Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A.
Tinjauan Medis
1.
Pengertian
Apendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci),
melekat pada sekomi tepat dibawah katup iloesekal. Apendisitis berisi makanan dan
mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosonannya tidak efektif dan
lumennya kecil, apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap infeksi
(apendisitis), (Brunner dan Suddarth, 2002).
Apandisitis mengacu pada radang apendiks, suatu tambahan seperti kantong yang tak
berfungsi terletak pada bagian inferior dari sekum. Penyebab yang paling umum dari apendisitis
adalah obstruksi luman oleh fases yang akhirnya merusak suplai aliran darah dan mengikis
mukosa menyebabkan inflamasi (Wilson dan Goldman 1989).
2.
Etiologi
Penyebab apendisitis paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah dan rongga
abdomen, adalah penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat, kira-kira 7% dari
populasi akan mengalami apendisitis pada waktu yang bersamaan dalam hidup mereka, pria
lebih sering dipengaruhi daripada wanita dan remaja lebih sering pada orang dewasa. Meskipun
ini dapat terjadi pada usia berapa pun, apendisitis paling sering terjadi antara usia 10 dan 30
tahun.
3.
Patofisiologi
Apendisitis terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat,
kemungkinan oleh fekalit (massa keras dari feses), tumor, atau benda asing. Proses inflamasi
meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat
secara progresif, dalam beberapa jam, terlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen.
Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.
4.
Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran kanan bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ruangan, mual,
muntah, dan hilangnya nafsu makan. Nyeri tekan lokal pada titik McBurneg (gambar 37.2) bila
dilakukan tekanan nyeri tekan lepas (hasil atau intensifikasi dari nyeri bila tekanan dilepaskan)
mungkin dijumpai. Derajat nyeri tekan, spasme otot, dan apakah terdapat konstipasi atau diare
tidak tergantung pada beratnya infeksi dan lokasi apendiks. Bila apendiks melingkar di belakang
sekum, nyeri dan nyeri tekan dapat terasa di daerah lumber, bila ujungnya ada pada pelvis, tandatanda ini dapat diketahui hanya pada pemeriksaan rectal. Nyeri pada defekasi menunjukkan
ujung apendiks berada dekat rektum, nyeri pada saat berkemih atau uretes, adanya kekakuan
pada bagian bawah otot rektus kanan dapat terjadi.
Tanda Rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah/ apabila apendiks telah
rupture, nyeri menjadi lebih menyebar, distensi abdomen terjadi akibat ileus paralitik, dan
kondisi pasien memburuk.
Pada pasien lansia, tanda dan gejala apendisitis dapat sangat bervariasi. Tanda-tanda
tersebut dapat sangat meragukan. Menunjukkan obstriksi usus atau proses penyakit lainnya.
pasien mungkin tidak mengalami gejala sampai ia mengalami reptor apendiks. Insidens perforasi
pada apendiks lebih tinggi pada lansia karena banyak dari pasien-pasien ini mencari bantuan
perawatan kesehatan tidak secepat pasien-pasien yang lebih mudah.
5.
Pemeriksaan Diagnostik
Diagnostik diagnosa didasarkan pada pemeriksaan fisik lengkap dan tes laboratorium dan
sinar-X hitung darah lengkap dilakukan dan akan menunjukkan peningkatan jumlah darah putih.
Jumlah leukosit mungkin lebih besar dari 10.000/mm3 dan pemeriksaan ultrasound dapat
menunjukkan densitas kuadran kanan bawah atau kadar aliran udara terlokalisasi.
6.
Penatalaksanaan
Pembedahan di indikasikan bila didiagnosa apendisitis telah ditegakkan. Antibiotik dan
cairan IV diberikan sampai pembedahan dilakukan analgesic dapat diberikan setelah didiagnosa
ditegakkan.
