Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat- Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum tugas mata kuliah Fotogrametri
Dasar.
Penyusunan laporan praktikum Intrepetasi Foto Udara ini merupakan salah satu prasyarat
dalam memenuhi tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Fotogrametri
Dasar. Dalam penulisan laporan praktikum Penginderaan Jauh ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kesehatan serta kesempatan untuk membuat
makalah ini.
2. Dr. Ir. Teguh Hariyanto, M.Sc., selaku dosen mata kuliah Fotogrametri Dasar kelas A,
3. Husnul Hidayat, ST. MT., selaku asisten dosen mata kuliah Fotogrametri Dasar,
4. Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa.
5. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan sehingga dapat terselesainya
laporan ini.
Akhirnya kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Dalam Penulisan laporan praktikum Fotogrametri Dasar ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan
yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Stereoskop................................................................................................................................ 4
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan teknologi untuk
memperoleh data dan informasi tentang suatu objek serta keadaan disekitarnya melalui suatu
proses pencatatan, pengukuran dan interpretasi bayangan fotografis (hasil pemotretan). Salah
satu bagian dari pekerjaan fotogrametri adalah interpretasi foto udara. Oleh karena itu dengan
adanya praktikum tentang interpretasi foto udara dan pembuatan peta tutupan lahan kali ini
diharapkan mahasiswa Program Studi Teknik Geodesi mampu melakukan interpretasi foto
udara dengan menggunakan prinsip-prinsip interpretasi yang benar serta dilanjutkan dengan
pembuatan peta tutupan lahan. Adapun prinsip yang digunakan dalam interpretasi foto terdiri
dari 7 (tujuh) kunci interpretasi yang meliputi : bentuk, ukuran, pola, rona, bayangan, tekstur,
dan lokasi. Dengan beracuan pada 7 (tujuh) kunci tersebut maka kita dapat mengidentifikasi
dengan jelas objek yang sebenarnya.
Praktikum kali ini juga diberi tugas untuk membuat peta tutupan lahan dimana saat kini
banyak sekali lahan yang tidak teridentifikasi kegunaannya. Sehingga dengan praktikum
fotogrametri kali ini kita dituntut dapat membuat peta tata guna lahan yang akurat dan valid
sesuai kondisi sebenarnya dilapangan.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Interpretasi Foto Udara
Interpretasi foto udara merupakan kegiatan menganalisa citra foto udara dengan
maksud untuk mengidentifikasi dan menilai objek pada citra tersebut sesuai dengan prinsipprinsip interpretasi. Interpretasi foto merupakan salah satu dari macam pekerjaan
fotogrametri yang ada sekarang ini. Interpretasi foto termasuk didalamnya kegiatan-kegiatan
pengenalan dan identifikasi suatu objek.
Dengan kata lain interpretasi foto merupakan kegiatan yang mempelajari bayangan foto
secara sistematis untuk tujuan identifikasi atau penafsiran objek.
Interpretasi foto biasanya meliputi penentuan lokasi relatif dan luas bentangan.
Interpretasi akan dilakukan berdasarkan kajian dari objek-objek yang tampak pada foto
udara. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan
pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan.
Penafsiran foto udara banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam memperoleh
informasi yang digunakan. Aplikasi fotogrametri sangat bermanfaat diberbagai bidang
Untuk memperoleh jenis-jenis informasi spasial diatas dilakukan dengan teknik interpretasi
foto/citra,sedang referensi geografinya diperoleh dengan cara fotogrametri. Interpretasi
foto/citra dapat dilakukan dengan cara konvensional atau dengan bantuan komputer.Salah
satu alat yang dapat digunakan dalam interpretasi konvensional adalah stereoskop dan alat
pengamatan paralaks yakni paralaks bar.
