Você está na página 1de 48

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjat kehadirat Allah Subhaanahuwataalaa Yang Maha Mendengar
lagi Maha melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan guna memenuhi syarat praktik di rumah sakit
dengan judul Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Post Op Apendiksitis Ruang
Anggrek RSP TNI AU Dr. S. Hardjolukito 2013.
Tugas asuhan keperawatan ini merupakan salah satu tugas akhir selama kami
melaksanakan praktik di RSP TNI AU Dr. S. Hardjolukito selama 1 bulan.
Dalam proses menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini, tentu banyak pihak yang
telah memberikan bantuan berupa ilmu, saran, serta kritik yang menunjang, yang berarah
positif pada tugas ini. Oleh itu kami ingin menyampaikan terima kasih yang tiada hingganya
kepada :
1.
2.
3.
4.
5.

Dr, Arifuddin, Sp. OT selaku Pimpinan Stikes Madani Yogyakarta


Darmasta Maulana S. Kep, M. Kes selaku Pembantu Ketua 1 Stikes Madani Yogyakarta.
Dian Miftahul Mizan S.Kep Ns selaku Pembantu Ketua 3 Stikes Madani Yogyakarta
Arif Rohman Mansur S.Kep Ns. Selaku Kaprodi Keperawatan Stikes Madani Yogyakarta
Erric Endra Cita S.Kep Ns selaku Dosen Pembimbing Akademik di RSPAU Dr. S.

Hardjolukito
6. CI Lapangan Rumah Sakit RSPAU Dr. S. Hardjolukito yang telah mengizinkan kami
mengkaji salah satu pasien guna menyelesaikan tugas asuhan keperawatan ini, dan
bersedia memberikan saran serta kritik yang menunjang.
Kami menyadari bahwa tugas asuhan keperawatan ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kami harapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi penyempurnaan
selanjutnya.
Akhirnya hanya kepada Alllah Subhaanahuwataalaa kita kembalikan semua urusan dan
semoga asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi kami
Mahasiswa Stikes Maadani Yogyakarta S1 Ilmu Keperawatan.
Yogyakarta, Februari 2013
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan pendahuluan dan Asuhan Keperawatan dengan judul Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Post Op Apendiksitis Ruang Anggrek RSP TNI AU Dr. S. Hardjolukito

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 1

2013, telah diperiksa dan diuji presentasikan oleh pembimbing lapangan/CI yang disahkan
pada :
Hari
Tanggal

:
:

Februari 2013

Diperiksa
CI Lapangan

Koordinator CI

Bagus Yudantoro S. Kep Ns.

Sai Suud, S. Kep, Ns


Mayor Kes / NRP. 522775
Mengetahui
Pembimbing Akademik

Erick Endra Cita, S.Kep, Ns

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................
Halaman Pengesahan ...................................................................................................
Daftar Isi .......................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................
D. Mamfaat Penulisan..............................................................................................
BAB II Tinjauan Teori
A. Definisi ...............................................................................................................
B. Etiologi................................................................................................................
C. Patofisiologi .......................................................................................................
D. Pathway...............................................................................................................
E. Gejala Klinis.......................................................................................................
F. Komplikasi .........................................................................................................
G. Pemeriksaan Fisik...............................................................................................
H. Tanda Tanda Khusus .......................................................................................
I. Pemeriksaan Penunjang .....................................................................................
J. Penatalaksanaan .................................................................................................
K. Diagnose keperawatan .......................................................................................
BAB III Tinjauan Kasus
A. Pengkajian ..........................................................................................................
B. Diagnosa ...........................................................................................................
C. Intervensi NOC dan NIC ...................................................................................
D. Implementasi ......................................................................................................
E. Evaluasi ..............................................................................................................
BAB IV Penutup
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
Daftar Pustaka ..........................................................................................................

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 3

i
i
ii
1
2
2
2
3
3
4
6
7
7
7
8
8
9
10

13
13
14

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Apendisitis adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendiks dan
merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui. Apendiks disebut
juga umbai cacing. Apendisitis sering disalah artikan dengan istilah usus buntu, karena
usus buntu sebenarnya adalah caecum. Apendisitis akut merupakan radang bakteri yang
dicetuskan berbagai faktor. Diantaranya hyperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor
apendiks dan cacing ascaris dapat juga menimbulkan penyumbatan.
Insiden apendisitis akut lebih tinggi pada negara maju daripada Negara
berkembang, namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir menurun secara
bermakna, yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi mejadi 52 tiap 100.000 populasi.
Kejadian ini mungkin disebabkan perubahan pola makan, yaitu negara berkembang
berubah menjadi makanan kurang serat. Menurut data epidemiologi apendisitis akut
jarang terjadi pada balita, meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat
remaja dan awal 20-an, sedangkan angka ini menurun pada menjelang dewasa. Insiden
apendisitis sama banyaknya antara wanita dan laki-laki pada masa prapuber, sedangkan
pada masa remaja dan dewasa muda rationya menjadi 3:2, kemudian angka yan tinggi ini
menurun pada pria.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, obstruksi merupakan penyebab
yang dominan dan merupakan pencetus untuk terjadinya apendisitis. Kuman-kuman yang
merupakan flora normal pada usus dapat berubah menjadi patogen, menurut Schwartz
kuman terbanyak penyebab apendisitis akut adalah Bacteriodes Fragilis bersama E.coli.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah
salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe
yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus,
sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau
lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan
mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 4

atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi
peradangan yang disebut apendisitis.
Di dalam makalah ini kami akan membahas seputar gangguan pencernaan pada
apendiks atau biasa dikenal dengan apendisitis yang meliputi pengertian, etiologi,
patofisiologi,

manifestasi

klinis,

pemeriksaan,

diagnosis,

penatalaksanaan,

dan

komplikasinya.
B. Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana
gambaran klinis dan penatalaksanaan serta perjalanan penyakit pasien yang menderita
penyakit apendisitis
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah agar kami Mahasiswa Stikes Madani
Yogyakarta dapat mempelajari dan mengetahui definisi, manifestasi klinis, etiologi,
patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, pengobatan, dan
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul. Selain itu penulisan laporan kasus ini juga
bertujuan untuk memenuhi tugas Praktek Keperawatan Dewasa I.
D. Manfaat penulisan
1. Meningkatkan pemahaman kepada mahasiswa dan saya sendiri mengenai definisi,
etiologi, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan, dan diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada penyakit
apendisitis.
2. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa khususnya saya sendiri tentang penyakit
jantung koroner dan gejala-gejalanya di sertai tindakan yang harus diambil untuk
pencegahannya sebagai langkah awal dalam mengantisipasi penyakit apendisitis.

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Appendicitis adalah suatu peradangan pada appendix. Peradangan ini pada
umumnya disebabkan oleh infeksi yang akan menyumbat appendix. Appendisitis adalah
inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum
untuk bedah abdomen darurat. (Brunner & Suddart, 1997).
B. Etiologi
Apendisitis akut dapat disebabkan oleh beberapa sebab terjadinya proses radang
bakteria yang dicetuskan oleh beberapa faktor pencetus diantaranya Hiperplasia jaringan
limfe, fekalith, tumor apendiks, dan cacing askaris yang menyumbat. Ulserasi mukosa
merupakan tahap awal dari kebanyakan penyakit ini, namun ada beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya radang apendiks, diantaranya :
1. Faktor sumbatan (obstruksi)
Faktor obstruksi merupakan faktor terpenting terjadinya apendisitis (90%)
yang diikuti oleh infeksi. Sekitar 60% obstruksi disebabkan oleh hyperplasia jaringan
lymphoid sub mukosa, 35% karena stasis fekal, 4% karena benda asing dan sebab
lainnya 1% diantaranya sumbatan oleh parasit dan cacing. Obstruksi yang disebabkan
oleh fekalith dapat ditemui pada bermacam-macam apendisitis akut diantaranya ;
fekalith ditemukan 40% pada kasus apendisitis kasus sederhana, 65% pada kasus
apendisitis akut ganggrenosa tanpa ruptur dan 90% pada kasus apendisitis akut
dengan rupture
2. Faktor Bakteri
Infeksi enterogen merupakan faktor pathogenesis primer pada apendisitis akut.
Adanya fekolith dalam lumen apendiks yang telah terinfeksi memperburuk dan
memperberat infeksi, karena terjadi peningkatan stagnasi feses dalam lumen
apendiks, pada kultur didapatkan terbanyak ditemukan adalah kombinasi antara
Bacteriodes fragililis dan E.coli, lalu Splanchicus, lacto-bacilus, Pseudomonas,
Bacteriodes splanicus. Sedangkan kuman yang menyebabkan perforasi adalah kuman
anaerob sebesar 96% dan aerob<10%.
3. Kecenderungan familiar
4. Faktor ras dan diet
Faktor ras berhubungan dengan kebiasaan dan pola makanan sehari-hari. Bangsa
kulit putih yang dulunya pola makan rendah serat mempunyai resiko lebih tinggi dari
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 6

