatakan Corporate Governance berkaitan dengan cara
atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh
return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanam.
Firth et al. (2002) melakukan penelitian terhadap perusahanperusahaan yang terdaftar di pasar modal Hongkong dan hasilnya
menunjukkan bahwa perusahan-perusahaan yang melaksanakan Good
Corporate Governance mengalami peningkatan kinerja perusahaan yang
signifikan. Hal serupa juga dinyatakan oleh Brown and Caylor (2004).
Alexakis (2006) melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan
yang listing di pasar modal Yunani dan menemukan bahwa perusahaanperusahaan yang melakukan Good Corporate Governance mengalami
peningkatan rata-rata return saham dan mengalami penurunan resiko yang
signifikan.
Penelitian yang dilakukan Bhagat dan Bolton (2007), Tanko dan
Kolawole (2007) dan Bauwhede (2009) menyatakan Corporate Governance
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja operasional perusahaan.
Brown dan Caylor (2004) menunjukkan bahwa penerapan Good
Corporate Governance dapat meningkatkan return on equity (ROE), net

profit margin (NPM) dan Tobins Q. Cornettt et al (2005) melakukan


penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok
S&P 100. Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan Good Corporate
Governance berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diproxi
dengan ROA.
Akan tetapi berdasarkan penelitian Yeni Avitta (2010) Good Corporate
Governance memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan net profit margin.

1.6

Sistematika Penulisan

Untuk memperjelas dan menguraikan pembahasan skripsi ini, penulis


menggambarkan sistematika penulisan ini kedalam 5 bab, dengan urutan
dan uraian sebagai berikut:
BAB 1 :

Pendahuluan

Dalam bab ini, akan dibahas tentang latar belakang penelitian, rumusan dan
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan sebagai gambaran singkat.
BAB 2 :

Landasan Pemikiran Teoretis

Bab ini berisi teori-teori yang relevan yang bisa dijadikan landasan dalam
penulisan skripsi ini.

BAB 3 :

Metode penelitian

Bab ini menjelaskan tentang populasi dan penentuan sampel, jenis dan
sumber data, variabel penelitian, definisi operasional variabel, metode
pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB 4 :

Analisis dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tetnatang gambaran umum objek penelitian, analisis


data, serta pembahasan hasil analisis data.
BAB 5 :

Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilakukan dan saran-saran yang diharapkan akan berguna bagi
pihak yang berkepentingan.

BAB II
LANDASAN PEMIKIRAN TEORITIS

2.1

Kerangka Teoretis

Bab ini membahas teori-teori mengenai penerapan Good Corporate


Governancedan juga rasio-rasio keuangan yang diperlukan untuk mengukur
kinerja perusahaan.
2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance
Menurut Forum for Good corporate governance in Indonesia (FCGI,2006)
pengertian GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka
atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang
berkepentingan (stakeholders).
Pengertian lainnya mengenai GCG di beberapa negara di dunia,
mendefinisikan GCG adalah sebagai cara-cara manajemen perusahaan
bertanggung

jawab

pada

shareholder-nya,

dimana

para

pengambil

keputusan di perusahaan haruslah dapat dipertanggungjawabkan, dan


keputusan

tersebut

mampu

memberikan
9

nilai

tambah

bagi

10

shareholderslainnya, karena itu fokus utama di sini terkait dengan proses


pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung nilai-nilai
transparency, responsibility, accountability, independency dan tentu saja
fairness. Tujuan dari GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi
semua

pihak

pelaksanaan

yang
GCG

berkepentingan
dapat

(stakeholders).

meningkatkan

nilai

Secara

teoritis,

perusahaan

dengan

meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin


dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan-keputusan yang
menguntungkan diri sendiri dan umumnya GCG dapat meningkatkan
kepercayaan investor.
Menurut Bank Dunia, deifinisi corporate governanceadalah:
Gabungan dari hukum, peraturan, serta praktik-praktik usaha yang
diterapkan dalam dunia korporasi dengan tujuan untuk menarik masyarakat
pemodal, melaksanakan efisiensi, serta untuk eksistensi dari usaha yang
dimaksud.
Pengertian lainnya dikemukakan oleh Price Waterhouse Coopers
yang menyatakan bahwa Good corporate governance terkait dengan
pengambilan keputusan yang efektif. Dibangun melalui kultur organisasi,
nilai-nilai

sistem,

berbagai

proses,

kebijakan-kebijakan

dan

struktur

organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan,


efisien, dan efektif dalam mengelola resiko dan bertanggungjawab dengan
memperhatikan kepentingan stakeholder.

11

Lembaga

Corporate

Governance

di

Malaysia

yaitu

Finance

Committee on Corporate Governance (FCCG) mendifinisikan corporate


governance sebagai:
Proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan
mengelola bisnis dan aktivitas perusahaan ke arah peningkatan
pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas perusahaan (Effendi, 2008).
Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Miliki Negara Nomor KEP117/M-MBU/2002, Corporate Governance (Surya dan Yustiavandana,2006)
adalah:
Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan dan stakeholder lainnya, berlandaskan
peraturan perundangan dan etika.
The

Indonesian

Institute

for

Corporate

Governance

(IICG)

mendefinisikan corporate governance sebagai berikut:


Suatu struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan
degan tujuan utama untuk meningkatkan nilai pemegang saham dalam
jangka panjang dengan tetap memperhatikan stakeholders yang lain.
Berdasarkan

definisi-definisi

diatas,

dapat

disimpulkan

bahwa

Corporate Governance adalah suatu sistem, proses, dan seperangkat


peraturan

yang

mengatur

hubungan

antara

berbagai

pihak

yang

berkepentingan, meningkatkan nilai perusahaan dan menciptakan nilai


tambah bagi para stakehoders demi tercapainya tujuan organisasi.

12

2.1.2 Sejarah Good Corporate Governance


GCG pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992
yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadbury Report).
Menurut Cadbury Committee pengertian GCG adalah seperangkat aturan
yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer,
kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan
lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan
tanggung jawab mereka.
Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang
baik mulai terdengar di Indonesia ketika Negara kita berhubungan dengan
International Monetary Fund (IMF). Hal itu ditandai dengan ditanda
tanganinya Letter of Intence (LOI) padan tahun 1998, dimana salah satu
isinya adalah Indonesia harus menjalankan prinsip Good corporate
governance. Mungkin inilah satu-satunya hal positif yang diperoleh Indonesia
sebagai dampak hubungannya dengan IMF tersebut. Sebagai tindak lanjut
pemenuhan kesepakatan tersebut, Indonesia melalui Badan Pengawas
Pasar Modal (BAPEPAM) mewajibkan seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta untuk menjalankan prinsip-prinsip GCG tersebut. Hal
tersebut sudah selayaknya kita dukung mengingat salah satu penyebab
munculnya krisis di Indonesia adalah karena kurangnya kesadaran
perusahaan negeri kita untuk menjalankan GCG. Sebagaimana yang
diungkapkan oleh Kurniawan dan Indriantoro (2008) dalam Mustika (2008)
bahwa ada kemungkinan yang kuat krisis di Indonesia disebabkan karena

13

sebagian besar perusahaan di Indonesia belum menjalankan Good


corporate governance.

2.1.3 Prinsip Good Corporate Governance


GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan
dan konsisten dengan peraturan perundangundangan. Penerapan GCG
perlu didukung oleh tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu negara dan
perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha sebagai pelaku pasar, dan
masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip dasar
yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:
1. Negara dan perangkatnya menciptakan peraturan perundangundangan

yang menunjang iklim usaha yang sehat, efisien dan transparan,


melaksanakan peraturan perundangundangan dan penegakan hukum
secara konsisten (consistent law enforcement).
2. Dunia usaha sebagai pelaku pasar menerapkan GCG sebagai pedoman

dasar pelaksanaan usaha.


3. Masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha serta pihak

yang terkena dampak dari keberadaan perusahaan, menunjukkan


kepedulian dan melakukan kontrol sosial (social control) secara obyektif
dan bertanggung jawab.
Dalam Undang-undang No 40 Tahun 2007 prinsip-prinsip Good
corporate governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai berikut:

14

1. Transparency

Yaitu

keterbukaandalam

melaksanakan proses

pengambilan

keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi


material yang penting dan relevan bagi perusahaan. Seperti
misalnya mengumumkan pendirian PT dalam Tambahan Berita
Negara

Republik

keterbukaan

yang

Indonesia

ataupun

dilakukan

oleh

Surat

Kabar.

perusahaan

Serta

menyangkut

masalah keterbukaan informasi ataupun dalam hal penerapan


management keterbukaan, informasi kepemilikan yang akurat,
jelas dan tepat waktu baik kepada shareholders maupun
stakeholder.
2. Accountability

Akuntabilitas dapat diartikan dengan pentingnya penciptaan


sistem

pengawasan

yang

efektf

berdasarkan

pembagian

kekuasaan antar komisaris, direksi, dan pemegang saham yang


meliputi pengawasan. Adanya keterbukaan informasi dalam
bidang finansial dalam hal ini ada dua pengendalian yang
dilakukan oleh direksi dan komisaris. Direksi menjalankan
operasional
pengawasan

perusahaan,
terhadap

sedangkan

jalannya

komisaris

perusahaan

melakukan

oleh

Direksi,

termasuk pengawasan keuangan. Sehingga sudah sepatutnya


dalam suatu perseroan, Komisaris Independen mutlak diperlukan
kehadirannya. Sehingga adanya jaminan tersedianya mekanisme,

15

peran dan tanggung jawab jajaran manajemen yang professional


atas semua keputusan dan kebijakan yang diambil sehubungan
dengan aktivitas operasional perseroan.
3. Responsibility

Pertanggungjawaban

manajemen

baik

kepada

shareholders

maupun stakeholder dengan tidak merugikan kepentingan para


shareholders maupun anggota masyarakat secara luas. Prinsip ini
diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab merupakan
konsekuensi

dari

adanya

wewenang,

menyadari

adanya

tanggungjawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang


kekuasaan, serta menjunjung etika dan memelihara bisnis yang
sehat.
4. Independency

Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat


bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya
tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai
dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat
dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap
memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang
ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan.

16

5. Fairness

Prinsip keadilan menjamin bahwa setiap keputusan dan kebijakan


yang diambil adalah demi kepentingan seluruh pihak yang
berkepetingan

baik

itu

pelanggan,

shareholders

ataupun

masyarakat luas. Selain itu prinsip keadilan ini tercermin dalam


Pasal 53 ayat 2 Setiap saham dalam klasifikasi yang sama
memberikan kepada pemegangnya hak yang sama. Pasal ini
menunjukkan unsur fairness (non diskriminatif) antar pemegang
saham dalam klasifikasi yang sama untuk memperoleh hakhaknya, seperti Hak untuk mengusulkan dilaksanakannya RUPS,
hak untuk mengusulkan agenda tertentu dalam RUPS dan lainlain.

Prinsip GCG yang paling relevan dengan pengembangan sistem dan


mekanisme internal perusahaan adalah accountability. Berdasarkan prinsip
ini, pertama masing-masing komponen perusahaan, seperti komisaris,
direksi, internal auditor dituntut untuk mengerti hak, kewajiban, wewenang
dan tanggung jawabnya. Hal tersebut penting sehingga masingmasing
komponen mampu melaksanakan tugas secara profesional. Dengan
demikian masing-masing pihak baik Direksi maupun Komisaris perlu
mengamankan investasi dan aset perusahaan. Dalam hal ini Direksi harus
memiliki sistem dan pengawasan internal, yang meliputi bidang keuangan,
operasional, risk management dan kepatuhan (compliance). Sedangkan

17

Komisaris menjaga agar tidak terjadi mismanagement dan penyalahgunaan


wewenang oleh Direksi dan para pejabat eksekutif perusahaan.
Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance menurut OECD
(Organization for Economic and Cooperation Development) 2004 mencakup
lima bidang utama yaitu:
1)

perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the rights of


shareholders).

2) persamaan

perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (the

equitable treatment of shareholders).


3) peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan (the role of

shareholders).
4) keterbukaan dan transparansi (disclosure and transparency).
5) akuntabilitas dewan komisaris (the responsibilities of the board).

2.1.4 Manfaat Good Corporate Governance


Esensi dari corporate governance adalah peningkatan kinerja perusahaan
melalui

pemantauan

kinerja

manajemen

dan

adanya

akuntabilitas

manajemen stakeholder dan pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan


kerangka aturan dan peraturan berlaku. Selain itu, mekanisme corporate
governance juga dapat membawa beberapa manfaat, antara lain:

18

1) Mengurangi agency cost yang merupakan biaya yang harus ditanggung

pemegang saham karena penyalahgunaan wewenang sebagai akibat


pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.
2) Mengurangi

biaya modal (cost of capital) sebagai dampak dari

menurunnya tingkat bunga atas dana dan sumber daya yang dipinjam
oleh perusahaan seiring dengan turunnya tingkat risiko perusahaan.
3) Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan

tersebut terhadap keberadaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang


ditempuh perusahaan.
Listyorini

(2001)

menyebutkan

manfaat

penerapan

corporate

governance adalah:
1) Meningkatkan efisiensi produktivitas

Hal ini dikarenakan seluruh individu dalam perusahaan memiliki komitmen


untuk memajukan perusahaan. Semua individu di perusahaan pada setiap
level

dan

departemen

akan

berusaha

menyumbang

segenap

kemampuannya untuk kepentingan perusahaan dan bukan atas dasar


mencari keuntungan secara pribadi atau kelompok. Dengan demikian
tidak terjadi pemborosan yang diakibatkan penggunaan sumber daya
perusahaan yang dipergunakan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu
yang tidak sejalan dengan kepentingan perusahaan.

19

2) Meningkatkan kepercayaan publik

Publik dalam hal ini dapat berupa mitra baik sebagai investor, pemasok,
pelanggan, kreditor, pemerintah maupun konsumen akhir. Bagi investor
dan kreditor penerapan good corporate governance adalah suatu hal yang
dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan pelepasan dana investasi maupun kreditnya. Jadi kreditor dan
investor akan merasa lebih aman karena perusahaan dijalankan dengan
prinsip yang mengutamakan kepentingan semua pihak dan bukan hanya
pihak tertentu saja.
3) Menjaga kelangsungan hidup perusahaan
4) Dapat mengukur target kinerja perusahaan

Dalam hal ini manajemen lebih terarah dalam mencapai sasaran-sasaran


manajemen dan tidak disibukkan untuk hal-hal yang bukan menjadi
sasaran pencapaian kinerja manajemen.
Pelaksanaan GCG menurut OECD diharapkan dapat memberikan
beberapa manfaat berikut ini:
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan

keputusan

yang

lebih

baik,

meningkatkan

efisiensi

operasional

perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.


2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga

dapat lebih meningkatkan corporate value.

20

3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di

Indonesia.
4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena

sekaligus akan meningkatkanshareholdersvalue dan dividen.

2.1.5. Tujuan Good corporate governance


Tujuan dari GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak
yang berkepentingan (stakeholders). Secara teoretis, pelaksanaan GCG
dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja
keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan
komisaris dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri
dan umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor (Tjager, et
al., 2003).
Penerapan sistem GCG diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah
bagi semua pihak yangberkepentingan (stakeholders) melalui beberapa
tujuan berikut:
1. Meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kesinambungan suatu organisasi

yang

memberikan

kontribusi

kepada

terciptanya

kesejahteraan

pemegang saham, pegawai dan stakeholders lainnya dan merupakan


solusi yang elegan dalam menghadapi tantangan organisasi kedepan
2. Meningkatkan legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil,

dan dapat dipertanggungjawabkan

21

3. Mengakui dan melindungi hak dan kewajiban para shareholders dan

stakeholders.
Dalam

menerapkan

nilai-nilai

Good

Corporate

Governance,

perusahaan menggunakan pendekatan berupa keyakinan yang kuat akan


manfaat dari penerapan Good Corporate Governance. Berdasarkan
keyakinan yang kuat, maka akan tumbuh semangat yang tinggi untuk
menerapkannya sesuai standar internasional. Guna memastikan bahwa
Corporate Governance diterapkan secara konsisten di seluruh lini dan unit
organisasi, perusahaan menyusun berbagai acuan sebagai pedoman bagi
seluruh karyawan. Selain acuan yang disusun sendiri, perusahaan juga
mengadopsi peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam hal
penerapan prinsip GCG harus disadari bahwa penerapan Good Corporate
Governance hanya akan efektif dengan adanya asas kepatuhan dalam
kegiatan

bisnis

manajemen

dan

sehari-hari,
kemudian

terlebih
diikuti

dahulu

diterapkan

oleh segenap

oleh

jajaran

karyawan.