Didalam menginterpretasikan suatu foto udara diperlukan pertimbangan pada
karakteristik dasar citra foto udara.Dan dapat dilakukan dengan dua cara yakni cara visual
atau manual dan pendekatan digital.Keduanya mempunyai prinsip yang hampir sama. Pada
cara digital hal yang diupayakan antara lain agar interpretasi lebih pasti dengan
memperlakukan data secara kuantitatif. Pendekatan secara digital mendasarkan pada nilai
spektral perpixel dimana tingkat abstraksinya lebih rendah dibandingkan dengan cara
manual. Dalam melakukan interpretasi suatu objek atau fenomena digunakan sejumlah
kunci dasar interpretasi atau elemen dasar interpretasi. Dengan karakteristik dasar citra foto
2
dapat membantu serta membedakan penafsiran objek objek yang tampak pada foto udara.
Berikut tujuh karakteristik dasar citra foto yaitu :
Bentuk
Bentuk berkaitan dengan bentuk umum, konfigurasi atau kerangka suatu objek individual.
Bentuk agaknya merupakan faktor tunggal yang paling penting dalam pengenalan objek pada
citrta foto.
Ukuran
Ukuran objek pada foto akan bervariasi sesuai denagn skala foto. Objek dapat
disalahtafsirkan apabila ukurannya tidak dinilai dengan cermat.
Pola
Pola berkaitan susunan keruangan objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau
keterkaitan merupakan karakteristik banyak objek, baik alamiah maupun buatan manusia,
dan membentuk pola objek yang dapat membantu penafsir foto dalam mengenalinya.
Rona
Rona mencerminkan warna atau tingkat kegelapan gambar pada foto.ini berkaitan dengan
pantulan sinar oleh objek.
Bayangan
Bayangan penting bagi penafsir foto karena bentuk atau kerangka bayangan menghasilkan
suatu profil pandangan objek yang dapat membantu dalam interpretasi, tetapi objek dalam
bayangan memantulkan sinar sedikit dan sukar untuk dikenali pada foto, yang bersifat
menyulitkan dalam interpretasi.
Tekstur
Tekstur ialah frekuensi perubahan rona dalam citra foto. Tekstur dihasilkan oleh susunan
satuan kenampakan yang mungkin terlalu kecil untuk dikenali secara individual dengan jelas
pada foto. Tekstur merupakan hasil bentuk, ukuran, pola, bayangan dan rona individual.
Apabila skala foto diperkecil maka tekstur suatu objek menjadi semakin halus dan bahkan
tidak tampak.
Lokasi
Lokasi objek dalam hubungannya dengan kenampakan lain sangat bermanfaat dalam
identifikasi.
2.2
Stereoskop
Stereoskop ialah suatu alat yang digunakan untuk dapat melihat sepasang
gambar/foto secara stereoskopis.
Untuk dapat melihat sepasang foto yang saling overlap secara streoskopis tanpa bantuan
perlengkapan optis, sangat dirasakan sekali kesulitannya.
Hal ini disebabkan karena :
1. Melihat sepasang foto dari jarak yang dekat akan menyebabkan ketegangan pada otototo mata.
2. Mata difokuskan pada jarak yang sangat pendek 15 cm dari foto yang terletak diatas
meja, sedangkan pada saat itu otak kita mengamati atau melihat sudut paralaktis dengan
tujuan dapat membentuk stereo model pada suatu jarak atau kedalaman.
Keadaaan yang demikian sangat mengacaukan pandangan stereoskop.
Karena kesukaran-kesukaran itulah diperlukan suatu stereoskop untuk membantu kita dalam
pengamatan. Ada 2 jenis stereoskop, yaitu : Stereoskop saku atau stereoskop lensa dan
Stereoskp cermin. Pada praktikum ini stereoskop yang digunakan ialah stereoskop cermin.
Stereoskp cermin
-
Daerah yang dapat dilihat secara stereoskop lebih luas jika dibandingkan dengan
menggunakan stereoskop lensa
Karena bentuknya agak besar maka agak lebih sukar dibawa ke lapangan
lensa
cermin
cermin
foto kiri
foto kanan
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Pelaksanaan Praktikum
Praktikum fotogrametri dasar yang kelompok 2A lakukan yakni :
Waktu Praktikum
: 09.00-11.00 WIB
Tempat Praktikum
No.
1.