negara yang pola makannya banyak serat. Namun saat sekarang, kejadiannya terbalik.
Bangsa kulit putih telah merubah pola makan mereka ke pola makan tinggi serat.
Justru Negara berkembang yang dulunya memiliki tinggi serat kini beralih ke pola
makan rendah serat, memiliki resiko apendisitis yang lebih tinggi
C. Patofisiologi
Appendicitis pada umumnya disebabkan oleh obstruksi dan infeksi pada appendix.
Beberapa keadaan yang dapat berperan sebagai faktor pencetus antara lain sumbatan
lumen appendix oleh mukus yang terbentuk terus menerus atau akibat feses yang masuk
ke appendix yang berasal dari secum. Feses ini mengeras seperti batu dan disebut
fecalith.
Adanya obstruksi berakibat mukus yang diproduksi tidak dapat keluar dan
tertimbun di dalam lumen appendix. Obstruksi lumen appendix disebabkan oleh
penyempitan lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid submukosa. Proses selanjutnya
invasi kuman ke dinding appendix sehingga terjadi proses infeksi. Tubuh melakukan
perlawanan dengan meningkatkan pertahanan tubuh terhadap kuman-kuman tersebut.
Proses ini dinamakan inflamasi. Jika proses infeksi dan inflamasi ini menyebar sampai
dinding appendix, appendix dapat ruptur. Dengan ruptur, infeksi kuman tersebut akan
menyebar mengenai abdomen, sehingga akan terjadi peritonitis.
Pada wanita bila invasi kuman sampai ke organ pelvis, maka tuba fallopi dan
ovarium dapat ikut terinfeksi dan mengakibatkan obstruksi pada salurannya sehingga
dapat terjadi infertilitas. Bila terjadi invasi kuman, tubuh akan membatasi proses tersebut
dengan menutup appendix dengan omentum, usus halus atau adnexsa, sehingga terbentuk
massa peri-appendicular. Di dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang
dapat mengalami perforasi. Appendix yang ruptur juga dapat menyebabkan bakteri masuk
ke aliran darah sehingga terjadi septicemia.
Appendix yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna tetapi akan
membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya.
Perlengketan ini menimbulkan keluhan berulang di perut kanan bawah. Pada suatu ketika
organ ini dapat meradang lagi dan disebut mengalami eksaserbasi akut.
Secara ringkas patofisiologi dari appendicitis dapat di simpulkan :
Appendicitis disebabkan mula-mula oleh sumbatan lumen. Obstruksi lumen
appendix disebabkan oleh penyempitan lumen akibat hyperplasia jaringan limpoid
submukosa. Feses yang terperangkap dalam lumen appendix mengalami penyerapan air
dan terbentuklah fechalit yang akhirnya sebagai penyebab sumbatan. Sumbatan lumen
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 7

appendix menyebabkan keluhan sakit disekitar umbilicus dan epigastrium, nausea dan
muntah.
Proses selanjutnya ialah invasi kuman E.Coli dan spesibakteriodes dari lumen ke
lapisan mukosa, submukosa, lapisan muskularis dan akhirnya ke peritoneum parietalis
terjadilah peritonitis local kanan bawah. Suhu tubuh mulai naik. Ganggren dinding
appendix disebabkan oleh oklusi pembuluh darah dinding appendix akibat distensi lumen
appendix. Bila tekanan intra lumen terus meningkat terjadi perforasi dengan ditandai
kenaikan suhu tubuh meningkat

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 8

D. Pathway
Infeksi Bakteri/Mikro Organisme, fekalit,
stress (Cemas/gelisah).

Infeksi Bakteri/Mikro
Organisme

Stres
(Cemas/gelisah)

Fekalit

Terputusnya
kontinuitas

Fagositosis

Menstimulus
produksi histamin

Obstruksi lumen
apendik

Reseptor nyeri
terangsang

Makrofag
mengeluarkan zat
innterleukin

Histamin
merangsang sel
parietal dilambung

Suplai O2 dan
Nutrisi berkurang

Pelepasan neuro
transmitter
(bradikininn,
prostaglandin dsb)

Peningkatan prod
H+

Sel mengalami
iskemk

pH dan HCO3
Menurun

Jika terus menerus


maka nekrosis

Asidosis Metabolik

Nyeri Akut

Interleukin
beredar dalam

Interleukin
mengeluarkan
prostaglandin

Prostaglandin
menstimulus
hipotalamus

Mual/Nausea

Hipotalamus
berespon
menaikan suhu
tubuh (set point)
Hipertermia

Corwin, Elizabeth J, PhD, MSN,


CNP

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 9

Cortex Cerebral

Produksi

Distensi

E. Gejala Klinis
Gambaran klinis yang sering dikeluhkan oleh penderita, antara lain :
1. Nyeri abdominal.
Nyeri ini merupakan gejala klasik appendicitis. Mula-mula nyeri dirasakan samarsamar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium atau sekitar
umbilicus. Setelah beberapa jam nyeri berpindah dan menetap di abdomen kanan
bawah (titik Mc. Burney). Nyeri akan bersifat tajam dan lebih jelas letaknya sehingga
berupa nyeri somatik setempat. Bila terjadi perangsangan peritoneum biasanya
2.
3.
4.
5.

penderita akan mengeluh nyeri di perut pada saat berjalan atau batuk.
Mual-muntah biasanya pada fase awal.
Nafsu makan menurun.
Obstipasi dan diare pada anak-anak.
Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi biasanya tubuh
belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,70C-38,30C.
Gejala appendicitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering hanya
rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya. Karena
gejala yang tidak spesifik ini sering diagnosis appendicitis diketahui setelah terjadi
perforasi.

F. Komplikasi
Komplikasi utama apenkdiksitis adalah perforasi appendiks, yang dapaat berkembang
menjadi peritonitis atau abses. Insiden perforasi adalah 105 sampai 32%, insiden ini lebih
tinggi pada anak dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri.
Gejala mencakup demam atau nyeri tekan yang continue.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan memegang perut.
Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik.
Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut
kanan bawah bisa dilihat pada massa atau abses appendiculer.
2. Palpasi
Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda peritonitis lokal
yaitu:
a. Nyeri tekan di Mc. Burney.
b. Nyeri lepas.

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 10

c. Defans muscular lokal. Defans muscular menunjukkan adanya rangsangan


peritoneum parietal. Pada appendix letak retroperitoneal, defans muscular
mungkin tidak ada, yang ada nyeri pinggang
3. Auskultasi
Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus paralitik pada
peritonitis generalisata akibat appendicitis perforata.
H. Tanda-Tanda Khusus
1. Psoas Sign
Dilakukan dengan rangsangan m.psoas dengan cara penderita dalam posisi terlentang,
tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, penderita disuruh hiperekstensi atau fleksi
aktif. Psoas sign (+) bila terasa nyeri di abdomen kanan bawah
2. Rovsing Sign
Perut kiri bawah ditekan, akan terasa sakit pada perut kanan bawah
3. Obturator Sign
Dilakukan dengan menyuruh penderita tidur terlentang, lalu dilakukan gerakan fleksi
dan endorotasi sendi panggul. Obturator sign (+) bila terasa nyeri di perut kanan
bawah
4. Pemeriksaan Colok Dubur
Akan didapatkan nyeri kuadran kanan pada jam 9-12. Pada appendicitis pelvika akan
didapatkan nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur
I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah : akan didapatkan leukositosis pada kebanyakan kasus
appendisitis akut terutama pada kasus dengan komplikasi. Pada appendicular
infiltrat, LED akan meningkat.
b. Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri di dalam
urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan diagnosis banding
seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang mempunyai gejala klinis yang
hampir sama dengan appendicitis.
2. Abdominal X-Ray
Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendicitis. Pemeriksaan
ini dilakukan terutama pada anak-anak.
3. USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG, terutama
pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat dipakai untuk
menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik, adnecitis dan sebagainya
4. Barium enema
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 11

Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke colon melalui anus.
Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi dari appendicitis pada
jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan diagnosis banding.
5. CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat menunjukkan
komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.
6. Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang dimasukkan dalam
abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara langsung.Tehnik ini dilakukan di
bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada saat melakukan tindakan ini didapatkan
peradangan pada appendix maka pada saat itu juga dapat langsung dilakukan
pengangkatan appendix
J. Penatalakasanaan
1. Pembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkan
2. Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedhan dilakukan
3. Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
4. Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.
(Brunner & Suddart, 1997)
K. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia b/d reinfeksi mikroorganisme
2. Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan
3. Nausea b/d cemas/gelisah

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 12

L. Perencanaan NIC dan NOC


No
NOC
Dx
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan

NIC

Pain Menagement : 1400


selama 3x24 jam, pasien dengan nyeri akut Kaji lokasi, karakteristik dan kualitas
nyeri
diharapkan dapat teratasi dengan criteria
Observasi tanda non verbal terhadap
haasil :
ketidaknyaman
Pain Level : 2102
(210201) Melaporkan nyeri berkurang Bantu keluarga memberikan support
Dorong klien untuk mendiskusikan
dari skala 4 menjadi 2
pengalaman nyeri
(210202) Ekspresi wajah rilek tidak
Kolaborasi dengan dokter dalam
gelisah
pemberian obat analgetik
(210203) Tidak ada kehilangan selera
Kontrol factor lingkungan terhadap
makan
ketidaknyaman
(210204) Posisi proteksi terhadap nyeri
Berikan informasi tentang penyebab
tidak ada
dan antisipasi nyeri
Ajarkan penggunaan tahnik non

farmakologi (relaksasi/distraksi)
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik / OAINS

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

Thermoregulation 0800

selama 3x24 jam, pasien dengan

Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)


Monitor intake dan output cairan.
Selimuti pasien
Anjurkan klien untuk banyak minum
Tingkatkan sirkulasi udara
Catat adanya fluktasi tekanan darah
Berikan kompres hangat pada lipatan

tubuh dan kening


Kolaborasi dengan dokter/lab dalam

hipertermia diharapkan dapat teratasi


dengan criteria haasil :
Temperature Regulation 3900
(39001) Suhu dalam rentang normal

(36-37)
(39002) Nadi dan RR dalam rentang
normal (nadi 60-100x/menit.RR:16-

24X/Menit)
(39003) Tidak ada pusing dan mual

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 13

pemberian antipiterik dan


pemeriksaan penunjang

Infection Severity : 0703

(070301) Tidak ada demam


(070302) Tidak ada instabilitas

temperatur
(070303) Tidak malaise

Infection Protection : 6550

Observasi insisi post op


Lakukan perawatan luka
Pelihara tehnik dressing steril saat

perawatan luka
Ajarkan pasien dan kaluarga terhadap

tnda gejala infeksi


Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik
Nutrition Management : 1100

Setelah dilakukan tindakan keperawatan


selama 3x24 jam, pasien dengan nausea
diharapkan dapat teratasi dengan criteria
haasil :
Nausea (2107) :

(210701) Melaporkan tidak ada mual


(210702) Pasien tidak cemas/gelisah
(210703) Melaporkan kesejahteraan

fisik baik/nyaman
(210704) Mengekspresikan
kesejahteraan psikologi

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 14

Monitor vital sign


Menanyakan apakah pasien alergi

terhadap beberapa maakanan


Mendorong untuk meningkatkan

asupan makanan
Memberikan informaasi tentang
kebutuhan nutrisi terhadap

penyembuhan penyakit
Kolaborasi dengan dokter dlm
pemberian obat antiemetik

TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN. I
A. PENGKAJIAN

Tgl. Masuk
Jam
No. RM
Tgl. Pengakjian
PASIEN
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Perkerjaan
Status
Pernikahan
Alamat

: 14 Januari 2013
: 11.00 WIB
: 00 54 43
: 14 Januari 2013
IDENTITAS PASIEN
PENANGGUNG
: An. I
Nama
: 13 tahun
Umur
: Islam
Agama
: SD
Pendidikan
: Siswa
Perkerjaan
: Belum menikah
Status
: Blok O. 17 LANUD
Pernikahan
Adisutjipto
Alamat
Hub. dg klien

JAWAB PASIEN
: Ny. E
: 37 tahun
: Islam
: SMA
: Ibu rumah tangga
: Sudah menikah
: Blok O. 17 LANUD
Adisutjipto
: Ibu pasien

RIWAYAT KESEHATAN
KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan, badan saya terasa panas/ demam.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Waktu terjadinya sakit :
Pasien mengatakan, badan saya panas ketika kontrol ke tiga kali setelah operasi apendiksitis
di RSPAU Dr. S. Hardjolukito + pada hari ke 13 setelah operasi.
Proses terjadinya sakit :
Ibu pasien mengatakan, pada saat anak saya sedang bermain di rumah tiba-tiba perutnya
terasa sakit tanggal 01 Januari 2013. Kemudian setelah membeli obat di apotik dan tidak
kunjung sembuh maka di periksa di RSP Dr. S. Hardjolukito pada tanggal 02 Januari 2013 dan
akhirnya dioperasi.
Setelah kontrol yang kedua kali saat sedang tiduran di rumah tanggal 14 Januari 2013 + jam
10.00 WIB badan anak saya terasa panas/demam dan langsung periksa untuk yang ketiga kali
ke RSP Dr.S Hardolukito karena panas sekali. Juga nyeri pada perut kanan bawah bekas post
op dan mual ingin muntah.
Upaya yang telah dilakukan :
Ibu pasien mengatakan, saya sudah membeli obat lorit di apotek dekat rumah saya, tetapi
tidak kunjung ada perubahan.
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 15

Hasil pemeriksaan sementara/sekarang :


Pasien tampak tidak nyaman dengan memegangi perut sebelah kanan bawah menahan
nyeri.
Pasien terlihat lemah
Pasien tampak gelisah
Pasien tampak menggigil kedinginan
Kulit tubuh pasien teraba panas
Kulit abdomen terasa hangat dan kemerahan di sekitar abdomen (luka bedah).
TTV (TD : 110/70 mmHg, Nadi : 108x/menit, RR : 22x/menit, Suhu : 38,8oC
Terdapat nyeri tekan
Nyeri ( P : saat bergerak atau berjalan, Q : tajam seperti di tekan, R : Di abdomen kanan
bawah, S : sedang skala 4, T : Hilang timbul).
Tampak luka jahitan bekas post op apendik panjang + 12 cm dengan 7 jahitan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penyakit dahulu :
Pasien mengatakan, saya tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti sekarang ini.
Perlukaan :
Pasien mengatakan, saya tidak pernah ada riwayat tentang luka yang sulit disembuhkan.
Di rawat di RS :
Pasien mengatakan, saya pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya pada saat operasi apendik
pada tanggal + 02 Januari 2013.
Alergi obat/makanan :
Pasien mengatakan, saya tidak ada aergi obat ataupun makanan apapun.
Obat-obatan sekarang :
Tanggal 14 Januari 2013 :
Infus RL 500 ml 20 tpm IV
Ceftriaxone 3x1gr IV
RIWAYAT KELUARGA
Hipertensi
Diabetes Militus
TBC

Penyakit pembuluh darah


Penyakit Darah

Ibu pasien mengatakan, keluarga saya tidak ada yang menderita penyakit seperti Hipertensi,
DM dan sebagainya serta tidak ada yang menderita penyakit apendisitis seperti yang anak saya
derita sekarang.
GENOGRAM
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 16

An. I (13

Keterangan :
: Laki-laki

: Tinggal serumah

; Perempuan

: Meninggal dunia

: Pasien

: Hub. pernikahan

: Hub. Keturunan

Riwayat kesehatan lingkungan :


Ibu pasien mengatakan, di lingkungan tempat tinggal kami cukup baik dan tidak ada penyakit
sedang mewabah
POLA FUNGSI KESEHATAN
POLA MANAJEMEN KESEHATAN PERSEPSI KESEHATAN
Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit :
Pasien mengatakan, saya tidak mengetahui tentang penyakit yang sedang saya derita.
Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan :
Ibu pasien mengatakan, jika anak saya sakit, maka saya langsung membeli obat di apotik dekat
rumah saya.
Faktor-Faktor resiko sehubungan dengan kesehatan :
Pasien mengatakan, saya tidak pernah merokok ataupu melakukan sesuatu yang beresiko
terhadap penyakit saya, begitupun juga keluarga saya
POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Sebelum Sakit
Aktivitas
0
1
2
Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 17

