Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANGKA PENTING
ALWI APRISHA
(5)
ARI SETIAWAN
(9)
CHANDRA DWI A.
(12)
FERRYANSYAH A.
(15)
MAYONG PAMBANGKIT
(22)
SHIDQIA A.F
(32)
Daftar Isi
1.Latar belakang
2.Penjelasan angka
penting
3.Contoh angka angka
penting
4.Kesimpulan
LATAR BELAKANG
Angka Penting merupakan salah satu bagian terpenting dalam ilmu fisika khususnya
dalam bidang pengukuran. Mengukur sangat berbeda dengan menghitung, walupun
keduanya mengaitkan angka-angka dengan suatu benda. Kita dapat menghitung
jumlah lembaran buku secara pasti. Akan tetapi, pengukuran selalu memiliki
ketidakpastian. Misalnya ketebalan kertas yang diukur dengan menggunakan
micrometer sekrup. Tinggi benda yang diukur dengan menggunakan meteran.
Diameter tabung yang diukur dengan menggunakan jangka sorong. Massa benda
yang diukur menggunakan neraca atau timbangan. Suhu yang diukur dengan
menggunakan termometer. Kuat arus yang diukur menggunakan amperemeter.
Makin banyak angka penting yang dapat dilaporkan, makin teliti pengukuran tersebut.
Semakin besar tingkat ketelitian alat ukur, maka semakin kecil tingkat ketidakpastian
dalam pengukuran. Tentu saja pengukuran panjang dengan mikrometer sekrup lebih
teliti dari jangka sorong dan mistar.
Pada hasil pengukuran mistar tadi dinyatakan dalam bilangan penting yang
mengandung 4 angka penting : 114,5 mm. Tiga angka pertama, yaitu: 1, 1, dan 4
adalah angka eksak/pasti karena dapat dibaca pada skala, sedangkan satu angka
terakhir, yaitu 5 adalah angka taksiran karena angka ini tidak bisa dibaca pada skala,
tetapi hanya ditaksir.
0,00342
342
340
2 atau 3
Angka terakhir pada contoh di atas bersifat ambigu. Untuk menghilangkan sifat
ambigu, notasi ilmiah harus dipakai.
Angka
3,42 x 10-3
3,42 x 102
5.
3,40 x 102
3,4 x 102
Semua angka sebelum orde (Pada notasi ilmiah) termasuk angka penting. Contoh :
3,2 x 105 memiliki dua angka penting, yakni 3 dan 2. 4,50 x 103 memiliki tiga angka
penting, yakni 4, 5 dan 0.
6. Angka nol yang berada di belakang angka bukan nol, bukan termasuk angka
penting kecuali setelah ditentukan letak desimalnya. Misalnya angka 12500, harus
diubah dulu menjadi 1,25 x 104 berarti memiliki 3 angka penting. Jika kita mengubahnya
menjadi 1,250 x 104 berarti terdapat 4 angka penting,
7. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol atau setelah tanda
desimal bukan angka penting.
Contoh : 0,00556
= 3 angka penting
0,00006500 = 4 angka penting
8. Batasan jumlah angka penting bergantung dengan tanda yang diberikan pada
urutan angka dimaksud. Dengan kata lain, Angka nol pada deretan akhir sebuah
bilangan termasuk angka penting, kecuali kalau angka sebelum nol diberi
garis bawah.
Contoh: 1500 ton (memiliki 4 angka penting) tapi kalau ada garis bawah di angka 0
pertama maka angka pentingnya jadi 3.
CONTOH SOAL :
Hitunglah jumlah angka penting pada angka-angka dibawah ini.
1.
1,0050
2.
23,4000
3.
0,010025
4.
13,000124
5.
4500
6.
1,2 x 105
7.
1,20 x 103
Jawaban dari soal diatas adalah
1.
2.
3.
4.
5.
4500 harus diubah dulu menjadi bentuk baku 4,5 x 10 3 jadi ada 2 angka penting yakni
4, 5 namun jika kita mengubahnya menjadi 4,50 x 10 3 maka ada 3 angka penting yakni
4, 5, 0
6.
7.
mempunyai
Untuk mengatasi permasalahan jumlah angka penting yang tak terdefinisi, perlu
dilakukan pembulatan angka.
Aturan Pembulatan
1.