Nama
Pembagian Tugas
Dody Pambudhi
Mengintepretasi obyek
3513100054
2.
Ruly Octavia S
3513100068
3.
Dinimiar Fitrah
3513100076
3514100002
5.
Erika Yuniar T
3514100005
6.
Sep Hamdan R
3514100007
: Suriname
: 1:20000
2. Daerah
: Timur Jauh
Skala
: 1:12500
Dibuat
: ITB-Bakorsurtanal
3. Daerah
: Mangifield, Switzerland
Skala
: 1:6000
Dibuat
: ITB-Bakorsurtanal
4. Cermin perak
5. Tiang penyangga
Tiang sebagai penyangga alat agar tidak terjatuh.
6. Lensa binokuler
Lensa tambahan yang digunakan untuk menghasilkan perbesaran objek hingga empat
kali lipat.
-
Selotip
Mempertahankan posisi mika dan foto agar tidak bergeser.
Mika transparan
Sebagai sarana pembantu proses pengukuran.
Pengolahan Data
Laporan
Selesai
10
2.
3.
Atur lensa melalui skrup yang ada pada stereoskop agar sesuai dengan mata
pengamat.
4.
5.
6.
7.
Setelah itu beri mika dan selotip pada foto udara agar tidak bergeser posisinya.
8.
Kemudian catat hasil interpretasi obyek foto udara tersebut dengan benar.
11
BAB IV
HASIL DAN ANALISA
4.1 Informasi Peta Foto
Dari praktikum Fotogrametri tersebut digunakan 3 buah foto udara dengan informasi tepi
sebagai berikut :
1. Foto Pertama
a. Nivo
: foto tegak
b. No.Foto
:5
c. Skala
: 1 : 12.500
d. Wilayah
: Timur Jauh
e. Instansi pembuat
2. Foto Kedua
a. Nivo
: foto tegak
b. Skala
: 1 : 20.000
c. Wilayah
: Suriname
d. Instansi pembuat
3. Foto Ketiga
a. Nivo
: foto tegak
b. No.Foto
:1
c. Skala
: 1 : 6.000
d. Wilayah
: Maienfeld, Switzerland
e. Instansi pembuat
12
POLA
BAYAN
GAN
LOKASI
ASOSIASI
Hampir
persegi
Sedang
Gelap
Halus
Tidak
berpola
Tidak
ada
Dekat danau
Hampir
persegi
Sedang
Gelap
Halus
Tidak
berpola
Tidak
ada
Dekat jalan
tengah
hutan
Benuknya
luassan dan
berada
didekat
persawahan
.
Berada
diantara
perswahan
dan sekitar
huta
dimana
sangat
teratur dan
api
Berada
diantara
persawahan
an bentuk
luasan
dengan
wilayah
tidak luas
Mirip
dengan
perkebunan
namun
tidak rapid
an berjajar
rapi
luasannya
Memilik
tekstur
halus yang
menandaka
n genangan
air.
Membatasi
luasan dari
waduk
Memanjan
g seperti
garis
Kecil
sekali
Terang
Kasar
Bulatan
kecil saling
berjajar
Ada
Dekat
pinggiran
waduk
Luas dan
dipenuhi
dengan
Bulat,
A kecil,
teratur
Kecil
sekali
Terang
Kasar
Bulatan
kecil saling
berjajar
Ada
Dekat
persawahan
Bulat,
kecil,
teratur
Kecil
Terang
Kasar
Bulatan
kecil saling
berjajar
Ada
Dekat
persawahan
Tidak
C berbent
uk
Sedang
Gelap
Halus
Tanah
kosong
Tidak
ada
Dekat
persawahan
Tidak
ada
Dekat
perkebunan
Persegi
D
panjang
Besar
Terang
Kasar
Persegi
panjang
berjejer
rapi
Tidak
E berbent
uk
Besar
Terang
Halus
Halus
teratur
Tidak
ada
Dekat
sawah
Bulat,
H kecil,
teratur
NAMA
OBJEK
Hutan
Perkebun
an
Sawah
pasca
panen
dipenuhi
air
Sawah
Danau/W
aduk
Pinggira
n Waduk
Jalan
Hutan
13
Segi
lima
Besar
Terang
Halus
Tidak
teratur
Tidak
ada
Dekat hutan
Tekstur
tidak rapi
dan luasnya
sempit
Lapanga
n
14
PETA FOTO 2
NO
BENT
UKURAN RONA TEKSTUR
UK
BAYANG
NAMA
LOKASI ASOSIASI
AN
OBJEK
Bentuknya
Persegi
Dekat
luasan dan
Tidak
tamba
panjang
tanah
halus
ada
k
teratur
kosong
digenangi
air
Laha
Bedaa
Tidak
Tidak
Dekat
n
disekitar
berpola
ada
sungai
koson
sungai
g
Membatasi
luasan dari
Pingg
Tidak
Tidak
Dekat
sungai.