Melalui

penerapan yang konsisten, tegas dan berkesinambungan dari seluruh pelaku


bisnis.
Tujuan dari pelaksanaan Good corporate governance menurut Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) adalah:
a)

Memaksimalkan nilai perseroan bagi pemegang saham dengan cara


meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya,
bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang

22

kuat, baik secara nasional maupun internasional serta demikian


menciptakan iklim yang mendukung investasi.
b)

Mendorong pengelolaan perseroan secara professional, transparan dan


efisien, serta memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian
dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

c)

Mendorong agar pemegang saham, anggota dewan komisaris dan


anggota direksi dalam membuat keputusan dan mejalankan tindakan
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya
tanggung jawab sosial perseroan terhadap peraturan perundangundangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tanggung jawab
sosial perseroan terhadap pihak yang berkepentingan stakeholders
maupun kelestarian di sekitar perseroan.

2.1.6 Peran Profesi Akuntansi Dalam mewujudkan Good Corporate


Governance
Corporate governance merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk
mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam
rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan.
Dengan adanya prinsip-prinsip GCG maka laporan keuangan yang
dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat sehingga dapat
membantu investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu
perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan

23

kinerja

keuangan

perusahaan.

Dapat

disimpulkan

bahwa

dengan

diterapkannya prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan maka pihak-pihak


yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang jelas sesuai
dengan peraturan yang berlaku sehingga dapat mendorong pengelolaan
organisasi yang lebih demokratis, lebih accountable, lebih transparan, serta
akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya
dapat menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang. Dalam hal
ini, tentu saja kinerja keuangan perusahaan akan meningkat karena seiring
dengan berjalan baiknya kegiatan perusahaan.

2.2.

Kinerja Perusahaan

2.2.1. Pengertian Kinerja Dan Penilaian Kinerja


Informasi

akuntansi

pertanggungjawabankinerja

sangat

bermanfaat

manajer.

Karena

untuk

penilaian

kinerja

menilai
pada

dasarnya merupakan penilaianperilaku manusia dalam melaksanakan peran


yang dimainkannya dalam mencapaitujuan organisasi atau perusahaan.
Kemungkinan yang lain adalah digunakannyainformasi akuntansi bersamaan
dengan informasi non akuntansi untuk menilaikinerja manajer atau pimpinan
perusahaan.
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997,
hal503) adalah merupakan kata benda (n) yang artinya:
1. Sesuatu yang dicapai,
2. Prestasi yang diperlihatkan,

24

3. Kemampuan kerja ( peralatan),

Sedangkan

penilaian

kinerja

menurut

Mulyadi

(1997)

adalah

penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian


organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang
ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh
manusia maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas
prilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam
organisasi. Sedangkan pengertian kinerja keuangan adalah penentuan
ukuran-ukuran

tertentu

yang

dapat

mengukur

keberhasilan

suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba.


Dalam mengukur kinerja keuangan perlu dikaitkan antara organisasi
perusahaan dengan pusat pertanggungjawaban. Dalam melihat organisasi
perusahaan dapat diketahui besarnya tanggungjawab manajer yang
diwujudkan dalam bentuk prestasi kerja keuangan. Namun demikian
mengatur besarnya tanggungjawab sekaligus mengukur prestasi keuangan
tidaklah mudah sebab ada yang dapat diukur dengan mudah dan ada pula
yang sukar untuk diukur. Sedangkan tujuan penilaian kinerja Mulyadi (1997)
adalah:
Untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan
dalam mematuhi standar prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar prilaku dapat
berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam
anggaran."
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku yang tidak
semestinya

dan

untuk

merangsang

dan

menegakkan

prilaku

yang

25

semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja dan waktu serta
penghargaan baik yang bersifat instrinsik maupun ekstrinsik. Kinerja suatu
perusahaan juga dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan
tersebut. Dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui keadaan finansial
dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi
perusahaan.

Pengukuran

kinerja

didefinisikan

sebagai

performing

measurement yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau


keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan
demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan
perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas
perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Secara
formal, produk akhir dari hasil pengukuran kinerja diwujudkan dalam suatu
laporan yang disebut laporan kinerja.
Pengukuran

kinerja

digunakan

perusahaan

untuk

melakukan

perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan


perusahaan lain. Pengukuran kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang
tidak semestinya, untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang
semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya,
serta penghargaan.
Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu
yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan
laba. Menurut Febryani dan Zulfadin (2003) dalam Cornelius (2007) kinerja
perusahaan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap

26

perusahaan dimana pun, karena kinerja merupakan cerminan dari


kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Kinerja perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam
menjelaskan operasionalnya.

2.2.2 Tujuan Dan Manfaat Penilaian Kinerja


2.2.2.1 Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31) adalah
sebagai berikut:
1)

Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan


untuk memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya
pada saat ditagih.

2)

Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan


untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang.

3)

Untuk

mengetahui

tingkat

rentabilitas

atau

profitabilitas,

yaitu

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba


selama periode tertentu.

27

4)

Untuk

mengetahui

tingkat

stabilitas

usaha,

yaitu

kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur


dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali
pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar
deviden

secara teratur

kepada para

pemegang

saham tanpa

mengalami hambatan atau krisis keuangan.


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja
keuangan memberikan penilaian atas pengelolaan aset perusahaan oleh
manajemen dan manajemen perusahaan dituntut untuk melakukan evaluasi
dan tindakan perbaikan atas kinerja keuangan perusahaan yang tidak sehat.

2.2.2.2

Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan

Salah satu sarana manajemen paling penting yang harus dibebankan agar
tujuan organisasi dapat tercapai adalah manusia. Tanpa manusia yang
berkualitas, betapapun canggihnya sistem yang dirancang, tujuan organisasi
mungkin hanya sekedar angan-angan saja. Disamping sarana, prinsipprinsip organisasi harus pula dipenuhi seperti adanya pembagian tugas yang
adil, pendelegasian tugas, rentang kekuasaan, tingkat pengawasan yang
cukup, kesatuan perintah dan tanggung jawab serta koordinasi masingmasing unit merupakan suatu hal yang harus terus menerus disempurnakan.
Untuk itu penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk hal-hal
sebagai berikut :

28

1) Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui


pemotivasian karyawan secara maksimum.
2) Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
3) Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan
untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan
karyawan.
4) Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan
mereka menilai kinerja mereka.
5) Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.
Selain dari hal-hal diatas, penilaian kinerja perusahaan juga memiliki
manfaat adalah sebagai berikut:
a)

Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam


suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatannya.

b)

Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,


maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai
kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara
keseluruhan.

c)

Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk


masa yang akan datang.

29

d)

Memberi

petunjuk

dalam pembuatan

keputusan

dan

kegiatan

organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada


khususnya.
e)

Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar


dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

2.2.3. Penilaian Kinerja Keuangan


2.2.3.1 Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Kinerja Perusahaan.
Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu
tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang
menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam
periode tertentu. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan
dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus kas), catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral
dari laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan

30

suatu perusahaan akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan


tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil
dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan.
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi
kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang
ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen,
merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas
pemanfaatan

modal

dan

efisiensi

dari

kegiatan

perusahaan

yang

menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul


terhadap perusahaan. Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan,
dapat digunakan suatu ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran
yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data
keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan
meliputi dua bentuk yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun
masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Dan bentuk yang lain
yaitu

dengan

perbandingan

perusahaan lain yang sejenis.

rasio

antara

satu

perusahaan

dengan

31

2.2.4. Pengukuran Kinerja Keuangan


Terdapat tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja
secarakuantitatif yaitu:
1. Ukuran kriteria tunggal (Single criterium).