Apendiktomi (pembedahan untuk mengangkap apendiks) dilakukan sesegera mungkin
untuk menurunkan risiko perforasi. Apendiktomi dapat dilakukan dibawah anastesi emon atau
spinal dengan insisi abdomen bawah atau dengan lapareskopi, yang merupakan metode terbaru
yang sangat efektif.
7.
Komplikasi
Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks yang dapat berkembang menjadi
peritonitis atau abses. Insidens perforasi adalah 10% sampai 32%. Insidens lebih tinggi pada
anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala
mencakup demam dengan suhu 37,7oC atau lebih tinggi, penampilan toksik, dan nyeri atau nyeri
tekan abdomen yang kontinyu.
B.
Tinjauan Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,
merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk
mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Proses keperawatan terdiri dari
lima tahap, yaitu : pangkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
1.
Pengkajian
a.
Aktivitas istirahat
1).
Gejala
kelemahan, kelelahan
2).
Tanda
tachikardi, tachipnea
b.
Eliminasi
Gejala
Tanda
: nyeri abdomen
c.
Makanan/Cairan
Gejala
Tanda
d.
Nyeri/kenyamanan
Gejala
Tanda
2.
: mual/muntah, anoreksia
Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan taori ada beberapa diagnosa keperawatan yang dapat kita angkat, yaitu :
a.
b.
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
c.
d.
3.
Perencanaan
a.
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
tujuan
informasi.
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya
Rasional : Sebagai dasar untuk intervensi dan lanjutannya.
2. Dikusikan tentang pengobatan yang diberikan dan efek samping obat
Rasional : Pemahaman tentang penyakit dapat meningkatkan kerja sama dengan program
terapi.
3. Berikan informasi untuk membatasi efektifitas guna mencegah kelelahan.
Rasional : Berikan penjelasan tentang penyakit dan proses pengobatannya.
c.
: Kecemasan berkurang
Intervensi
Tujuan
inflamasi peritoneum
2.
Awasi masukan dan haluara : catat warna urine /konsentrasi, berat jenis
Rasional :
penurunan haluara urine pekat dengan peningkatan berat jenis diduga dehiderasi
Berikan perwatan mulut sering dengan perhatian khusus pada perlindungan bibir
Rasional :
4. Implementasi
Pelaksanaan perawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
untuk memperoleh pelaksanaan yang efektif dituntut pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
berhubungan/komunikasi dengan anak dan keluarga.
Ada 2 hasil diharapkan dalam pelaksanaan perawatan, yaitu
a.
Adanya bukti bahwa klien sedang dalam proses menuju kepada tujuan atau telah mencapai
tujuan tersebut.
b.
a.
Melaksanakan rencana keperawatan yaitu segala informasi yang mencakup dalam rencana
keperawatan merupakan dasar atau pedomen dalam intervensi perawatan.
b.
c.
5.
Evaluasi
Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan yang telah
dilakukan sebagai berikut :
a. Apakah tujuan keperawatan sudah tercapai atau belum
b. Apakah masalah yang ada telah teratasi
c. Apakah perlu pengkajian kembali
d. Apakah timbul masalah baru.
BAB II
TINJAUAN KASUS
Pada bab ini akan dibahas pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn P dengan
pre op apendisitis. Klien masuk rumah sakit tanggal 5 April 2005, dirawat di ruang interna
selama 2 hari dengan data yaitu : pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.
A.
I.
Pengkajian Data
Biodata
a.
Identitas Pasien
1.
Nama
: TN P
2.
Umur
3.
Agama
: Islam
4.
Suku/Bangsa
: Makassar/Indonesia
5.
Pendidikan
Sarjana
6.
Pekerjaan
Pensiunan
7.
Status
: Kawin
8.
Alamat
9.
Pendapatan
Tidak tentu
Laki-laki
50 tahun
b.
Nama Penanggung
1.
Nama
: Ny M
2.
Umur
33 tahun
3.
Jenis Kelamin
Perempuan
4.
Pekerjaan
IRT
5.