iran
berpola
ada
sungai
Bentuknya
sunga
mengikuti
i
sungai
POLA
Perse
gi
panja
ng
Sedang
Teran
g
Kasar
Tida
k
berbe
ntuk
Besar
Teran
g
Halus
Tida
k
berbe
ntuk
Besar
Teran
g
Halus
Segil
ima
Besar
Teran
g
Halus
Tidak
berpola
Segil
ima
Besar
Gelap
Perse
gi
panja
ng
Kecil
Teran
g
Perse
gi
panja
ng
Besar
Tida
k
berbe
ntuk
Tidak
ada
Dekat
hutan
Memanjan
g seperti
garis
Jalan
Halus
Tidak
berpola
ada
Dekat
hutan
Memanjang
mengikuti
bentuk jalan
dan
Pemb
atas
jalan
Kasar
Tidak
berpola
Ada
Pemuk
iman
Berjejer
membentuk
pemukiman
Bang
unan
Teran
g
Kasar
Persegi
panjang
berjejer
rapi
Tidak
ada
Dekat
pemuki
man
Persawahan
didaerah
pedesaan
dekat
pemukiman
Sawa
h
Besar
Teran
g&
gelap
Kasar
Tidak
berpola
Ada
Dekat
pemuki
man
Perbukitan
di daerah
pegunungan
Bukit
Perse
gi
Sedang
Teran
g
Kasar
Persegi
berjejer
teratur
Ada
Dekat
jalan
perse
gi
panja
ng
Sedang
Gelap
Halus
Tidak
berpola
Tidak
ada
Dekat
bangun
an
Perse
gi
Kecil
Teran
g
Kasar
Tidak
berpola
Ada
Dekat
bangun
Pemukiman
yang
dikelilingi
jalan
Air
membentuk
air yang
menggenah
terlihat
halus
Berjajar
antar
bangunan
pemu
kima
n
Kola
m
Bang
unan
15
panja
ng
Segit
iga
an yang
lain
Sedang
Teran
g
Kasar
Meman
jang
Ada
Dijalan
Penghubung
antar jalan
karena
melewati
sungai
Jemb
atan
16
PETA FOTO 3
NO BENTUK UKURAN RONA TEKSTUR
NAMA
OBJEK
Pohon
Teratur
Panjang
AbuHita
m
Kasar
Berjaja
r rapi,
teratur
Ada, Tinggi
Tepi
jalan
Tidak
teratur
Kecil
PutihAbu
Kasar
Tidak
beratur
an
Ada
Tengah
ladang
Terletak
di tepi
jalan di
antara
ladang
Antara
ladang
Persegi
panjang
PutihAbu
Kasar
Beratur
an
Ada
Tepi
jalan
arteri
Antara
ladang
tepi jalan
Bangun
an
pabrik
Teratur
(banguna
n)
Lebih
besar
dari
pemukim
an
Kecil
PutihAbu
Kasar
Teratur
Ada
Tepi
sawah
Tepi
sawah
tepi jalan
setapak
Bangun
an
kecil/g
ubuk
Teratur
Panjang
Putih
Halus
Teratur
Tidak ada
Antara
ladang/sa
wah
Jalan
lokal/se
tapak
Persegi
panjang
Lebih
kecil dari
kebun
PutihAbu
Halus
Teratur
Tidak ada
Antara
ladang
dekat
pabrik
Di
antara
ladang
Tidak
teratur
Kecil
Hita
mabu
Kasar
Tidak
teratur
Ada
Tepi
jalan
Tepi jalan
antar
ladang/sa
wah
Tepi jalan
dekat
ladang
Ladang
kosong
siap
tanam
Pohon
(banya
k)
Tidak
teratur
Kecil
Hita
m
Kasar
Tidak
teratur
Ada
Tepi
jalan
Tepi jalan
dekat
ladang
Pohon
Tidak
teratur
Kecil
Kasar
Tidak
teratur
Ada
Tepi
jalan
Tidak
teratur
Lebih
luas dari
kebun
Kasar
Tidak
teratur
Ada
Pohon
(banya