Kemampuan perawatan diri :


Skor :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung/tidak mampu

Mobilisasi T. tidur

Berpindah

Ambulasi

Selama Sakit
Aktivitas
Mandi

Berpakaian

Eliminasi

Mobilisasi T. tidur

Berpindah

Ambulasi

Naik tangga

POLA ISTIRAHAT TIDUR


Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan, anak saya biasa tidur
+ 8 jam, mulai tidur jam 21.00 WIB dan
terbangun jam 05.30 WIB dan tidurnya
pulas/puas. Jarang tidur siang. Anak saya
tidurnya puas/pulas tanpa ada gangguan pola
tidur ataupun cemas karena fikiran.
POLA NUTRISI METABOLIK
Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan,anak saya makan
3x/hari (+ 14 sendok) dengan porsi sedang
dengan lauk ikan, daging ayam
kesukaannya. Nafsu makan baik, nasi
dimakan habis. Minum air putih 3x/hari + 3
gelas sedang (250cc), tidak ada gangguan
pada organ pencernaan
POLA ELIMINASI

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 18

Kemampuan perawatan diri :


Skor :
0 : mandiri
1 : dibantu sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung/tidak mampu

Selama Sakit
Ibu pasien mengatakan, selama sakit anak
saya tidur jam 21.00 WIB dan terbangun jam
06.00 WIB. Terkadang terbangun karena
badannya panas.

Selama Sakit
Ibu pasien mengatakan, selama sakit anak
saya makan seperti biasa 3x/hari dengan porsi
lebih sedikit (+ 8 sendok). Ada penurunan
nafsu makan karena mual. Minum air putih
3x/hari + 3 gelas sedang ukuran 250 cc. Tidak
ada penurunan BB yaitu tetap 39 kg
IMT : 18,5

Sebelum Sakit

Selama Sakit

Ibu pasiean mengatakan Anak saya biasa


BAB 1x/hari pada pagi hari dengan
konsistensi fases lembek, tidak keras dan
cair. BAK + 4-5x/hari dengan warna kuning
jernih dan bau khas tidak ada darah ataupun
nyeri saat kencing serta tidak ada gangguan
pada pola eliminasinya.

Ibu pasien mengatakananak saya selama


sakit pola BAB dan BAKnya masih sama
seperti biasanya, BAB 1x/hari dengan
konsistensi feses lembek, tidak keras ataupun
cair dan BAK + 4-5x sehari dengan warna
kuning jernih dan bau khas, tidak ada nyeri
saat kencing.

POLA KOGNITIF PERSEPTUAL


Sebelum Sakit

Selama Sakit

Ibu pasien mengatakan anak saya mampu


berkomunikasi dengan dengan baik dan
mengerti apa yang dibicarakan, berespon dan
berorientasi dengan baik dengan temantemannya.

Ibu pasien mangatakan selama sakit anak


saya masih mampu berkomunikasi dengan
baik dan mengerti apa yang dibicarakan,
berespon dan berorientasi dengan baik dengan
teman-temannya.

POLA KONSEP DIRI


Gambaran Diri :
Pasien mengatakan saya senang dengan semua anggota tubuh saya.
Identitas Diri :
Pasien mengatakan saya bersyukur menjadi seorang anak laki-laki dan saya bangga dengan
diri saya.
Peran Diri :
Ibu pasien mengatakan anak saya di rumah berperan sebagaimana layaknya seorang anak
seumurannya dan temen-temannya yang lain. Walaupun terkadang membantah tetapi
sebenarnya dia anak yang penurut pada orang tuanya.
Ideal Diri :
Pasien mengatakkan harapan saya adalah dapat menjadi anak yang sholeh dan selalu berbakti
kepada orang tua serta dapat menjaga nama baik keluarga jika sudah dewasa nanti
Harga Diri :
Pasien mengatakan senang semua keluarga dan teman-teman mendukung saya, karena saya
merasa diperhatikan, saya ingin cepat sembuh dan dapat segera sekolah dan bermain bersama
teman-teman lagi.
POLA TOLERANSI STRES-KOPING
Sebelum Sakit
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 19

Selama Sakit

Ibu pasien mengatakan jika ada masalah Ibu pasien mngatakan jika ada masalah anak
anak saya selalu terbuka dengan bercerita saya tetap terbuka dengan selalu bercerita jika
kepada orang tuanya.
ada keluhan apapun kepada orang tuanya.
POLA REPRODUKIF SEKSUALITAS
Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan tidak ada gangguan
pada alat kelaminnya, lika atau apapun.
POLA HUBUNGAN PERAN
Sebelum Sakit
Ibu pasien mengatakan anak saya
berhubungan dengan keluarga yang lainnya
baik-baki saja dani dia tidak merasa
dikucilkan oleh saudara ataupun temantemannya yang lain.

Selama Sakit
Ibu pasien mengatakan selama sakit tidak
ada gangguan seperti luka dan lainnya pada
kelamin anak saya.

Selama Sakit
Ibu pasien mengatakan selam sakit anak saya
masih tetap berhubungan dengan biak dengan
baik kepada keluarga, saudara ataupun temantemannya dan tidak merasa dikucilkan.

POLA NILAI DAN KEYAKINAN


Sebelum Sakit

Selama Sakit

Ibu pasien mengatakan sebelum sakit anak


saya selalu rajin beribadah sholat 5 waktu di
rumah dan terkadang ke masjid bersama
ayahnya.

Ibu pasien mengatakan selama sakit


terkadang sulit untuk sholat dan hanya di
tempat tidur karena panas dan nyeri pada
perutnya. Bangun pada pukul 06.00 WIB

PEMERIKSAAN FISIK
PENAMPAKAN UMUM
Keadaan umum
Sedang
Kesadaran
CM
GCS
Eye : 4 Verbal : 5 Motorik : 6 Total : 15
TD :
Suhu: 38,8 C
RR : 22 x/ menit
Berat badan
39 Kg
Tinggi Badan
Skala Nyeri
4 (sedang) dari skala 1 sampai 10
HEAD TO TOE

Nadi : 108 x/ menit


142 cm
KEPALA DAN LEHER

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 20

Rambut
Inspeksi : rambut agak kering, warna hitam, tidak berguguran dan tidak ada ketombe
Palpasi : rambut kering, ketika di garuk tidak berguguran juga tidak ada ketombe
Mata :
Inspeksi : bentuk kiri dan kanan sama ( bulat ), sklera putih kemerahan, pupil isokor
konjungtiva tidak anemis dan mata terlihat sayu
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata, teraba lunak dan tidak ada benjolan
Telinga :
Inspeksi : bentuk telinga kiri dan kanan simetris warna sawo matang, tidak ada lesi serta tidak
ada serumen di lubang telinga
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tragus dan prosesus mastoideus
Hidung :
Inspeksi : bentuk agak mengembang, warna swo matang, tidak ada epitaksis dan tidak ada
lender/secret, atau pun sputum
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada hidung
Mulut :
Inspeksi : Warna bukal merah muda, bibir kemerahan, tidak ada lesi, tidak ada stomatitis dan
lidah berwarna merah muda.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada pipi
Gigi :
Inspeksi : Gigi kotor, warna sedikit kuning, tidak ada karies dan tidak ada plak
Leher :
Inspeksi : Warna sawo matang ( sama dengan anggota tubuh lainnya ), tidak ada lesi, gerakan
fleksi dan rotasi dalam rentang baik. Tidak terlihat pembesaran vena jugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan vena jugularis tidak teraba.
DADA
Inspeksi : Bentuk dada simetris ( normal chest ), tidak ada retraksi dada, tidak menggunakan
otot tambahan saat bernafas, warna sawo matang, tidak ada benjolan dan tidak ada lesi
Palpasi : tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan pada dada, pengembangan dada saat
respirasi (inspirasi ekspirasi ) simetris, taktil femitus normal
Perkusi : terdengar bunyi sonor pada dada dan redup di area jantung
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 21