II.
A.
1.
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama
keluhan utama
a.
Penyebab/Pencetus
b.
Sifat Keluhan
hilang timbul
c.
Lokasi penyebaran
pada abdomen
3.
4.
5.
6.
B.
Klien sudah pernah mengalami penyakit yang sama sejak 3 bulan yang lalu
B.
C.
Tanda-tanda vital :
1.
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
2.
Nadi
: 16 x/m
3.
Pernapasan
: 24 x/m
4.
Suhu
: 36oC
D.
E.
Berat badan : 50 kg
F.
Pemeriksaan Fisik
1.
Kepala
a. Insfeksi
2.
Muka
a. Inspeksi
-
3.
Mata
a. Inspeksi
5.
Pendengaran baik
b. Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
6.
Mulut
a. Inspeksi
Bibir kering
Tenggorokan
a. Inspeksi
Leher
a. Inspeksi
9.
Tidak teraba denyut apek 3 jari dibawah papilla mammae pada intra kostalis.
c. Perkusi
- Tidak teraba pembesaran jantung
d. Auskultasi
- Bunyi jantung I dan II murni
- Bunyi jantung pekak
- Bunyi tambahan tidak ada.
11. Abdomen
a. Inspeksi
-
b. Palpasi
- Teraba benjolan pada abdomen kanan bawah
- Ada nyeri tekan abdomen kanan bawah
c. Auskultasi
-Penstaltik 11 x/m
d. Perkusi
- Tympani.
12. Genitalia
Tidak dilakukan pengkajian karena keluarga klien mengatakan tidak ada masalah.
13. Ekstremitas
Ekstremitas atas
-
Kekuatan otot : 4
Refleks : normal
Ekstremitas bawah
Refleks : patella
IV.
Nutrisi
pola makan :
sebelum sakit : 2-3x/hr
selama sakit :klien malas makan
pola minum
sebelum sakit : 8 gelas/hari
selama sakit : kurang dari 8 gelas/hari
b.
Eliminasi bab
Pola bab
Sebelum sakit : 2x/hari (kuning coklat)
Selama sakit : tidak pernah BAB
Pola BAK
Sebelum sakit : 3-4x/hari
Selama sakit : 1-2x/hari
c.
Personal hygine
Mandi
Sebelum sakit :2x/hari
Selama sakit : 1x/hari
Sikat gigi
Sebelum sakit : 2x/hari
Selama sakit : 1x/hari
d.
V.
-
Istrahat tidur
Tidur malam
Sebelum sakit : 8 jam
Selama sakit: 4 jam
Kesehatan Sosial
Interaksi dengan keluarga, perawat atau tim kesehatan lain dan pasien yang lainnya.
Orang yang paling terdekat dengan klien adalah istri dan anak-anaknya.
VII.
Data Psikologis
Harapan klien terhadap kesehatannya agar dia bisa sembuh total seperti semula.
Hubungan klien dengan perawat baik dan bisa bekerjasama dengan baik.
: 9,0 gram/m
HL
17,800
LED : 50
B.
Analisa Data
NO
1.
DATA
DS :
Klien mengeluh nyeri abdomen
ETIOLOGI
Peradangan pada
MASALAH
Gangguan rasa nyaman nyeri
apendiks
2.
: 16 x/m
: 24 x/m
: 36oC
penyakitnya.
DO :
- Klien nampak sering bertanya
- Klien nampak khawatir
Vital Signs
TD : 120/80 mmHg
3.
: 16 x/m
: 24 x/m
: 36oC
DS :
Klien menyatakan cemas bila
mengingat penyakitnya
- Klien merasa khawatir tentang
kondisi yang dialaminya sekarang
DO :
- Klien nampak gelisah
Kecemasan
Perubahan status
kesehatan
4.