Yaitu ukuran kinerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk


menilai kinerja manajernya. Jika kriteria tunggal digunakan untuk
mengukur kinerjanya, orang akan cenderung memusatkan usahanya
kepada kriteria tersebut sebagai akibat diabaikannya kriteria yang lain
yang kemungkinan sama pentingnya dalam menentukan sukses atau
tidaknya perusahaan atau bagiannya. Sebagai contoh manajer produksi
diukur kinerjanya dari tercapainya target kuantitas produk yang
dihasilkan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan akan mengabaikan
pertimbangan penting lainnya mengenai mutu, biaya, pemeliharaan
peralatan dan sumber daya manusia.
2. Ukuran kriteria beragam (Multiple criterium)

Yaitu ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran dalam


menilai kinerja manajernya. Kriteria ini merupakan cara untuk mengatasi
kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran kinerja. Berbagai aspek
kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga seorang manajer
diukur kinerjanya dengan berbagai kriteria. Tujuan penggunaan kriteria
ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengerahkan usahanya
kepada berbagai kinerja. Contohnya manajer divisi suatu perusahaan
diukur kinerjanya dengan berbagai kriteria antara lain profitabilitas,

32

pangsa pasar, produktifitas, pengembangan karyawan, tanggung jawab


masyarakat, keseimbangan antara sasaran jangka pendek dan sasaran
jangka panjang. Karena dalam ukuran kriteria beragam tidak ditentukan
bobot tiap-tiap kinerja untuk menentukan kinerja keseluruhan manajer
yang diukur kinerjanya, maka manajer akan cenderung mengarahkan
usahanya, perhatian, dan sumber daya perusahaannya kepada kegiatan
yang menurut persepsinya menjanjikan perbaikan yang terbesar
kinerjanya secara keseluruhan. Tanpa ada penentuan bobot resmi tiap
aspek kinerja yang dinilai didalam menilai kinerja menyeluruh manajer,
akan mendorong manajer yang diukur kinerjanya menggunakan
pertimbangan dan persepsinya masing-masing didalam memberikan
bobot

terhadap

beragam

kriteria

yang

digunakan

untukmenilai

kinerjanya.
3. Ukuran kriteria gabungan (Composite criterium)

Yaitu ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran dalam


menilai kinerja manajernya. Kriteria ini merupakan cara untuk mengatasi
kelemahan kriteria tunggal dalam pengukuran kinerja. Berbagai aspek
kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga seorang manajer
diukur kinerjanya dengan berbagai kriteria. Tujuan penggunaan kriteria
ini adalah agar manajer yang diukur kinerjanya mengerahkan usahanya
kepada berbagai kinerja. Contohnya manajer divisi suatu perusahaan
diukur kinerjanya dengan berbagai kriteria antara lain profitabilitas,
pangsa pasar, produktifitas, pengembangan karyawan, tanggung jawab
masyarakat, keseimbangan antara sasaran jangka pendek dan sasaran

33

jangka panjang. Karena dalam ukuran kriteria campuran ini ditentukan


bobot tiap-tiap kinerja untuk menentukan kinerja keseluruhan manajer
yang diukur kinerjanya. Dengan adanya penentuan bobot resmi tiap
aspek kinerja yang dinilai didalam menilai kinerja menyeluruh manajer,
akan mendorong manajer yang diukur kinerjanya menggunakan
pertimbangan dan persepsinya masing-masing didalam memberikan
bobot terhadap beragan kriteria

yang digunakan untuk menilai

kinerjanya.

2.2.5 Pengukuran Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio


Menurut Darsono dan Ashari (2005) analisis rasio keuangan merupakan
analisis dengan jalan membandingkan satu pos dengan pos laporan
keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna
mengetahui hubunan diantara pos tertentu baik dalam neraca maupun
laporan laba rugi. Analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat
untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan apakah
perusahaan dalam kondisi sehat atau sebaliknya.
Dalam penelitian ini rasio keuangan yang akan digunakan untuk
melihat pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan
perusahaan adalah rasio Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE)
dan Net Profit Margin (NPM).

34

1) Return on Assets (ROA)


Pengembalian atas total aktiva merupakan ukuran efisiensi operasi yang
relevan. ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam menganalisa
laporan keuangan atas laporan kinerja perusahaan. ROA dapat juga
dikatakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. ROA
menunjukkan kefisienan perusahaan dalam mengelola seluruh aktivanya
untuk memperoleh pendapatan.
ROA adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai
seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan.
Besarnya angka ROA ini menggambarkan seberapa besar pendapatan yang
dapat perusahaan hasilkan dengan setiap rupiah aset mereka. Rumus untuk
menghitung ROA adalah:

ROA

2) Return on Equity (ROE)


Profitabilitas

dapat

mempertahankan

juga

kebijakan

diukur

melalui

deviden

yang

kemampuan

perusahaan

stabil

juga

dan

dapat

mempertahankan kenaikan kekayaan oemegang saham dalam perusahaan.


ROE merupakan salah satu dari dua faktor dasar dalam menentukan
pertumbuhan tingkat pendapatan perusahaan.

35

ROE adalah rasio keuntungan bersih untuk menilai seberapa besar


tingkat return yang diperoleh perusahaan dibagi dengan modal saham
perusahaan. Besarnya angka ROE menggambarkan seberapa besar
pendapatan yang dapat perusahaan hasilkan dari setiap rupiah saham
mereka. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para
pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin tinggi.
Rumus untuk menghitung ROE adalah:

ROE

3) Net Profit Margin (NPM)


Net profit marginmerupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba pada tingkat penjualan tertentu. NPM adalah rasio keuntungan bersih
setelah pajak dibagi penjualan. Besarnya angka NPM menggambarkan
seberapa besar pendapatan bersih setelah pajak yang dapat perusahaan
hasilkan dari penjualan perusahaan. Semakin besar tingkat rasio ini maka
performance perusahaan semakin baik, karena menunjukkan adanya
peningkatan pendapatan yang diperoleh perusahaan atas penjualan yang
dilakukan perusahaan. Oleh karena itu NPM dapat diinterpretasikan sebagai
tingkat efisensi perusahaan.

36

Rumus untuk menghitung net profit margin adalah:

NPM

2.3

Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap


Kinerja Perusahaan

Good corporate governance yang menekankan pentingnya keterbukaan,


akuntabilitas, dan transparansi informasi yang akurat dan menggambarkan
nilai

fundamental

perusahaan.

Penerapan

prinsip

good

corporate

governance di perusahaan sebenernya diharapkan juga mempunyai


pengaruh yang positif terhadap kualitas laporan keuangan yang tercermin
dari menurunkan tingkat rekayasa yang dilakukan manajemen. Secara
teoretis rekayasa yang dikenal dengan istilah earnings management ini
bertujuan untuk menyesatkan pemakaian laporan keuangan yang ingin
mengetahui kinerja perusahaan dan untuk mempengaruhi hasil kontraktual
yang mengandalkan angka-angka akuntansi.
Kegagalan mempertahankan going concern dapat mengancam setiap
perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang buruk, kecurangan
ekonomis dan perubahan kondisi ekonomis dan perubahan kondisi ekonomi
makro seperti merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatkannya inflasi
secara tajam akibat tingginya tingkat suku bunga. Dengan adanya
penerapan prinsip-prinsip Good corporate governance maka diharapkan
akan membawa perusahaan kepada keadaan yang lebih baik. Keberadaan

37

GCG dianggap dapat menjadi alat ukur profesionalisme suatu entitas yang
diyakini dapat menarik minat investor potensial sekaligus meningkatkan
hubungan dagang. Melalui penerapan GCG diharapkan:
1) perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses

pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi


operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanannya
kepada stakeholders,
2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih

murah sehingga dapat meningkatkan corporate value,


3) mampu

meningkatkan

kepercayaan

modalnya di Indonesia dan

investor

untuk

menanamkan

pemegang saham akan merasa puas

dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan shareholders


value dan dividen.

38

2.4Model Penelitian
Gambar 2.1Model Penelitian

ROA

ROE
SKOR
GCG
NPM

2.5 Hipotesis Konseptual


Pada skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan, hipotesis konseptual disusun
sebagai berikut:

H1 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Return on Assets

39

H2 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Return on Equity


H3 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Net Profit Margin

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Populasi dan Sampel

Penelitian dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan yang mengikuti


surveiThe Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG) dari tahun
2006 sampai dengan 2008.

Sedangkan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang sudah menerapkan corporate


governace dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2006, 2007 dan
2008 yang masuk dalam peringkat teratas penerapan corporate governance
yang dilakukan oleh IICG. Skor peringkat ini dikenal dengan nama CGPI
(Corporate Governance Perception Index). Penilaian ini merupakan bentuk
apresiasi

IICG

terhadap

perusahaan-perusahaan

publik

yang

telah

menerapkan corporate governance dengan baik, sehingga perusahaan


mendapatkan predikat sangat terpercaya dan terpercaya.

3.2 Definisi Operasional Variabel


Berdasarkan rumusan masalah, maka variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terbagi dua, yaitu variabel independen dan variabel dependen.
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

40

41

3.2.1 Variabel Independen


Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen. Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah skor
Corporate GovernancePerception Index atau CGPI. Skor GCG merupakan
skala rasio yang diwakili oleh angka dari skala 0-100. Skala ini yang
menunjukkan predikat setiap perusahaan.