Auskultasi : suara nafas vesikuler ( normal ), tidak terdengar pernafasan ronki basah ataupun
wheezing
JANTUNG
Inspeksi :
Tidak terlihat ictus cordis di intercosta 5 midclavicula
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan teraba ictus cordis di intercosta 5 midclvicula sinistra, dan tidak ada
palpitasi
Perkusi :
Terdengar bunyi redup dan pekak di jantung
Auskultasi :
S1 dan S2 terdengar dalam rentang normal ( lub dup ) dan regular
ABDOMEN
Inspeksi :
Abdomen tidak terlihat tegang / kencang, ada bekas insisi belah di abdomen ( sekitar
umbilicus) kanan bawah pada titik Mc. Burney bekas post op.
Kondisi luka tidak ada pus, warna sekitar insisi kemerahan, teraba hangat, ada luka jahitan +
12 cm dengan 7 jahitan
Auskultasi : Peristaltik usus 15 x/ menit.
Perkusi : terdengar bunyi timpani. Tidak ada asites
Palpasi : tidak ada benjolan, terdapat nyeri tekan sedang di daerah bekas insisi bedah post op
abdomen kanan bawah
INGUINAL & GENETALIA
Inspeksi : tidak dikaji karena ibu pasien menolak / tidak berkenan
Palpasi : tidak dikaji karena ibu pasien menolak / tidak berkenan
EKSTRIMITAS
Inspeksi : tidak ada luka pada
ekstrimitas bawah dan atas kanan dan kiri
simetris, tidak ada fraktur tulang pada
ektrimitas warna kulit sawo matang

Kekuatan otot
5

Keterangan :
Stikes Madani Yogyakarta 2013
Appendiksitis >> 22

0 : paralasis
1 : tidak ada gerakan
2 : gerakan otot penuh menantang gravitasi
3 : gerakan otot normal menantang gravitasi
4 : gerakan normal menantang gravitasi dengan
sedikit tahanan
5 : gerakan normal penuh dengan tahanan penuh
Palpasi :
Akral hangat, denyut nadi perifer lemah, tidak ada nyeri tekan pada kedua tangan dan kaki,
tidak ada edema
Yogyakarta, 14 Januari 2013
Dikaji Oleh
(Kawan- kawan)

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 23

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Waktu
Tgl dan
Jam
14-01-2013

Jenis Pemeriksaan

DARAH
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung Jenis Leukosit
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limposit
Monosit
URINE LENGKAP
Makroskopis
Warna
Kejernihan
Bau
Protein
Reduksi
pH
Bilirubun
Mikroskopis
Eritrosit
Leukosit
Epitel
Silinder
Kristal
Bakteri
Lain-lain

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 24

Hasil Pemeriksaan
Hasil

Nilai Normal

11,6
27. 040
34,14
4,31
323.000
79
27,0
34,1

P =12-16,8
W=11-15,0
4.600-10.000
P =40-54%
W=36-57%
P =3,9-5,4 Jt/mm3
W=3,7-5,4 Jt/mm3
150.000-400.000/mm3
82,0-95,0 FL
27,0-31,0 pg
32,0-36,0 g/dl

0
0
0
88
10
2

0-1%
2-4%
3-5%
50-70%
25-40%
2-6%

Kuning
Jernih
Khas
+/+/5,0
Negatif

Kuning Muda Tua


Jernih
Normal/Khas
Negatif
Negatif
4,6-8,5
Negatif

1-4
20-25
+
Negatif 0-1
Negatif
Negatif
Negatif

0-1/LPB
0-2/LPB
Posotof 1/LPK
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif

DARAH
Bleeding time
Cloting time
Gol. Darah

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 25

2 Menit 48
detik
13 Menit 49
detik
O

1-3 Menit
9-15 Menit
-

TERAPI OBAT
Waktu
Tgl dan
Jam
14-01-2013
13.00 WIB

Jenis Obat

Dosis

Infus RL IV
Injeksi IV Antibiotik : Ceftriaxone
Injeksi IV Antibiotik : Ceftriaxone

500
3x1

ml 20 tpm
gr

Infus RL IV
Injeksi IV Antibiotik : Ceftriaxone
Injeksi IV Analgetik : Ketorolac
Injeksi IV Analgetik : Ketorolac
Antibiotik: Opimer

500
2x1
3x1
3x1
3x500

ml 24 tpm
gr
gr
gr
mg

Infus RL IV
Injeksi IV Antibiotik : Opimer
Analgetik : Ketorolac

500
3x500
3x1

ml 24 tpm
mg
gr

13.00 WIB

Injeksi IV Antibiotik : Opimer


Analgetik : Ketorolac

3x500
3x1

mg
gr

21.00 WIB

Injeksi IV Antibiotik : Opimer


Analgetik : Ketorol

3x500
3x1

mg
gr

21.00 WIB
15-01-2013
05.00 WIB
13.00 WIB
21,00 WIB
16-01-2013
05.00 WIB

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 26

DATA FOKUS

DATA SUBYEKTIF (DS)


Pasien mengatakan, badan saya terasa
panas/ demam.
Pasien mengatakan, badan saya panas
ketika kontrol ke tiga kali setelah operasi
apendiksitis di RSPAU Dr. S. Hardjolukito
+ pada hari ke 13 setelah operasi.
Ibu pasien mengatakan setelah kontrol
yang kedua kali saat sedang tiduran di
rumah tanggal 14 Januari 2013 + jam
10.00 WIB badan anak saya terasa
panas/demam dan langsung periksa untuk
yang ketiga kali ke RSP Dr.S Hardolukito
karena panas sekali. Juga nyeri pada perut
kanan bawah bekas post op dan mual ingin
muntah.
Nyeri
P : saat bergerak atau berjalan,
Q : tajam seperti di tekan
T : Hilang timbul
Ibu pasien mengatakan, selama sakit anak
saya tidur jam 21.00 WIB dan terbangun
jam 06.00 WIB. Terkadang terbangun
karena badannya panas.
Ibu pasien mengatakan, selama sakit anak
saya makan seperti biasa 3x/hari dengan
porsi lebih sedikit (+ 8 sendok). Ada
penurunan nafsu makan karena mual.
Minum air putih 3x/hari + 3 gelas sedang
ukuran 250 cc. Tidak ada penurunan BB
yaitu tetap 39 kg

DATA OBYEKTIF (DO)


Pasien tampak tidak nyaman dengan
memegangi perut sebelah kanan bawah
menahan nyeri.
Pasien terlihat lemah
Pasien terlihat gelisah
Pasien tampak menggigil kedinginan
Kulit tubuh pasien teraba panas
Kulit abdomen terasa hangat dan
kemerahan di sekitar abdomen (luka
bedah).
TTV (TD : 110/70 mmHg, Nadi :
108x/menit, RR : 22x/menit, Suhu :
38,8oC)
Nyeri
R : Di abdomen kanan bawah,
S : sedang skala 4
Terdapat nyeri tekan sedang
Tampak luka jahitan bekas post op
apendik panjang + 12 cm dengan 7
jahitan.
IMT = 18,5

Px.Fx :
Mata terlihat sayu
Abdomen tidak terlihat tegang / kencang,
ada bekas insisi belah di abdomen
( sekitar umbilicus ) kanan bawah pada
titik Mc. Burney bekas post op.
Kondisi luka tidak ada pus, warna sekitar
insisi kemerahan, teraba hangat, ada luka
jahitan + 12 cm dengan 7 jahitan
Px.Penunjang :
Leukosit 27.040

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 27

ANALISA DATA
WAKTU
SYMTOM/SIGNS
TGL/JAM
14-01Ds:
2013
Ibu pasien mengatakan nyeri
pada perut kanan bawah bekas
post op dan mual ingin muntah.
Nyeri
P : saat bergerak atau berjalan,
Q : tajam seperti di tekan
T : Hilang timbul
Do:
Pasien tampak tidak nyaman
dengan memegangi perut
sebelah kanan bawah menahan
nyeri.
Nyeri
R : Di abdomen kanan bawah,
S : sedang skala 4
Kulit abdomen terasa hangat
dan kemerahan di sekitar
abdomen (luka bedah)
Terdapat nyeri tekan sedang
Tampak luka jahitan bekas post
op apendik panjang + 12 cm
dengan 7 jahitan
Abdomen tidak terlihat tegang /
kencang, ada bekas insisi belah
di abdomen ( sekitar
umbilicus ) kanan bawah pada
titik Mc. Burney bekas post op.
Kondisi luka tidak ada pus,
warna sekitar insisi kemerahan,
teraba hangat, ada luka jahitan
+ 12 cm dengan 7 jahitan
14-012013

Ds :
Pasien mengatakan, badan saya
terasa panas/ demam.
Pasien mengatakan, badan saya
panas ketika kontrol ke tiga kali
setelah operasi apendiksitis di
RSPAU Dr. S. Hardjolukito +
pada hari ke 13 setelah operasi.