k)
Hutan
Memanja
ng
Sangat
kecil
Halus
Teratur
Tidak ada
Pinggir
ladang
dan
sawah
Di
antara
ladang
Tepi jalan
dekat
ladang
Hutan
didekat
ladang
Hita
mabu
Hita
mabuputih
Hita
m
Pagar/p
embata
s jalan
Memanja
ng
Panjang
Putih
Halus
Teratur
Tidak ada
Membata
si ladang
di sisi
jalan
Jalan
disekitar
persawah
an
Tepi
ladang
dekat
jalan
utama
Pohon
Jalan
lokal/se
tapak
17
Pentagon
Sedang
PutihAbu
Kasar
Tidak
teratur
Tidak ada
Tepi
jalan
Jajar
genjang
Kecil
Halus
Teratur
Tidak ada
Diantar
a dua
jalan
Memanja
ng
Panjang
Hita
mabuputih
Abu
Kasar
Tidak
teratur
Tidak ada
Dekat
jalan
setapak
Memanja
ng
Panjang
Putih
Halus
Teratur
Tidak ada
Diantar
a
pohon
(tepi
jalan)
Dekat
pepohona
n
Lading
pedesaan
dididekat
jalan
Jalan
penghubu
ng antar
area
Antaralad
ang dan
sawah
Lahan
kosong
Ladang
Jalan
lokal/se
tapak
Jalan
arteri
4.3 Analisa
a. Setiap pengamat memiliki parameter yang berbeda-beda dalam melakukan interpretasi
peta foto. Hal ini mengakibatkan interpretasi dari pengamatan dengan objek yang sama
menjadi berbeda hasil interpretasinya. Perbedaan hasil interpretasi akan berpengaruh
dalam analisa kondisi objek.
b. Keberhasilan dalam interpretasi foto udara akan bervariasi sesuai dengan latihan dan
pengalaman penafsir, kondisi objek yang diinterpretasi, dan kualitas foto yang digunakan.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Penutup
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Peta 1
Terdapat 9 objek yang diintrepetasi dan diketahui objeknya adalah hutan, perkebunan,
sawah, sawah pasca panen, pinggiran waduk, lapangan, dan jalan.
2. Peta 2
Terdapat 14 objek yang diintrepetasi dan diketahui objeknya adalah tambak, lahan kosong,
pinggiran sungai, jalan, pembatas jalan, bangunan, sawah, bukit, kolam, pemukiman dan
jembatan.
3. Peta 3
Terdapat 18 objek yang diintrepetasi dan diketahui objeknya adalah pohon, bangunan
pabrik, gubuk, jalan, lahan kosong, pepohon, pagar, lading dan jalan arteri.
5.2 Saran
Untuk melakukan intrepetasi peta, harus dilakukan secara teliti dan memahami materi
tentang kunci intrepetasi agar mudah dalam melakukan intrepetasi.
19
20
DAFTAR PUSTAKA
Budi Cahyono, Agung dan Hapsari, Hepi. 2005. Petunjuk Praktikum Fotogrametri I.
Surabaya: Program Studi Teknik Geodesi ITS
Haryanto, Teguh. 2003. Photogrametri I. Surabaya: Program Studi Teknik geodesi ITS
21
LAMPIRAN
22
23