3.2.2 Variabel Dependen


Variabel dependen atau terikat pada penelitian ini adalah kinerja perusahaan
yang masuk dalam pemeringkatan CGPI selama tahun 2006 -2008. Kinerja
perusahaan dalam penelitian ini diukur berdasarkan
1) Return On Assets (ROA)
ROA adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa
besar tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaam. Besarnya
angka ROA ini menggambarkan seberapa besar pendapatan yang dapat
perusahaan hasilkan dengan setiap rupiah aset mereka.
menghitung ROA adalah:

ROA

2) Return On Equity (ROE)

Rumus untuk

42

ROE adalah rasio keuntungan bersih untuk menilai seberapa besar tingkat
return yang diperoleh perusahaan dibagi dengan modal saham perusahaan.
Besarnya angka ROE menggambarkan seberapa besar pendapatan yang
dapat perusahaan hasilkan dari setiap rupiah saham mereka. Angka ROE
yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa
tingkat pengembalian investasi makin tinggi.

ROE

3) Net Profit Margin (NPM)


NPM adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak dibagi penjualan.
Besarnya angka NPM menggambarkan seberapa besar pendapatan bersih
setelah pajak yang dapat perusahaan hasilkan dari penjualan perusahaan.
Semakin besar tingkat rasio ini maka performance perusahaan semakin baik,
karena menunjukkan adanya peningkatan pendapatan yang diperoleh
perusahaan atas penjualan yang dilakukan perusahaan.

NPM

3.3 Metode Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan oleh penulis berupa data sekunder. Data yang
diambil adalah data data perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan
CGPI selama kurun waktu 2006-2008 yang merupakan data laporan

43

keuangan yang dipublikasikan dan telah diaudit mulai 31 Desember 2006


sampai 31 Desember 2008. Data ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
(BEI).Sedangkan data untuk skor CGPI diperoleh dari The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG).

3.4 Metode Analisis Data


Metode analisis data dilakukan dengan uji normalitas Kolmogrov-Smirnov
dan analisis regresi sederhana ( Simple Regression Analysis). Pengujian
hipotesis menggunakan Linear Regression Model yang diolah dalam
program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) ver.15.

3.4.1 Uji Normalitas


Uji normalitas data menggunakan alat uji statistik yaitu alat uji statistik
KolmogorovSmirnov (Uji KS) agar lebih meyakinkan dengan melihat data
residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Sehingga bentuk
hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk , menolak atau tidak menolak H0
berdasarkan Significance (Sig) adalah sebagai berikut:

44

a) Jika nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai signifikansi yang telah
ditetapkan yaitu = 0,05, maka H0 ditolak. Artinya data tidak terdistribusi
normal.
b) Jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada nilai signifikansi
yang telah ditetapkan yaitu = 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak. Artinya,
data terdistribusi normal.

3.4.2 Analisis Regresi Sederhana


Analisis regresi sederhana (Simple Regression Analysis) digunakan untuk
memprediksi nilai suatu variabel dependen y berdasarkan nilai variabel
independen x. Analisis regresi juga dapat digunakan untuk melihat pengaruh
variable independen x terhadap variable dependen y.
Model persamaan regresi sederhana dapat dinyatakan sebagai
persamaan linear berikut:
yi = 0 + 1xi + i
Untuk mengestimasi nilai 0 dan 1 digunakan metode kuadrat terkecil
berdasarkan persamaan:
= b0 + b1xi
Bentuk hipotesis dalam regresi linear sederhana ini adalah:
H1 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Return on Assets

45

H2 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Return on Equity


H3 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Net Profit Margin

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam gambaran umum objek penelitian berikut akan dijelaskan keteranganketerangan dan penjelasan yang berkaitan dengan sampel penelitian.

4.1.1 Sampel Penelitian


Objek penelitian pada skripsi ini adalah perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception
Index) pada tahun 2006-2008. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak
30 perusahaan. Yaitu 10 perusahaan pada tahun 2006, 10 perusahaan pada
tahun 2007 dan 10 perusahaan pada tahun 2008. Skripsi ini juga
menggunakan laporan keuangan yang sudah diaudit (audited annual report)
perusahaan-perusahaan tersebut untuk tahun 2006 sampai dengan tahun
2008. Laporan keuangan didapat dari hasil akses melalui internet di website
resmi BEI yaitu www.idx.co.id. Analisis regresi sederhana digunakan untuk
menguji pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang diwakilkan dengan ROA, ROE dan NPM.
Daftar perusahaan yang digunakan sebagai sampel adalah sebagai
berikut:

46

47

Tabel 4.1 Pemeringkatan Perusahaan Menurut CGPI 2006

No

Nama Perusahaan

Skor GCG

PT Bank Niaga Tbk

89,27

PT Medco International Tbk

87,40

PT Bank Mandiri Tbk

83,66

PT Astra International Tbk

83,01

PT Aneka Tambang Tbk

81,92

PT Telekomunikasi Indonesia Tbk

81,30

PT Bank Negara Indonesia Tbk

79,39

PT Kalbe Farma Tbk

78,70

PT Astra Graphia Tbk

78,33

10

PT Sucofindo Tbk

65,60

48

Tabel 4.2 Pemeringkatan Perusahaan Menurut CGPI 2007

No

Nama Perusahaan

Skor GCG

PT Bank Mandiri Tbk

88,66

PT Bank Niaga Tbk

87,90

PT Aneka Tambang Tbk

82,07

PT Adhi Karya Tbk

81,79

PT United Tractors

81,53

PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk

80,57

PT Astra Graphia Tbk

80,30

PT Kalbe Farma Tbk

79,70

PT Bank BNI Tbk

79,46

10

PT Bank Permata Tbk

78,85

49

Tabel 4.3 Pemeringkatan Perusahaan Menurut CGPI 2008

No

Nama Perusahaan

Skor GCG

PT Bank Mandiri Tbk

90,65

PT Telekomunikasi Indonesia

88,67

PT Bank CIMB Niaga Tbk

88.37

PT Aneka Tambang Tbk

85,57

PT United Tractor

85,44

PT Tambang Batu Bara Bukti Asam Tbk

82,27

PT Elnusa Tbk

81,74

PT Jasa Marga Tbk

81,62

PT Adhi Karya Tbk

81,54

10

PT Krakatau Steel Tbk

80,75

4.2 Analisis Data Penelitian


Analisis data penelitian mencakup uji normalitas dan analisis linear
sederhana.

50

4.2.1 Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas kali ini dilakukan
dengan menggunakan One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test. Data dapat
dikatakan terdistibusi normal apabila memiliki nilai siginifikansi lebih dari 5%.
a)Uji Normalitas Residual ROA
H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Berikut adalah output SPSS residual dari regresi GCG terhadap ROA:

Tabel 4.4 : Uji Normalitas Residual ROA


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Mean
Normal
Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most
ExtremeAbsolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardi
zed Residual
ROA
30
,0000000
,16923712
,185
,183
-,185
1,014
,255

a Test distribution is Normal.


b Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai P-value=0,255. Pvaluelebih besar daripada nilai = 0,05. Sehingga:

51

H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal tidak dapat ditolak.
Konklusi dari uji normalitas ini adalah bahwa data variabel ROA
berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

b)Uji Normalitas Residual ROE


H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Berikut adalah output SPSS residual dari regresi GCG terhadap ROE:

Tabel 4.5 : Uji Normalitas Residual ROE


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Mean
Normal
Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most
ExtremeAbsolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardi
zed Residual
ROE
30
,0000000
,20100202
,165
,165
-,121
,905
,386

a Test distribution is Normal.


b Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai P-value=0,386. Pvaluelebih besar daripada nilai = 0,05. Sehingga:

52

H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal tidak dapat ditolak.
Konklusi dari uji normalitas ini adalah bahwa data variabel ROE
berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

c) Uji Normalitas Residual NPM


H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal
H1 : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal
Berikut adalah output SPSS residual dari regresi GCG terhadap NPM:

Tabel 4.6 : Uji Normalitas Residual NPM


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Mean
Normal
Parameters(a,b)
Std. Deviation
Most
ExtremeAbsolute
Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardi
zed Residual
NPM
30
,0000000
,12899379
,236
,236
-,151
1,293
,070

a Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai P-value=0,070. Pvaluelebih besar daripada nilai = 0,05. Sehingga:

53

H0 : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal tidak dapat ditolak.
Konklusi dari uji normalitas ini adalah bahwa data variabel NPM
berasal dari populasi yang terdistribusi normal.