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 28

ETIOLOGI

PROBLEM

Agen cedera
biologis:
terputusnya
kontinuitas jaringan

Nyeri Akut

Terputusnya
kontinuitas jaringan
Reseptor nyeri
terangsang
Cortex Cerebral
Nyeri akut

Reinfeksi
(microorganisme)
Fagositosis
Makrofag
mengeluarkan zat
innterleukin

Hipertermia

14-012013

Ibu pasien mengatakan setelah


kontrol yang kedua kali saat
sedang tiduran di rumah tanggal
14 Januari 2013 + jam 10.00
WIB badan anak saya terasa
panas/demam dan langsung
periksa untuk yang ketiga kali ke
RSP Dr.S Hardolukito karena
panas sekali.
Ibu pasien mengatakan, selama
sakit anak saya tidur jam 21.00
WIB dan terbangun jam 06.00
WIB. Terkadang terbangun
karena badannya panas.
Do:
Pasien terlihat gelisah
Pasien tampak menggigil
kedinginan
Kulit tubuh pasien teraba panas
Ada bekas insisi belah di
abdomen ( sekitar umbilicus )
kanan bawah pada titik Mc.
Burney bekas post op.
Warna sekitar insisi kemerahan,
teraba hangat, ada luka jahitan
+ 12 cm dengan 7 jahitan
Suhu : 38,8oC,
Nadi:108x/menit,
Leukosit 27.040

Interleukin
mengeluarkan
prostaglandin
Prostaglandin
menstimulus
hipotalamus

Hipotalamus
berespon menaikan
suhu tubuh (set
point)

Hipertermia

Cemas/gelisah
Ds:
Ibu pasien mengatakan anak
saya mual ingin muntah
Ibu pasien mengatakan, ada
penurunan nafsu makan karena
mual. Tidak ada penurunan BB
yaitu tetap 39 kg
Do:
Pasien terlihat lemah
Mata terlihat sayu
TTV (TD : 110/70 mmHg, Nadi
: 108x/menit, RR : 22x/menit,
Suhu : 38,8oC)
IMT = 18,5

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 29

Menstimulus prod.
histamine
Sel parietal gaster
terangsang
Peningkatan prod.
H+
Nausea

Nausea

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Hipertermia b/d reinfeksi mikroorganisme
2. Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas jaringan
3. Nausea b/d cemas/gelisah

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 30

C. PERENCANAAAN NIC DAN NOC


Waktu
Hr/tgl Jam

No
Dx

Tujuan Keperawata (NOC)

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 31

Rencana Tindakan (NIC)

Ttd

Senin
14-012013

Senin
14-012013

08.00
WIB

08.00
WIB

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam,
pasien dengan hipertermia
diharapkan dapat teratasi
dengan criteria haasil :
Temperature Regulation
3900
(39001) Suhu dalam
rentang normal (36-37)
(39002) Nadi dan RR dalam
rentang normal (nadi 60100x/menit.RR:1624X/Menit)
(39003) Tidak ada pusing
dan mual

Thermoregulation 0800
Monitor TTV (TD,N.Suhu,RR)
Monitor intake dan output
cairan.
Selimuti pasien
Anjurkan klien untuk banyak
minum
Tingkatkan sirkulasi udara
Catat adanya fluktasi tekanan
darah
Berikan kompres hangat pada
lipatan tubuh dan kening
Kolaborasi dengan dokter/lab
dalam pemberian antipiterik dan
pemeriksaan penunjang

Infection Severity : 0703


(070301) Tidak ada demam
(070302) Tidak ada
instabilitas temperatur
(070303) Tidak malaise

Infection Protection : 6550


Observasi insisi post op
Lakukan perawatan luka
Pelihara tehnik dressing steril
saat perawatan luka
Ajarkan pasien dan kaluarga
terhadap tnda gejala infeksi
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotik

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam,
pasien dengan nyeri akut
diharapkan dapat teratasi
dengan criteria haasil :
Pain Level : 2102
(210201) Melaporkan nyeri
berkurang dari skala 4
menjadi 2

Furq
Pain Menagement : 1400
on
Kaji lokasi, karakteristik dan
kualitas nyeri
Observasi tanda non verbal
terhadap ketidaknyaman
Bantu keluarga memberikan
support
Dorong klien untuk
mendiskusikan pengalaman nyeri
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik

(210202) Ekspresi wajah


rilek tidak gelisah

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 32

Kontrol factor lingkungan

Saty
a

(210203) Tidak ada


kehilangan selera makan
(210204) Posisi proteksi
terhadap nyeri tidak ada

Senin
14-012013

08.00
WIB

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 3x24 jam,
pasien dengan nausea
diharapkan dapat teratasi
dengan criteria haasil :
Nausea (2107) :
(210701) Melaporkan tidak
ada mual
(210702) Pasien tidak
cemas/gelisah
(210703) Melaporkan
kesejahteraan fisik
baik/nyaman
(210704) Mengekspresikan
kesejahteraan psikologi

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 33

terhadap ketidaknyaman
Berikan informasi tentang
penyebab dan antisipasi nyeri
Ajarkan penggunaan tahnik non
farmakologi (relaksasi/distraksi)
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik /
OAINS
Arya

Nutrition Management : 1100


Monitor vital sign
Menanyakan apakah pasien
alergi terhadap beberapa
maakanan
Mendorong untuk meningkatkan
asupan makanan
Memberikan informaasi tentang
kebutuhan nutrisi terhadap
penyembuhan penyakit
Kolaborasi dengan dokter dlm
pemberian obat antiemetik

D. PELAKSANAAN TINDAKAN
Waktu
Hr/tgl
Jam
Senin
08.00
14/01
WIB
2013

No.
dx
1

08.30
WIB

09.00
WIB

10.00
WIB

Implementasi
Memeriksa TTV pasien (TD, N,
S dan RR)
Menanyakan keluhan dan
tingkat kenyamaanan pasien
Monitor perubahan warna kulit
dan pusing
Menanyakan perasaaan mual
pasien

Ds :
Ps mengatakaan, saya kurang
nyaman istirahanya dikarenakan
pusing dan mual
Do:
Warna kulit pasien kemerahan
dan hangat
TD : 100/70 mmHg N : 70x/m
S : 38,80C
RR : 22x/menit

Mengobservasi tanda non


verbal pasien terhadap
ketidaknyamanan
Mengkaji lokasi, karakteristik
dan kualitas nyeri
Membantu keluarga berikan
support
Memberikan informasi tentang
nyeri, penyebab, dan rencana
antisipasi

Ds :
Pasien mengatakan iya mas
saya mengerti, terima kasih
mas
Do :
Lokasi nyeri pada abdomen
kanan bawah, seperti di
tekan
Pasien tampak seperti
melindungi diri
Skala = sedang ( 4 dari skala
1 - 10 )

Memberikan kompres hangat


dikepala pasien

Respon

Mengobservasi insisi post op


Melakukan perawatan luka
(mengganti balutan dg tehnik
steril)
Mengajarkan pasien & keluarga
tentang tanda gejala infeksi

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 34

Ds :
Ibu pasien mengatakan
terimakasih ya mas
Do :
Pasien tampak tenang dengan
tindakan yang sedang dilakukan
S : 38OC
Ds :
Ibu pasien mengatakan,
terimakasih dek sudah diajari
Do :
Perawatan luka selesai dengan
kondisi :
Balutan terganti
Luka kering dan tidak ada
pus

Ttd

11.00
WIB

13.00
WIB

17.00
WIB

Ds :
Ibu pasien mengatakan anak
saya tidak ada alergi obat atau
makanan, makanan kesukaannya
yaitu ayam goring, tetapi
sekarang masih mual dan tidak
nafsu makan.
Do :
TTV : TD = 100/60 mmHg
S = 37 C
N = 100 x/menit
RR = 20x/ menit
Bising usus 15 x/ menit,
Ekspresi wajah pasien
gelisah
Pasien terlihat tidak mau
makan dan mual-mual.

Memberikan terapi injeksi IV


antibiotok berupa ceftriaxone 1
gr via IV
Monitor kondisi insisis bedah
luka

Ds :
Pasien mengucapkan
terimakasih
Do :
Kulit sekitar insisi teraba
hangat dan sedikit merah
Distensi permukaan
abdomen
Obat ceftriaxone masuk via
IV 1 gr.