Jika angka pertama setelah angka yang hendak dipertahankan adalah 4 atau lebih
kecil, maka angka itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan. Contoh (1) :
75,494 = 75,49 (angka 4 yang dicetak tebal ditiadakan). Contoh (2) : 1,00839 = 1,008 (
kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan)
2. Jika angka pertama setelah angka yang akan anda pertahankan adalah 5 atau
lebih besar, maka angka tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya ditiadakan.
Angka terakhir yang dipertahankan bertambah satu
Secara ringkas dapat disimpulkan :
Membulatkan ke atas jika angka di belakang pemotongan di antara 5-9 Tidak
dibulatkan ke atas jika angka di belakang pemotongan di antara
0-4
Hasil pada
Kalkulator
Angka yang
Dilaporkan
5.937.458
5.940.000
0,23946
0,239
0,23956
0,240
Contoh (1) 1,037878 = 1,038 (ketiga angka yang diberi garis bawah dihilangkan,
sedangkan angka 7 yang dicetak tebal, dibulatkan menjadi 8).
Contoh (2) 28,02500 = 28,03 (ketiga angka yang diberi garis bawah ditiadakan. Angka
2 yang dicetak tebal diubah menjadi 3).
Contoh (3) : 12,897 = 12,90 (angka 7 yang diberi garis bawah ditiadakan. Angka 8 dan
9 yang dicetak tebal diubah menjadi 90.
Padahal hasil penjumlahan harus berisi satu angka taksiran. Jadi angka 4 harus
dibulatkan, sehingga hasil penjumlahan menjadi 6,9.
Contoh 2 :
Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan seperti biasa, selanjutnya
bulatkan hasilnya hingga hanya terdapat satu angka taksiran)
1,2 -
1,664
Karena hasil pengurangan harus mengandung satu angka taksiran maka hasil
pengurangan menjadi 1,7.
2. Perkalian angka penting dan pembagian angka penting
Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh
memiliki jumlah angka penting sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling sedikit.
Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan
eksak/pasti hanya boleh memiliki angka penting sebanyak jumlah angka penting pada
bilangan penting
Prosedur yang benar untuk perkalian / pembagian angka penting :
1. Mengindikasikan jumlah angka penting untuk setiap angka
2. Mengkalkulasikan jawaban
3. Membulatkan jawaban agar mempunyai jumlah angka penting yang sama seperti
angka dengan jumlah angka penting terkecil 5,0 x 10,624 = 53,120 menjadi 53
Padahal hasil perkalian harus mengandung jumlah angka penting yang paling sedikit
dari faktor pengali, dalam hal ini faktor pengali yang memiliki angka penting paling
sedikit adalah 1.1 yakni memiliki 2 angka penting sehingga hasil perkalian harus
mengandung 2 angka penting. Maka hasil perkalian menjadi 1,4.
Contoh 2 :
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm
(petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara biasa.
Kemudian bulatkan hasilnya hinga memiliki angka penting sebanyak salah satu
bilangan yang memiliki angka penting paling sedikit)
Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)
Contoh 3 :
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95
Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar sama dengan banyak
angka penting pada bilangan penting 8,95
Contoh 4 :
3,4 x 6,7 = ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (3,4 dan 6,7 mempunyai dua angka
penting)
Hasil perkaliannya adalah 22,78. Hasil ini harus dibulatkan menjadi 23 (dua angka
penting)
3,4 x 6,7 = 23
Contoh 5 :
2,5 x 3,2 = ?
Jumlah angka penting paling sedikit adalah dua (2,5 dan 3,2 punya dua angka penting)
Jika kita hitung pakai kalkulator, hasilnya adalah 8. Harus ditambahkan nol.
2,5 x 3,2 = 8,0 (dua angka penting)
Contoh 6 :
1,0 x 2,0 = 2,0 (dua angka penting), bukan 2
Pembagian angka penting cara kerjanya sama dengan perkalian angka penting.
Kesimpulan
Kita bisa mengetahui materi angka penting karena angka
penting sangat perlu dalam mengerjakan suatu
pengukuran fisika. Mengukur sangat berbeda dengan
menghitung, walupun keduanya mengaitkan angka-angka
dengan suatu benda. Angka penting adalah bilangan yang
diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan
alat ukur, yang terdiri dari angka-angka penting yang
sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka
terakhir yang ditafsir atau diragukan. Jadi, angka
eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti (tidak
diragukan nilainya).
DAFTAR PUSTAKA:
- www.google.co.id
- blogger