4.2.2 Analisis Regresi Sederhana


4.2.2.1 Pengujian Hipotesis Pertama
Berikut adalah hipotesis untuk analisis regresi linear sederhana dengan =
0,05:
H0 : Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Return on
Assets
H1 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Return on Assets
Pengujian terhadap hipotesis pertama yaitu variabel ROA dengan
analisis regresi linear sederhana menggunakan program SPSS, adalah
sebagai berikut:

54

Tabel 4.7 : Regresi Linear Sederhana ROA


Model Summary

Model
1

Std. Error of
Adjusted
the
R
R Square R Square Estimate
,045(a)
,002
-,034 ,1722327

a Predictors: (Constant), skor GCG

ANOVA(b)
Sum of
Model
Squares
1
Regression
,002
Residual
,831
Total
,832

df
1
28
29

Mean
Square
,002
,030

F
,057

Sig.
,812(a)

a Predictors: (Constant), skor GCG


b Dependent Variable: Return On Asset

Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
skor GCG

Standardized
Coefficients

B
Std. Error
,283
,550
-,002
,007

Beta
-,045

Sig.

B
Std. Error
,515
,610
-,240
,812

a Dependent Variable: Return On Asset

Nilai R2 ( R Square) dari Model Summary menunjukkan bahwa 0,2%


dari variance ROA dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variable skor
GCG. Tabel ANOVA menunjukkan P-value= 0,812 lebih besar dari =0,05.

55

Sedangkan untuk persamaan garis regresi menggunakan metode kuadrat


terkecil (least squares method) yang didapat adalah:
= 0,283 0,002 x
dimana: = ROA dan x = skor GCG
Untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi digunakan
uji statistik t. Dari hasil SPSS didapat nilai uji-tdengan t = -0,240 dengan
derajat kebebasan n 2 = 30 2 = 28 dan P-value = 0,812. Hal ini
menunjukkan bahwa H0tidak dapat ditolak karena P-value = 0,812 lebih
besar daripada = 0,05.

4.2.2.2 Pengujian Hipotesis Kedua


Berikut adalah hipotesis untuk analisis regresi linear sederhana dengan =
0,05:
H0 : Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Return on
Equity
H2 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Return on Equity
Pengujian terhadap hipotesis kedua yaitu variable ROE dengan
analisis regresi linear sederhana menggunakan program SPSS, adalah
sebagai berikut:

56

Tabel 4.8: Regresi Linear ROE


Model Summary(b)

Model
1

Std. Error of
Adjusted
the
R
R Square R Square Estimate
,111(a)
,012
-,023 ,2045599

a Predictors: (Constant), skor GCG

ANOVA(b)
Sum of
Model
Squares
1
Regression
,015
Residual
1,172
Total
1,186

df
1
28
29

Mean
Square
,015
,042

F
,351

Sig.
,558(a)

a Predictors: (Constant), skor GCG


b Dependent Variable: Return On Equity

Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
skor GCG

Standardized
Coefficients

B
Std. Error
-,092
,653
,005
,008

Beta
,111

Sig.

B
Std. Error
-,141
,889
,592
,558

a Dependent Variable: Return On Equity

Nilai R2 ( R Square) dari Model Summary menunjukkan bahwa 1,2%


dari variance ROE dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variable skor
GCG. Tabel ANOVA menunjukkan P-value= 0, 558 lebih besar dari =0,05.

57

Sedangkan untuk persamaan garis regresi menggunakan metode kuadrat


terkecil (least squares method) yang didapat adalah:
= -0,092 + 0,005 x
dimana: = ROE dan x = skor GCG
Untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi digunakan
uji statistik t. Dari hasil SPSS didapat nilai uji-tdengan t = 0,592 dengan
derajat kebebasan n 2 = 30 2 = 28 dan P-value = 0,558 Hal ini
menunjukkan bahwa H0tidak dapat ditolak karena P-value = 0,558 lebih
besar daripada = 0,05.

4.2.2.3 Pengujian Hipotesis Ketiga


Berikut adalah hipotesis untuk analisis regresi linear sederhana dengan =
0,05:
H0 : Good Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap Net Profit
Margin
H3 : Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Net Profit Margin

Pengujian terhadap hipotesis kedua yaitu variable NPM dengan


analisis regresi linear sederhana menggunakan program SPSS, adalah
sebagai berikut:

58

Tabel 4.9 : Regresi Linear NPM


Model Summary

Model
1

Std. Error of
Adjusted
the
R
R Square R Square Estimate
,159(a)
,025
-,010 ,1312770

a Predictors: (Constant), skor GCG


ANOVA(b)
Sum of
Model
Squares
1
Regression
,012
Residual
,483
Total
,495

df
1
28
29

Mean
Square
,012
,017

F
,722

Sig.
,403(a)

a Predictors: (Constant), skor GCG


b Dependent Variable: Net Profit Margin
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
skor GCG

Standardized
Coefficients

B
Std. Error
-,206
,419
,004
,005

Beta
,159

Sig.

B
Std. Error
-,491
,627
,850
,403

a Dependent Variable: Net Profit Margin

Nilai R2 ( R Square) dari Model Summary menunjukkan bahwa 2,5%


dari variance NPM dapat dijelaskan oleh perubahan dalam variable skor
GCG. Tabel ANOVA menunjukkan P-value= 0, 403 lebih besar dari =0,05.
Sedangkan untuk persamaan garis regresi menggunakan metode kuadrat
terkecil (least squares method) yang didapat adalah:

59

= -0,206 + 0,004x
dimana: = NPM dan x = skor GCG
Untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien regresi digunakan
uji statistik t. Dari hasil SPSS didapat nilai uji-tdengan t = 0,850 dengan
derajat kebebasan n 2 = 30 2 = 28 dan P-value = 0,403 Hal ini
menunjukkan bahwa H0 tidak dapat ditolak karena P-value = 0,403 lebih
besar daripada = 0,05.

4.2.3 Kesimpulan Statistik


1) H1: GCG berpengaruh terhadap ROA
Hasil Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel ROA memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,812. Nilai signifikansi ini lebih besar daripada nilai signifikansi
yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian terbuktiGood Corporate
Governance tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA.
2) H2: GCG berpengaruh terhadap ROE
Hasil Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel ROE memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,558. Nilai signifikansi ini lebih besar daripada nilai signifikansi
yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian terbuktiGood Corporate
Governance tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROE.

60

3) H3: GCG berpengaruh terhadap NPM


Hasil Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabelNPM memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,403 Nilai signifikansi ini lebih besar daripada nilai signifikansi yang
telah ditetapkan yaitu 0,05. Dengan demikian terbuktiGood Corporate
Governance tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap NPM.

4.3

Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis regresi linear sederhana yang dilakukan


kepada tiga variabel rasio keuangan yaitu ROA, ROE dan NPM, dapat
disimpulkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ketiga rasio tersebut. Hal ini dapat diihat pada Tabel 4.7,
4.8, dan 4.9.
Pada Tabel 4.7 hasil uji hipotesis variabel ROA menyatakan P-value=
0,812 yang berarti jumlah tersebut lebih besar dari nilai signifikansi sebesar
0,05. Sehingga menghasilkan kesimpulan Good Corporate Governance tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA suatu perusahaan. Tabel 4.7
juga menunjukkan R2 = 0,2%. Ini artinya, perubahan yang terjadi pada ROA
perusahaan sampel dipengaruhi oleh penerapan GCG sebesar 0,2%. Maka
dapat dikatakan bahwa sisanya dipengaruhi hal-hal lain yang tidak termasuk
dalam model analisis dan lebih signifikan seperti kondisi ekonomi makro
pada saat itu.