Mendengarkan keluhan pasien


Mendorong pasien untuk
mendiskusikan pengalaman
nyerinya
Menganjurkan pasien untuk
makan

Ds :
Pasien mengatakan, perut saya
sakit/nyeri seperti di tekan
Do :
Pasien tampak proteksi
memegangi perutnya
Ekspresi wajah pasien
gelisah
Pasien terlihat tidak mau
makan.

Monitor TTV ( TD, N, S, dan


RR )
Mongobservasi perubahan

Ds :
Pasien mengatakan pusing
kepala saya sudah berkurang dan
sedikit mual

13.15
WIB

Mengukur TTV
Menanyakan apakah pasien
alergi terhadap makanan / obat
tertentu
Menanyakan makanan yang di
sukai pasien
Auskultasi bising usus
Mendorong pasien untuk
meningkatkan asupan nutrisi
dengan memberikan diet bubur
halus

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 35

Selasa
15/01
2013

05.00
WIB

05.10
WIB

All

10.00
WIB

Mengajurkan pasien untuk


banyak istirahat tidur
Memberikan informasi pasien
tentang penyebab nyeri
Memberikan injeksi antibiotic
dengan kolaborasi dengan
tenaga medis lain berupa
ceftriaxone 1 gram IV
Mengganti cairan infuse RL 500
ml dengan 24 tpm via IV
Mengukur TTV ( TD,N,S, dan
RR )

11.00
WIB

warna kulit
Mendengarkan keluhan pasien

Memberikan kompres hangat


dikening pasien
Menyelimuti pasien

Do :
TTV = TD : 100/60 mmHg
N : 78 x/ menit
S : 36,3 C
RR : 22 x/ menit
Terlihat warna kulit
abdomen tidak kemerahan
dan teraba hangat
Pasien tampak malaise
Ds :
Pasien mengucapkan
terimakasih.
Do:
Infus RL 500 ml 24 tpm
masuk via IV
Ceftriaxone masuk 1 gr IV

Ds :
Pasien mengatakan badan saya
panas
Do :
TD: 110/70 mmHg
S : 38,30C
N : 80x/menit
RR : 18x//menit
Ds :
Pasien mengatakan,
terimakaasih ya mas"
Do :
Pasien tampak memakai
selimut
Suhu : 37,60C

Mengukur TTV ( TD,N,S, dan


RR )
Mengkaji keluhan pasien
Mengontrol aliran infus
Mengkaji kesadaran

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 36

Ds :
Pasien mengatakan, badan
saya terasa sudah tidak
terlalu panas
Pasien mengatakan sudah
tidak pusing dan mual

12.00
WIB

Do :
TD : 110/60 mmHg
S : 370C
N : 80x/menit
RR : 20x//menit
Infus RL 500 ml 24 tpm IV
mengalir
KU : Sedang,
Kes : CM

13.00
WIB

14.00
WIB

Mendengarkan keluhan pasien


Mendorong pasien untuk
mendiskusikan pengalaman
nyerinya
Menganjurkan pasien untuk
makan

Ds :
Pasien mengatakan, iya mas
saya akan segera makan &
alhadulillah sudah tidak ada
nyeri lagi
Do :
Pasien tidak tampak proteksi
memegangi terhadap nyeri
Ekspresi wajah pasien rileks
Pasien terlihat mau makan
dengan disuapi ibunya.

Memberikan informasi
kebutuhan nutrisi pada
penyembuhan penyakit
Menganjurkan banyak makan
Berkolaborasi dengan tenaga
medis lain dalam memberikan
injeksi obat analgesic ketorolac
1 gram via IV

Mengobservasi insisi post op


Melakukan perawatan luka
(mengganti balutan dg tehnik
steril)
Mengobsevasi kenyamanan
fisik klien

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 37

Ds :
Pasien mengatakan,
terimakasih mas, saya
mengerti. Sekarang sudah lebih
nyaman dan mual berkurang
Do :
Injeksi ketorolac masuk 1gr
IV
Pasien tampak tenang
Ekspresi wajah pasien rileks
Ds :
Ibu pasien mengatakan,
terimakasih dek sudah merawat
anak ibu
Do :
Perawatan luka selesai dengan
kondisi :
Balutan terganti
Luka kering dan tidak ada
pus
Luka tidak tampak
kemerahan
Pasien tampak masih malaise

Rabu
16/01
2013

14.00
WIB

17.00
WIB

All

18.00
WIB

Mengukur TTV ( TD,N,S, dan


RR )
Mendengarkan keluhan pasien

19.00
WIB

Mengajarkan tehnik relaksasi


untuk mengurangi nyeri dengan
nafas dalam
Mendorong klien untuk
mendiskusikan pengalaman
nyeri
Menganjurkan banyak istirahat
dan menanyakan selera makan
Memberikan injeksi obat
opimer 500 mg IV dan
ketorolac 1 gram IV dengan
kolaborasi dengan tenaga medis
lain

Mendorong pasien untuk


banyak makan dengan member
diit nasi halus putih dan buah
Menanyakan perasaan nyaman
terhadap penyakit dan
lingkungan
Menanyakan makanan
kesukaan dan mengontrol aliran
infuse 500 ml 24 tpm IV

Memberikan kompres hangat


dikening pasien
Menyelimuti pasien

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 38

Ds :
Pasien mengatakan,
alhamdulillah nyerinya sudah
berkurang dan nafsu makan saya
sudah bertambah
Do :
Posisi proteksi terhadap
nyeri tidak ada,
Pasien tampak tidak gelisah
dan tenang,
Skala nyeri 2 dari (1 10)

Ds :
Pasien mengatakan pusing dan
mual sudah tidak ada dan
alhamdulillah sudah enak tidur.
Do :
KU = sedang CM
TD = 100/60 mmHg
S = 36,6 C
N = 82 x/menit
RR = 20 x/menit
Ds :
Pasien mengatakan terima
kasih saya mengerti sekarang
sudah lebih nyaman dan saya
akan segera makan.
Makanan kesukaan saya
ayam goreng
Do :
Infus mengalir 500 ml RL 24
tpm
Pasien tampak puas/ nyaman
Ds :
Ibu pasien mengatakan,
terimakaasih ya dek sudah mau
kompres anak saya"
Do :
Pasien tampak memakai

20.00
WIB

21.00
WIB

Mengobservasi insisi post op


Mengobsevasi kenyamanan
fisik klien

Monitor kondisi insisi bedah


luka
Memberikan injeksi antibiotic
opimer 500 mg IV dan
ketorolac 1 gram IV dengan
kolaborasi dengan dokter
Mengontrol aliran infus

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 39

selimut
Suhu : 36,50C
Ds :
Ibu pasien mengatakan,
terimakasih dek sudah merawat
anak ibu
Do :
Balutan kering
Luka kering dan tidak ada
pus
Luka tidak tampak
kemerahan
Pasien tidak tampak malaise
Ds :
Ibu pasien mengatakan
terima kasih atas sarannya
alhamdulillah panas anak
saya sudah berkurang, nafsu
makannya tidak turun.
Pasien mengatakan, tidak
ada nyeri lagi & sekarang
sudah lebih nyaman
Do :
Kondisi insisi belah tidak
kemerahan
Pasien terlihat tidak
gelisah/rileks
Pasien tidak tampak proteksi
thd nyeri
Injeksi obat masuk via IV
berupa : opimer 500 mg, dan
ketorolac 1 gr.