: 16 x/m
: 24 x/m
: 36oC
DS :
- Klien mengeluh mual
DO :
: 16 x /m
: 24 x /m
: 36 oC
C. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendisitis
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya dan pengobatannya berhubungan
dengan kurang informasi.:
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah praoperasi
No
Hari/tanggal
06/05/2005
Diagnose
Tujuan
Intervensi
keperawatan
Gangguan rasa
Nyeri akan
berkurang/hilang
peradangan pada
kriteria :
apendisitis ditandai
Klien tidak
dengan :
mengeluh nyeri
Klien mengeluh
nyeri abdomen
beraktivitas
Klien dapat
DO :
bergerak dengan
Klien nampak
leluasa
meringis
-
Tanda-tanda vital
Nyeri tekan
dalam batas
(+) pada
normal.
1. T
s
2. P
k
3. T
(n
la
4. D
5. O
5. Penatalaksanaan pembe-rian
abdomen
obat analgetik.
kanan
bawaH
Tanda tanda
vital
TD : 120/80 mmHg
2.
: 16 x/m
: 24 x/m
: 36oC
Kurang pengetahuan
1. 1. S
proses penyakitnya
tentang proses
dan pengoba-tannya
penyakit dan
inte
2.
3. 2. p
b/d kurang
pengo-batannya
informasi.
meningkat dengan
Klien menanyakan
kriteria :
tentang proses
Klien menyatakan
pen
kat
nga
4.
penya-kitnya.
telah memahami
Klien nampak
tentang penyakit
bertanya
dan
mencegah kelelahan.
Klien nampak
pengobatannya.
khawatir
Klien kooperatif
dalam program
pengo
3.
5. 3. B
pen
tan
6.
7. 4. M
an
kan
rika
Kecemasan
Rasa cemas
berhubungan dengan
teratasi dengan
ten
perubahan status
kriteria :
cem
kesehatan ditandai
Klien mengerti
me
dengan :
tentang penyakit
Klien menyatakan
cemas bila
dialaminya.
mengingat
Klien kooperatif
penyakitnya.
dalam perawatan
dan pengobatan.
tegang
dap
kec
3. Beri informasi tentang
perawatan yang diper-lukan
selama dirawat
tegang
selalu bertanya
tentang kondisnya.
kel
me
Ekspresi wajah
Klien dan keluarga
inte
2. 2. D
8.
4.
me cairan teratasi
dengan muntah
dengan kriteria :
praoperasi ditandai
Klien tidak
dengan :
mengeluh mual
DS :
Klien
Klien mengeluh
tidak mengeluh
mual
muntah-muntah
DO :
Tanda-tanda vital
TD
muntah-muntah
mmHg
: 16 x /m
kering
: 24 x /m
Tanda-tanda vital
: 36 oC
: 120/80
mmHg
N
: 16 x /m
: 24 x /m
: 36 oC
1. U
d
2. M
c
3. T
Klien mengeluh
TD
: 120/80
u
4. U
4. penatalaksanaan pemberian
cairan imfus
c
3.
N
o
1
Tanggal
Implementasi
1. Mengkaji tingkat nyeri,
lokasi, karakteristik dan
integritas
hasil : klien mengeluh nyeri
2. Mengukur tanda-tanda vital,
hasil :TD : 120/80
x/m
S : - S: klien mengatakan
abdomen masih terasa sakit.
O :- O: Ekspresi wajah nampak
mmHg
Evaluasi
S : 36oC N : 16
P : 24 x/m
S:36oC
N : 16 x/m
P : 24 x/m
P : Lanjutkan intervensi
Kaji tingkat nyeri
Observasi tanda-tanda vital
Ajarkan teknik relaksasi
Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat analgetik.
sudah diminum.
1. Mengkaji tingkat
meningkat
belum mengetahui
penyakitnya.
2. Memberikan informasi
untuk membatasi aktivitas
1. Mengkaji
secara
hasil
: TD
120/80 mmHg
N
: 16 x /m
: 36oC
P
3. Melanjutkan
: 24 x /m
bertahap