61

Tabel 4.8 yang merupakan hasil uji hipotesis variabel ROE


menunjukkan P-value = 0,558 atau lebih besar daripada nilai signifikansi
yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Berdasarkan hasil ini kesimpulannya adalah
Good Corporate Governance tidak memberi pengaruh secara sgnifikan
terhadap ROE perusahaan sampel. Nilai R2 = 1,2% menunjukkan bahwa
perubahan sebanyak 1,2% pada ROE perusahaan dijelaskan oleh
perubahan penerapan GCG perusahaan.
Menurut hasil uji hipotesis variabel NPM di tabel 4.9, Good Corporate
Governance tidak memberi pengaruh secara signifikan terhadap NPM
perusahaan sampel. Ini dikarenakan P-value= 0,403 lebih besar daripada
nilai signifikansi yang telah ditetapkan yaitu 0,05. Nilai R2 = 2,5%
menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada net profit margin
perusahaan sampel dipengaruhi oleh GCG sebesar 2,5%.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Meouchi (2007) yang
menyatakan penerapan GCG akan membawa ke sistem pengendalian
internal yang lebih baik dan menghasilkan akuntabiiitas yang juga lebih baik
serta meningkatkan profit margin. Hal yang sama dinyatakan oleh Brown dan
Caylor

(2004)

di

Georgia

bahwa

perusahaan-perusahaan

yang

melaksanakan GCG mengalami peningkatan kinerja perusahaan yang


signifikan.
Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Cornett et,. Al (2005) dimana hasil penelitian menyatakan bahwa GCG
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diproxi

62

dengan ROA. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Brown dan
Caylor (2004) menunjukkan bahwa penerapan Good Corporate Governance
dapat meningkatkan return on equity (ROE), net profit margin (NPM) dan
Tobins Q.
Akan tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Avita (2010)
yang menyatakan bahwa GCG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja keuangan yang diproxi dengan ROA dan NPM

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penulis maka diperoleh hasil bahwa Good
Corporate Governance tidak berpengaruh secara signifikan pada kinerja
keuangan perusahaan yang diukur dengan Return on Assets, Return on
Equity dan Net Profit Margin. Hal ini disimpulkan dari hasil regresi linear
sederhana dimana nilai signifikansi rasio ROA atau P-value = 0,812 lebih
besar daripada tingkat signifikansi yang telah ditetapkan = 0,05.
Hasil pengujian hipotesis kedua juga menunjukkan bahwa Good
Corporate Governance tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROE. Ini
dapat dilihat dari P-value = 0,558 yang lebih besar daripada tingkat
signifikansi yang telah ditetapkan yaitu = 0,05.
Hal yang serupa dapat dilihat dari pengujian hipotesis ketiga yang
menghasilkan nilai signifikansi atau P-value = 0,403 yang lebih besar
daripada nilai signifikansi yang telah ditetapkan yaitu = 0,05. Maka dapat
dikatakan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Net Profit Margin.

63

64

5.2 Keterbatasan
Hasil penelitian ini bagaimanapun juga masih memiliki beberapa
keterbatasan diantaranya penggunaan jumlah sampel yang terbatas yaitu 30
perusahaan yang masuk pemeringkatan CGPI periode 2006-2008. Sampel
dipilih berdasarkan tingginya peringkat 30 perusahaan ini di periode tahun
tersebut diantara perusahaan-perusahaan lain yang memiliki skor lebih
rendah.
Kedua, penulis hanya menggunakan tiga rasio keuangan yaitu ROA,
ROE dan NPM untuk melakukan penelitian ini. Sedangkan masih banyak
rasio keuangan lain dapat menggambarkan kinerja keuangan perusahaan.
Ketiga, penelitian ini tidak memperhatikan kondisi ekonomi yang
terjadi di sekitar perusahaan pada tahun periode penelitian. Misalnya tingkat
persaingan dengan perusahaan lain, krisis ekonomi, nilai suku bunga dan
lainnya. Sedangkan hal-hal tersebut dapat mempengaruhi penerapan Good
Corporate Governace dan atau laporan keuangan perusahaan sampel.
Keempat,

sampel yang digunakan untuk penelitian merupakan

perusahan-perusahaan dari berbagai sektor bidang usaha yang terdiri dari


perbankan, jasa hingga manufaktur. Sehingga memungkinkan rasio-rasio
keuangan masing-masing perusahaan menjadi sulit untuk diperbandingkan.

65

5.3 Saran
Dari hasil yang diperoleh penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh
dari sempurna karena terdapat keterbatasan. Adapun kekurangan dalam
skripsi ini dapat dijadikan penelitian selanjutnya adalah menggunakan
variable kinerja keuangan lainnya seperti earning per share, cash ratio, quick
ratio dan juga return saham, dalam mengembangkan penelitian lebih luas
lagi sehingga diharapkan dapat mendapat hasil yang lebih signifikan.
Penelitian juga diharapkan memperhatikan faktor diluar perusahaan
dan juga keadaan atau stabilitas ekonomi di periode pengambilan data
sekunder. Dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, ada baiknya
apabila sampel dibatasi pada perusahaan-perusahaan dalam satu jenis
bidang usaha agar rasio-rasio keuangan dapat memberikan informasi yang
lebih akurat ketika diperbandingkan.

DAFTAR RUJUKAN
Alexakis C. A. (2006). The Empirical of The Visible Effect of Corporate
Governance: The Case of Greece., Managerial Finance, Vol. 32, No.
8, pp. 673-684.
Avita, Y. (2010). Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap
kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar pada corporate
governance perception index.Skripsi Sarjana tak diterbitkan.
Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya.
Bauwhede, H.V. (2009). On the relation between corporate governance
compliance and operating performance. Accounting and Business
Research, 39, 497-513
BAPEPAM (2006). Studi Penerapan prinsip-prinsip OECD 2004 dalam
peraturan BAPEPAM mengenai corporate governance. Retrieved
December 10, 2010, dari http://www.bapepam.go.id
Bhagat, S., & Bolton, B. (2007). Corporate governance and firm peformance.
Retrieved
December
10,
2010
dari
http://leedsfaculty.colorado.edu/Bhagat?GovernancePeformance-JCF
Brigham, Eugene F. and Joel F. Houston. (2001). Fundamentals of Financial
Management. United States of America: Horcourt College.
Brown, Lawrence, and J., Caylor. (2004). Corporate Governance and Firm
Peformance. Boston Accounting Research Colloquium 15th.
Bursa Efek Indonesia. (2006). Indonesian Capital Market Directory. Jakarta:
PT Bursa Efek Indonesia.
Bursa Efek Indonesia. (2007). Indonesian Capital Market Directory. Jakarta:
PT Bursa Efek Indonesia.
Bursa Efek Indonesia. (2008). Indonesian Capital Market Directory. Jakarta:
PT Bursa Efek Indonesia.
Cadbury Committee Report (1992). The report of the committee on the
financial aspects of corporate Governance. London: Gee Publishing.
Claessens, S. (2003). Corporate Governance and Development. Washinton
DC: The World Bank.

66

67

Cornett, Marcia, and Alan J., (2005). Earnings Management Corporate


Governance, and True Financial Performance. ECGI Finance
Working Paper.
Forum for Corporate Governance in Indonesia. Memahami Konsep
Corporate Governance, Harvarindo. Jakarta 2000.
FCGI. (2006). What is corporate governace. Retrieved December 10, 2010
dari http://www.fcgi.or.id/en/aboutgc.shtml
Darsono dan Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan
Keuangan. Yogyakarta: Andi.
Anita Febryani dan Rahadian Zulfadin. (2003). Analisis Kinerja Bank Devisa
Dan Bank Non Devisa Di Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan,
Vol. 7, No. 4, Jakarta.
Firth, M., and Rui O. (2002). Simultaneous Relationship Among Ownerships,
Corporate Governance and Financial Peforma. Working Paper The
Hongkong Polytechnic Industry.
Keputusan Menteri BUMN No. Kep 117/M-MBU/2002 (2002, Agustus 1).
Keputusan Menteri BUMN No. Kep 117/M-MBU/2002 tentang
Penerapan Praktek GCG pada BUMN.
Kurniawan, M Dudi dan Nur Indriantoro. (2000). The Role of Disclosure in
Strengthening Corporate Governance and Accountability, The Second
Asian Roundtable on Corporate Governance, Hong Kong 31 May 2
June 2000.
Listyorini
W.W. (2001). Good Corporate
Governance: Manfaat
dan Permasalahannya. Gema Stikubank. Edisi 33 No. 2. pp. 33-43
Mulyadi. (1997). Akuntansi manajemen: Konsep Manfaat dan Rekayasa.
Jakarta: PT Salemba Empat Patria.
Munawir. (2000). Analisa Laporan Keuangan, edisi keempat. Yogyakarta:
Liberty.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1997). Jakarta: Balai Pustaka.
Komite Nasional KebijakanGovernance. (2006). Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia. Jakarta: Komite Nasional
Kebijakan Governance.