EVALUASI H 1
Waktu
Hr/tgl
Jam
Senin
17.00
14-01WIB
2013

Dx. Keperawatan
Hipertermia b/d reinfeksi
mikroorganisme

EVALUASI
S:
Pasien mengatakan pusing kepala saya
sudah berkurang dan sedikit mual
O:
TTV = TD : 100/60 mmHg
N : 78 x/ menit
S : 36,3 C
RR : 22 x/ menit
Terlihat warna kulit abdomen tidak
kemerahan dan teraba hangat
Pasien tampak malaise
A : Masalah teratasi sebagian
(390001) tercapai
(390002) tercapai
(390003) belum tercapai
(070301) tercapai
(070302) tercapai
(070303) belum tercapai
P : Pertahankan intervensi
Monitor TTV
Observasi luka post op

17.00
WIB

Nyeri akut b/d terputusnya


kontinuitas jaringan

S:
Pasien mengatakan, perut saya
sakit/nyeri seperti di tekan
O:
Pasien tampak proteksi memegangi
perutnya
Ekspresi wajah pasien gelisah
Pasien terlihat tidak mau makan.
A : Masalah belum teratasi
(210201) belum tercapai
(210202) belum tercapai
(210203) belum tercapai
(210204) belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 40

Ttd

17.00
WIB

Nausea b/d adanya


cemas/gelisah

Observasi tanda non verbal terhadap


ketidaknyaman
Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat analgetik

S:
Ibu pasien mengatakan anak saya tidak
ada alergi obat atau makanan, makanan
kesukaannya yaitu ayam goreng, tetapi
sekarang masih mual dan tidak nafsu
makan.
O:
TTV : TD = 100/60 mmHg
S = 37 C
N = 100 x/menit
RR = 20x/ menit
Bising usus 15 x/ menit,
Ekspresi wajah pasien gelisah
Pasien terlihat tidak mau makan dan
mual-mual.
A : Masalah belum teratasi
( 210701 ) belum tercapai
( 210702 ) belum tercapai
( 210703 ) belum tercapai
( 210704 ) belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
Monitor vital sign
Kolaborasi dengan dokter dlm
pemberian obat antiemetic

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 41

EVALUASI H-2
Waktu
Hr/tgl
Jam
Selasa
14.00
15-01WIB
2013

Dx. Keperawatan
Hipertermia b/d reinfeksi
mikroorganisme

EVALUASI
S:
Pasien mengatakan, badan saya terasa
sudah tidak terlalu panas
Pasien mengatakan sudah tidak pusing
dan mual
Ibu pasien mengatakan, terimakasih
dek sudah merawat anak ibu
O:
TD : 110/60 mmHg
S : 370C
N : 80x/menit
RR : 20x//menit
Infus RL 500 ml 24 tpm IV mengalir
KU : Sedang,
Kes : CM
Perawatan luka selesai dengan kondisi :
Balutan terganti
Luka kering dan tidak ada pus
Luka tidak tampak kemerahan
Pasien tampak masih malaise
A : Masalah teratasi sebagian
(390001) tercapai
(390002) tercapai
(390003) tercapai
(070301) tercapai
(070302) tercapai
(070303) belum tercapai
P : Pertahankan intervensi
Monitor TTV
Observasi luka post op

14.00
WIB

Nyeri akut b/d terputusnya


kontinuitas jaringan

S:
Ibu pasien mengatakan terima kasih atas
sarannya alhamdulillah nyeri dan panasnya
sudah berkurang.
O:
Kondisi insisi belah tidak kemerahan

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 42

Ttd

Pasien terlihat lemah,


Injeksi obat masuk via IV berupa : opimer
500 mg, dan ketorolac 1 gr.
A : Masalah teratasi
( 210201 ) tercapai
( 210202 ) tercapai
( 210203 ) tercapai
( 210204 ) tercapai

14.00
WIB

Nausea b/d adanya cemas/gelisah

P : Pertahankan intervensi
Monitor TTV
S:
Pasien mengatakan, terimakasih mas, saya
mengerti. Sekarang sudah lebih nyaman
dan mual berkurang
O:
Injeksi ketorolac masuk 1gr IV
Pasien tampak tenang
Ekspresi wajah pasien rileks
A : Masalah teratasi
( 210701 ) tercapai
( 210702 ) tercapai
( 210703 ) tercapai
( 210704 ) tercapai
P : Pertahankan intervensi
Monitor vital sign

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 43

EVALUASI H-3
Waktu
Hr/tgl
Jam
Rabu,
21.00
16/01
WIB
2013

Dx. Keperawatan
Hipertermia b/d reinfeksi
mikroorganisme

EVALUASI
S:
Ibu pasien mengatakan, terimakasih dek
sudah merawat anak ibu
O:
Balutan kering
Luka kering dan tidak ada pus
Luka tidak tampak kemerahan
Pasien masih tampak malaise
A : Masalah teratasi sebagian
(390001) tercapai
(390002) tercapai
(390003) tercapai
(070301) tercapai
(070302) tercapai
(070303) belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
Monitor TTV
Observasi luka post op

21.00
WIB

Nyeri akut b/d terputusnya


kontinuitas jaringan

S:
Ibu pasien mengatakan terima kasih
atas sarannya alhamdulillah panas anak
saya sudah berkurang, nafsu makannya
tidak turun.
Pasien mengatakan, tidak ada nyeri
lagi & sekarang sudah lebih nyaman
O:
Kondisi insisi belah tidak kemerahan
Pasien terlihat tidak gelisah/rileks
Pasien tidak tampak proteksi thd nyeri
Injeksi obat masuk via IV berupa :
opimer 500 mg, dan ketorolac 1 gr.
A : Masalah teratasi
( 210201 ) tercapai
( 210202 ) tercapai
( 210203 ) tercapai
( 210204 ) tercapai

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 44

Ttd

21.00
WIB

Nausea b/d adanya cemas/gelisah

P : Pertahankan intervensi
Monitor TTV
Observasi tanda non verbal terhadap
ketidaknyaman
S:
Pasien mengatakan terima kasih saya
mengerti sekarang sudah lebih nyaman
dan saya akan segera makan.
Pasien mengatakan, sudah tidak mual
Pasien mengatakan makanan kesukaan
saya ayam goreng
O:
Infus mengalir 500 ml RL 24 tpm
Pasien tampak puas/ nyaman
Pasien tampak rileks
A : Masalah teratasi
( 210701 ) tercapai
( 210702 ) tercapai
( 210703 ) tercapai
( 210724 ) tercapai
P : Pertahankan intervensi
Monitor vital sign

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 45

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa definisi apendiksitis maka dapat dirumusukan gangguan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman, yang harus dilakukan tindakan keprawatan lebih intensif
B. Saran
1. Diharapkan Mahasiswa/Perawat di rumah sakit mampu melakukan dan menerapkan
proses keperawatan pada klien apendisitis yang hampir seluruh kebutuhan dasarnya
dibantu.
2. Diharapkan mahasiswa/perawat di rumah sakit bisa menjalian komunikasi dan
kerjasama yang baik dengan klien, keluarga dan tim medis lainnya demi tercapainya
asuhan keperawatan yang berkualitas.

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 46

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J, PhD, MSN, CNP. 2009. Buku Saku Patofisiologi edisi revisi 3, Jakarta:
EGC.
dr. Jan Tambayong, 2012. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Herdmant, T., H (ed.). 2012. NANDA International Nursing Diagnoses : Definition &
Classification, 2012-2014. Blackwell Publising Ltd
Johnson Marion. Maas Maridean. Noorhead Sue. 1997. Nursing Outcomes Classification
(NOC). United States of America. EGC.
Lynda Juall Carpenito. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan. edisi 2. EGC.
Jakarta. 1999
Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. FK UI. Jakarta. 1999
Mc Closkey Joanne C. Bulecheck Gloria M. 1997. Nursing Intervention Classification (NIC).
United States of America. EGC.
Price,Sylvia Anderson. Patofisologi : Konsep Klinis Proses Proses penyakit. Alih bahasa
Peter Anugrah. edisi 4. Jakarta. EGC. 1999
Prof Dr Adhi Djuanda, Sp KK. 2012. MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi Edisi 10. Jakarta:
BIP
Potter, Patricia A . 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta : EGC
Lunney, M. 2012. Critical Needs to Address Accurancy of Nurssess Diagnoses. The Online
Journal of Issue in Nursing, 13 1-13.
Lunney, M. 2012. Nursing Assesment, Clinical Judgment, and Nursing Diagnoses: How to
determine accurate diagnoses. In : Herdmant, T., H (ed.) NANDA International Nursing
Diagnoses : Definition & Classification, 2012-2014. Blackwell Publising Ltd
Nurjannah, I. 2010b. Proses Keperawatan NANDA, NOC dan NIC,Yogyakarta, Mocomedia.
Nurjannah, I. 2012. Intans Screening Diagnoses Assessment (ISDA)[Online]. Yogyakarta:
Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
UGM.
Available: http://keperawatan.ugm.ac.id/berita-psik-fk-ugm/13-berita-psik-fk-ugm/7intans-screening-diagnoses-assesment-isda.html [Accessed 23 Januari 2013].

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 47

Stikes Madani Yogyakarta 2013


Appendiksitis >> 48

Você também pode gostar