68

Shleifer, A., Vishny, R. (1997), A survey of corporate governance. Journal


of Finance, Vol.52, pp. 737-783.
Surya,I.& Yustiavandana, I.(2006). Penerapan Good Corporate Governance:
Mengesampingkan Hak-hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha.
Jakarta: Kencana.
Tanko, M. and Kolawole, O. (2008). Corporate Governance and firms
peformance in Nigeria. Retrieved December 10, 2010 dari
http://papers.ssrn.com
Tjager, I Nyoman, Alijoyo, Antonius F., Djemat, Humphrey R., Soembodo,
Bambang (2003). Corporate Governance: Tantangan dan
Kesempatan Bagi Komunitas Bisnis Indonesia. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Uyanto, Stanislaus S. (2009). Pedoman analisis data dengan SPSS(edisi
ketiga). Yogyakarta: Graha Ilmu.
www.idx.co.id
www.iicg.org

69

LAMPIRAN I

Column1
gcg
89,270
87,400
83,660
83,010
81,920
81,300
79,390
78,700
78,330
65,600
88,660
87,900
82,070
81,790
81,530
80,870
80,300
79,700
79,460
78,850
90,650
88,670
88,370
85,870
85,440
82,270
81,740
81,620
81,540
80,750

Column2
roa
,0200
,0921
,0106
,6410
,3045
,2927
,0168
,2357
,1395
,0272
,0198
,0187
,6066
,0355
,1575
,2694
,1526
,2255
,0080
,0187
,0250
,2266
,0105
,1884
,1686
,4178
,1075
,0646
,0239
,0299

Column3
roe
,1946
,3163
,1075
,0262
,5158
,7836
,1990
,3640
,2757
,0500
,2166
,1974
,8332
,2896
,3573
,3780
,3034
,3421
,0860
,1888
,2644
,5920
,1166
,2393
,3460
,6382
,1552
,1439
,2097
,0973

Column4
npm
,1217
,0462
,0922
,6690
,2758
,2146
,1289
,1114
,0898
,0200
,1816
,1525
,4274
,0240
,0822
,1843
,0993
,1007
,0600
,1218
,1944
,1750
,0675
,1426
,0954
,2367
,0526
,2111
,0123
,0988

Column5
RES_ROA
,12114
,05202
,13948
,48989
,15165
,13886
,14008
,07772
,01907
,15165
,12231
,12462
,45399
,11756
,00403
,11488
,00283
,06911
,14877
,13904
,11394
,08450
,13208
,04184
,02136
,26551
,04564
,08873
,12956
,12481

Column6
RES_ROE
,13107
,00063
,19193
,27015
,22451
,49521
,08046
,08777
,00120
,16495
,10622
,12186
,54121
,00108
,06783
,09162
,01969
,06119
,19378
,08813
,06773
,26913
,20486
,07047
,03824
,34527
,13525
,14599
,07981
,18852

Column7
RES_NPM
,05688
,12433
,06222
,51738
,12887
,07034
,00713
,02166
,04167
,05665
,00565
,02018
,27983
,12237
,06305
,04189
,04065
,03667
,07633
,01191
,00988
,00100
,10721
,02134
,06669
,08826
,09355
,06546
,13299
,04309

LAMPIRAN II
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT roe
/METHOD=ENTER gcg
/RESIDUALS NORM(ZRESID) .
Regression
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
skor GCGa

Variables
Removed
.

Method
Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Return On Equity

Model Summaryb
Model
1

R
,111a

R Square
,012

Adjusted
R Square
-,023

Std. Error of
the Estimate
,2045599

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Return On Equity

70

71

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,015
1,172
1,186

df
1
28
29

Mean Square
,015
,042

F
,351

Sig.
,558a

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Return On Equity

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
skor GCG

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,092
,653
,005
,008

Standardized
Coefficients
Beta
,111

t
-,141
,592

Sig.
,889
,558

a. Dependent Variable: Return On Equity

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
,214949
-,2701495
-3,524
-1,321

Maximum
,332128
,5412076
1,683
2,646

Mean
,294258
,0000000
,000
,000

Std. Deviation
,0225050
,2010020
1,000
,983

N
30
30
30
30

a. Dependent Variable: Return On Equity

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT roa
/METHOD=ENTER gcg .
Regression
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav

72

Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
skor GCGa

Variables
Removed

Method
Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Return On Asset

Model Summary
Model
1

R
,045a

R Square
,002

Adjusted
R Square
-,034

Std. Error of
the Estimate
,1722327

a. Predictors: (Constant), skor GCG

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,002
,831
,832

df
1
28
29

Mean Square
,002
,030

F
,057

Sig.
,812a

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Return On Asset

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
skor GCG

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,283
,550
-,002
,007

Standardized
Coefficients
Beta
-,045

a. Dependent Variable: Return On Asset

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT npm

t
,515
-,240

Sig.
,610
,812

73

/METHOD=ENTER gcg

Regression
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
skor GCGa

Variables
Removed

Method
Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Net Profit Margin

Model Summary
Model
1

R
,159a

R Square
,025

Adjusted
R Square
-,010

Std. Error of
the Estimate
,1312770

a. Predictors: (Constant), skor GCG

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,012
,483
,495

df
1
28
29

Mean Square
,012
,017

F
,722

Sig.
,403a

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Net Profit Margin

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
skor GCG

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,206
,419
,004
,005

a. Dependent Variable: Net Profit Margin

Standardized
Coefficients
Beta
,159

t
-,491
,850

Sig.
,627
,403

74

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT roa
/METHOD=ENTER gcg
/SAVE RESID .
Regression
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
skor GCGa

Variables
Removed

Method
Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Return On Asset

Model Summaryb
Model
1

R
,045a

R Square
,002

Adjusted
R Square
-,034

Std. Error of
the Estimate
,1722327

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Return On Asset

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,002
,831
,832

df

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Return On Asset

1
28
29

Mean Square
,002
,030

F
,057

Sig.
,812a

75

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
skor GCG

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
,283
,550
-,002
,007

Standardized
Coefficients
Beta
-,045

t
,515
-,240

Sig.
,610
,812

a. Dependent Variable: Return On Asset

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
,138944
-,1516482
-1,683
-,880

Maximum
,178848
,4898859
3,524
2,844

Mean
,151840
,0000000
,000
,000

Std. Deviation
,0076639
,1692371
1,000
,983

N
30
30
30
30

a. Dependent Variable: Return On Asset

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT roe
/METHOD=ENTER gcg
/SAVE RESID .
Regression
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
skor GCGa

Variables
Removed
.

Method
Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Return On Equity

76

Model Summaryb
Model
1

R
,111a

Adjusted
R Square
-,023

R Square
,012

Std. Error of
the Estimate
,2045599

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Return On Equity

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,015
1,172
1,186

df
1
28
29

Mean Square
,015
,042

F
,351

Sig.
,558a

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Return On Equity

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
skor GCG

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,092
,653
,005
,008

Standardized
Coefficients
Beta
,111

t
-,141
,592

Sig.
,889
,558

a. Dependent Variable: Return On Equity

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
,214949
-,2701495
-3,524
-1,321

Maximum
,332128
,5412076
1,683
2,646

Mean
,294258
,0000000
,000
,000

a. Dependent Variable: Return On Equity

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

Std. Deviation
,0225050
,2010020
1,000
,983

N
30
30
30
30

77

/NOORIGIN
/DEPENDENT npm
/METHOD=ENTER gcg
/SAVE RESID .
Regression
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
Variables Entered/Removedb
Model
1

Variables
Entered
skor GCGa

Variables
Removed

Method
Enter

a. All requested variables entered.


b. Dependent Variable: Net Profit Margin

Model Summaryb
Model
1

R
,159a

R Square
,025

Adjusted
R Square
-,010

Std. Error of
the Estimate
,1312770

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Net Profit Margin

ANOVAb
Model
1

Regression
Residual
Total

Sum of
Squares
,012
,483
,495

df

a. Predictors: (Constant), skor GCG


b. Dependent Variable: Net Profit Margin

1
28
29

Mean Square
,012
,017

F
,722

Sig.
,403a

78

Coefficientsa

Model
1

(Constant)
skor GCG

Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-,206
,419
,004
,005

Standardized
Coefficients
Beta
,159

t
-,491
,850

Sig.
,627
,403

a. Dependent Variable: Net Profit Margin

Residuals Statisticsa
Predicted Value
Residual
Std. Predicted Value
Std. Residual

Minimum
,076646
-,1329918
-3,524
-1,013

Maximum
,184524
,5173777
1,683
3,941

Mean
,149660
,0000000
,000
,000

Std. Deviation
,0207185
,1289938
1,000
,983

N
30
30
30
30

a. Dependent Variable: Net Profit Margin

NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)= RES_ROA RES_ROE RES_NPM
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)= RES_NPM
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav

79

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz
ed Residual
NPM
30
,0000000
,12899379
,236
,236
-,151
1,293
,070

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)= RES_ROE
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

NPAR TESTS

Unstandardiz
ed Residual
ROE
30
,0000000
,20100202
,165
,165
-,121
,905
,386

80

/K-S(NORMAL)= RES_ROA
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
[DataSet0] C:\Users\TOSHIBA\Documents\nacita.sav
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N
Normal Parameters a,b
Most Extreme
Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Unstandardiz
ed Residual
ROA
30
,0000000
,16923712
,185
,183
-,185
1,014
,255

Você também pode gostar